• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Politik J.R Saragih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Kabupaten Simalungun Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Politik J.R Saragih Dalam Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Kabupaten Simalungun Tahun 2016"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, setiap individu terkait dengan persoalan politik. Dalam arti luas,masyarakat sebagai kumpulan individu memiliki harapan sekaligus tujuan yang hendak diwujudkan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu terdapat unsur-unsur yang tidak terlepas dari persoalan politik. Secara umum politik bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik yang menyangkut proses penentuan tujuan serta pelaksanaan tujuan dari sistem tersebut.1 Salah satu unsur untuk mengusung pencapaian tujuan tersebut adalah perilaku politik. Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.2 Perilaku politik tidaklah merupakan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi mengandung keterkaitan dengan hal lain. Berkaitan dengan perilaku politik, satu hal yang perlu dibahas adalah apa yang disebut sikap politik. Walaupun antara sikap dan perilaku terdapat kaitan yang erat, keduanya perlu dibedakan. Sikap merupakan kesiapan untuk beraksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut.3

1

Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta:Gramedia, 1985. Hlm. 8 2

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 1992, hlm. 131

3

Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya, Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 1992. Hlm.131

(2)

pre-disposisi.4

Di samping perilaku politik, ada istilah lain yang hampir memiliki arti yang sama yaitu partisipasi politik. Partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam mementukan segala keputusan yang menyangkut atau mempengaruhi kehidupannya.

Dari suatu sikap tertentu dapat diperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan berkenaan dengan objek yang dimaksud.

5

Partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam berpolitik merupakan ukuran demokrasi suatu negara. Dapat kita lihat dari pengertian demokrasi tersebut secara normative, yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.6

Di Indonesia, Pemilihan Umum (PEMILU) dijadikan sebagai wujud demokrasi dengan turut mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan aspirasinya yang disalurkan melalui partai politik, yang berawal dari pemilihan dan kemudian menetapkan perwakilan politiknya, baik lembaga legislatif maupun eksekutif pemerintahan. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa.7

Penyelenggaraan pemerintahan dan politik di tingkat lokal mengalami pergeseran, bahkan perubahan yang luar biasa sejak Juni 2005. Kepala daerah yang sebelumnya dipilih secara tidak langsung oleh anggota parlemen daerah, dipilih secara langsung oleh rakyat melalui proses pemilukada sejak 1 Juni 2006.

4

Sastroatmojo, Sudijono. Perilaku Politik, Semarang: IKIP Semarang Press, 1995. Hlm.4 5

Surbakti, Ramlan. Op.cit hlm 140 6

Mochtar Mas’oed, Negara, Kapitaldan Demokrasi,Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2003, hal 4

(3)

Pemilihan umum kepala daerah atau yang biasa disebut dengan Pemilukada,ini merupakan salah satu wujud dari sistem demokrasi yang dianut oleh Negara Indonesia. Dalam proses ini diadakan pemilihan umum kepala daerah secara langsung oleh rakyat, yang mana sebelumnya hanya menjadi penonton tetapi berubah menjadi pelaku dan penentu.

(4)

menentukan pilihannya di bilik-bilik pemungutan suara secara jujur dan adil, akan lebih memungkinkan para pemilih lebih otonom.

Selain itu, pemilihan umum secara langsung juga dimaksudkan agar para pemimpin yang terpilih itu memiliki akuntabilitas yang lebih besar kepada rakyat yang memilihnya. Para pemimipin itu, paling tidak akan mengingat bahwa yang mendudukkan diri mereka sebagai pemimpin itu bukanlah sekelompok kecil orang, melainkan para pemilih. Konsekuensinya, secara teoritis, pemilihan secara langsung akan menjaring pemimpin-pemimpin yang memiliki program lebih baik, serta akan berusaha mengimplementasikan program-program itu ketika benar-benar terpilih. Jika tidak maka sulit bagi pemimpin tersebut untuk dapat kembali memperoleh kekuasaan jika mengikuti lagi kompetisi dalam pemilihan umum di daerah.

Seperti halnya di Kabupaten Simalungun, sebagai salah satu daerah atau wilayah di Provinsi Sumatera Utara, tentu menyelenggarakan pemilihan umum kepala daerah sebagai wujud demokrasi di tingkat daerah dan berada dalam satu gerbong dengan UU tentang Pemerintahan Daerah, baik secara administratif maupun politik, yaitu di dalam UU No. 32 tahun 2004. Sehingga dalam pemilukada ini, masyarakat di Simalungun memilih Bupati dan Wakil Bupati untuk periode 2016-2021.

