• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kualitas Video Call Menggunakan Perangkat NSN Flexi Packet Radio (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Kualitas Video Call Menggunakan Perangkat NSN Flexi Packet Radio (Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISA KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN

PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

(Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU)

Oleh :

080402018

MUKHLIS HADI LUBIS

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISA KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN

PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

(Aplikasi Pada Laboratorium Sistem Komunikasi Radio FT-USU) Oleh :

080402018

MUKHLIS HADI LUBIS

Disetujui oleh:

Pembimbing,

Ir. ARMAN SANI, MT

NIP. 19631128 199103 1003

Diketahui oleh:

Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,

Ir. SURYA TARMIZI KASIM, M.Si

NIP. 19540531 198601 1002

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Saat ini sistem komunikasi dengan mengunakan Video Call seringkali menjadi alternatif dalam berkomunikasi. Salah satu software pilihan untuk

layananan komunikasi VideoCall adalah FaceTime Video Phone.

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi aplikasi Video Call

menggunakan FaceTime Video Phone pada perangkat NSN FlexiPacket Radio

yang ada di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik USU. Pada penelitian ini diamati layanan Video Call menggunakan FaceTime Video Phone dengan mengubah-ubah bandwidth untuk

mengamati kualitas video yang dihasilkan berupa jitter, packet loss, delay dan

throughput. Adapun format Video Call yang diuji pada penelitian ini adalah FLV (Flash Video) dengan menggunakan resolusi 640 x 480, 320 x 240

dan 160 x 120.

Dengan mengacu pada standar ITU-T G.1010 tentang parameter QoS dan

setelah melakukan pengujian dengan variasi bandwidth 128 Kbps, 256 Kbps, 512

Kbps, 1024 Kbps dan 2048 Kbps diperoleh bahwa untuk resolusi 640 x 480 video

call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1 Mbps, untuk resolusi

320 x 240 video call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 512

Kbps dan untuk resolusi 160 x 120 dapat berjalan dengan minimum bandwidth

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta

shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad S.A.W.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada ayahanda Syawaluddin

Lubis, SPdi dan ibunda Asbah, serta kakanda Mardiyaturahmah Lubis, SE dan

Mawaddahtun Hasanah Lubis, ST, juga adik tercinta Nur Ma’idah Lubis yang

senantiasa mendukung dan mendo’akan dari sejak penulis lahir hingga sekarang.

Tugas Akhir ini merupakan bagian dari kurikulum yang harus

diselesaikan untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi pendidikan

sarjana strata satu di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:

ANALISA KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO”

Penulisan Tugas Akhir ini dapat berlangsung dengan baik karena adanya

dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir, atas

nasehat, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ali Hanafiah, ST. MT selaku Penasehat Akademis penulis, atas

(5)

3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, Msi dan Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT

selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara.

4. Keluarga tercinta yang telah memberikan banyak dukungan dengan

sepenuh hati dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

5. Seluruh staf pengajar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis dan

seluruh pegawai Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Sumatera Utara atas segala bantuannya.

6. Seluruh pegawai di Departemen Teknik Elektro yang telah membantu

dalam penyelesaian semua keperluan selama perkuliahan

7. Sahabat – sahabat terbaik di Elektro: Rumi, Dina, Habibi, Dedi, Pindo,

Parlin, Syukur, Uki, Edi ariel, Ikbal, Syarif, Ari, Aji, Ihsan, Razi, Rizal,

Sopian, Aulia, Bayu, Eykel, Habibi, Rumi, Christian, Parulian, Rizky,

Army, Darminton, Harmoko, Basten, William, Wilvian, Antonius, Teguh,

Robin, Jonson, Raja, Elis, Siska, Dina, Dian, Angel dan rekan – rekan ‘08

lainnya yang selama ini menjadi teman seperjuangan dalam hari – hari

kuliah, semoga kita semua sukses di masa depan.

8. Keluarga besar Laboratorium Komunikasi Radio FT USU: Bapak Ir.

Arman Sani, MT, Bang Alif, Rumi, Dina, Habibi dan aulia yang telah

memberikan banyak bantuan.

9. Bang Ridha, Bang Raedi, Bang Ichsan Safirza, Bang Komeng, Bang Ryan,

Bang Fajar, Ka’ Sabaria Hutasoit, Metha Tinambunan dan Bambang

Hidayat yang berperan banyak atas kerjasama, masukan dan bantuan

(6)

10.Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak sekali

kekurangan baik dari segi materi maupun penyajiannya. Oleh karena itu saran dan

kritik dengan tujuan mendekati kesempurnaan dan mengembangkan kajian dalam

bidang ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna untuk menambah

wawasan dan wacana bagi rekan – rekan mahasiswa.

Medan, Mei 2013

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penulisan ... 2

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Metodologi Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan... 3

II. DASAR TEORI 2.1 Umum ... 5

2.2 Pengertian Video Call ... 5

2.3 Jenis Video Call ... 7

2.3.1 2.3.2 ... 9

2.4 Design Jaringan Aplikasi Video Call ... 10

2.4.1 Video ... 11

2.4.2 Audio ... 11

(8)

2.4.4 Bandwidth ... 14

2.4.5 Resolusi ... 15

2.4.6 Frame Rate ... 17

2.5 Prinsip Kerja Video Call ... 18

2.6 Protokol Penunjang Jaringan Video Call ... 18

2.6.1 Protokol TCP/IP ... 19

2.6.2 Application Layer ... 20

2.6.3 TCP (Transmisission Control Protocol) ... 20

2.6.4 UDP (User Datagram Protocol) ... 21

2.6.5 Internet Protokol (IP) ... 21

2.6.6 RTP (RealTimeProtokol) ... 22

2.7 Kualitas Layanan Video Call ... 23

2.7.1 Waktu Tunda (Delay) ... 23

2.7.2 Jitter ... 25

2.7.3 Packet Loss (Tingkat Paket Hilang) ... 26

2.7.4 Pengkodean Sinyal Suara ... 27

2.8 Pemanfaatan Video Call ... 28

III. INSTALASI DAN PENGUJIAN 3.1 Umum ... 30

3.2 Quality of Service (Qos) ... 30

3.2.1 Parameter Qos ... 31

3.3 Spesifikasi Sistem ... 32

(9)

3.3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ... 34

3.4 Langkah-langkah Pengukuran menggunakan Wireshark ... 36

3.5 Spesifikasi video ... 38

3.6 Uji Coba Video Call dengan menggunakan FaceTime Video Phone ... 39

IV. ANALISIS KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN NSN FLEXI PACKET RADIO 4.1 Umum ... 44

4.2 Pengukuran dan Analisa Kualitas Video Call pada resolusi 640 x 480 ... 47

4.2.1 Pengukuran dan Analisa Jitter ... 48

4.2.2 Pengukuran dan Analisa Packet Loss ... 49

4.2.3 Pengukuran dan analisa throughput ... 50

4.2.4 Pengukuran dan Analisa Delay ... 51

4.3 Pengukuran dan Analisa Kualitas Video Call pada resolusi 320 x 240 ... 52

4.3.1 Pengukuran dan Analisa Jitter ... 53

4.3.2 Pengukuran dan Analisa Packet Loss ... 54

4.3.3 Pengukuran dan Analisa Throughput ... 56

4.3.4 Pengukuran dan Analisa Delay ... 57

4.4 Pengukuran dan Analisa Kualitas Video Call pada resolusi 160 x 120 ... 58

4.4.1 Pengukuran dan Analisa Jitter ... 59

(10)

4.4.3 Pengukuran dan analisa throughput ... 61 4.4.4 Pengukuran dan Analisa Delay ... 62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 64

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Teknologi VideoCall sederhana ... 7

