• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi Materi Esensial Sesuai Kisi-Kisi Ujian Nasional 2018 Disertai Contoh Soal dan Pembahasan - Buku Sukses UN SMP 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Berisi Materi Esensial Sesuai Kisi-Kisi Ujian Nasional 2018 Disertai Contoh Soal dan Pembahasan - Buku Sukses UN SMP 2018"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Berisi Materi Esensial Sesuai Kisi-Kisi Ujian Nasional 2018

Disertai Contoh Soal dan Pembahasan

Eka Purjiyanta, M. Pd.

ERLANGGA

DIBUAT UNTUK KESUKSESAN ANAK-ANAKKU KELAS IX

SUKSES TRY OUT DAN UJIAN NASIONAL 2018

DENGAN NILAI 100

(2)

BAB I

BESARAN , SATUAN, DAN PENGUKURAN

A. Besaran dan Satuan

1. Besaran Pokok

Besaran pokok di dalam Sistem Internasional ada 7 macam , yaitu:

No. Besaran Pokok Satuan Lambang

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. panjang massa waktu

kuat arus listrik suhu

intensitas cahaya jumlah mol zat

meter kilogram sekon (detik) ampere kelvin candela mol m kg s A K Cd mol

2. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran-besaran yang tidak terdapat dalam Besaran-besaran pokok adalah Besaran-besaran turunan. Contoh besaran turunan: luas, volume, kecepatan, massa jenis, dan lain-lain

No. Besaran Turunan Satuan Diturunkan dari Besaran Pokok

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Luas Volume Kecepatan Massa Jenis Berat Energi potensial Usaha m2 m3 m/s kg/m3 kg.m/s2 kg.m2/s2 kg.m2/s2

Luas diturunkan dari besaran panjang. Volume diturunkan dari besaran panjang. Kecepatan diturunkan dari besaran panjang dan waktu.

Massa jenis diturunkan dari besaran massa dan panjang.

Berat diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu.

Energi potensial diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu.

Usaha diturunkan dari besaran massa, panjang, dan waktu.

Keterangan:

Besaran turunan dapat ditentukan berdasarkan satuan dari besaran turunan yang bersangkutan. Sedangkan satuan dapat diketahui berdasarkan rumusnya.

Rumus berat: w = m.g memiliki satuan: kg. m/s2

Rumus Usaha: W = F.S memiliki satuan: N.m = kg.m/s2. m = kg.m2/s2

B. Pengukuran

(3)

a. Pengukuran panjang dengan penggaris

Hasil pengukuran = 42 mm = 4,2 cm

Hasil pengukuran panjang benda= 9 mm = 0,9 cm

b. Pengukuran panjang dengan jangka sorong

Cara menbaca alat ukur jangka sorong:

1. Perhatikan skala tetap yang berada di sebelah kiri skala nonius (2,4) 2. Perhatikan skala nonius yang berimpit (satu garis lurus) dengan skala tetap

(6).

Hasil Pengukuran:

Diameter benda = 2,4 cm + (6 x 0,01 cm) = 2,4 cm + 0,06 cm = 2,46 cm (Angka 0,01 cm adalah ketelitian jangka sorong)

(4)

Cara menbaca alat ukur mikrometer skrup:

1. Perhatikan skala tetap yang berada di sebelah kiri skala putar (4,5). 2. Perhatikan skala putar yang berimpit (satu garis lurus) dengan skala tetap

(38).

Hasil Pengukuran = 4,5 mm + (38 x 0,01 mm) = 4,5 mm + 0,38 mm = 4,88 mm

(Angka 0,01 mm adalah ketelitian mikrometer skrup)

2. Pengukuran Massa

a. Pengukuran massa dengan neraca Ohaus

(5)

3. Pengukuran Waktu

4. Pengukuran Suhu

5. Pengukuran Kuat Arus Listrik

Batas alat ukur adalah 5 A

Cara membaca alat ukur Amperemeter:

Arus listrik = x Batasukur terbesar

Skala

ditunjuk yg

Skala

= x Bakur Lasar

Lanjuk

I = x 5 25

9

A = 1,8 A

Batas alat ukur adalah 25 mA

I = x 25mA 50

25

(6)

BAB 2

SUHU DAN PEMUAIAN

A. Suhu

1. Skala Suhu Termometer Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin

Hubungan antara termometer Celcius dan Farenheit adalah sebagai berikut:

Rumus masing-masing termometer: t0C =

5 4

t0R

t0C =

5 9

t0F + 32

t0 F =

9 5

( t – 32 )0 C t0C = t + 273 K

2. Konversi Skala Termometer

Konversi skala termometer digunakan untuk menentukan suhu suatu termometer yang belum memiliki skala. Contoh konversi suhu ditunjukkan oleh gambar di samping.

Dari gambar di samping: 60oA = …. oB?

bb ba

bb tB bb ba

bb tA

(7)

50 200 50 tB 0 120 0 60      150 50 tB 120 60   150 50 tB 2 1  

½ .(150) = tB – 50 75 = tB – 50 tB = 75 + 50 tB = 125

Jadi 60oA = 125oB

Contoh soal:

1) Pada suatu percobaan pengukuran suhu, termometer Celcius menunjukkan skala 250C. Tentukan suhu tersebut dalam derajat Farenheit!

Diketahui : t0C = 250C Ditanya : t0F

Jawab :

t0C =

5 9

t0F + 32

250C =

5 9

250F + 32 = 450F + 32 = 770F Jadi, 250C = 770F

2) Pada suatu pengukuran suhu sebuah benda dengan menggunakan termometer Farenheit menunjukkan angka 1400F. Nyatakan suhu tersebut dalam derajat Celcius!

Diketahui : t0F = 1400F Ditanya : t0C

Jawab :

t0F =

9 5

( t – 32 )0C

1400F =

9 5

( 140 – 32 )0C

=

9 5

( 108 )0C = 600C Jadi, 1400F = 600C

Keterangan:

tA = suhu termometer A tB = suhu pada termometer B bb = batas bawah

(8)

B. Pemuaian

1. Pemuaian Panjang

Lt = L0 ( 1 + α . t ) L = L0 . α . t

L = pertam batang panjang bahan ( m ) Lt = panjang batang setelah dipanaskan ( m )

Lo = panjang batang sebelum dipanaskan atau mula-mula ( m )

α = koefisien muai panjang batang atau benda ( /oC ) ... (α”dibaca” ALFA) t = perubahan atau kenaikan suhu ( ...oC )

2. Pemuaian Luas

At = A0 ( 1 +  . t ) A = A0 .  . t

A = pertambahan luas bahan ( m2 ) At = luas bahan setelah dipanaskan ( m2 )

Ao = luas bahan sebelum dipanaskan atau mula-mula ( m2 )

 = koefisien muai luas bahan atau benda ( /oC ) ... (”dibaca” BETA ) t = perubahan atau kenaikan suhu ( ...oC )

Hubungan antara koefisien muai panjang () dan koefisien muai luas () dinyatakan dengan rumus:

= 2 . α

3. Pemuaian Volume

Vt =V0 ( 1 +  . t ) V = V0 .  . t

V = pertambahan volume bahan ( m3 ) Vt = volume bahan setelah dipanaskan ( m3 )

Vo = volume bahan sebelum dipanaskan atau mula-mula ( m3 )

 = koefisien muai volume bahan atau benda ( /oC ) ... (  ”dibaca” GAMMA) t = perubahan atau kenaikan suhu ( ...oC )

Hubungan antara koefisien muai panjang (α) dan koefisien muai volume () dinyatakan dengan rumus:

(9)

Contoh soal: Pemuaian Panjang

1. Berapa pertambahan panjang batang tembaga yang panjangnya 60 cm, jika dipanaskan dari 100C hingga 900C?

( koefisie muai panjang tembaga = 0,000017 /0C ) Diketahui : L0 = 60 cm

t1 = 10 0

C t = 900C - 100C = 800C t2 = 90

0

C ( t = t2 - t1 ) αt = 0,000017 /0C

Ditanya : L Jawab :

L = L0 . α . t

L = 60 cm ( 0,000017 /0C ). 800C = 60 cm ( 0,00136 )

= 0,0816

Jadi, pertambahan panjang batang tembaga tersebut 0,0816 cm

2. Pada suhu 50C batang baja panjangnya 150 cm. Hitunglah panjang batang baja setelah dipanaskan hingga 800C!

( αbaja = 0,000011 / 0

C ) Diketahui : t1 = 50C

t2 = 80 0

C

t = t2 – t1 = 80 0

C – 50C = 750C l0 = 150 cm

αb = 0,000011 /0C Ditanya : Lt

Jawab :

Lt = L0 ( 1 + α . t )

= 150 cm { 1 + ( 0,000011/0C . 750C )} = 150 cm ( 1 + 0,000825 )

= 150 cm ( 1,000825 ) = 150,1238 cm

Jadi, panjang batang baja setelah dipanaskan adalah 150,1238 cm.

Contoh soal: Pemuaian Luas 1. Plat besi tipis ( α besi = 0,000012/

o

C ) pada suhu 30oC luasnya 200 cm2. Hitunglah luas plat besi pada suhu 110oC!