(5)

strategi politiknya untuk meraup dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat. Di antara para pasangan calon yang bersaing dalam pemilukada di Simalungun tahun 2016, terdapat satu petahana, yakni DR.J.R.Saragih yang telah menjabat menjadi Bupati Simalungun pada periode sebelumnya dan kembali bersaing dengan empat pasangan calon lainnya agar dapat terpilih kembali untuk periode 2016-2021. Selama menjabat sebagai bupati di Kabupaten Simalungun, J.R.Saragih telah memperlihatkan kinerjanya, sehingga hal ini dapat menjadi sebuah modal baginya untuk kembali bersaing dalam pemilukada di Simalungun tahun 2016.

Untuk itu, dalam pemilukada kali ini J.R.Saragih menempatkan strategi yang dapat membuatnya kembali memenangkan posisi sebagai Bupati Simalungun, antara lain kampanye politik melalui visi-misi yang akan dilaksanakan dalam pembangunan di Simalungun. Strategi ini diharapkan mampu mewujudkan cita-cita politik petahana, karena itu harus ada pemilihan kampanye politik dan yang tepat sebagai bentuk strategi untuk memenangkan pemilukada di Simalungun.

(6)

Demokrat Sumatera Utara , yang kita ketahui bahwa jumlah suara partai ini meningkat pada pemilu tahun 2009. Selain itu, yang menjadi kendaraan politik JR.Saragih adalah dukungan 11 kursi di DPRD Simalungun. Partai dengan dukungan 11 kursi di DPRD ini kemudian tergabung untuk memenangkan petahana dalam pemilukada Simalungun Secara kualitatif, J.R Saragih memang memiliki kans yang lebih besar dibanding calon lainnya karena ia sudah tentu popular dibanding pasangan calon lainnya., J.R Saragih juga memiliki investasi sosial politik yang cukup besar yang diperlihatkannya selama ia menjabat sebagai Bupati Simalungun pada periode sebelumnya. Hal-hal inilah yang menjadi faktor pendukung kemenangan J.R.Saragih untuk kembali menjabat sebagai Bupati Simalungun.

(7)

Simalungun yang tertunda. Atas keputusan Hakim PTUN tersebut, KPU melakukan perlawanan dengan mengajukan upaya kasasi ke MA.Terhadap putusan ini, Anggota KPU RI Ida Budhiati mengatakan akan segera menindak lanjuti pilkada susulan dengan menyusun kembali tahapan program dan jadwal sehingga hari pelaksanakaan pemungutan suara ulang bisa ditetapkan. KPU juga harus mengatur kembali pengelolaan logistik untuk pilkada susulannamun hal tersebut tidak menghambat langkah petahana untuk tetap maju dalam pemilihan dan hasilnya petahana kembali memperoleh kemenangan dengan perolehan suara sebesar 34,69% suara.Hal ini dikarenakan strategi politik yang digunakan oleh pasangan petahana ini, yang mana mayoritas masyarakat Simalungun secara kompetensi, puas dengan kinerja J.R.Saragih dalam memimpin Simalungun pada periode pertama. Kemudian secara personality, figur J.R.Saragih lebih dikenal dibanding para calon lainnya.

Untuk kembali memperoleh kekuasaan semula, tidaklah mudah karena banyak hal yang harus dilakukan untuk dapat mempertahankan dan memperoleh dukungan yang pernah didapatkan. Kepercayaan yang diberikan rakyat di Simalungun pada pemilihan sebelumnya membutuhkan pembuktian sebagai perwujudan janji semasa kampanye dulu. Hal ini dimaksudkan agar dukungan dari masyarakat tetap ada agar kekuasaan yang akan kembali diperebutkan dapat diperoleh.

(8)

membutuhkan strategi yang tepat agar dapat memenangkan pemilihan, selain itu strategi politik yang digunakan harus mampu menampilkan perbedaan yang positif bagi petahana agar kualitas dari petahana itu sendiri dapat terlihat jelas dibandingkan pesaing-pesaingnya. Petahana harus dapat menampilkan suatu hal yang dapat menjadi keuntungan-keuntungan bagi masyarakat.

B.RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang hendak diteliti adalah sebagai berkut:

1. Bagaimana strategi politik J.R.Saragih dalam pemilukada di Kabupaten Simalungun tahun 2016 ?

2. Program kerja apakah yang ditawarkan oleh J.R. Saragih dalam kampanye pemilukada di Kabupaten Simalungun ?

C.TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

(9)

2. Untuk mengetahuiprogram kerja yang ditawarkan dalam kampanye pemilukada di Kabupaten Simalungun.

D.MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat akademik:

a. Sebagai tambahan literatur atau bahan kajian dalam studi ilmu politik.

b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin mengetahui strategi politik petahana dalam pemilukada Kabupaten Simalungun tahun 2016.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam memilih dan menentukan kepala daerah guna terciptanya interaksi politik yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat selanjutnya. b. Memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga

kehidupan berpolitik masyarakat lebih baik kedepannya, terutama dalam membentuk sikap dan tingkah laku politik mereka.