Gambar 2.2 Arsitektur jaringan Video Call ... 9

Gambar 2.3 Konversi analog ke digital ... 12

Gambar 2.4 Beberapa Model Codec ... 12

Gambar 2.5 Penggambaran aliran komunikasi sebagai pipa air ... 15

Gambar 2.6 Resolusi Video ... 16

Gambar 2.7 Diagram Bandwidth dengan Resolusi ... 16

Gambar 2.8 Susunan model OSI dan TCP/IP empat lapis ... 19

Gambar 2.9 Lokasi protokol RTP pada TCP/IP ... 22

Gambar 3.1 Perangkat FlexiPacket Radio ... 31

Gambar 3.2 Tampilan Wireshark ... 33

Gambar 3.3 Proses Capture Interface ... 33

Gambar 3.4 Proses Capture paket menggunakan Wireshark ... 34

Gambar 3.5 Pengukuran rata-rata jitter dan packet loss ... 34

Gambar 3.6 Pengukuran Delay ... 35

Gambar3.7 Pengukuran Throughput ... 35

Gambar 3.8 Tampilan FaceTime Video Phone ... 36

Gambar 3.9 Koneksi yang terjadi antara computer server dan client ... 37

Gambar 3.9 Flowchart Pengujian dan Pengukuran ... 38

Gambar 3.10 Uji Coba Video Call dengan resolusi 640 x 480 ... 39

Gambar 3.11 Uji Coba Video Call dengan resolusi 320 x 240 ... 40

(12)

Gambar 4.1 Hasil pengukuran jitter pada resolusi 640 x 480 ... 44

Gambar 4.2 Hasil pengukuran packet loss pada resolusi 640 x 480 ... 45

Gambar 4.3 Hasil pengukuran throughput pada resolusi 640 x 480 ... 46

Gambar 4.4 Hasil pengukuran delay pada resolusi 640 x 480 ... 47

Gambar 4.5 Hasil pengukuran jitter pada resolusi 320 x 240 ... 49

Gambar 4.6 Hasil pengukuran packet loss pada resolusi 320 x 240 ... 50

Gambar 4.7 Hasil pengukuran throughput pada resolusi 320 x 240 ... 51

Gambar 4.8 Hasil pengukuran delay pada resolusi 320 x 240 ... 53

Gambar 4.9 Hasil pengukuran jitter pada resolusi 160 x 120 ... 55

Gambar 4.10 Hasil pengukuran packet loss pada resolusi 160 x 120 ... 56

Gambar 4.11 Hasil pengukuran throughput pada resolusi 160 x 120 ... 57

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Bit Rate Codec ... 13

Tabel 2.2 Pengelompukan waktu tunda berdasarkan ITU-T G.114 ... 23

Tabel 2.3 Standar Jitter ... 25

Tabel 2.4 Standar tingkat paket hilang ... 26

Tabel 2.5 Tabel beberapa codec terhadap MOS ... 27

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran QoS pada resolusi 640 x 480 ... 43

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran QoS pada resolusi 320 x 240 ... 48

(14)

ABSTRAK

Saat ini sistem komunikasi dengan mengunakan Video Call seringkali menjadi alternatif dalam berkomunikasi. Salah satu software pilihan untuk

layananan komunikasi VideoCall adalah FaceTime Video Phone.

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis implementasi aplikasi Video Call

menggunakan FaceTime Video Phone pada perangkat NSN FlexiPacket Radio

yang ada di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio Departemen Teknik Elektro

Fakultas Teknik USU. Pada penelitian ini diamati layanan Video Call menggunakan FaceTime Video Phone dengan mengubah-ubah bandwidth untuk

mengamati kualitas video yang dihasilkan berupa jitter, packet loss, delay dan

throughput. Adapun format Video Call yang diuji pada penelitian ini adalah FLV (Flash Video) dengan menggunakan resolusi 640 x 480, 320 x 240

dan 160 x 120.

Dengan mengacu pada standar ITU-T G.1010 tentang parameter QoS dan

setelah melakukan pengujian dengan variasi bandwidth 128 Kbps, 256 Kbps, 512

Kbps, 1024 Kbps dan 2048 Kbps diperoleh bahwa untuk resolusi 640 x 480 video

call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 1 Mbps, untuk resolusi

320 x 240 video call dapat berjalan dengan baik pada minimum bandwidth 512

Kbps dan untuk resolusi 160 x 120 dapat berjalan dengan minimum bandwidth

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, termasuk juga

perkembangan teknologi dibidang telekomunikasi. Saat ini sistem komunikasi

dengan mengunakan Video Call seringkali menjadi pilihan dalam berkomunikasi.

FaceTime Video Phone merupakan suatu media yang diperuntukkan bagi

Video Call, yang mana dapat dimanfaatkan serta diaplikasikan sebagai pengirim dan penerima video serta suara secara langsung. Namun kita tidak dapat

mengetahui bandwidth minimum yang dapat dioperasikan dengan baik

menggunakan software tersebut. Maka dibutuhkan suatu perangkat yang dapat

mengatur perubahan bandwidth tersebut.

NSN FlexiPacket Radio yang ada di laboratorium Sistem Komunikasi

Radio Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU adalah perangkat yang

bisa digunakan sebagai model dari jaringan internet yang sesungguhnya.

Perangkat ini dapat mengatur perubahan bandwidth yang dibutuhkan untuk

menguji kualitas Video Call. Adapun parameter jaringan yang akan diuji dalam implementasi ini adalah packet loss, delay, throughput dan jitter.

Dengan menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio ini maka pada

Tugas Akhir ini dianalisa tentang kualitas Video Call sehingga dapat diperoleh

(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat

dirumuskan antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengkonfigurasi Video Call dengan menggunakan perangkat FlexiPaket Radio.

2. Apa saja parameter yang digunakan untuk menguji kualitas Video Call

dengan menggunakan perangkat FlexiPaket Radio.

3. Berapa bandwidth minimum yang dipakai untuk menjalankan panggilan

video call dengan menggunakan perangkat FlexiPaket Radio.

1.3 Tujuan Penulisan

Tugas Akhir ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kualitas

layanan Video Call dengan meenggunakan perangkat NSN FlexiPaket Radio.

1.4 Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam tulisan ini, maka dibuat

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Hanya memakai konfigurasi point to point dalam pengiriman video call.

2. Aktivitas pengujian dilakukan menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio yang ada di Laboratorium Komunikasi Radio DTE FT USU.

3. Menggunakan dua buah mobile komputer sebagai client dan satu buah PC sebagai server yang terhubung dengan intermediary device berupa NSN

FlexiPacket Radio.

(17)

5. Untuk pengujian digunakan software FaceTime Video Phone tidak dibahas secara detail.

6. Format video yang dipakai pada penelitian adalah format video flv (flash video) dengan resolusi sebesar 640 x 480, 360 x 240 dan 160 x 120.

1.5 Metode Penulisan

Untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini maka penulis menerapkan

beberapa metode studi diantaranya :

1. Studi literatur yaitu dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan

topik tugas akhir ini dari buku-buku referensi artikel-artikel, jurnal,

internet dan lain-lain.

2. Pengujian Laboratorium yaitu dengan melaksanakan percobaan di

Laboratorium Komunikasi Radio FT USU.

3. Pengumpulan data dan Analisa yaitu dengan melakukan pengumpulan data

lalu menganalisa dengan bantuan software untuk memperoleh informasi

yang diperlukan.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar

belakang masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan

(18)

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas tentang komunikasi data dan teknologi video call.

BAB III INSTALASI DAN PENGUJIAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai Quality of Service (QoS) dan software yang mendukung. Pembahasannya meliputi instalasi

dan konfigurasi baik server maupun client dan penggunaan

software untuk pengukuran.

BAB IV ANALISA KUALITAS VIDEO CALL DENGAN MENGGUNAKAN FLEXI PACKET RADIO

Bab ini menjelaskan tentang analisa data pengujian untuk

menunjukkan kualitas hasil video call dengan membanding hasilnya dengan parameter yang ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas tentang hal-hal yang dianggap penting

didalam tulisan yang dirangkum sebagai kesimpulan dan saran

(19)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Umum

Dalam perkembangan teknologi komunikasi, dimana tuntutan kebutuhan

pelayanan bagi pengguna jasa komunikasi makin tinggi, dalam penyampainan ide

dan pendapat tidak hanya audio saja akan tetapi diperlukan juga visualnya, oleh

karena itu dibutuhkan komunikasi yang dapat mengirimkan audio visualnya.