Diketahui : α besi = 0,000012/ o

C ; β = 2α = 0,000024/0C t1 = 30

o C t2 = 110

o C t = t2– t1 = 110

o

(10)

Ditanya: At Jawab:

At = Ao (1 + β.t)

= 200 (1 + 0,000024. 80) = 200 (1 + 0,00192) cm2 = 200 + 0,384 cm2 = 200,384 cm2

Contoh soal: Pemuaian Volume

Sebuah peluru dari bahan besi ( α besi = 0,000012/ o

C ) pada suhu 20oC volumenya 500 cm3. Berapakah volume peluru besi pada suhu 90oC?

Diketahui : α besi = 0,000012/ o

C γ besi= 3 . α besi

= 3 . ( 0,000012/oC ) = 0,000036/oC t1 = 20

o C t2 = 90oC t = t2– t1 = 90

o

C – 20oC = 70oC Vo = 500 cm

3 Ditanya : Vt

Jawab :

Vt = Vo ( 1 +  t )

= 500 cm3 ( 1 + ( 0,000036/oC ) . ( 70oC ) = 500 cm3 ( 1 + 0,00252 )

= 500 cm3 ( 1,00252 ) = 501,26 cm3

Bimetal

Bimetal adalah dua logam yang koefisien muai panjangnya berbeda disatukan.

Pada saat dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah logam yang koefisien muai panjangnya lebih kecil.

(11)

Tabel bimetal dari berbagai bahan

Bahan Bimetal

Koefisien muai panjang α (/oC)

Arah Melengkung Keterangan

Saat Dipanaskan Saat Didinginkan

Kuningan Baja

2,4. 10-5 1,1. 10-5

ke arah baja ke arah kuningan α kuningan > α baja

Baja Besi

1,1. 10-5 1,2. 10-5

ke arah baja ke arah besi α besi > α baja

Aluminium Besi

2,7. 10-5 1,2. 10-5

ke arah besi ke arah aluminium α aluminium > α besi

Tembaga Platina

1,7. 10-5 0,9. 10-5

ke arah platina ke arah tembaga α tembaga > α platina

Tembaga Seng

1,7. 10-5 2,9. 10-5

(12)

BAB 3

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

A. Kalor Mengubah Wujud zat

1. Mencair/Melebur

Besarnya kalor yang digunakan untuk melebur suatu zat dirumuskan : Q = m. L

Q = kalor yang diperlukan untuk melebur zat ( J ) m = massa zat ( kg )

L = kalor lebur zat (

kg J

)

2. Menguap

Besarnya kalor yang diperlukan oleh zat cair selama mendidih dirumuskan : Q = m. U

Q = kalor yang diperlukan oleh zat cair ( joule atau J ) m = massa zat cair ( kilogram atau kg )

U = kalor uap zat (

kg J

atau Jkg-1 ).

B. Kalor Mengubah Suhu Benda

Semakin besar perubahan suhu benda, semakin besar energi kalor yang diperlukan. Pernyataan tersebut secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c. t

Q = banyaknya energi kalor yang diperlukan /dilepas (Kkal atau joule) m = massa benda ( kg )

c = kalor jenis benda (

C kg Kkal

 atau kg C J

(13)

C. Grafik Hubungan Kalor dengan Perubahan Wujud dan Perubahan Suhu Benda

Contoh soal:

Es sebanyak 8 kg yang mula-mula suhunya – 10oC dipanaskan hingga suhunya 100oC, sehingga semuanya menjadi uap air. Jika kalor jenis es 2.100 J/kgoC, kalor lebur es 3,36. 105 J/kg, kalor jenis air 4.200 J/kgoC, dan kalor uap air 2,26. 106 J/kg, berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan seluruh es tersebut?

Diketahui:

Ditanya: Qtotal Jawab:

Qtotal = Q1 +Q2 + Q3 + Q4

= me.ce.t1 + me. Le + ma.ca.t2 + m. U

= 8 (2.100) [0 – (-10)] + 8 (3,36. 105) + 8 (4.200) (100-0) + 8 (2,26. 106) = (16.800) (0 + 10) + 26,88. 105 + 33.600 (100) + 18,08. 106

= 168.000 + 2.688.000 + 3.360.000 + 18.080.000 Q = 24.296.000 J

Keterangan:

Q2 dan Q4 : Proses Perubahan Wujud zat.

Q1 : Proses melebur atau mencair Q4 : Proses menguap

Q1 dan Q3 : Proses Perubahan suhu.

t1 = -10oC t2 = 100oC

(14)

D. Perpindahan Kalor

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat.

Berdasarkan daya hantar kalornya, bahan atau benda digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:

1. Konduktor

adalah benda atau bahan yang dapat menghantarkan kalor dengan baik. Contoh : besi, tembaga, alumunium, silikon, perak, dll.

Konduktor yang paling baik ( alumunium dan tembaga ) banyak kita jumpai pada peralatan

rumah tangga , misalnya : panci, cerek, penggorengan atau wajan , dan lain-lain. 2. Isolator

adalah benda atau bahan yang daya hantar kalornya buruk. Contoh : kayu, kaca, kertas, plastik, udara, air, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari, isolator kita jumpai misalnya pada : pegangan seterika,

pegangan panci, tangkai sendok, dan lain-lain.

2. Konveksi

Konveksi atau Aliran adalah perpindahan kalor melalui suatu zat disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat. Konveksi dapat terjadi pada zat cair maupun gas.

Konveksi tejadi karena perbedaan massa jenis zat cair/gas sebagai akibat pemanasan. Zat cair/gas yang massa jenisnya lebih kecil (bersuhu tinggi) akan mengalir ke tempat zat cair /gas yang massa jenisnya lebih besar (bersuhu rendah ).

3. Radiasi

(15)

Contoh radiasi kalor antara lain : 1. Pancaran sinar matahari ke bumi

(16)

BAB 4

ZAT DAN WUJUDNYA

A. Sifat Zat Padat, Cair, dan Gas

Zat-zat yang wujudnya berbeda memiliki sifat yang berbeda pula.

1. Sifat-sifat zat padat: bentuknya tetap, volumeny tetap, jarak antarmolekul berdekatan dan teratur, dan gaya tarik-menarik antarmolekul sangat kuat.

2. Sifat-sifat zat cair: bentuknya selalu berubah sesuai dengan tempatnya, volumenya tetap, jarak antarmolekul berjauhan, dan gaya tarik-menarik antarmolekul kurang kuat.

3. Sifat-sifat gas: bentuknya selalu berubah sesuai dengan tempatnya, volumenya berubah sesuai dengan tempatnya, jarak antarmolekul sangat jauh, dan gaya tarik-menarik antarmolekul sangat lemah.

B. Massa Jenis

Massa jenis benda adalah perandingan antara massa dengan volume benda. Secara matematis dapat ditulis:

 = v m

 ”dibaca” RHO  = massa jenis benda (satuannya 3

m kg

) m = massa benda (satuannya kg) V = volume benda (satuannya m3)

Contoh soal:

1. Balok besi mempunyai ukuran panjang 25 cm, lebar 10 cm, dan tebal 4 cm. Jika massa jenis

besi 7,9 3 cm

gr

, tentukan massa besi!

Diketahui: Balok besi

p = 25 cm l = 10 cm t = cm

Zat padat Zat cair Gas

(17)

 = 7,9 3 cm

gr

Ditanya : m

Jawab :  =

V m

;

maka:

m =  . V

= 7,9 3

cm gr

. (1.000 cm3) = 7.900 gr

Jadi massa balok besi tersebut 7.900 gram

2. Sebuah balon gas volumenya 2 m3, dan bermassa 180 gram. Berapakah massa jenisnya? Diketahui: V = 2 m3

m = 180 gr =

000 . 1

180

kg = 0,180 kg = 0,18 kg

Ditanya :  Jawab :

 = V

m

= 3

m 2

kg 0,18

= 0,9 3

m kg

atau = 0,9 kg/m3

Jadi massa jenis gas tersebut 0,9 3

m kg

Tabel massa jenis berbagai zat cair

No. Nama Zat Cair Massa Jenis (J/kgoC)

1 Raksa 13.600

2 Air laut 1.030

3 Air 1.000

4 Minyak Tanah 800

4 Alkohol 790

V = p x l x t

(18)

BAB 5

GERAK LURUS

A. Gerak Lurus Beraturan

1. Rumus Gerak Lurus S = v.t

Ciri-ciri: Kecepatan selalu tetap

2. Grafik Gerak Lurus Beraturan

B. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Ciri-ciri: percepatan selalu tetap

1. Rumus Gerak Lurus Dipercepat Beraturan a. Rumus GLBB dipercepat

v = v0 + at S = v0 t + ½ at2

Pada gerak vertikal ke bawah: v = v0 + gt

h = v0 t + ½ gt2

Catatan: Pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal bernilai nol (vo = 0)

(19)

2. Rumus Gerak Lurus Diperlambat Beraturan a. Rumus GLBB diperlambat

v = v0 - at S = v0 t - ½ at2

Pada gerak vertikal ke atas: v = v0 - gt

h = v0 t - ½ gt2

Catatan: Pada gerak jatuh bebas, kecepatan awal bernilai nol (v = 0)

b. Grafik hubungan v-t dan S-t GLBB diperlambat

(20)

Ilustrasi jenis-jenis gerak lurus Gerak Lurus Beraturan

Waktu (s) Jarak yang Ditempuh (m) Kecepatan (m/s) Keterangan

1 2 2 Kecepatan setiap saat

tatap

2 4 2

3 6 2

4 8 2

Gerak Lurus Berubah Beraturan Dipercepat (termasuk gerak jatuh bebas)

Waktu (s) Jarak yang Ditempuh (m) Kecepatan (m/s) Keterangan

1 2 2 Kecepatan setiap saat

bertambah

2 6 3

3 15 5

4 36 9

Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat (termasuk gerak vertikal ke atas)

Waktu (s) Jarak yang Ditempuh (m) Kecepatan (m/s) Keterangan

1 32 32 Kecepatan setiap saat

berkurang

2 20 10

3 12 4

(21)

BAB 6

ENERGI DAN USAHA

A. Energi

1. Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Energi kinetik suatu benda ditentukan oleh massa da kecepatannya. Besar energi kinetik dinyatakan dengan rumus:

Ek = ½ m v2

Ek = energi kinetik benda (J) m = massa benda (kg) v = kecepatan benda (m/s)

Contoh Soal:

sebuah bola bermassa 600 gram ditendang di atas lantai dengan kecepatan 4 m/s. Berapa energi kinetik yang dimiliki bola?