(10)

E.KERANGKA TEORI

1. Teori Strategi Politik

Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi dimaksudkan adalah memimpin tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal, atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan.

Seperti yang dikemukakan oleh Karl Von Clausewitz yang merumuskan strategi sebagai suatu seni yang menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang, sementara Martin – Anderson merumuskan strategi sebagai seni yang melibatkan kemampuan inteligensi/pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien.8

Seperti halnya para praktisi ilmu politik mencoba mendefinisikan strategi di dalam pertempuran politik. Strategi politik seperti pada semua pertempuran-pertempuran yang kompleks, setiap orang berlaku sesuai dengan rencana yang dipahami lebih dahulu, kurang lebih rencana yang sudah terolah dimana setiap orang membuat antisipasi bukan saja dalam serangan-serangannya, akan tetapi juga tentang jawaban-jawaban lawannya dan alat-alat untuk menyelesaikannya. Strategi kemudian dikembangkan oleh para praktisi yang menghasilkan gagasan dan konsepsi yang didasari oleh keilmuwan masing-masing.

8

(11)

Rencana perjuangan ini merupakan strategi; unsur-unsur yang berbeda yang ada di dalamnya, tindakan melawan musuh dan jawaban terhadap reaksinya merupakan taktik.

Politik dan strategi adalah suatu mekanisme bagaimana seseorang ataupun kelompok dengan ide politik yang di pahaminya mampu memenangkan suatu pertarungan politik disaat banyak orang yang berkepentingan menghendaki hal yang sama. Ide politik tentu saja akan menciptakan perbedaan antar masyarakat yang menjadi pendukung ide tersebut, dan dalam setiap keadaan pasti ada pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Hasil dari satu keputusan politik akan melahirkan perubahan ataupun kondisi yang sama disaat status quo yang memenangkan pertarungan itu, oleh karena itu setiap ide/pemikiran pasti memiliki pendukung dan penentang.9

Strategi politik itu sendiri sebuah cara yang telah dipahami dan disusun terlebih dahulu untuk merealisasikan cita-cita politik yang digunakan untuk perubahan jangka panjang. Misalnya strategi politik yang digunakan oleh tim sukses petahana dalam menghadapi pemilukada Simalungun, dimana hasil yang Strategi politik memiliki tujuan yakni untuk mewujudkan segala rencana yang telah disusun. Ini kemudian menjadi satu fokus utama dalam sebuah pemilihan yakni perolehan suara terbanyak sebagai bentuk kemenangan untuk memperoleh kekuasaan. Kekuasaan inilah yang menjadi tujuan dari sebuah strategi karena merupakan kemenangan politik yang dapat digunakan dalam sebuah sistem politik.

9

(12)

diperoleh kemudian akan menentukan bagaimana kinerja pemerintahan di daerah tersebut berlangsung untuk lima tahun kedepan.

Perencanaan strategi politik merupakan suatu analisa yang jelas dari keadaan kekuasaan, gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang akan dicapai dan pemusatan segala kekuatan untuk mencapai tujuan yang dimaksud.Dalam pendeskripsian strategi politik, maka penulis merasa perlu untuk membatasi pada strategi politik yang digunakan untuk pemenangan pemilukada dalam hal ini yakni strategi ofensif dan strategi defensif. Hal ini mengingat bahwa pemaknaan terhadap strategi politik tidak hanya pada pemenangan pemilukada saja tetapi juga tentang sebuah perencanaan untuk kinerja sistem dalam struktur politik yang akan terbentuk. Kedua strategi inilah yang akan digunakan sebagai unit analisa dalam hal pemilihan strategi politik.

a. Strategi Ofensif

Strategi Ofensif adalah strategi memperluas pasar dan strategi menembus pasar. Dalam strategi ofensif yang digunakan untuk mengimplementasikan politik, yang harus dijual adalah perbedaan terhadap keadaan yang berlaku saat itu serta keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan. Strategi ofensif ini sangat dibutuhkan, misalnya apabila suatu partai ingin menambah atau meningkatkan jumlah massa pemilihnya.harus ada pandangan positif terhadap hal tersebut sehingga cara yang dapat digunakan adalah melalui kampanye politik.