Video call memakai telekomunikasi suara dan video untuk membawa orang ke tempat berbeda dalam waktu yang bersamaan untuk pertemuan. Ini bisa

sama sederhananya dengan percakapan diantara dua orang di jabatan pribadi

(titik-ke-titik) atau melibatkan beberapa tempat (multi-titik) dengan lebih dari satu

orang di kamar besar di tempat berbeda. Saat ini video call sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Misalnya, untuk bisnis, pendidikan,

militer dan lain sebagainya. Di dalam pendidikan video conference ini digunakan

untuk keperluan pendidikan jarak jauh, yang dapat dimanfaatkan untuk

memberikan materi pelajaran dari Guru / Dosen / Instruktur kepada siswa / anak

didik yang tidak terbatas oleh tempat dan jarak [1].

2.2 Pengertian Video Call

Video Call adalah

video (gambar) sekaligus suara yang ditransmisikan. Fungsi telepon video sebagai

alat komunikasi antara satu orang dengan orang yang lainnya secara

(20)

karena melalui telepon video, komunikasi bisa dilakukan dengan menggunakan

bahasa isyarat melalui layanan video tersebut. Begitu juga untuk orang-orang

yang berada di tempat lain yang jauh dan ingin berkomunikasi dengan orang yang

berada ditempat lain yang jauh pula. Telepon video dapat digunakan sebagai alat

yang dapat menyalurkan gambar serta suara dalam bentuk video sehingga terlihat

seperti nyata.

Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat

dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan

telekomunikasi sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan sudah

menjadi kebutuhan untuk memenuhi dan mendukung berbagai macam kegiatan,

baik individu maupun organisasi.

Dengan teknologi, setiap orang dapat mengakses dan mendapat informasi

secara cepat, tanpa mengenal batas-batas wilayah dan batasan waktu. Ini

menyebabkan informasi menjadi sesuatu yang berharga dan sangat dibutuhkan

guna mengambil keputusan, terutama dalam kegiatan bisnis.

Mulanya, informasi ataupun data yang dilewatkan melalui piranti

teknologi informasi, internet, masih sebatas karakter teks yang direpresentasikan

melalui ASCI code dan gambar yang terdiri dari bit-bit gambar . Sedangkan suara atau voice mulanya dilewatkan melalui jaringan kabel telepon ataupun sinyal seluler. Hal ini membuat data yang berupa suara dan karakter masih terpisah.

(21)

Gambar 2.1 Hubungan Teknologi VideoCall sederhana

Oleh karena itu, muncul konsep agar gambar dan suara dapat dikirimkan

sehingga merepresentasikan sumber suara yang dapat dilihat secara jarak jauh dan

bersifat lebih dinamis dan real time saat digunakan. Konsep inilah yang merupakan cikal bakal lahirnya videophone yang kemudian dikenal di masyarakat sebagai Video Call. Video Call merupakan layanan untuk komunikasi suara di mana kedua pihak dapat saling melihat tampilan wajah lawan bicaranya. Video Call sudah mulai diminati pelanggan dalam 2 tahun belakangan ini. Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin canggih membuat jarak yang

jauh dibuat seakan-akan sangat dekat didukung dengan perangkat gadget yang

juga mumpuni. Layanan Video Call dapat membuat penggunanya bertatap muka langsung dan berkomunikasi melalui layar komputer dan layar ponsel [2].

2.3

(22)

2.3.1

Awalnya, Video Call berbentuk fisik seperti monitor komputer yang diintegrasikan dengan telepon kabel, sehingga panggilan maupun komunikasi

jarak jauh yang akan dilakukan membutuhkan perangkat yang cukup banyak dan

tidak fleksibel.

Seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi internet,

suara dan gambar yang sering disebut video dapat ditransmisikan melalui jaringan

internet, sehingga biaya menjadi lebih murah. Hal inilah yang menjadi konsep,

internet dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara real time, dua arah dan menyajikan gambar dan suara secara bersamaan. Perangkat yang dibutuhkan pun

menjadi semakin lebih praktis. Sekarang, orang tinggal menyambungkan

komputer yang memiliki fasilitas video input seperti webcam, video output

(monitor), audio input (mikrofon) dan audio output (loudspeaker) dengan jaringan internet atau WAN untuk bisa berkomunikasi secara langsung dan real time serta bertatap muka meskipun jarak jauh [1].

Komunikasi via Video Call yang dibangun melalui jaringan internet memanfaatkan protokol internet atau IP. Selain itu, Video Call dapat pula diatur agar komunikasi hanya terjadi pada jaringan lokal tanpa menghubungkannya

dengan internet (cloud).

Komponen yang diperlukan untuk membangun komunikasi melalui Video Call terdiri dari lapisan internet dan aplikasi serta antar muka pengguna. Pada lapisan aplikasi dan antar muka pengguna terdapat kamera dan mikrofon sebagai

perangkat inputan gambar dan suara. Inputan ini akan ditransmisikan melalui

(23)

dapat dilewatkan di jaringan dan diatur dengan standar protokol yang digunakan.

Untuk komponen yang membangun komunikasi dengan Video Call dapat dilihat di Gambar 2.2 [1].

Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan Video Call

Komunikasi melalui internet tentunya membutuhkan aplikasi yang dapat

menjadi antar muka pengguna dengan komputer seperti penjelajah web (web browser) atau aplikasi yang menyediakan fitur Video Call, seperti Yahoo! Messenger, BeeMessenger, Skype dan lain sebagainya. Aplikasi-aplikasi tersebut

dapat diunduh secara gratis maupun berbayar di internet dan penggunaannya pun

saat ini sangat luas dari kepentingan pribadi sampai kepentingan bisnis.

2.3.2

Sekarang manusia cenderung mobile dan dinamis dalam aktivitas dan kegiatannya. Hal ini menyebabkan segala bentuk komunikasi sudah beralih pada

(24)

dengan perkembangan teknologi wireless atau nirkabel yang lebih fleksibel serta mudah dibangun dan dikonfigurasikan.Teknologi seluler yang merupakan bagian

dari teknologi nirkabel telah merambah dari pengiriman suara, data dan akhirnya

sampai pada gambar bergerak (video) [2].

Video Call melalui telepon seluler sering disalah artikan dengan 3G. 3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon

nirkabel (wireless). 3G ini difasilisasi oleh penyelenggara telepon genggam (celluler provider) sedangkan Video Call adalah panggilan telepon Video yang dapat dilakukan dengan jaringan 3G, sehingga penelepon dan penerima bisa saling

bertatap muka.

Perkembangan dan penyebaran Video Call melalui telepon mulai meluas, Karena hampir semua telepon seluler yang mendukung jaringan UMTS dapat

melakukan panggilan video dengan fasilitas kamera yang menjadi perangkat

input.

2.4 Design Jaringan Aplikasi Video Call

Didalam jaringan aplikasi video call saudara harus lebih jeli melihat hal – hal

yang menjadi kunci faktor dari keberhasilan jaringan aplikasi video call itu

sendiri. Faktor – faktornya antara lain Video, Audio, Codec, Bandwidth, Resolition

(25)

2.4.1 Video

Untuk melakukan video call, digunakan webcam sebagai data sumber yang akan dikirimkan. Webcam memiliki resolusi pengambilan gambar, dan resolusi antar satu webcam dengan webcam yang lain dapat bervariasi. Dahulu, webcam

masih memiliki resolusi yang kecil, misalnya 160x120. Namun sekarang sudah

ada webcam yang memiliki resolusi beberapa megapixel. Semakin besar ukuran resolusi semakin besar pula jumlah data yang dikirimkan, sehingga bandwidth

yand diperlukan juga semakin besar. Oleh karena itu, jarang sekali dilakukan

conference dengan ukuran resolusi yang besar. Umumnya ukuran resolusi yang digunakan untuk video conference adalah 320x240.