Diketahui: m = 600 gr = 0,6 kg v = 4 m/s

Ditanya: Ek

Jawab : Ek = ½ m v

2

= ½ (0,6 kg) . (4 m/s)2 = 0,3 kg (16 m2/s2) = 4,8 kg . m2/s2

= 4,8 J

Jadi energi kinetik bola tersebut sebesar 4,8 joule.

2. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang tersimpan dalam suatu benda. Besar energi potensial dinyatakan dengan rumus:

Ep = m . g . h

Ep = energi potensial benda (J) m = massa benda (kg)

(22)

Contoh soal:

Sebuah balok kayu yang massanya 10 kilogram berada pada ketinggian 4 meter dari tanah. Jika percepatan gravitasi bumi di tempat tersebut 9,8 m/s2, hitunglah energi potensial benda!

Diketahui: m = 10 kg h = 4 m g = 9,8 m/s2 Ditanya: Ep

Jawab :

Ep = m . g . h

= 10 kg . (9,8 m/s2) . 4 m = 392 kg m/s2 = 392 J Jadi energi potensial benda tersebut sebesar 392 joule.

3. Energi Mekanik

Energi mekanik merupakan jumlah dari energi potensial dan energi kinetik (pada benda yang tidak bekerja gaya lain selain gaya berat benda). Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:

EM = Ep + Ek disebut Hukum Kekekalan Energi Mekanik Contoh soal:

Sebuah batu bata terjatuh dari gedung bertingkat yang ketinggiannya 25 meter dari tanah.

Jika energi kinetik batu setelah sampai di tanah 294 joule, dan percepatan gravitasi bumi

9,8 m/s2, hitunglah massa batu! Diketahui : h1 = 25 m Ek2 = 294 J g = 9,8 m/s2 Ditanya : m

Jawab :

Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2 mgh1 + 0 = 0 + Ek2 mgh1 = Ek2

m =

1 2

.h g Ek

m = 1,2kg

245 294 9,8(25)

294

 

Jadi massa batu bata tersebut 1,2 kilogram

Keterangan:

Hukum kekekalan energi mekanik berlaku pada:

(23)

2. Gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal

3. Gerak jatuh bebas (tanpa kecepatan awal)

4. Gerak pada ayunan

5. Gerak seorang peloncat indah dari papan loncat

6. Gerak Roller Coaster

B. Usaha

1. Usaha

Usaha yang dilakukan benda sebesar gaya (F) dikalikan jarak perpindahannya (S). Pernyataan tersebut secara metematis ditulis:

W = F . S

W = usaha yang dilakukan pada benda (J)\ F = gaya yang bekerja pada benda (N) S = jarak perpindahan benda (m)

Contoh:

Seorang anak mendorong sebuah drum dengan gaya 30 newton sejauh 8 meter. Berapa

joule usaha yang dilakukan oleh anak tersebut?

Diketahui: F = 30 N

S = 8 m

Ditanya : W

Jawab :

W = F . S

= 30 N . (8 m) = 240 Nm = 240 J

Jadi usaha yang dilakukan oleh anak tersebut sebesar 240 joule.

2. Usaha dan Energi Kinetik

Besar usaha yang dilakukan oleh benda yang bergerak merupakan selisih energi kinetik benda tersebut. Secara matematis dapat dinyatakan dengan rumus:

W = Ek2– Ek1

W = usaha yang dilakukan benda (J) Ek2 = energi kinetik akhir (J)

(24)

Contoh soal:

Seorang pembalap sepeda mula-mula bergerak dengan kecepatan 4 m/s, setelah beberapa detik kemudian ia bergerak dengan kecepatan seperti yang ditunjukkan gambar berikut. Jika massa pembalap dan sepedanya 80 kg, berapakah usaha yang dilakukan pembalap tersebut?

Diketahui: v1 = 4 m/s v2 = 8 m/s m = 80 kg Ditanya: W

Jawab:

W = Ek2– Ek1 = ½ mv22– ½ mv12 = ½ (80) (8)2– ½ (80) (4)2 = 40 (64) – 40 (16)

= 2.560 – 640 J = 1.920 J

3. Usaha dan Energi Potensial

Besar usaha yang dilakukan oleh benda yang dipindahkan dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah merupakan selisih energi potensial benda tersebut.

Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dengan rumus: W = Ep2 – Ep1

W = usaha yang dilakukan benda (J) Ep2 = energi potensial akhir (J) Ep1 = energi potensial awal (J)

Contoh soal:

(25)

Diketahui: m = 6 kg

h1 = 75 cm = 0,75 m h2 = 1,5 m

g = 10 m/s2 Ditanya: W

Jawab:

W = Ep2– Ep1 = mgh2– mgh1 = mg (h2– h1) = 6 (10) (1,5 – 0,75) W= 60 (0,75) J

= 45 J

C.Daya

Daya adalah kecepatan melakukan usaha. Daya juga dapat didefinisikan sebagai besarnya usaha

yang dilakukan tiap satan waktu. Pernyataan tersebut secara otomatis dapat ditulis:

P = t W

P = daya (watt ”W”)

W = Usaha yang dilakukan benda (joule ”J”)

t = waktu yang diperlukan (s)

Contoh:

Sebuah pesawat dalam waktu 10 detik melakukan usaha sebesar 600 joule. Berapakah daya

pesawat tersebut?

Diketahui : t = 10 det

W = 600 J

Ditanya : P

Jawab:

P =

(26)

=

det J 60 det 10

J

600

= 60 watt

(27)

BAB 7

PESAWAT SEDERHANA

A. Tuas/Pengungkit

Jenis tuas ada tiga yaitu: tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga. 1. Tuas jenis I: titik tumpu terletak antara beban dan kuasa. Pernyataan tersebut dapat

ditulis: K – T – B atau B – T – K

K = kuasa; T = titik tumpu; dan B = beban

Contoh tuas jenis I antara lain: gunting, tang, papan jungkat-jungkit, pemikul beban, neraca/timbangan, dan pencabut paku.

2. Tuas jenis II: beban terletak diantara titik tumpu dan kuasa. Pernyataan tersebut dapat ditulis: T – B – K atau K– B – T

Contoh tuas jenis II antara lain: gerobag dorong beroda satu, pembuka tutup botol, alat pemotong kertas, pemecah kemiri, dan pelubang kertas.

3. Tuas jenis III: kuasa terletak diantara beban dan titik tumpu. Pernyataan tersebut dapat ditulis: T – K – B atau B – K – T

Contoh tuas jenis III antara lain: pinset, penjepit roti, ekskavator, mobil derek, stapler, sekop, alat pancing, dan tangan kita ketika membawa beban.

Pada tuas berlaku rumus: w . Lb = F . Lk atau

b k

L L F w

Contoh:

Seseorang memikul dua benda yang masing-masing beratnya 200 newton, dan 300 newton. Kedua benda tersebut dipikul dengan sebuah tongkat. Benda yang

Keterangan: B = titik beban T = titik tumpu K = titik kuasa Lb = lengan beban

Lk = lengan kuasa

(28)

beratnya 200 newton terletak pada jarak 150 cm dari titik tumpu pada salah satu ujung tongkat. Hitunglah panjang tongkat minimal yang diperlukan agar kedua benda yang dipikul tersebut dalam keadaan seimbang!

Diketahui : w1 = 200 N w2 = 300 N

L1 = 150 cm = 1,5 m

Ditanya : L (keterangan: L = L1 + L2)

Jawab : L = L1 + L2 w1 . L1 = w2 + L2 = 1,5 m + 1 m L2 =

2 1 1

w L . w

= 2,5 m =

300N 200N(1,5m)

= 1 m N

300 Nm 300

Jadi panjang tongkat yang diperlukan untuk memikul kedua benda tersebut 2,5 meter.

B.Katrol

Katrol terdiri atas katrol tetap, katrol bergerak, dan katrol gabungan atau sistem katrol.