(13)

tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan.10

Dalam hal ini harus ada lebih banyak orang yang memiliki pandangan dan pemikiran yang positif terhadap partai tersebut, sehingga nantinya kampanye yang akan dilaksanakan partai politik akan dapat berhasil

Setiap kampanye politik adalah suatu usaha hubungan masyarakat. Tugasnya adalah membujuk sejumlah pemberi suara yang sudah terdaftar untuk mendukung calon. Kampanye yang berorientasi pada hubungan masyarakat, berusaha merangsang perhatian orang kepada sang calon. Ia mencoba meningkatkan identifikasi dan citra sang calon di antara kelompok pemberi suara, menyebarluaskan pandangan sang calon tentang berbagai masalah penting, dan mendorong para pemberi suara menuju ke tempat pemilihan untuk memberikan suara kepada sang calon.

11

1.) Strategi Perluasan Pasar

.

a.) Dalam Kampanye Pemilihan Umum

Strategi perluasan pasar yang ofensif bertujuan untuk membentuk kelompok pemilih baru disamping para pemilih yang telah ada. Oleh sebab itu, harus ada suatu penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih partai pesaing. Strategi semacam ini perlu dipersiapkan melalui sebuah kampanye, untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran baru dan penawaran mana saja yang lebih baik dibanding dengan penawaran partai-partai lainnya. Perluasan pasar tidak mungkin dapat dicapai dengan isu atau agenda yang tidak bermutu.

b.) Dalam Implementasi Politik

10

Toni, Efrizah, Kemal, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa, hlm 187

11

(14)

Dalam hal ini, produk baru yang ditawarkan yaitu politik baru atau lebih tepatnya keuntungan yang dihasilkan politik baru tersebut harus lebih diperhatikan. Untuk itu, pertama-tama politik harus dirumuskan secara jelas. Politik yang belum rampung sama sekali tidak menariknya dengan produk yang belum rampung. Dalam hal ini pihak eksekutif sering sekali bertindak salah karena produk dan keuntungan yang ditawarkannya tidak dirumuskan secara jelas sehingga tidak dapat dimengerti oleh warga. Sebelum pelaksanaan, perlu dilakukan pekerjaan pada hubungan kemasyarakatan yang baik, karena apabila hal ini tidak dilakukan, proyek tersebut sewaktu-waktu dapat saja didiskriminasikan.

2.) Strategi Menembus Pasar

Strategi menembus pasar bukan menyangkut ditariknya pemilih lawan atau warga yang selama ini tidak aktif dengan memberikan penawaran yang lebih baik atau baru, melainkan” penggalian potensi” yang sudah ada secara optimal. Hal ini salah satu contohnya adalah menyangkut pemasaran program-program yang dimiliki secara lebih baik dan peningkatan intensitas keselarasan antara program dan individu terhadap, seperti halnya memperbesar tekanan terhadap kelompok-kelompok target.

(15)

keuntungan-keuntungan yang dapat diharapkan daripadanya sehingga dapat terbentuk kelompok pemilih baru di samping para pemilih yang telah ada. Oleh karena itu, harus ada penawaran baru atau penawaran yang lebih baik bagi para pemilih yang selama ini memilih partai pesaing.

Oleh karena itu, dalam strategi seperti ini perlu dipersiapkan sebuah kampanye pengantar untuk menjelaskan kepada publik tentang penawaran mana saja yang lebih baik, dibandingkan dengan penawaran partai-partai lainnya dan memanfaatkan situasi dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat. Misalnya hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam mensejahterakan hidupnya, dapat menjadi kunci untuk merumuskan strategi ini. Partai politik harus lihai dalam melihat celah yang dapat membawa keuntungan bagi petahana.

b. Strategi Defensif

Strategi defensif akan muncul ke permukaan, misalnya apabila partai pemerintahan atau koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan mayoritasnya. Selain itu, strategi defensif dapat muncul apabila sebuah pasar tidak akan dipertahankan lebih lanjut dan penutupan pasar ini diharapkan membawa keuntungan sebanyak mungkin.

(16)

partai-partai yang menerapkan strategi defensif menjalankan sebuah pemeliharaan secara intensif terhadap multipikator yang ada serta menawarkan insentif kepada mereka. Data-data tentang keberhasilan yang diperoleh disebarluaskan ke lingkungan sekitar. Investigasi terutama dilakukan di bidang kehumasan. Dalam organisasi, proses semakin dipermudah, rutinitas dikembangkan dan dengan demikian pengeluaran ditekan.12

Hal inilah yang kemudian menempatkan strategi ini sebagai strategi yang khas untuk mempertahankan mayoritas pemerintah yang kemudian akan membuat partai politik untuk memelihara pemilih tetap mereka dan memperkuat

Strategi defensif digunakan apabila partai pemerintah atau sebuah koalisi pemerintahan yang terdiri atas beberapa partai ingin mempertahankan mayoritasnya atau apabila perolehan suara yang dicapai sebelumnya ingin dipertahankan. Strategi ini memanfaatkan koalisi yang dibangun oleh incumbent sebagai salah satu cara untuk memelihara dukungan suara.