Selain itu, hal yang berpengaruh pada ukuran data adalah frame rate.

Frame rate adalah jumlah gambar yang dikirimkan tiap detik. Misalkan ukuran gambar 320x240 dengan 30 frame per second (fps), jumlah piksel yang dikirimkan tiap detiknya adalah 320x240x30 = 2.304.000 piksel. Jika frame rate

15 fps, jumlah piksel yang dikirimkan tiap detiknya berkurang drastis menjadi

1.152.000 piksel, dengan demikian dapat menghemat bandwidth. Namun jika

frame rate diturunkan video yang dihasilkan tidak akan lancar seperti video dengan frame rate yang tinggi [3].

2.4.2 Audio

Untuk melakukan video call, digunakan sebuah microphone untuk input audio. Sama halnya dengan data video terdapat faktor yang dapat mempengaruhi

ukuran data yang dikirimkan, misalnya sampling rate (dalam satuan kHz) dan

(26)

streaming ini lebih kecil dibandingkan dengan data video. Sebuah data audio yang

tidak dikompres menghasilkan data sebesar 5 megabyte per channel per menit. Tetapi, masih dimungkinkan jika input dari device ingin dikompres sehingga lebih menghemat bandwidth yang ada. Gambar 2.4 memeperlihatkan proses konversi gelombang analog ke digital [3].

Gambar 2.3 Konversi analog ke digital

2.4.3 Codec

Coding/Decoding yang mana merupakan otak dari system. Dan keberhasilan dari komunikasi visual sangatlah tergantung dari perangkat ini.

Gambar 2.4 memperlihatkan beberapa model codec [1].

Gambar 2.4 Beberapa Model Codec

CODEC merupakan sebuah proses mengubah data suara yang

dikonfersikan dalam bentuk data digital dan kemudian ditransmisikan dan

(27)

digunakan untuk penghematan bandwith. CODEC tersedia dalam bentuk open source dan non-open source.

CODEC adalah teknologi yang memaketkan data voice ke dalam format

data lain dengan perhitungan matematis tertentu sehingga menjadi lebih teratur

dan mudah dipaketkan. Dengan menggunakan CODEC tertentu bandwidth dapat

dihemat. Namun risikonya suara dapat menjadi kurang jernih atau berubah warna

suaranya. Apabila mengejar kualitas suara yang baik, jernih, dan tidak berubah

warna suaranya, dibutuhkan CODEC dengan perhitungan matematis yang minim.

Konsekuensinya kebutuhan bandwidth meningkat.

CODEC dengan bandwidth terboros adalah G.711, menghabiskan

bandwidth sekitar 87 kbps. Sebaliknya, CODEC yang paling hemat dan umum

digunakan adalah G.723.1, menghabiskan bandwidth sekitar 22 kbps. CODEC

lain yang umum digunakan karena suaranya yang lebih jernih dari pada G.723.1,

tetapi bandwidth-nya jauh lebih kecil dibanding G.711 adalah G.729. CODEC ini

menghabiskan bandwidth sekitar 24 kbps. Adapun CODEC lain yang umum dan

gratis adalah GSM dan iLBC yang menghabiskan bandwidth sekitar 29 – 31

kbps.Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan bit rate codec [5]. Tabel 2.1 Perbandingan Bit Rate Codec

Codec Algoritma Bit Rate (Kbps)

ITU G.721 PCM (Pulse Code

ITU G.726 ADPCM (Adaptive

Differential Pulse Code Modulation)

16, 24, 32 dan 40

(28)

Tabel 2.1 lanjutan

Codec Algoritma Bit Rate (Kbps)

ITU G.728 LD – CELP (Low – Delay Code Excited Linear

Prediction)

16

ITU G.729 CS-ACELP (Conjugate Structure Algebraic –

Code Excited Linear Prediction)

8

ILBC Internet Low Bitrate

Codec

13, 33 dan 15, 20

GSM – Full Rate RPE-LTP(Regular Pulse Excitation Long – term

Prediction)

13

GSM – Enchanced Full ACELP (Algebraic Code Excited Linear Prediction)

12.2

GSM – Half Rate CELP – VSELP (Code Excited Linear prediction

– Vector Sum Excited Linear Prediction)

11.4

DoD FS - 1016 CELP (code Excited Linear Prediction)

4.8

Speex CELP (Code Excited

Linear Prediction)

2.15 – 44.2

2.4.4 Bandwidth

Persyaratan lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan komunikasi

melalui Video Call adalah masalah bandwidth atau kecepatan transmisi data. Semakin kecil bandwidth yang disediakan untuk komunikasi, semakin rendah pula kecepatan transfer data dan kualitas gambar video yang sedang berlangsung juga buruk atau samar.

Sebuah kapasitas transmisi medium menuju pada transmit info (video, audio

& data). Bila digambarkan aliran telpon itu sebagai pipa air, bandwidth adalah

ukuran dari pipa itu sendiri sedangkan isi yang mengalir didalamnya adalah

(29)

komunikasi sebagai pipa air diperlihatkan pada gambar 2.5. Untuk video call di rekomendasikan 384 Kbps untuk bisa dihasilkan kualitas yang lebih baik. Namun

saat ini telah banyak perangkat video call yang dapat berkomunikasi dengan hanya menghasilkan kurang dari 128 Kbps bahkan sampai pada bandwidth 64

Kbps [3].

Gambar 2.5 Penggambaran aliran komunikasi sebagai pipa air

2.4.5 Resolusi

Resolusi sering digunakan sebagai jumlah pixel dalam pencitraan gambar digital. Sebuah gambar dengan tinggi sejumlah N pixel dan lebar M pixel, dapat

memiliki resolusi garis yang kurang dari itu. Namun, jika jumlah pixel digunakan

sebagai pengukur resolusi, metode yang digunakan adalah mengambil dua buah

bilangan bulat yang menunjukkan berapa pixel tinggi gambar tersebut dan berapa

pixel lebarnya, kemudian mengalikan angka ini, dan membaginya dengan satu

juta untuk mendapatkan angka megapixel. Jenis – jenis resolusi video

diperlihatkan pada gambar 2.6 [4].

Persepsi resolusi dimana hubungan antara resolusi adalah pada ukurannya.

Biasanya penggambaran pada penulisannya adalah dot atau pixel. Berikut ini

(30)

- HD

Sebuah standarisasi yang dimanfaatkan sistem televisi digital.

- XGA

Standarisasi grafik resolusi tinggi yang di perkenalkan oleh IBM.

Gambar 2.6 Resolusi video

Semakin besar resolusi yang dipakai maka semakin besar bandwidth yang

dipakai, hal ini diperlihatkan Gambar 2.7 [3].

(31)

2.4.6 Frame Rate

Frame rate adalah Jumlah bingkai gambar atau frame yang ditunjukkan setiap detik dalam membuat gambar bergerak; diwujudkan dalam satuan fps

(frames per second), makin tinggi angka fps-nya, semakin mulus gambar

bergeraknya. Game dan film, biasanya tinggi fps-nya.

Pengkodean video merupakan salah satu cara untuk mengatasi permasalahan

mengenai tingginya bit rate yang harus disediakan untuk proses transmisi dan

penyimpanan dari data video digital. Salah satu standar pengkodean video adalah

ITU-T G.1010 yang mendefinisikan pengkodean video untuk target bit rate 64

kbps hingga 1024 kbps. Dalam pengkodean ITU-T G.1010, dilakukan kompresi

intraframe melalui transform coding dan kompresi interframe melalui motion

compensation.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi frame rate

sebagai salah satu teknik kompresi interframe pada input encoder sekaligus

sebagai mekanisme rate control pada pengkodean video ITU-T G.1010 dengan bit

rate tetap. Hasil penelitian dan analisis yang dilakukan meliputi jumlah bit pada

proses pengkodean, kualitas pengkodean secara obyektif dengan penghitungan

peak-to-peak signal to noise ratio (PSNR), dan kualitas pengkodean secara

subyektif berdasarkan mean opinion score dari hasil penilaian responden. Selain

itu, juga dilakukan analisis mengenai manajemen buffer pada decoder untuk

memperbaiki kualitas pengkodean secara visual [6].