1. Katrol Tetap

Katrol tetap digunakan untuk mengangkat beban atau benda-benda yang ringan. Penggunaan katrol tetap dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk kerekan bendera, kerekan burung, dan untuk mengangkat air dengan ember dari dalam sumur.

Pada katrol tetap berlaku rumus: w . Lb = F . Lk atau F = w Keuntungan Mekanik (KM) katrol tetap dirumuskan:

KM =

kuasa beban berat

atau KM = 1 F w

(29)

2. Katrol Bergerak

Katrol bergerak digunakan untuk mengangkat benda-benda yang lebih berat. Katrol bergerak biasanya digunakan untuk mengangkut bahan-bahan bangunan gedung bertingkat. Pada katrol bergerak berlaku rumus: w . lb = F . lk karena lk = 2 lb maka rumus tersebut dapat ditulis: w = 2F atau

2 F

w

disebut keuntungan mekanik katrol bergerak.

Keuntungan mekanik katrol bergerak (KM): KM = 2 F

w

Contoh:

Perhatikan gambar katrol di samping. Berapakah berat beban yang diangkat?

Diketahui : F = 100 N

KM = 2 (katrol bergerak) Ditanya : w

Jawab : KM =

F w

w = KM . (F) = 2 (100 N) = 200 N Jadi beban yang diangkat seberat 200 newton.

3. Sistem Katrol (Katrol Gabungan)

Katrol gabungan yang tersusun dari beberapa katrol (sistem katrol) digunakan untuk mengangkat benda-benda yang sangat berat. Penggunaan sistem katrol dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk mengangkat mobil rusak, dan untuk memindahkan kerangka jembatan. Besarnya keuntungan mekanik pada sistem katrol ditentukan oleh jumlah jumlah susunan katrol pada masing-masing blok.

Keuntungan mekanik sistem katrol dapat ditentukan dengan rumus: 2n (dengan n = jumlah katrol dalam blok)

Jika setiap blok terdapat 2 katrol (n = 2), maka keuntungan mekaniknya = 22 = 4 ; atau dapat ditulis: KM =

F w

(30)

Keuntungan sistem katrol, jika beban akan diangkat setinggi 3 meter, maka kita harus menggunakan tali sepanjang 3 kali keuntungan mekanik sistem katrol.

Contoh:

Sebuah sistem katrol tersusun dari 2 blok katrol dengan masing-masing blok tersusun dari 2 katrol, digunakan untuk mengangkat beban yang beratya 500 newton. Hitunglah: a. Keuntungan mekanik sistem katrol

b. Gaya tarik yang diperlukan untuk mengangkat beban

Diketahui : n = 2 buah, berarti KM = 4 w = 500 N

Ditanya : a. KM b. F Jawab:

a. KM = 22 (katrol tersebut tersusun pada 2 blok, dan setiap blok terdiri atas 2 katrol) = 22

= 4

Jadi keuntungan mekanik sistem katrol (takal) tersebut sebesar 4. b. KM =

F w

F = 125N 4

500N KM

w

 

Jadi gaya tarik yang diperlukan sebesar 125 newton. C. Bidang Miring

Prinsip kerja bidang miring banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti: sekrup, papan yang digunakan utuk menaikkan barang ke atas truk, jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok, baji untuk membelah kayu, tangga dan lain-lain. Semakin tinggi bidang miring, semakin besar kuasa yang diperlukan. Pada bidang miring berlaku rumus:

h S F w

 . Besaran yang menyatakan

F w

disebut keuntungan

mekanik. Jadi keuntungan mekanik bidang miring adalah : KM =

h S

; atau:

KM =

(31)

Contoh soal:

Sebuah peti yang beratnya 320 newton dinaikkan ke atas truk melalui bidang miring yang panjangnya 4 meter, dan tinggi bidang miring 150 cm, berapakah:

a. keuntungan mekanik bidang miring?

b. besar gaya yang diperlukan untuk menaikkan peti ke atas truk?

Diketahui : w = 320 N ; S = 4 m ; h = 150 cm = 1,5 m Ditanya : F

Jawab : a. KM =

h S

=

1,5 4

= 2,67

b. KM =

h S

=

F w

F . S = w . h F =

S h w.

=

4 ) 5 , 1 ( 320

=

4 480

N = 120 N

(32)

BAB 8

TEKANAN DALAM ZAT CAIR

A.Tekanan dalam Zat Cair 1. Tekanan hidrostatis

Tekanan hidrostatika adalah tekanan yang diberikan oleh zat cair yang diam (hidro = air, statitika = diam). Bunyi Hukum Utama Hidrostatitika: ”Tekanan hidrostatika di semua titik pada bidang datar dalam zat cair yang sejenis sama besar”.

Tekanan dalam zat zcair (Tekanan Hidrostatis) bergantung pada kedalaman dan massa jenis zat cair. Secara metematis rumus teknan hidrostatis ditulis:

Ph =  g h

Karena: S = g (S = berat jenis zat cair , satuannya N/m3), maka rumus di atas dapat ditulis: Ph = S. h

Keterangan:

Ph= tekanan hidrostatis (N/m2)  = massa jenis zat cair (kg/m3)

(33)

Contoh soal:

Hitunglah tekanan yang diberikan oleh minyak pada kedalaman 50 cm, jika berat jenisnya

7,8 N/m3!

Diketahui: h = 50 cm = 0,5 m

S = 7,8 N/m3

Ditanya : Ph

Jawab : Ph = S. h

= 7,8. ( 0,5 m) = 3,9 N/m2

2. Hukum Pascal

Hukum Pascal menyatakan bahwa: “Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruangan tertutup akan diteruskan ke segala arah sama besar”. Hukum Pascal digunakan sebagai

dasar kerja mesin atau pesawat hidrolik. Pesawat hidrolik adalah pesawat yang digunakan

untuk mendapatkan gaya yang lebih besar dari gaya yang kecil.

Contoh soal:

(34)

Berdasarkan gambar di atas, berapakah besar gaya minimum yang bekerja pada penghisap

besar agar mobil dapat terangkat?

Diketahui : A1 = 20 cm 2

= 20. 10-4 m2 = 2. 10-3 m2 A2 = 600 cm

2

= 60. 10-4 m2 = 6. 10-2 m2 F1 = 500 N

Ditanya : F2 Jawab :

1 1 2 2 A F A F

F2 = (6.10 )

10 . 2

500

. 2 3 2 2 2

1 1 m m N A A F   

= 2 (10 2).103 2

3000 

m = 1500. 10

1

N = 1500 . 10 N

= 15.000 N

Jadi gaya yang bekerja pada penghisap yang besar adalah 15.000 N

Alat-alat teknik yang berprinsip kerjanya berdasarkan hukum Pascal antara lain:

1. Dongkrak hidrolik yang digunakan untuk mengangkat beban yang berat misalnya

mobil.

2. Kempa hidrolik yang digunakan utuk mengempa bahan seperti pada proses pemerasan

minyak, pengepakan kertas, pencetakan plat logam,

3. Alat pengangkat mobil

4. Rem hidrolik.

5. Hukum Archimedes

Bunyi Hukum Archimedes: ”Sebuah benda yang dicelupkan dalam zat cair akan mendapat gaya tekan ke atas sebesar berat zat cair yanh didesak oleh benda”. Secara matematis ditulis:

Fa = Vb x S atau Fa = Vb x  x g

Terapung, Melayang, dan Tenggelam

(35)
(36)

BAB 9

GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYI

A. Getaran

Getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik keseimbangan. Titik O disebut titik keseimbangan

Jarak O-A = O-B = simpangan terjauh getaran = amplitudo getaran.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh lintasan O-A-O-B-O disebut waktu getar atau periode (T).

Banyaknya getaran yang terjadi setiap sekon disebut frekuensi getaran (f). f =

t n

f = frekuensi getaran (Hz) n = jumlah getaran (…kali)

t = waktu yang diperlukan untuk bergetar (s)

Hubungan antara frekuensi dan periode (waktu getar). f =

T 1

atau T =

f 1

(37)

B. Gelombang

1. Gelombang transversal

(38)

Berdasarkan gambar di atas:

Panjang lintasan gelombang (L) = 50 cm = 0,5 m Waktu yang digunakan untuk merambat (t) = 1 sekon)

Waktu yang diperlukan untuk menempuh 1 gelombang (periode) sebesar 0,4 s (T = 0,4 sekon)

Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang setiap satuan waktu. (n = jumlah gelombang = 2,5 gelombang = 2,5 λ)

Panjang gelombang (λ) = 20 cm = 0,2 m

Kecepatan gelombang:

v = λ. f = 0,2 (2,5) m/s = 0,5 m/s Cara lain:

v =

4 , 0

2 , 0

T 

= 0,5 m/s

v =

1 5 , 0 t 

L

= 0,5 m/s (Rumus gerak lurus … gelombang bergerak lurus)

2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang memiliki arah getar searah atau sejajar dengan arah rambatnya.

λ = panjang gelombang

(39)

Kecepatan gelombang:

v = λ. f = 0,4 (0,5) m/s = 0,2 m/s Cara lain:

v =

2 4 , 0

T 

= 0,2 m/s

v =

6 cm 120 t L

 = 

6 1,2

0,2 m/s (Rumus gerak lurus … gelombang bergerak lurus) C. Bunyi

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Bunyi Infrasonik

adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 hertz.