Membangun koalisi partai harus memiliki perhitungan yang rasional, misalnya seberapa besar kekuatan yang telah dimiliki oleh partai dan partai apa yang akan diajak berkoalisi, bagaimana ideologi, kekuatan, dan kelemahan partai dalam hal massa, serta apa tantangan dan keuntungan yang dapat diperoleh dengan cara koalisi. Dalam kondisi seperti ini biasanya muncul broker partai yang bisa menghubungkan kepentingan masing-masing partai. Koalisi juga menghadirkan tawar menawar antarpribadi elite politik untuk mendapatkan posisi dalam pemerintahan.

12

(17)

pemahaman para pemilih sebelumnya terhadap situasi yang berlangsung. Terhadap partai oposisi yang menyerang, partai pemerintah akan berusaha mengaburkan perbedaan yang ada dan membuat perbedaan tersebut tidak dapat dikenali lagi. Untuk itu, mereka menggunakan berbagai rincian strategi yang berbeda.13

Menurut Mintzberg (2007), konsep strategi itu sekurang-kurangnya mencakup lima arti yang saling terkait, dimana strategi adalah suatu:

Pada pemilihan sebelumnya yang hasilnya memberikan kemenangan bagi petahana, tentunya ada daerah-daerah yang merupakan lumbung suara bagi petahana yakni daerah-daerah yang memberikan suara terbanyak atau kemenangan mutlak bagi petahana. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu tolak ukur bagi incumbent dalam menggunakan strategi mempertahankan pasar. Artinya para pemilih yang ada di daerah pemenangan tersebut tetap dikontrol oleh petahana agar dapat memberikan kemenangan yang sama pada petahana.

14

1. Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjangnya.

2. Acuan yang berkenaan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.

3. Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya. 4. Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi

dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

13

Toni, Efrizah, Kemal, 2006, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa, hlm 203

14

Dani Hamdani, Strategi Kampanye Politik,

(18)

5. Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing.

2. Teori Marketing Politik

Pada dasarnya political marketing adalah strategi kampanye politik untuk membentuk serangkaian makna politis tertentu dalam pikiran para pemilih. Serangkain makna politis yang terbentuk dalam pikiran para pemilih menjadi oreantasi perilaku yang akan mengarahkan pemilih untuk memilih kontestan tertentu. Makna politis inilah yang menjadi output penting political marketing yang menentukan pihak mana yang akan dicoblos oleh para

pemilih.Sejatinya marketing dan politik adalah dua disiplin ilmu yang bertolak-belakang. Rasionalitas marketing mengacu pada persaingan dengan tujuan memenangkannya secara efektif. Pada titik ini marketing menjadi media untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin. Sebaliknya rasionalitas politik bergerak pada tataran proses menciptakan tatanan masyarakat yang ideal melalui sistematisasi perebutan kekuasaan.

(19)

produk politik, distribusi produk politik, kepada publik dan menyakinkan bahwa produk politiknya lebih unggul dibandingkan dengan pesaing.15

Tidak hanya itu, aktivitas marketing politik pun sudah merambah ke media massa, baik cetak, online maupun elektronik. Beberapa parpol pasang iklan di koran-koran serta tokoh-tokohnya mulai mengkampanyekan kelebihan dan keunggulan partainya di media elektronik. Bahkan, beberapa figur anggota calon legislatif secara diam-diam menjalin kerjasama dengan lembaga riset tertentu untuk mengukur kansnya lolos sebagai anggota legislatif.

Pengunaaan metode marketing dalam bidang politik dikenal sebagai marketing politik (political marketing), dalam marketing politik yang ditekankan adalah pengunaaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus dan partai politik agar lebih efesien dan lebih efektif membangun dua arah dengan konstituen dan masyarakat, hubungan ini diaartikan secara luas, dari kontak fisik selama periode kampanye sampai dengan komonikasi tidak langsung melalui pemberitaan di media massa.

Marketing politik telah menjadi suatu fenomena, tidak hanya dalam ilmu politik, tetapi juga memunculkan beragam pertanyaan para marketer yang selama ini sudah terbiasa dalam konteks dunia usaha. Tentunya terdapat beberapa asumsi yng mesti dilihat untuk tidak memahami marketing politik, karena konteks dunia politik memang banyak mengandung perbedaan dengan dunia usaha, politik berbeda dengan produk retail, sehinga akan berbeda pula muatanya yang ada diantara keduanya, politik terkait erat dengan pernyataan sebuah nilai.