Perkiraan framerate 22 fps pada penglihatan mata manusia sebagai

(32)

adalah 704 x 480 (pixel x line), sedangkan Eropa dan Indonesia adalah 25 fps

dengan bentuk standarisasi video PAL yang ukuran gambarnya 704 x 576 .

2.5 Prinsip Kerja Video Call

Video Call merupakan suatu teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data secara real time, dengan mengubahnya kedalam bentuk

digital, dan dikelompokkan menjadi paket–paket data yang dikirim dengan

menggunakan platform IP (Internet Protokol). Perbedaan antara teknologi Video

Call dengan Teknologi PSTN adalah informasi suara yang ditransmisikan dalam bentuk paket dimana pendudukan kanal tidak terjadi secara terus menerus seperti

pada layanan PSTN, sehingga kanal informasi masih dapat diisi oleh jenis layanan

lain. Dengan adanya teknologi Video Call, kita dapat melakukan komunikasi suara dan gambar dengan memanfaatkan jaringan IP dengan biaya yang murah.

Hubungan komunikasi suara antara pengguna dapat dilakukan selama

pengguna memiliki koneksi ke jaringan dengan menggunakan headphone yang

tersambung ke komputer dan software Video Call seperti NetMeeting, X-Lite, SJPhone, Skype, dan lain-lain [7].

2.6 Protokol Penunjang Jaringan Video Call

Video Call pada abad ke-20 terbatas pada protokol

CiscoVideo Call baru sering menggunakan

mudah untuk mengatur jaringan yang bersifat rumahan. H.323 masih digunakan,

(33)

untuk penggunaan pribadi. Sejumlah metode-setup panggilan berdasarkan

Protokol lain yang digunakan untuk Video Call atau videophone adalah H.324 yang merupakan campuran call setup dan kompresi video. Videophone

yang bekerja di saluran kabel telepon biasanya menggunakan protokol ini dan

bandwidth-nya terbatas oleh modem sekitar 33 kbps. Selain itu ada juga protokol H.320 yang menetapkan persyaratan teknis untuk sistem telepon dan pealatan

terminal yang biasa dipakai untuk video conference.

Ada beberapa protokol yang menjadi penunjang jaringan Video Call, antara lain [5]:

2.6.1 Protokol TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol)

Merupakan sebuah protokol yang digunakan pada jaringan Internet.

Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP. Susunan model

TCP/IP dapat dilihat pada Gambar 2.5[4].

(34)

2.6.2 Application Layer

Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem

pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak cocokan sistem file yang berbeda – beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh aplikasi yang

telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file, dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.

2.6.3 TCP (Transmission Control Protocol)

Dalam mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang

berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-oriented

yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end – to – end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirim dan menerima segmen– segmen informasi

dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin

realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang

rusak, hilang atau kesalahan kirim.

Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap paket yang

dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal

ACK (acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirikmkan kembali. Pada sisi penerima, nomor

urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP

juga memiliki mekanisme pengendalian aliran dengan cara mencantumkan

informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh

(35)

Dalam hubungan Video Call, TCP digunakan pada saat pengiriman sinyal. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada Video Call karena pada suatu komunikasi data Video Call penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang [8].

2.6.4 UDP (User Datagram Protocol)

UDP yang merupakan salah satu protokol utama diatas IP merupakan

transport protokol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP

digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. UDP

pada Video Call digunakan untuk mengirimkan aliran suara yang dikirimkan secara terus menerus.

UDP digunakan pada Video Call karena pada pengiriman aliran suara yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar

tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai

50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan aliran

data dengan cepat, maka dalam teknologi Video Call UDP merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena

tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknolgi Video Call

pengiriman data banyak dilakukan pada private network [8].

2.6.5 IP (Internet Protocol)

Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diidentifikasi dengan alamat IP.

Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu

(36)

Terakhir, protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara

umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat

transfer data. Untuk komunikasi datanya, Internet Protokol mengimplementasikan

dua fungsi dasar yaitu addressing dan fragmentasi. Salah satu hal penting dalam IP, dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengirim dan

penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang sudah digunakan yaitu

IPv4 dengan alamat terdiri dari 32 bit [8].

2.6.6 RTP (Real Time Transport Protocol)

RTP (Real Time Transport Protocol) adalah sebuah protokol yang dapat memperhatikan masalah waktu dan merupakan standar internet untuk melakukan pengiriman data secara real-time, yang meliputi audio dan video yang bergantung pada protokol transport. Gambar 2.6 memperlihatkan lokasi protokol RTP pada TCP/IP [5].

Gambar 2.9 Lokasi protokol RTP pada TCP/IP

(37)

menjalankan RTP berada diatas protokol UDP. RTP tidak menyediakan

mekanisme apapun untuk memastikan pengiriman yang tepat waktu.

2.7 Kualitas Layanan Video Call

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suara, yaitu waktu

tunda (delay), variasi waktu tunda (jitter), dan pemilihan jenis codec. Ukuran dan pengalokasian kapasitas jaringan juga mempengaruhi kualitas Video Call secara

keseluruhan. Berikut penjelasan dari beberapa faktor tersebut [9].

2.7.1 Waktu Tunda (Delay)

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses

transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Rumus yang

digunakan untuk mencari nilai delay dibawah ini[14]:

����� = ��������

����� ������ ...……….. (2.1)

Keterangan:

Duration = total waktu pengiriman paket

Total packet = total paket yang dikirim

Total waktu tunda merupakan penjumlahan dari waktu tunda pemrosesan,

waktu tunda paketisasi, waktu tunda antrian, waktu tunda propagasi, dan waktu

tunda akibat jitter buffer di sisi penerima. Waktu tunda sangat mempengaruhi kualitas layanan suara, karena pada dasarnya suara memiliki karakteristik

(38)

secara real-time. ITU G.114 membagi karakteristik waktu tunda berdasarkan tingkat kenyamanan user, seperti pada Tabel 2.2[13].

Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda

Waktu Tunda Kualitas

0 – 150 ms Baik

150 – 300 ms Cukup, masih dapat diterima

> 300 ms Buruk

Ada beberapa komponen waktu tunda yang terjadi di jaringan. Komponen

waktu tunda tersebut yaitu waktu tunda pemrosesan, waktu tunda paketisasi,

waktu tunda propagasi, dan waktu tunda akibat adanya jitter buffer di terminal penerima. Berikut ini penjelasan mengenai beberapa jenis waktu tunda yang dapat

mempengaruhi kualitas layanan telepon internet [9]:

1. Processingdelay

Waktu tunda yang terjadi akibat proses pengumpulan dan pengkodean

sampel analog menjadi digital. Waktu tunda ini tergantung pada jenis

codec yang digunakan.

2. Packetizationdelay

Waktu tunda ini terjadi akibat proses paketisasi sinyal suara menjadi

paket-paket yang siap ditransmisikan ke dalam jaringan.

3. Queueingdelay

Waktu tunda yang disebabkan oleh antrian paket data akibat terjadinya

(39)

4. Propagationdelay

Waktu tunda ini disebabkan oleh medium fisik jaringan dan jarak yang

harus dilalui oleh sinyal suara pada media transmisi data antara pengirim

dan penerima.

5. Serializationdelay

Waktu tunda ini terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan untuk

pentransmisisan paket IP dari sisi originating (pengirim). 6. Component delay

Waktu tunda ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang digunakan di

dalam system transmisi.

2.7.2. Jitter

Jitter merupakan perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan. Jitter dapat disebabkan oleh terjadinya kongesti, kurangnya kapasitas jaringan, variasi ukuran paket, serta ketidak urutan paket. Faktor ini

perlu diperhitungkan karena karakteristik komunikasi voice adalah sensitif terhadap waktu tunda dan jitter.