Bunyi infrasonik hanya dapat didengar oleh hewan-hewan tertentu yaitu jangkrik,& anjing

2. Bunyi Audiosonik

adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 hertz sampai dengan 20.000 hertz. Bunyi audiosonik dapat didengar oleh manusia.

3. Bunyi Ultrasonik

(40)

Resonansi

Resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain. Syarat agar dapat terjadi resonansi adalah; frekuensi benda yang beresonansi sama besar dengan frekuensi sumber bunyi. ( frekuensi kedua benda sama ).

Resonansi dapat terjadi pada :

1. dua benda yang diayunkan dengan tali. 2. dua garpu tala yang digetarkan.

3. kolom udara.

Resonansi Pada Dua Benda yang Diayunkan . Jika benda A diayunkan, maka benda C juga akan berayun. Sedangkan benda B dan D tidak ikut berayun. Hal ini terjadi karena frekuensi getaran benda A dan benda C sama besar, sebagai akibat tali A dan C yang sama panjang.

Resonansi Pada Dua Garpu Tala yang Digetarkan. Frekuensi garpu tala A dan B sama besar.

Jika garpu tala A digetarkan, maka garpu tala B juga akan ikut bergetar.

Besarnya cepat rambat bunyi di udara dirumuskan : v =

t 2L

atau L =

2 v.t

v = cepat rambat bnyi di udara (m/s )

L = jarak dari sumber bunyi ke dinding pemantul ( m ) t = waktu yang diperlukan ( s )

Macam-macam bunyi pantul :

1. Bunyi pantul yang memperkuat bunyi asli.

(41)

2. Gaung ( = Kerdam )

adalah bunyi pantul yang hanya sebagian bersamaan dengan bunyi asli, sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. (jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi agak jauh)

Untuk menghindari kerdam/gaung, di studio radio/TV , gedung bioskop, atau ruangan yang besar biasanya dilapisi bahan peredam bunyi pada dinding atau atapnya dengan kain woll, karton, kapas, busa, karet dsb. Bahan-bahan tersebut disebut bahan akustik.

3. Gema

adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli. (dinding pemantul jauh dengan sumber bunyi).

Contoh soal:

1. Sebuah kapal mengirim sinyal ke dasar laut, ternyata sinyal tersebut diterima kembali oleh kapal setelah 6 sekon. Jika cepat rambat bunyi dalam air laut 1.400 m/s, hitunglah kedalaman laut!

Diketahui: t = 6 s

v = 1.400 m/s Ditanya: L

Jawab: L =

2 v.t

=

2 (6) 1.400

=

2 8.400

= 4.200 m

2. Seorang anak berteriak di lorong sebuah goa. Gema dari anak tersebut terdengar setelah 4 sekon. Jika cepat rambat bunyi di tempat tersebut 336 m/s, berapakah jarak antara anak sampai ke dinding goa?

Diketahui: t = 2 s v = 336 m/s Ditanya: L

Jawab: L =

2 v.t

=

2 (4) 336

=

2 1.344

(42)

BAB 10

CAHAYA

A. Pemantulan Cahaya

1. Pemantulan cahaya pada cermin datar

Sifat bayangan pada cermin datar antara lain: - Membentuk bayangan semu/maya/virtual. - Jarak bayangan sama dengan jarak benda - Tinggi bayangan sama dengan tinggi benda

- Posisi bayangan berlawanan dengan posisi benda (tubuh bagian kanan akan tampak sebagai tubuh bagian kiri).

2. Pemantulan cahaya pada cermin cekung

(43)

1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.

2) Sinar yang datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

3) Sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali ke

pusat.

Lukisan bayangan pada cermin cekung:

Manfaat cermin cekung dalam kehidupan sehari-hari: 1) Reflector lampu motor dan mobil.

(44)

3. Pemantulan cahaya pada cermin cembung

Sinar istimewa pada cermin cembung (untuk melukis bayangan pada cermin cembung).

1) Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari titik fokus.

2) Sinar yang datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

3) Sinar yang datang menuju titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali dari pusat.

Lukisan bayangan pada cermin cekung:

(45)

Tabel Ruang Benda dan Ruang Bayangan pada Cermin Cekung ( berlaku pula untuk lensa )

Ruang benda Ruang bayangan Jumlah Sifat bayangan

I IV 5 - maya

- sama tegak - diperbesar

II III 5 - nyata

- terbalik - diperbesar

III II 5 - nyata

- terbalik - diperkecil Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan jarak fokus cermin cekung dirumuskan :

Si 1 So

1 f 1

 

f = jarak titik api ( fokus ) cermin ( m ; cm ) So = jarak benda ( m ; cm )

Si = jarak bayangan ( m ; cm )

Perbesaran bayangan pada cermin cekung dirumuskan : M = 

ho hi So

Si

Tanda harga mutlak “

 

” artinya, nilai perbesaran bayangan selalu positip.

M = perbesaran bayangan ( ... kali ) ho = tinggi benda (cm )

hi = tinggi bayangan (cm )

Petunjuk penggunaan rumus pada cermin cekung :

- Nilai “ f “ dan “ R “, selalu positip (+), karena pusat kelengkungan berada di depan cermin.

Contoh Soal:

1. Sebuah cermin cekung mempunyai jarak fokus 50 cm. Sebuah benda diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin. Hitunglah :

a) jarak bayangan yang dibentuk oleh cermin ! b) perbesaran bayangan yang terjadi pada cermin !

(46)

Jawab :a) Si 1 So 1 f

1

So 1 f 1 Si 1   cm 200 1 cm 200 5 cm 200 4 cm 40 1 cm 50 1      

Si = - 200 cm

b) M = 5kali

40 200 So Si         

2. Sebuah benda diletakkan pada jarak 8 cm di depan cermin cekung yang berjari-jari 12 cm. Berapakah jarak bayangan yang terjadi?

Diketahui : So = 8 cm R = 12 cm, sehingga f = ½ R = ½ ( 12 cm ) = 6 cm

Ditanya : Si Jawab :

cm 24 1 cm 24 3 cm 24 4 cm 8 1 cm 6 1 So 1 f 1 Si 1 Si 1 So 1 f 1         

Si = 24 cm

Contoh soal cermin cembung:

1. Sebuah pensil terletak pada jarak 10 cm di depan cermin cembung yang berjari-jari 30 cm. Tentukan jarak bayangan yang dibentuk cermin cembung , dan lukislah bayangan yang terjadi !

Petunjuk penggunaan rumus pada cermin cembung :

- Nilai “ f “ dan “ R “, selalu negatip (-), karena pusat kelengkungan berada di belakang cermin.

- Dalam perhitungan “ Si“ hasilnya selalu negatip, berarti bayangannya maya/ semu.

Diketahui : So = 10 cm

(47)

Ditanya : a) Si b) Lukisan bayangan Jawab :

a) Si 1 So 1 f 1   cm 6 S 5 cm 30 Si cm 30 5 cm 30 3 cm 30 2 cm 10 1 cm 15 1 So 1 f 1 Si 1

i             

b. Lukisan bayangan :

2. Sebuah bayangan maya terjadi pada jarak 8 cm di belakang cermin cembung. Jika cermin tersebut mempunyai jarak titik api cermin 12 cm, hitunglah :

a) jarak benda terhadap cermin

b) perbesaran bayangan yang terjadi pada cermin.

Diketahui : Si = - 8 cm ( tanda negatip “ - “, karena bayangan maya ) f = - 12 cm ( tanda negatip “ - “, karena cermin cembung )

Ditanya : a) So b) M Jawab : a) Si 1 So 1 f 1   cm 24 So cm 24 1 cm 24 3 cm 24 2 cm 8 1 cm 12 1 cm 8 1 cm 12 1 Si 1 f 1 So 1                    

Jadi, jarak benda ke cermin adalah 24 cm.

b) kali

3 1 cm 24 cm 8 So Si M           

Jadi, perbesaran bayangannya = kali 3 1

(48)

Penerapan prinsip kerja cermin cembung dalam kehidupan kita sehari-hari misalnya untuk kaca spion sepeda motor, dan kaca spion mobil . Bayangan yang terbentuk pada kaca spion selalu maya / semu, diperkecil, dan sama tegak, sehingga benda yang berjarak dekat maupun jauh selalu dapat terlihat.

B. Pembiasan Cahaya

1. Pemantulan Sempurna

Pemantulan sempurna pada prisma:

Syarat agar terjadi pemantulan sempurna:

1. Cahaya dating dari medium (zat optik /zat perantara) lebih rapat ke medium kurang rapat.

2. Sudut datang lebih besar daripada sudut kritis. (Sudut kritis adalah sudut datang yang membentuk sudut bias sebesar 90o).

Contoh peristiwa pemantulan sempurna dalam kehidupan sehari-hari: 1. Berlian tampak berkilauan.

(49)

2. Pembiasan cahaya pada lensa cembung

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (untuk mrlukis bayangan):

1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan menuju focus F1. 2. Sinar yang datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3. Sinar yang datang melalui titik pusat optik akan diteruskan.

(50)

3. Pembiasan cahaya pada lensa cekung

Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung (untuk mrlukis bayangan):

1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan seolah-olah dari titik fokus F1.