16

15

Prof. Firmanzah, PH.D, Marketing Politik antara pemahaman dan realitas,( Jakarta: Yayayasan Pustaka Obor Indonesia, 2012), hal. 148

16

(20)

Agar marketing politik dapat efektif, maka partai politik atau politisi harus mampu merumuskan satu fokus atas sasaran yang akan dituju. Partai politik harus mampu mengenali konstituennya, simpatisannya dan terus menerus mengamati apa yang dilakukan oleh para pesaingnya. Dengan demikian, maka partai politik akan mampu merumuskan ”Citra Target” yang diinginkan dan mempunyai fokus dalam membidik targetnya.17

a. Orientasi Pasar

Karena itu, pemahaman awal terhadap Marketing Politik yang diberikan ketika perkuliahan disosialisasikan ke kalangan masyarakat

level menengah ke bawah dapat memberikan informasi dan stimulus berupa dukungan seluruh kalangan masyarakat untuk terlibat dalam memotivasi masyarakat dan pengurus Partai politik untuk meningkatkan pemahaman pemilu. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat membuka wacana baru mengenai Marketing Politik dalam sebuah pendekatan baru dalam memenangkan baik dalam pemilihan presiden, Gubernur, Bupati, DPD, dan lain-lain. Adapun konsep-konsep lain yang terdapat pada teori marketing politik adalah:

Dalam iklim persaingan, entitas yang melakukan persaingan harus mengahadapi kenyataan bahwa mereka bersaing untuk memperebutkan konsumen, untuk memenangkan persaingan dalam politik, partai harus memuaskan kebutuhan masyarakat luas, kebutuhan yang dimaksud tentu kebutuhan politik, masyarakat membutuhkan produk politik seperti program kerja, idiologi, harapan dan figur pemimpin yang dapat memberikan rasa pasti untuk menghadapi masa depan, tidak hanya itu,

17

(21)

politik juga harus mampu menyakinkan, masyarakat bahwa inilah cara yang dapat menyelesaikan masalah pada masa kini.18

b. Orientasi Persaingan

Kondisi multi partai semakin meningkatkan kesadaran akan persaingan yang sehat, bebas kolosi dan intervensi pemerintah terbukti telah membuat partai partai politik mengahadapi kenyataan bahwa mereka harus bersaing langsung dengan para lawan atau pesaing.Persaingan sangat dibutuhkan oleh partai politik karena beberapa hal. Pertama melalui persangan partai dapat mengevaluasi secara objektif apakah yang mereka lakukan sudah benar atau tidak, benar atau tidaknya dilihat melalui perolehan suara sendiri jika dibandingkan dengan rival utama mereka, apabila perolehan suara mereka lebih tinggi dibandingkan dengan rival, apabila perolehan suara lebih tinggi di bandingkan dengan pesaing utama, berarti pemilih partai tersebut memiliki nilai dibandingan dengan yang lain, persaingan dibutuhkan untuk terus memotivasi partai politik agar berusaha lebih bagus dan tidak mudah puas dengan apa yang telah di raih.

c. Orientasi Konsumen

Hal penting yang harus dimiliki oleh partai adalah kemampuan alam menilai dan mengevaluasi siapa konsumen mereka . Pemilih menurut popkin (1994) akan memilih partai atau kandidit yang memiliki kedekatan idiologi dan kebijakan. Partai atau kandidat harus memiliki hubungan erat terkait aktivitas dengan masyarakat, konsumen dalam hal ini masyarakat harus ditampung aspirasinya dan diterjemahkan dalam bentuk program

18

(22)

kerja, masyarakat adalah inspirasi dan ide untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Kemenangan partai politik dalam setiap pemilu dan terpilihnya kepala daerah dan menang dalam pemilukada tidak terlepas dari marketing politik (Firmanzah, 2009: 120). Inilah kemudian yang menyebabkan mereka berhasil membentuk citra yang baik dibanding para kompetitornya atau para kontestan yang lain. Hal ini terlihat dalam kutipan pada bab kata pengantar oleh firmanzahdalam buku Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas.19

d. Media Massa Sebagai Saluran Marketing Politik

”Marketing politik tidak bisa lepas dari produk dan proses penyampaian produk marketing politik. (Adnan Nursal, 2004: 205).

Media massa merupakan jenis media yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Perkataan dapat menjadi sangat rasional karena seperti dikatakan Alexis S.Tan, komunikator dalam media massa ini merupakan suatu organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara simultan kepada sejumlah besar masyarakat yang secara spasial terpisah. Dengan daya jangkau yang relatif luas dan dalam waktu yang serentak, mampu memainkan peran dalam propaganda.