Untuk meminimalisasi jitter dalam jaringan maka perlu diimplementasikan suatu buffer yang akan menahan beberapa urutan paket sepanjang waktu tertentu hingga paket terakhir datang. Namun adanya buffer tersebut akan memepengaruhi waktu tunda total sistem akibat adanya tambahan proses untuk mengompensasi

(40)

Tabel 2.3 Standar Jitter

Jitter Kualitas

0 – 20 ms Baik

20 – 50 ms Cukup

>50 ms Buruk

Semakin besar nilai jitter maka akan seakin menurunkan performansi dari

jaringan, karena itu nilai jitter harus seminimum mungkin. Rumus yang digunakan

untuk menghitung jitter adalah[14]:

���� − ���������� = ����� ������

����� ���������� ����� ……….. (2.2)

2.7.3 Packet Loss (Tingkat Paket Hilang)

Sinyal suara pada telepon internet akan ditransmisikan dalam jaringan IP

dalam bentuk paket-paket IP. Karena jaringan IP merupakan best effort network

maka tidak ada jaminan pada pengiriman paket tersebut. Setiap paket dapat

dirutekan pada jalur yang berbeda menuju penerima. Pada best effort network

tidak ada perbedaan antara paket data voice dengan paket-paket data lainnya yang mengalir di jaringan. Maka dari itu tentunya akan mempengaruhi kualitas layanan.

Tabel 2.4 memperlihatkan standar tingkat paket hilang pada jaringan[13].

Tabel 2.4 Standar Tingkat Paket Hilang

Tingkat Paket Hilang Kualitas

0 – 5 % Baik

5 – 10 % Cukup

(41)

Rumus yang digunakan untuk menghitung packetloss adalah[14]:

����������=������ �������� −������ ��������

������ �������� � 100% ... (2.4)

2.7.4 Throughput

Throughput adalah bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran

waktu tertentu. Throughput lebih menggambarkan bandwidth yang sebenarnya

(aktual) pada suatu waktu tertentu yang digunakan untuk mendownload suatu file

dengan ukuran tertentu. Throughput merupakan jumlah bit yang berhasil dikirim

pada suatu jaringan. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai throughput

adalah[14]:

�ℎ����ℎ��� =����� ℎ������� �������

����� ���������� ����� …………... (2.5)

Beberapa faktor yang menentukan nilai throughput adalah :

1. Piranti jaringan

2. Tipe data yang ditransfer

3. Topologi jaringan

4. Banyaknya pengguna jaringan

5. Spesifikasi komputer client/user

6. Spesifikasi komputer server

7. Induksi listrik dan cuaca

2.7.5 Pengkodean Sinyal Suara

Pengkosean sinyal suara merupakan suatu teknik yang menjelaskan

bagaimana suatu aliran sinyal suara yang analog didigitalisasi dan dikompresi

(42)

sehingga didapat ukuran yang lebih padat. Proses pengkodean ini biasa dikenal

dengan nama codec. Beberapa codec telah distandarisasi oleh ITU-T seperti G.711, G.723 dan G.729. Setiap codec tersebut memiliki metode kompresi, waktu tunda untuk code dan decode suara, serta bitrate yang berbeda-beda. Pemilihan

codec yang tepat akan mempengaruhi kualitas layanan secara keseluruhan.

Tabel 2.5 memperlihatkan perbandingan beberapa jenis codec terhadap nilai MOS. Codec dengan bitrate yang lebih besar tentunya memiliki kualitas suara yang lebih baik dibanding codec dengan bitrate yang lebih rendah. Akan tetapi codec dengan bitrate yang tinggi membutuhkan kapasitas jaringan yang besar pula[13].

Tabel 2.5 Perbandingan Beberapa Codec Terhadap MOS.

Codec Bitrate (Kbps) Framing Size (ms) MOS Score

G.711 64 0.125 4.1

G.726 32 0.125 3.85

G.728 16 0.625 3.61

G.729 8 10 3,92

G.723.1 6.3 30 3.9

G.723.1 5.3 30 3.65

Dengan adanya teknologi Video Call yang menyebabkan setiap orang dapat berkomunikasi dan seperti bertatap muka langsung. Saat ini pemanfaatan

(43)

didukung oleh Video Call sebagai sarana komunikasi real time yang sangat membantu [2].

1. Bisnis : Dengan adanya Video Call, individu-individu di tempat yang jauh dan akan mengadakan tatap muka ataupun rapat dapat dilakukan video conference, semacam Video Call tetapi dalam skala lebih besar.

2. Kesehatan dan obat-obatan : Dengan adanya Video Call, penanganan

medis secara jarak jauh pun dapat dilakukan. Ini biasa dilakukan di daerah

terpencil yang sarana pengobatannya tidak begitu baik, sehingga

dibutuhkan yang lebih canggih dan professional untuk kasus tertentu.

Dengan melakukan komunikasi dan tatap muka, pasien dapat dilihat secara

langsung dan real time mengenai gejala penyakitnya.

3. Pendidikan : Dengan adanya teknologi Video Call, antar siswa ataupun guru dapat saling berdiskusi, berksperimen dan bereksplorasi baik dalam

(44)

BAB III

INSTALASI DAN PENGUJIAN

3.1 Umum

Kualitas layanan (Quality of Service, Qos) dapat dilihat sebagai

mekanisme untuk mencapai tingkat kinerja layanan pada jaringan. Qos dapat juga

dimengerti sebagai kemampuan jaringan untuk menangani trafik sehingga

jaringan tersebut dapat mencapai tingkat layanan yang dibutuhkan oleh aplikasi.

Layanan Video Call untuk dapat berjalan dengan baik.

Untuk itu di dalam bab ini akan di bahas mengenai kualitas layanan

(Quality of Service, Qos), di dalam tugas akhir ini akan dibahas hanya pada parameter yang utama dalam QoS yaitu delay, jitter, throughput, dan packet loss, untuk mendapatkan empat parameter tersebut di butuhkan sebuah software yang

dapat menghitung keempat parameter tersebut, Wireshark merupakan software yang paling tepat untuk menghitung keempat parameter tersebut [9].

3.2 Quality of Service (Qos)

Quality of Service (Qos) merupakan mekanisme jaringan yang

memungkinkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan

yang diharapkan. Kinerja jaringan dapat bervariasi akibat beberapa masalah,

(45)

3.2.1 Parameter Qos

Performansi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian

berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi. Performansi merupakan

kumpulan dari beberapa parameter besaran teknis, yaitu [9]:

1. Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Semakin kecil throughput akan menghasilkan kualitas yang makin baik.

2. Packet loss, merupakan suatu parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision atau tabrakan antar paket dan congestion atau penuhnya trafik data pada jaringan. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh dan data baru tidak akan diterima.

3. Delay (latency), adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh oleh jarak, media fisik, kongesti, atau juga waktu proses yang lama.

4. Jitter, atau variasi kedatangan paket, diakibatkan oleh variasi – variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan dalam waktu

(46)

3.3 Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem terbagi atas dua yaitu spesifikasi perangkat keras dan

spesifikasi perangkat lunak. Adapun spesifikasi tersebut akan dibahas pada sub

bab berikut ini.