2. Sinar yang datang menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3. Sinar yang datang menuju titik pusat optik akan diteruskan.

Lukisan bayangan pada lensa cekung:

Lukisan bayangan pada lensa cekung hanya satu jenis yaitu benda di ruang IV, sehingga bayangan terjadi di ruang I dengan sifat; maya, tegak, diperkecil.

Rumus Lensa

Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jarak titik api/ klensa cembung dan lensa cekung dirumuskan :

Si 1 So

1 f 1

 

(51)

So = jarak benda (cm) Si = jarak bayangan (cm)

Perbesaran bayangan pada lensa (lensa cembung dan lensa cekung) dirumuskan : M =

        

ho hi So

Si

Tanda harga mutlak “

 

” artinya, nilai perbesaran bayangan selalu positip.

M = perbesaran bayangan ( ... kali) ho = tinggi benda (cm)

hi = tinggi bayangan (cm) Kekuatan Lensa

Kekuatan lensa adalah bilangan yang menunjukkan kebalikan dari harga titik fokosnya.Kekuatan lensa juga disebut Daya lensa.Untuk menghitung kekuatan lensa, jarak titik api / fokus lensa harus dinyatakan dalam satuan meter ( m ).

Kekuatan lensa ( lensa cembung dan lensa cekung ) dirumuskan:

f 1

P

P = kekuatan lensa atau daya lensa (dioptri) f = jarak titik api / fokus lensa (m).

Contoh soal:

Sebuah lensa cembung mempunyai jari-jari kelengkungan lensa 100 cm. Hitunglah kekuatan lensa!

Diketahui: R = 100 cm

f = ½ R = ½ x 1 m = 0,5 m Ditanya : P

Jawab :

f 1

P =

m 0,5

1

(52)

BAB 11

ALAT-ALAT OPTIK

A. Mata dan Cacat Mata

1. Mata normal

2. Cacat mata rabun dekat (Hipermetropi)

(53)

Contoh soal Cacat Mata:

1) Bu Anita menderita hipermetropi dengan titik dekat 60 cm. Bu Anita ingin melihat dengan normal pada jarak dekat 25 cm. Berapa jarak titik fokus dan kekuatan lensa kacamata yang digunakan Bu Anita?

Diketahui: So = 25 cm (titik dekat mata normal) Si = - 60 cm (hipermetropi/rabun dekat) Ditanya: a) f

b) P Jawab: a) i o S 1 S 1 f

1

= cm 60 1 cm 25 1   = cm 300 5 cm 300 12 cm 300 7 f 1

f =

7 cm 300

f =

7 3

m b) P =

f 1 = 7 3 1

dioptri =

3 7

dioptri = 2,33 dioptri

2. Danang menderita miopi dengan titik jauh 10 m. Dia ingin dapat melihat dengan jelas benda-benda yang terletak jauh. Hitunglah:

a) Jarak titik fokus lensa kacamata yang digunakan. b) Kekuatan lensa kacamata.

Diketahui : So =  (titik jauh mata normal) Si = - 10 m (miopi/rabun jauh) Ditanya: a) f

b) P Jawab: a) f 1 i o S 1 S 1  = m 10 1 1   

= 0 -

m 10

1

f = - 10 m

P =

(54)

B. Lup

Untuk mata yang tidak berakomodasi, benda diletakkan di jauh tak terhingga, sehingga bayangan terbentuk di titik fokus.

Perbesaran bayangan pada lup dengan mata berakomodasi maksimum dapat dirumuskan:

M = 251

f atau M = f 1

n

M = perbesaran lup ( .. kali) f = jarak titik focus lup (cm) n = titik dekat mata normal (cm)

Perbesaran bayangan pada lup dengan mata tidak berakomodasi dapat dirumuskan: M =

f

25

atau M =

f n

Contoh:

Sebuah lup memiliki jari-jari 40 cm . Jika lup tersebut digunakan seseorang dengan penglihatan normal dengan mata berakomodasi maksimum, berapakah perbesaran lup tersebut?

Diketahui: R = 40 cm sehingga f = ½ (40 cm) = 20 cm Mata dalam keadaan akomodasi maksimum

Ditanya: M Jawab:

M = 251

f = 20 1 25

(55)

BAB 12

LISTRIK STATIS

A. Membuat Benda Bermuatan Listrik Statis

Batang kaca yang digosok dengan kain sutera dapat menarik serpihan gabus kecil-kecil karena batang kaca itu telah bermuatan listrik positif. Pada saat batang kaca digosok dengan kain sutera, sebagian elektron dari batang kaca itu berpindah ke kain sutera sehingga batang kaca kekurangan elektron atau kelebihan muatan positif, akibatnya batang kaca bermuatan positif.

Batang plastik yang digosok dengan kain woll menghasilkan muatan listrik negatif. Batang plastik yang telah bermuatan listrik sehingga dapat menarik serpihan gabus kecil-kecil. Pada saat batang plastik digosok dengan kain woll, sebagian elektron dari kain woll berpindah ke batang plastik sehingga batang plastik kelebihan elektron atau kelebihan muatan negatif, akibatnya batang plastik bermuatan negatif.

Tabel variasi jenis muatan listrik statis.

Benda yang digosok

Benda Penggosok

Jenis Muatan Benda yg Digosok

Jenis Muatan Benda Penggosok

Keterangan

Kaca Kain sutera Positif Negatif Kaca melepas elektron, sutera menerima elektron Plastik Mika Paralon Ebonit

Rambut kering Negatif Positif Rambut kering melepas elektron, dan plastik (mika, paralon, ebonite) menerima elektron Plastik Mika Paralon Ebonit

Bulu kucing Negatif Positif Bulu kucing melepas elektron, dan plastik (mika, paralon, ebonite) menerima elektron Plastik Mika Paralon Ebonit

Kain wol Negatif Positif Kain wol melepas elektron, dan plastik (mika, paralon, ebonite) menerima elektron

B. Sifat-sifat Muatan Listrik Statis

(56)

C. Hukum Coulomb

Hukum Coulomb berbunyi: “Gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak dua benda bermuatan listrik berbanding lurus dengan besar masing-masing muatan dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.” Pernyataan itu secara matematis ditulis dengan rumus:

F = 2 2 1 r q x q k Keterangan:

F = gaya tarik atau gaya tolak antara dua benda (N) k = konstanta Coulomb (9 x 109 Nm2/C2)

q1 dan q2 = besar muatan listrik masing-masing benda (C) r = jarak antara dua benda (m).

Contoh soal:

Dua buah benda bermuatan listrik masing-masing sebesar + 16 mC dan -12 mC terletak pada jarak 4 cm satu sama lain. Apabila tetapan Coulomb 9 x 109 Nm2/C2, berapakah besar gaya tarik-menarik antara kedua benda bermuatan itu?

Diketahui:q1 = + 16 . 10-3 C; q2 = -12. 10-3 C ; dan k = 9 x 109 Nm2/C2 r = 4 cm = 4 x 10-2 m

Ditanya : F Jawab :

F = 1 2 2

r q x q k

= 9 x 109 Nm2/C2 ( 2 2 3 3 ) 10 4 ( ) 10 . 12 ( ) 10 . 16 ( m x C x C   

= 9 x 109 Nm2/C2 x 4 2 2 6 10 16 ) 10 . 192 ( m x C   

= 9 x 109 Nm2/C2 x 4 2 2 6 10 ) 10 . 12 ( m C   

(57)

Jadi besar gaya tarik menarik antara dua benda bermuatan itu sebesar 108 x 10-7 newton. (Keterangan: Tanda negatif ( - ) menunjukkan bahwa kedua benda saling menarik).

D. Induksi Listrik

Bola gabus mula-mula netral. Ketika didekati batang kaca yang telah bermuatan listrik positif, pada bola gabus terjadi pemisahan muatan positif dan negatif. Muatan negatif bola gabus tertarik oleh muatan positif batang kaca sedangkan muatan positif bola gabus tertolak oleh muatan positif batang kaca.

E. Elektroskop

Elektroskop terbuat dari tabung kaca hampa udara, bola logam, batang penghantar dan daun elektroskop yang terbuat dari kertas emas atau kertas timah sebagai elemen foil. Elektroskop digunakan untuk menyelidiki muatan listrik suatu benda.

(1) (2) (3) (4 ) (5) Penjelasan:

(58)

(2) Kepala elektroskop didekati benda bermuatan negatif sehingga terjadi pemisahan muatan positif dan negatif pada daun elektroskop. Muatan positif daun elektroskop tertarik oleh muatan negatif benda. Daun elektroskop kelebihan muatan negatif sehingga muatan-muatan itu tolak-menolak, akibatnya daun elektroskop membuka.

(3) Kepala elektroskop disentuh dengan ujung jari sehingga elektron pada daun elektroskop mengalir ke bumi melalui ujung jari. Daun elektroskop netral sehingga daun elektroskop menutup kembali.

(4) Ujung jari dilepas dari kepala elektroskop, sementara muatan di permukaan kepala elektroskop tetap dalam keadaan netral karena tertahan oleh muatan pada benda.

(5) Batang plastik dijauhkan dari kepala elektroskop, muatan positif menyebar sehingga daun elektroskop bermuatan positif. Akibatnya daun elektroskop membuka kembali.