Relevan dengan pendapat Cassata dan Asante, seperti dikutip Jalaluddin Rakhmat, bila arus komunikasi massa ini hanya dikendalikan

19

(23)

oleh komunikator, situasi dapat menunjang persuasi yang efektif. Sebaliknya bila khalayak dapat mengatur arus informasi, situasi komunikasi akan mendorong belajar yang efektif. Dalam konteks era informasi sekarang ini, institusi media massa seperti televisi dan surat kabar dipercaya memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan produksi, reproduksi dan distribusi pengetahuan secara signifikan. Serangkaian simbol yang memberikan makna tentang realitas ada dan pengalaman dalam kehidupan, bisa ditransformasikan media massa dalam lingkungan publik. Sehingga bisa diakses anggota masyarakat secara luas. Tentu saja dalam perkembangnnya, banyak pihak yang terlibat dalam pemanfaatan media massa.

Ada 6 (enam) jenis riset berikutnya yang penting dilakukan adalah riset marketing politik untuk memantau perkembangan opini publik. Pertama, focus group analysis, dilakukan beberapa bulan sebelum pemilihan. Idealnya 12-14 bulan sebelum pemilihan. Riset dilakukan dengan membentuk empat sampai lima group diskusi yang masing-masing terdiri dari 8 sampai 12 orang. Kedua, benchmark survey, untuk mengetahui perincian kekuatan dan kelemahan kontestan-kontestan yang bersaing. Pada survei ini diketahui juga peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dan tantangan atau ancaman yang mesti diantisipasi. Idealnya banchmark survey ini dilakukan 10 hingga 12 bulan sebelum pilkada dengan melibatkan 500 sampai 1.200 responden.Ketiga, focus group analysis after benchmark, dengan melibatkan beberapa grup yang terdiri

(24)

setelah benchmark poll. Hal ini dilakukan beberapa bula setelah benchmark poll, ketika kampanye sedang berjalan dimana masing-masing kontestan sudah menjalankan strateginya. Survei ini melibatkan 500 sampai 1.200 pemilih. Kelima, dial meter atau tes pasar tentang iklan kontestan dan iklan pesaing berdasarkan hipotesis kandidat sebelum iklan disiarkan. Tes ini biasanya melibatkan 30 sampai 40 orang partisipan untuk melihat bagaimana respons partisipan terhadap iklan yang akan disiarkan.

Supaya hasil marketing politik lebih maksimal, maka kandidat sebaiknya di samping berkutat pada pemanfaatan akses media massa dan riset politik belaka, tetapi perlu ditambah dengan pola atau strategi lain yang lebih kreatif dan inovatif. Karena sejatinya aktivitas marketing politik tidak hanya terpaku pada 2 hal itu saja tapi masih banyak yang lain.

(25)

fungsi dari pemahaman komunikasi dan sosiologis mengenai simbol dan identitas, sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter seorang pemimpin hingga pada aspek rasionalitas platform partai. Keempat, penerapan konsep marketing politik jangan hanya berhenti hingga pemilihan umum tapi juga harus terus berlanjut setelah itu, yaitu proses lobi politik di parlemen. Justru di situlah efektivitas marketing politik dipertaruhkan. Yang pasti, jika masing-maisng kandidat peserta pilkada ingin mendulang sukses dan meraih dukungan sebanyak-banyak dari rakyat dan masyarakat, penggunaan marketing politik (political marketing) yang efektif dan komprehensif sejak dini menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Kalau tidak, Anda komunitas politik siap-siap gigit jari.

Pilkada sebagai suatu proses transaksi political trading dalam jangka panjang dapat dikategorikan sebagai political investment. Agar tidak terjadi kolaborasi kohesif-negatif antara pemilih dengan kandidat setelah kemenangan dicapai yang akan syarat dengan politik balas budi (rewarding politics) dan berpotensi KKN, dibutuhkan adanya accountable politics, yakni etika politik yang diinstitusionalisasikan dengan kekuatan hukum positif bersanksi (law enforcement).Jika tidak terbangun moral politik yang baik dan benar, sukses

(26)

administrasi dengan benar), akan mempermudah membangun political marketing.

F.Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarakan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai strategi politik J.R. Saragih dalam pemilukada Kabupaten Simalungun Tahun 2016, maka penelitian ini menggunakan pendektana deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dll) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data secara spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ketema-tema-tema-tema yang umum menafsirkan makna dan data.20

Lokasi penelitian merupakan objek penelitian dimana kegiatan penelitian dilakukan. Penentuan lokasi penelitian dimaksudkan untuk mempermudah atau memperjelas lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian. Alasan dipilihnya 2. Lokasi Penelitian

20

(27)

pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Simalungun sebagai lokasi penelitian yaitu: pertama, karena Kabupaten Simalungun telah melaksanakan proses demokrasi untuk memlih kepala daerah dan dalam hal ini ingin meneliti strategi politik (strategi pemenangan) yang digunakan oleh calon kepala daerah (J.R. Saragih) dan dibantu oleh tim suksesnya beserta dengan juru kampanye untuk memenangkannya di dalam pertarungan politik. Kedua, lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti sehingga membantu peneliti dalam proses penelitian. 3. Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Terdapat dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan maslah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Penetapan fokus atau maslah dalam penelitian kualitatif akan dipastikan sewaktu peneliti sudah berada di arena atau lapangan penelitian.

Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Strategi pemenangan yan digunakan meliputi: mamantau strategi lawan, cara menggalang dukungan, cara mempengaruhi massa, visi dan misi yang dibawa oleh kepala daerah (J.R.Saragih)

(28)

Dalam setiap penelitian disamping penggunaan metode yang tepat diperlukan pula kemampuan memilih dan menyusun teknik dan alat pengumpul data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyusun tekni dan alat pengumpul data ini sangat berpengaruh pada obyektifitas hasil penelitian. Dengan kata lain teknik dan alat pengumpul data yang tepat dalam suatu penelitian akan memungkinkan dicapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel, yang pada gilirannya akan memungkinkan dirumuskannya generalisasi yang objektif.

Penelitian ini menggunakan beberapa cara dalam mengumpulkan data diantaranya:

a. wawancara

menurut Moleong (2009:186), wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang mewawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara dalam penelitian ini berupa interwee terhadap responden. Waawancara ini dilakukan untuk mecari data-data yang ada didalam lapangan, mengenai strategi yang digunakan oleh tim sukses J.R.Saragih, penyusunan program kerja. Adapun responden yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah tim sukses J.R. Saragih. b. Dokumentasi

(29)

Dokumen adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan atau pengutipan dari dokumen yang ada di lokasi penelitian. Dokumen dapat berupa surat kabarm arsip, notulen, modul, majalah.

Adapun data yang dikumpukan melalui tekni dokumentasi berupa arsip atau dokumen tentang pemilihan kepala daerah Kabupaten Simalungun tahun 2016. Data ini akan membantu peneliti dalam melakukan analisis data dan penarikan kesimpulan. Pada metode ini juga mengambil gambar-gambar berupa foto yang berkaitan dengan penelitian.

5.Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, mengumpulkan data, mengedit, mengklarifikasi, mereduksi sampai menyajikan data. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

a. Reduksi Data

(30)

Dengan analisis ini memudahkan peneliti dalam menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu. Dengan cara seperti ini maka kesimpulan finalnya dapat diverifikasi. Dalam reduksi data ini peneliti memanfaatkan catatan lapangan untuk mempermudah dan memanfaatkan catatan lapangan untuk memudahkan data mana yang diperlukan dan data mana yang harus dibuang sehingga menghasilkan kesimpulan yang final.

b. Penyajian Data

Secara data reduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2009:341) mengatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kulaitatif dalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir yakni penarikan kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

(31)

G.SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan menjadikan penyusunan skripsi lebih terarah. Agar mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, peneliti membagi skripsi ini dalam 4 bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I: PENDAHULUAN

Bab 1 terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II:DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN,BIOGRAFI J.R SARAGIH

Bab II peneliti akan memaparkan profil Kabupaten Simalungun yang terdiri dari sejarah Simalungun, keadaan geografi, keadaan demografi, suku bangsa, lambang daerah, potensi ekonomi, dan struktur pemerintahan.

Bab III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab III peneliti akan memamparkan gambaran politik di Kabupaten Simalungun, data calon kepala daerah dalam pemilukada 2016, strategi politik J.R.Saragih dalam Pemilukada di Kabupaten Simalungun tahun 2016 serta program kerja yang ditawakan J.R.Saragih dalam pemilukada 2016.

BAB IV: PENUTUP

(32)

Referensi

Dokumen terkait

mengujinya dan mengetahui efek Ekstrak Etanol Kedelai Detam 1 (EEKD) dan Ekstrak Etanol Daun Jati Belanda (EEJB) tunggal beserta kombinasinya yang lebih baik

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel struktur modal Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 27 Tahun 2015 tentang Pagu Indikatif Kewilayahan Kabupaten Bandung Barat

Dari pernyataan mufassir diatas bahwa peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa, objek yang diperintahkan kepada nabi Muhammad itu adalah Alquran, ini menunjukkan

56 Berdasarkan ciri-ciri distribusi Weibull yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya distribusi Weibull dicirikan dengan ketiga parameternya

Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 15° dan sudut

Banyak pakar penulisan Bahasa Inggris seperti O'Keefe (1999) dan Wolfe dan Britt (2008) mengatakan bahwa esai argumentatif dengan pola retorika double-sided atau

Penggunaan nitrat jangka pendek dan efek cepat (misalnya nitrogliserin sublingual spray dan tablet) merupakan inti dari terapi penunjang harus diintegrasikan ke