3.3.1 Spesifikasi Perangkat keras a. computer server LCT

Spesifikasi sitem perangkat keras pada computer server pada LCT

yaitu:

Jenis : Dekstop PC

Prosesor : Pentium intel dual core 3 Ghz

Memori : 2 GB DDR II

Hard disk : 40 GB maxtor

b. computer user a

Spesifikasi sitem perangkat keras pada computer server pada LCT

yaitu:

Jenis : LAPTOP

Tipe : HP G42 366TX

Prosesor : 2.53 GHz Intel Core i3-380M

Memori : 2 GB DDR3 (1 x 2048 MB)

Hard disk : 500 GB SATA

Camera : Webcam 1.3 MP

Audio : Altec Lansing SRS Premium Sound

c. computer user b

(47)

Jenis : LAPTOP

Tipe : Toshiba Satelit L740-1219U

Prosesor : Intel Core i3-380M 2.5 GHz

Memori : 2GB DDR3 (1 x 2048)

Hardisk : 320 GB Serial ATA

Camera : Webcam 1.3 MP

Audio : Altec Lansing SRS Premium Sound

d. perangkat Flexy Packet Radio

Spesifikasi sitem perangkat keras pada computer server pada LCT

yaitu:

2 buah antenna microwave 12 inchi

2 buah HUB A-2200

2 buah power supply 12 volt

Dari spesifikasi diatas dapat digambarkan skema yang terjalin antar

perangkatnya. Ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

(48)

Keterangan gambar :

• A = antenna microwave 12 inchi

• B = HUB A-2200

• C = komputer server • D = komputer user

Dari gambar 3.1 diatas dapat dilihat bagaimana hubungan antara komputer

user a(D1) dapat berhubungan dengan komputer user b (D2), dan komputer (C) sebagai server yang berfungsi mengatur besar bandwidth yang akan dilewatkan pada FlexiPacket Radio.

3.3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

a. Sistem operasi

Sistem operasi yang digunakan pada Tugas Akhi ini adalah system operasi

windows xp pada sisi server dan windows 7 pada sisi client. b. Wireshark

WireShark adalah sebuah Network Packet Analyzer. Network Packet Analyzer akan mencoba “menangkap” paket-paket jaringan dan berusaha untuk menampilkan semua informasi di paket tersebut sedetail mungkin.

Network Packet Analyzer dapat diumpamakan sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam kabel jaringan seperti

halnya voltmeter atau tespen yang digunakan untuk memeriksa apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam sebuah kabel listrik.

(49)

dimudahkan. Oleh karenanya tidak sedikit yang mengatakan bahwa WireShark

adalah salah satu tool gratis (dan bahkan open source) terbaik untuk menganalisa paket jaringan [10].

c. FaceTime Video Phone

FaceTime Video Phone adalah sebuah sebuah aplikasi yang digunakan untuk P2P VoIP dan kombinasi Video Phone. Aplikasi ini tidak memerlukan akses internet khusus untuk melakukan panggilan. Yang dibutuhkan adalah

headset, mikrofon dan kamera (webcam) untuk melakukan panggilan. FaceTime Video Phone hanya bekerja pada koneksi LAN, DSL, Cable atau ¾ G koneksi broadband. Gambar 3.8 memperlihatkan tampilan dari FaceTime Video Phone.

(50)

3.4Langkah-Langkah Pengukuran Menggunakan Wireshark:

Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan data dengan

menggunakan perangkat lunak wireshark adalah sebagai berikut :

1. Buka aplikasi wireshark. Tampilan wireshark seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Tampilan Wireshark

2. Pilih device capture interfaces yang digunakan. Tampilan menu capture interface seperti Gambar 3.3

Gambar 3.3 Menu Capture Interface

3. Jalankan aplikasi video call pada kedua computer user. Kemudian tunggu

hingga paket UDP ter-capture oleh Wireshark. Proses capture paket oleh

(51)

Gambar 3.4 Proses Capture Paket Menggunakan Wireshark

4. Klik tab Telephony, kemudian pilih RTP, selanjutnya klik Show All Streams. Hasil pengukuran menampilkan jumlah rata-rata jitter dan data yang hilang (packet lost) seperti Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Pengukuran rata-rata jitter dan Packet Lost

5. kemudian save as CSV dan buka file tersebut dengan menggunakan

(52)

Gambar 3.6 Pengukuran delay

6. Klik tab Statistics, kemudian pilih Summary. Hasil pengukuran

menampilkan throughput dari data yang di tangkap seperti Gambar 3.7

Gambar 3.7 Pengukuran throughput

3.4 Spesifikasi video

Pada Tugas Akhir ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan format

video FLV (Flash Video) dengan 3 jenis resolusi yaitu : 1. H.264 640x480 30 fps

(53)

3. H.264 160x120 12 fps

dan menggunakan tipe audio jenis H.323 16 Khz stereo.

Pemilihan format video ini karena format video ini sangat sering di pakai

oleh kebanyakan masyarakat, selain kuliatasnya yang lumayan bagus disamping

itu format video ini juga tidak membutuhkan kapasitas yang terlalu besar.

3.5 Uji Coba Video Call dengan menggunakan FaceTime Video Phone

Video Call dijalankan dengan memanfaatkan teknologi jaringan LAN yang diakses melalui flexi packet radio. Uji coba video Call dan pengukuran dilakukan di Laboratorium Telkom I Departemen Teknik Elektro Universitas

Sumatera Utara.

Untuk menghubungkan komputer dengan koneksi LAN dari Flexi Packet Radio maka digunakan kabel UTP dengan karakteristik CAT 5. Setelah terhubung untuk memastikannya maka lakukan terlebih dahulu ping untuk mengetahui telah terhubung atau tidaknya dengan computer server. Setelah terhubung maka akan terlihat koneksi yang terjalin seperti pada Gambar 3.8.

(54)

Pengukuran dilakukan dengan cara meng-capture transmisi paket-paket

video Call dari komputer server ke komputer client/user menggunakan software WireShark. Diagram alur kerja (flowchart) dalam analisa kualitas layanan video call ditunjukkan pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9 Flowchart Pengujian dan Pengukuran

Pengujian dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali pengujian yaitu dengan variasi

bandwidth 128 Kbps, 256 Kbps,512 Kbps, 1024 Kbps dan 2048 Kbps. 256 Kbps

128 Kbps 512 Kbps 1 Mbps 2 Mbps

Pengamatan parameter

Stop Start

Pemanggilan Video Call dijalankan bersamaan dengan menggunakan

LCT

Menjalankan wireshark

(55)

Resolusi 640 x

NSN Flexi packet radio

3.5.1 Pengujian Video Call Dengan Resolusi 640 x 480

Pengujian video call dengan resolusi 640 x 480 ini menggunkan video dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Tipe codec video : H.264 30 fps

2. Tipe codec audio : H.323 16 Khz stereo

3. Resolusi video : 640 x 480 Pixel

4. Format Video : Vlf (Flash Video)

Proses pengujian dilakukan dengan 5 (lima) kali percobaan. Dengan

format video yang sama, hanya memvariasikan bandwidthnya. Maka akan dapat Yang pertama dengan menggunakan bandwidth 128 kbps. Proses seterusnya dengan mengunakan bandwidth 256, 512, 1024 dan 2048 Kbps. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan resolusi 640 x 480 seperti Gambar 3.10.

User User

Gambar 3.10 Uji Coba video call dengan mengunakan resolusi 640 x 480

3.5.2 Pengujian Video Call Dengan Resolusi 320 x 240

Pengujian video call dengan resolusi 320 x 240 ini menggunkan video dengan spesifikasi sebagai berikut:

(56)

Resolusi 320 x

NSN Flexi packet radio

2. Tipe codec audio : H.323 16 Khz stereo

3. Resolusi video : 320 x 240 Pixel

4. Format Video : Vlf (Flash Video)

Proses pengujian dilakukan dengan 5 (lima) kali percobaan. Dengan

format video yang sama, hanya memvariasikan bandwidthnya. Maka akan dapat

yang pertama dengan menggunakan bandwidth 128 kbps. Proses seterusnya

dengan mengunakan bandwidth 256, 512, 1024 dan 2048 Kbps. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan resolusi 320 x 240 seperti Gambar 3.11.

User User

Gambar 3.11 Uji Coba video call dengan mengunakan resolusi 320 x 240

3.5.3 Pengujian Video Call Dengan Resolusi 160 x 120

Pengujian video call dengan resolusi 160x120 ini menggunkan video dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Tipe codec video : H.264 12 fps

2. Tipe codec audio : H.323 16 Khz stereo

3. Resolusi video : 160x120 Pixel

(57)

Resolusi 160 x

NSN Flexi packet radio

Proses pengujian dilakukan dengan 5 (lima) kali percobaan. Dengan

format video yang sama, hanya memvariasikan bandwidth-nya. Maka akan dapat Yang pertama dengan menggunakan bandwidth 128 kbps. Proses seterusnya dengan mengunakan bandwidth 256, 512, 1024 dan 2048 Kbps. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan resolusi 160 x 120 seperti Gambar 3.12.