Mesin yang dapat menghasilkan muatan listrik statis dalam jumlah banyak adalah Generator Van de Graff.

Peralatan yang prinsip kerjanya berdasarkan listrik statis antara lain: 1. Mesin foto kopi.

(59)

BAB 13

LISTRIK DINAMIS

A. Hambatan Penghantar

Hambatan suatu kawat penghantar ditentukan oleh : (1) luas penampang kawat, (2) jenis kawat, dan (3) panjang kawat.

Besar hambatan kawat penghantar ;

1. berbanding lurus dengan hambatan jenis kawat. 2. berbanding lurus dengan panjang kawat.

3. berbanding terbalik dengan luas penampang kawat. Secara matematis dapat dirumuskan : R L

A

 

R = hambatan kawat penghantar ()

 = hambatan jenis kawat (m ) atau (mm2/m) L = panjang kawat penghantar (m)

A = luas penampang kawat ( m2 ) atau ( mm2)

Contoh Soal :

Kawat tembaga hambatannya 6,8 ohm, dan hambatan jenisnya 0,017 mm2/m. Jika panjang tembaga tersebut 80 m, tentukan luas penampang kawat tembaga ! Diketahui : R = 6,8 

 = 0,017 mm2/m l = 80 m

Ditanya : A

Jawab :

2 2

2

0,2mm 7)mm

0,017(11,7 mm

6,8 80 0,017. R

L

ρ

A A L

ρ

R     

Jadi luas penampang kawat penghantar tersebut = 0,2 mm2

B. Rangkaian Hambatan

1. Rangkaian Hambatan Seri

(60)

R1 R2 R3

Besar hambatan pengganti rangkaian seri dirumuskan : Rs = R1 + R2 + R3 + ...

Rs = hambatan pengganti rangkaian seri (  ) R1, R2, R3 = hambatan-hambatan yang dirangkai seri ( )

2. Rangkaian Hambatan Paralel

Rangkaian paralel adalah rangkaian hambatan yang disusun secara berdampingan.

R1 R2

R3

Besar hambatan pengganti rangkaian paralel dirumuskan :

1 1 1 1

1 2 3

Rp R R R

   ...

Rp = hambatan pengganti rangkaianparalel (  )

R1, R2, R3 = hambatan-hambatan yang dirangkai paralel ( )

3. Rangkaian Hambatan Gabungan Seri dan Paralel

R2 R1

R3

Hambatan pengganti rangkaian hambatan gabungan seri dan paralel dapat ditentukan dengan cara :

a. Hitung terlebih dahulu hambatan yang disusun paralel, yaitu : 1 1 1

2 3

Rp R R

 

sehingga rangkaiannya menjadi :

(61)

b. Hambatan pengganti rangkaian paralel tersebut dirangkai seri dengan R1 , sehingga: Rtotal = R1 + Rp

Contoh Soal :

1. Tiga buah hambatan masing-masing sebesar 8 , 4 , dan 24  dirangkai secara seri. Tentukan hambatan penggantinya !

Diketahui : R1 = 8  R2 = 4  R3 = 24  Ditanya : Rs

Jawab : Rs = R1 + R2 + R3 = 8 + 4  + 24  = 36 

Jadi hambatan pengganti rangkaian seri dari hambatan-hambatan tersebut = 36 ohm.

2. Perhatikan rangkaian hambatan berikut.

R1

R2

R3

R4

Jika : R1 = 6  ; R 2 = R 3 = 8 ; R 4 = 12  Hitunglah hambatan pengganti rangkaian tersebut di atas! Diketahui : R1 = 6  R 2 = R 3 = 8 R 4 = 12  Ditanya : Rp

Jawab :

2Ω 12 24Ω Rp 24Ω 12 Rp 1 24Ω 2 24Ω 3 24Ω 3 24Ω 4 12Ω 1 8Ω 1 8Ω 1 6Ω 1 R 1 R 1 R 1 R 1 Rp 1 4 3 2 1               

(62)

3. Perhatikan rangkaian berikut.

R1

R2 R4 R3

Hitunglah hambatan pengganti rangkaian di atas ! Diketahui : R1 = 2  R 2 = 3  R 3 = 6 R 4 = 9 

Ditanya : Rtotal Jawab :

(1) R1 , R 2 , dan R 3 dirangkai paralel, sehingga :

                     1 6 6 6 6 1 6 1 6 2 6 3 6 1 3 1 2 1 1 1 1 1 3 2 1 Rp Rp R R R Rp

(2) Rp dan R4 dirangkai seri, sehingga :

C.Hukum 1 Kirchoff

Membahas tentang rangkaian listrik bercabang. I1 I1

I2

I

Bunyi Hukum I Kirchhoff :

“ Dalam rangkaian listrik bercabang, kuat arus yang masuk pada titik cabang sama dengan kuat arus yang keluar dari percabangan.”

Dari gambar rangkaian di atas, secara matematis dapat ditulis : I = I1 + I2 = I1

Contoh Soal :

I1 I2 Dari gambar di samping, tentukanlah besar arus I4 ! I3 I4

(63)

A B Ditanya : I4

Jawab :

I1 + I3 = I2 + I4

I4 = ( I1 + I3 ) - I2 = ( 5 A + 10 A ) - 8 A = 15 A - 8 A

= 7 A

Contoh Soal :

1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini.

Dari rangakaian di samping, hitunglah : a) hambatan pengganti dalam rangkaian b) kuat arus listrik yang mengalir dalam rangkaian.

c) tegangan jepit antara titik A dan B d) kuat arus I1

e) kuat arus I2

Diketahui : Seperti gambar

R1 = 2  ; R 2 = 3  ; R 3 = 6 ; R 4 = 4  V = 12 V

Ditanya : a) R total

b) I d) I1

c) VAB e) I2

Jawab :

a) R total ?

(i) R 2 dan R 3 dirangkai paralel, sehingga :

2Ω 3 6Ω Rp 6Ω 3 6Ω 1 6Ω 2 6Ω 1 3Ω 1 R 1 R 1 Rp 1 3 2         

( ii ) R1 , Rp , dan R 4 dirangkai seri, sehingga : R1

R2

R3

R4

(64)

R total = Rs = R1 + R p + R 4 = 2  + 2  + 4  = 8 

Jadi hambatan pengganti dalam rangkaia adalah sebesar 8 ohm.

b) 1,5A

Ω

8 V 12 R V

I  

Jadi arus listrik yang mengalir dalam rangkaian sebesar 1,5 amper. c) VAB = I. RAB = 1,5 A . ( 2  ) = 3 V

Jadi tegangan jepit antara titik A dan B sebesar 3 volt.

d) 1A

Ω

3 V 3 R V I

2 AB

1   

Jadi kuat arus yang mengalir pada cabang pertama sebesar 1 amper

e) 1,5A

Ω

6 V 3 R V I

3 AB

2   

(65)

BAB 14

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

A. Energi Listrik

Rumus-rumus energi listrik yang lain :

W = I2. R. t diperoleh dari : W = V. I. t = ( I. R ). I. t = I2. R. t W = .t

R V2

diperoleh dari : W = V. I. t

= V. (

R V

) . t

= .t R V2

Energi Kalor

Energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor/panas.

Contoh alat-alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi kalor / panas antara lain; elemen pemanas air, solder listri, seterika listrik, dan kompor listrik.

Menurut Joule, ada kesetaraan anatara energi dengan kalor. Menurut Joule : 1 joule = 0,24 kalori , sehingga : Dari rumus energi listrik : W = V. I. t

= I2. R. t = .t

R V2

maka besar energi kalor dapat dinyatakan dengan rumus : W kalor = 0,24 ( V. I. t )

= 0,24 ( I2. R. t ) = 0,24 ( .t

R V2

)

W kalor = energi kalor ( kalori disingkat kal ) V = beda potensial ( V )

(66)

Contoh Soal :

1. Sebuah kereta api listrik menggunakan arus 120 amper pada tegangan 550 volt. Hitunglah energi listrik yang digunakan oleh kereta api setiap sekon !

Diketahui: I = 120 A V = 550 V t = 1 s Ditanya : W Jawab :

W = V. I. t

= 550 V ( 120 A ). 1 s = 66.000 J

2. Sepotong kawat yang hambatannya 12 ohm dihubungkan dengan sebuah sumber tegangan yang beda potensialnya 6 volt. Berapa kalori energi panas yang dihasilkan oleh kawat tersebut setiap menit ?

Diketahui: V = 6 V R = 12 

t = 1 menit = 60 s Ditanya : Wkalor

Jawab :

kalori 43,2 (3) 144. ) 12 36 ( 14,4 ).60 12 6 ( 0,24 ).t R V ( 0,24 W 2 2 kalor     

Jadi energi kalor yang dihasilkan oleh kawat setiap menit sebesar 43,2 kalori.

B. Daya Listrik

(67)

t W

P --- P = daya listrik ( watt disingkat W ) W = usaha atau energi listrik ( J ) t = waktu yang diperlukan ( s ) Dari : W = V. I. t --- dan

t W P

= I2. R. t = .t

R V2

Maka diperoleh rumus-rumus daya listrik sebagai berikut; P = V. I

= I2. R =

R V2

P = daya listrik ( W )

V = beda potensial listrik ( V ) I = kuat arus listrik ( A ) R = hambatan listrik (  )

B. Rekening Listrik

Satuan energi listrik dalam SI dinyatakan dalam joule, sedangkan satuan energy listrik yang lain adalah kWh (kilo watt jam). Satuan ini digunakan untuk menghitung biaya rekening listrik PLN ( Perusahaan Listrik Negara ).

Contoh Soal :

Sebuah rumah menggunakan jasa listrik untuk keperluan sebagai berikut: a) 5 buah lampu masing-masing 60 watt, menyala rata-rata 6 jam per hari; b) seterika listrik 250 watt digunakan rata-rata 1 jam per hari;

c) pesawat televisi 80 watt menyala rata-rata 6 jam per hari. Hitunglah :

a) energi listrik yang digunakan setiap hari

(68)

Diketahui : 5 lampu 60 watt menyala 6 jam setiap hari 1 seterika listrik 250 watt menyala 1 jam setiap hari 1 TV 80 watt menyala 6 jam setiap hari

Ditanya : a) W listrik setiap hari

b) Biaya rekening listrik tiap bulan jika biaya beban Rp 10.000,00 dan biaya setiap kWh sebesar Rp 2000,00.

Jawab:

a) 5 . ( 60 watt ). 6 jam = 1.800 watt jam 1 . ( 250 watt ). 1 jam = 250 watt jam

1 . ( 80 watt ) . 6 jam = 4 80 watt jam + ==========================================

Jumlah = 2.530 watt jam = 2,53 kilo watt jam = 2,53 kWh

Jadi energi listrik yang digunakan setiap hari sebesar 2,53 kilo watt jam.

b) W listrik 1 bulan = 30 . ( 2.53 kWh ) = 75,9 kWh

Biaya rekening listrik sebulan = 75,9 . ( Rp 2000,00 ) + biaya beban = Rp 151.800,00 + Rp 10.000,00

= Rp 161.800,00

(69)

BAB 15

KEMAGNETAN

A. Sifat-sifat Magnet

1. Memiliki 2 kutub magnet.

2. Selalu menunjuk arah utara dan selatan.

3. Dapat menarik benda-benda logam besi dan baja. 4. Gaya magnet terbesar terletak pada kedua kutubnya. 5. Kutub-kutub magnet yang sejenis tolak-menolak. 6. Kutub-kutub magnet yang berlainan jenis tarik-menarik. Sifat kemagnetan suatu bahan/magnet dapat hilang apabila : 1. Dipanaskan.

2. Dipukul-pukul.

3. Dialiri arus listrik bolak-balik/arus PLN/arus AC.

B. Membuat Magnet

(70)

2. Membuat magnet dengan induksi

(71)

Peralatan sehari-hari yang prinsip kerjanya berdasarkan Elektromagnet antara lain: bel listrik, telepon, alat pengangkat besi, relay, dan alat ukur listrik.

C. Medan Magnet

1. Pola medan magnet dan garis gaya magnet

D. Percoban Hans Christian Oersted

(72)

E. Gaya Lorentz

Besar gaya Lorentz bergantung pada: 1. Kuat medan magnet

2. Kuat arus listrik yang mengalir dalam kawat penghantar. 3. Panjang kawat penghantar.

(73)

BAB 16

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

A. Cara Menimbulkan Gaya Gerak Listrik Induksi (GGL Induksi)

1. Menggerakkan keluar-masuk batang magnet ke dalam kumparan 2. Memutar magnet batang di depan kumparan

3. Memutar kumparan di depan magnet batang

4. Memutus arus listrik pada kumparan primer untuk menginduksi arus sekunder pada kumparan yang lain ( prinsip kerja transformator ).

Percobaan Michael Faraday:

"Perubahan jumlah garis gaya magnet yang masuk dalam kumparan dapat menghasilkan arus listrik yang arahnya bolak-balik." Arus listrik yang terjadi disebut arus induksi , sedangakan gaya gerak listrik yang menyebabkan timbulnya arus listrik disebut Gaya Gerak Listrik Induksi ( GGL Induksi ).

GGL Induksi semakin besar jika :

1. Semakin cepat perubahan jumlah garis gaya magnet dalam kumparan 2. Semakin banyak jumlah lilitan kawat kumparan

3. Kekuatan magnet semakin besar

4. Kumparan dilengkapi dengan inti besi lunak ( teras besi ).

B.Transformator

Transformator ada 2 macam, yaitu :

1. Transformator Penaik Tegangan (step-up) Ciri - Cirinya :

a. Jumlah lilitan primer lebih sedikit dibanding lilitan sekunder.

(74)

2. Transformator Penurun Tegangan (step-down) Ciri - cirinya :

a. Jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding lilitan sekunder.

b. Tegangan primer lebih besar dibanding tegangan sekunder.

c. Arus primer lebih kecil dibanding arus sekunder.

Karena pada arus primer besar dan arahnya selalu berubah, maka pada kumparan sekunder terjadi GGL Induksi.

Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh transformator ( tegangan sekunder ) tergantung pada :

1. Perbandingan jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder. 2. Tegangan primer.

Secara matematis dirumuskan :

Vs Vp Ns Np

 dan

Ip Is Vs Vp

Keterangan :

Vp = tegangan primer ( volt atau V ) Vs = tegangan sekunder ( volt atau V ) Np = jumlah lilitan primer ( ...lilitan ) Ns = jumlah lilitan sekunder ( ... lilitan ) Ip = kuat arus primer ( amper atau A ) Is = kuat arus sekunder.

C. Efisiensi Transformator

Efisiensi transformator adalah perbandingan antara energi sekunder dengan energi primer trafo.

Secara matematis dirumuskan :

% 100 x P P

η

p s

  "dibaca" ETA

(75)

Contoh Soal :

Sebuah transformator dihubungkan dengan sumber tegangan 220 volt sehingga menghasilkan daya sebesar 440 watt. Jika arus primer 2,5 amper, hitunglah efisiensi transformator!

Diketahui: Vp = 220 V Ps = 440 W Ip = 2,5 A Ditanya : 

Jawab :

x 100%

P P

η

p s

 = x 100%

.I V

440

p p

= x 100%

A) V.(2,5 220

W 440

 = x 100% W

550 W 440

= 80 %

(76)

BAB 17

TATA SURYA

A. Karakteristik Anggota Tata Surya

1. Matahari

- Matahari termasuk bintang (benda langit yang dapat menghasilkan cahaya). - Matahari terbentuk dari partikel debu dan gas yang sangat pijar yang berputar

sangat cepat.

- Suhu di permukaan Matahari sekitar 6000oC.

2. Merkurius

- Merkurius termasuk planet dalam, tidak memiliki satelit.

- Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan matahari, sehingga memiliki kala revolusi paling pendek dibanding planet lain.

3. Venus

- Planet Venus termasuk planet dalam, tidak memiliki satelit.

(77)

- Planet Venus terkenal dengan nama “bintang pagi”, “bintang kejora”, dan “bintang timur. Planet ini tampak seperti bintang, bersinar putih terang yang muncul sekitar pukul 19.00 WIB dan pukul 04.00 WIB.

4. Bumi

- Bumi termasuk planet dalam, memiliki 1 satelit yaitu Bulan.

- Bumi saat ini merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh manusia. - Kala revolusi Bumi selama 1 tahun (365 hari).

5. Mars

- Mars termasuk planet dalam, memiliki 2 satelit yaitu Phobos, dan Deimos. - Merkurius merupakan planet yang paling dekat dengan matahari, sehingga

memiliki kala revolusi paling pendek dibanding planet lain.

6. Yupiter

- Yupiter termasuk planet luar, memiliki 16 satelit. Empat satelit terbesar Yupiter antara lain Ganymeda, Callisto, Io, dan Europa.

- Yupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita.

Gambar

gambar di samping.
Tabel bimetal dari berbagai bahan
gambar berikut. Jika massa pembalap dan sepedanya 80 kg, berapakah usaha yang
Tabel Ruang Benda dan Ruang Bayangan pada Cermin Cekung ( berlaku pula untuk
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, program Nasional Afrika Selatan sangat mengendalikan kontrasepsi suntik (Glasier dan Gebbie, 2006).. Data yang diperoleh dari BKKBN Sulawesi Selatan jumlah akseptor

According to Aldridwicahsono (2011), listening without response is easier than need response because it will hard to repeat back what was we heard. However giving response in

Peran bidan dalam menyapa dan mengucap salam saat konseling awal kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Mergangsan dalam kategori baik yaitu 76,7%, peran bidan saat

• Bapak Syaifullah, S.E, M.Sc, Ketua Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan sebagai Ketua Sidang

Seperti yang ditulis oleh Sjofjan Thalib (2006) (dalam Abna, 2008), kendala yang ditemui setelah kembali ke dalam pemerintahan nagari antara lain: terjadinya

Berdasarkan uraian pembahasan tersebut diatas maka dapat ditarik kesimpulan guna menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Tanggung jawab

 Melalui  kesadaran  ini,  maka  fokus  pekerjaan  sosial  hendaknya  tidak  hanya diarahkan  untuk  menanggulangi  permasalahan  sosial  global  yang