User User

(58)

BAB IV

ANALISA KUALITAS VIDEO CALL DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT FLEXI PACKET RADIO

4.1 Umum

Kualitas merupakan tingkat keberhasilan suatu sistem untuk memberikan

layanan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dalam hal komunikasi data, kualitas

dikatakan maksimal apabila setiap paket data yang terkirim sama persis dengan

data yang dikirim dengan nilai waktu tunda seminimal mungkin. Bagi pengguna,

kualitas maksimal merupakan tingkat kepuasan dalam mempergunakan suatu

layanan.

Pada bab ini diperlihatkan kualitas layanan Video Call ketika dijalankan dengan menggunakan layanan NSN Flexi Packet Radio. Data yang di tampilkan merupakan hasil dari pengukuran dengan menggunakan software wireshark.

Adapun parameter – parameter yang diukur dengan mengunakan software wireshark adalah jitter, packet loss, delay dan troughput. Pengukuran parameter-parameter ini dilakukan ketika jaringan menjalankan Video Call dengan beban 1 (satu) server dan 2 (dua) user. Untuk masing – masing jumlah beban dilakukan 3 (tiga) kali pengukuran agar hasil yang didapatkan lebih akurat.

Berikut ini merupakan langkah-langkah pengambilan data dengan

(59)

1. Perhitungan untuk mencari nilai delay :

����� = ��������

�����������

Keterangan:

Duration = total waktu pengiriman paket Total packet = total paket yang dikirim

�����= 60,739

2616

Delay = 0,02321827 s = 23,21 ms

(60)

�ℎ����ℎ���= ����������

��������

Keterangan:

Bytes = jumlah bit yang dikirim

Duration = total waktu pengiriman paket

�ℎ����ℎ���= 567494

60,739

�ℎ����ℎ��� = 9343,093 ��� = 75 ����/���

3. Perhitungan untuk mencari packet loss :

���������� =������������� − �������������

�������������� � 100%

����������=3038−2597

3038 � 100%

(61)

Keterangan:

Paket terkirim = total RTP packet yang terkirim Paket diterima = paket yang berhasil diterima

4. Perhitungan untuk mencari nilai rata-rata jitter :

���� − ���������� = �����������

��������������������

���� − ���������� =7576,12

2597

���� − ���������� = 2,898005 ��

Total jitter = jumlah total nilai jitter (lampiran) Total pengiriman paket = jumlah n paket jitter (lampiran)

4.2 Pengukuran dan Analisa Kualitas Video Call pada resolusi 640 x 480

Hasil dari pengukuran kualitas video call pada resolusi 640 x 480 dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 hasil pengukuran QoS pada resolusi 640 x 480

(62)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada bandwidth 1024 Kbps adalah

bandwidth yang tepat untuk resolusi 640 x 480, suara dan video yang dikirim juga sudah baik selain itu dapat dilihat pula packet loss adalah 0.00 % .

4.2.1 Pengukuran dan Analisa Jitter

Jitter merupakan variasi waktu kedatangan tiap paket. Jitter dapat di ukur dari waktu antara paket yang diterima sekarang dengan paket yang diterima

sebelumnya. Jitter diakibatkan oleh lintasan tempuh yang berbeda-beda antar paket, variasi-variasi dalam panjang antrian, dan waktu pengolahan data. ITU-T

G.1010 merekomendasikan jitter yang baik adalah < 30 ms[11].

Pada saat uji coba jitter yang diukur merupakan jitter rata-rata (average) dari jitter beberapa paket video call yang tertangkap oleh wireshark. Dari hasil pengukuran parameter jitter ditunjukkan oleh Tabel 4.1 dan Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil pengukuran jitter pada resolusi 640 x 480

Pada Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 terlihat bahwa penurunan jitter mengikuti besarnya bandwidth yang di ujikan. Nilai jitter terkecil terletak pada bandwidth

2,91

128 256 512 1024 2048

Jitter (ms)

(63)

2048 Kbps sebesar 2.1 namun penurunan paling besar terletak pada bandwidth

1024 Kbps sebesar 0.45 ms.

Besar nilai jitter dari pengamatan pada resolusi 640 x 480 bernilai 2.1 – 2.91 ms. hasil dari percobaan ini menyatakan nilai jitter masih memenuhi standar untuk Qualityof Servis.

4.2.2 Pengukuran dan Analisa Packet Loss

Packet loss menentukan besarnya paket yang hilang pada saat video call

berlangsung dari source address ke destination address dan sebaliknya. Semakin besar packet loss menyebabkan kualitas video dan suara tidak jelas atau tidak sesuai dengan aslinya. Dari hasil pengukuran parameter packet loss untuk resolusi 640 x 480 di tunjukkan oleh Tabel 4.1 dan Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil pengukuran Packet Loss pada resolusi 640 x 480

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa rata-rata paket loss saat sistem melakukan video call berkisar 0.00 % sampai 14.52 %, dimana besar

packet loss yang masih diperbolehkan adalah sebesar < 10%. Yang artinya pada

14,52

128 256 512 1024 2048

Packet Loss (%)

(64)

bandwidth 128 Kbps dan 256 Kbps tidak di perkenankan karena melewati batas toleransi yaitu sebesar 14.52 % dan 12.55 %.

Dari Gambar grafik diatas dapat dilihat bahwa packet loss yang paling besar terletak pada bandwidth 128 Kbps yaitu sebesar 14.52 %. Hal ini disebabkan oleh bandwidth yang terlalu kecil, sehingga pengiriman informasi menjadi terganggu, banyaknya paket yang hilang mengakibatkan besar throughput

yang terukur lebih kecil dibandingkan dengan bandwidth yang lebih besar.

Tingkat packet loss yang besar dapat mengurangi nilai throughput. Tingkat packet loss yang besar pada pangilan video call mengakibatkan ada bagian tertentu dari video atau suara yang terputus. Apabila bagian yang terputus cukup banyak, maka

informasi yang sampai juga berkurang.

4.2.3 Pengukuran dan Analisa Throughput

Dari pengukuran yang dilakukan dengan wireshark didapatkan data-data sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 4.1.

Gambar 4.3 Hasil pengukuran Throughput pada resolusi 640 x 480

75

128 256 512 1024 2048

Troughput (Kbps)

Gambar

Gambar 2.7 Diagram Bandwidth dengan Resolusi
Gambar 2.8 Susunan model OSI dan TCP/IP empat lapis
Gambar 2.9  Lokasi protokol RTP pada TCP/IP
Tabel 2.2 Pengelompokan Waktu Tunda
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata nilai packet loss pada server Trixbox lebih kecil dibandingkan dengan server Kamailio baik dari protokol RTP (suara) maupun VP8 (video) dengan menggunakan bandwidth

Dengan menggunakan perangkat NSN FlexiPacket Radio maka pada Tugas Akhir ini akan dianalisa kualitas layanan Video Call menggunakan codec H.263 dan H.264, sehingga dapat

Pada Tugas Akhir ini dilakukan analisis kualitas layanan Video Call menggunakan codec H.263 dan H.264 pada perangkat NSN FlexiPacket Radio yang ada pada Laboratorium

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah menganalisis kualitas layanan Video Call dengan menggunakan codec H.263 dan H.264 pada perangkat NSN FlexiPaket Radio

Private communication, W.P.Norris, Harris Electronic Systems Sector,. Palm

Radio yang ada di Laboratorium Sistem Komunikasi Radio Departemen Teknik Elektro.. Fakultas Teknik

Implementasi dan analisa perbandingan QoS pada PPTP dan L2TP/IPSEC Remote Access VPN untuk layanan secured.. mobile IP based

Bandwidth 1024 Kbps.. Universitas