BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis simulasi. Secara umum metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahapan yaitu : Pemodelan geometri dengan menginput koordinat airfoil dengan software Solidwork 2014 dan simulasi model airfoil dengan menggunakan flow simulation yang telah terintegrasi pada software Solidwork 2014.
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama ± 5 bulan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Noise and Vibration Control program Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3.2 Identifikasi Masalah
Riset yang mengacu pada pengembangan teknologi airfoil sebagai salah satu bagian yang penting dalam dunia aerodinamika telah banyak dilakukan pada tahun–tahun belakangan ini. Hasil dari berbagai eksperimen telah banyak
3.3 Spesifikasi Alat Uji Penelitian
Untuk melakukan simulasi komutasional pengujian diperlukan beberapa alat pengujian dengan spesifikasi alat yang mendukung untuk melakukan proses simulasi.
3.3.1 Perangkat Keras ( Hardware)
1. Computer
Computer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Computer LAB NVC dengan spesifikasi sebagai berikut :
3.3.2 Perangkat Lunak ( Software ) Solidworks DS 2014
Solidworks adalah software yang digunakan untuk membangun geometri model pesawat dan digunakan untuk melakukan simulasi CFD Berikut adalah tampilan dari software Solidwork.
Gambar 3.2 Tampilan software Solidworks DS 2014 (Dokumentasi)
Selain untuk membangun geometri, pada penelitian ini software solidworks juga digunakan untuk melakukan simulasi komputasi dinamika fluida, dengan fitur Flow Simulation yang sudah terintegrasi.
Gambar 3.3 Tampilan Solidworks Flow Simulation. (Dokumentasi)
3.4 Spesifikasi Data Bahan Penelitian
3.4.1 Spesifikasi Pesawat
Bahan simulasi yang dipakai dalam penelitian ini yaitu pesawat tanpa awak NVC USU generasi ke – 3 seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.4.
Gambar 3.4 Pesawat Prototipe NVC USU 3 (Dokumentasi)
Adapun spesifikasi data pesawat diperlihatkan pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Data badan pesawat
No Spesifikasi Karakteristik
1 Airfoil NACA 1412 modifikasi
2 Posisi Wings Parasol
3 Posisi Tail Conventional Tail
4 Wing Span 2300 mm
- Suhu saat penerbangan = 26,2 oC = 299,35 K (Suhu rata-rata kota medan. Sumber : https://weather-and-climate.com/average-monthly-min-max-temperature,medan,indonesia)
- Densitas udara = 1,17982 kg/m3 (hasil interpolasi seperti terlihat pada tabel di bawah) seperti terlihat pada tabel di bawah)
Gambar 3.5 Koordinat NACA 1412 Sumber : http://airfoiltools.com/
Gambar 3.6 Dimensi sayap pesawat NVC USU (Dokumentasi)
3.5 Variabel Penelitian
Ditentukan dua buah variable penelitian, yakni variable terikat dan variable bebas.
3.5.1 Variabel Terikat
Dalam penelitian ini di tetapkan variable terikat yakni:
3. Kecepatan pesawat
3.5.2 Variabel Bebas
Variable bebas pada penelitian ini dibatasi pada penentuan sudut serang (angel of attack) dan sudut sirip (flap) pada airfoil
3.6 Urutan Proses Analisis
Untuk melakukan analisis simulasi pada airfoil ini, maka dibuat urutan proses agar dalam pengerjaan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik.
3.6.1 Pengumpulan data awal
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data tentang informasi yang berkaitan dengan sayap pesawat NVC USU dan airfoil NACA 1412 serta spesifikasi data yang dibutuhkan untuk dilakukan penelitian.
3.6.2 Studi literatur
Penelitian ini harus berlandaskan pada azas azas teoritis yang diakui di dalam dunia keteknikan secara ilmiah sehingga dapat dijadikan rujukan penyelesaian penelitian ini. Studi literatur ini dilakukan dengan cara memperolehnya dari buku buku referensi, jurnal jurnal ilmiah, kumpulan symposium, diskusi personal, atau bahkan lewat media internet.
Landasan teoritis ini menyangkut masalah dasar dasar mekanika fluida, dasar-dasar aerodinamika penerbangan, khususnya terhadap pembahasan yang berkaitan dengan airfoil.
3.6.3 Komputasi data
3.6.4 Pembahasan hasil komputasi data
Pada tahapan ini akan dilakukan pembahasan terhadap masing-masing hasil simulasi dengan berbagai input variabel bebasnya untuk kemudian dibandingkan hasilnya sehingga didapat performansi yang maksimal yang terjadi pada sudut serang dan sudut sirip tertentu.
3.6.5 Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini berdasarkan korelasi terhadap tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi penyimpangan dari tujuan penelitian.
3.7 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian MULAI
Studi Awal
Penolahan Data
Analisa Data
SELESAI Pengumpulan
Data
3.8Prosedur Komputasi Data
Prosedur pembuatan model airfoil pesawat NVC USU untuk tahap komputasi
selanjutnya mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut ini :
1. Input koordinat geometri airfoil
Koordinat airfoil diperoleh dari situs resmi edukasi Aerospace
Engineering http://airfoiltools.com/ dalam bentuk format file data dan
kemudian di konversi dengan Ms.Excell sehingga data koordinat dapat dilihat
dalam bentuk tabualasi. Melalui Ms.Excell ini juga di konversi kembali dalam
bentuk file text deliminated. Lalu memodifikasi bentuk geometri dengan
memasukkan data yang diperoleh dari pengukuran.
Gambar 3.8 Pemodelan sayap pesawat NVC USU (Dokumentasi) 2. Input besar sudut serang
Langkah selanjutnya adalah menginput besarnya sudut serang. Dalam
Gambar 3.9 Input sudut serang (Dokumentasi) 3. Input sudut sirip airfoil
Berikutnya adalah menginput sudut sirip airfoil sayap pesawat NVC USU,
dengan variasi: 0°,10°, 20°.
4. Persiapan menjalankan sumulasi
Tahap ini merupakan langkah awal memasuki fase simulasi. Pada tahap ini
kita menentukan satuan yang akan digunakan.
Gambar 3.11 Penentuan sistem satuan
Satuan yang digunakan pada proses simulasi ini adalah satuan dengan
standard internasional (SI).
5. Menentukan jenis aliran
Penentuan jenis aliran yang dimaksud disini adalah menentukan jenis aliran
fluida yang akan disimulasikan, apakah termasuk kategori aliran eksternal
ataupun internal. Karena proses yang berlangsung pada airfoil kondisi realnya
Gambar 3.12 Input jenis aliran fluida
6. Input jenis fluida yang mengalir
Berdasarkan spesifikasi data pada sub bab 3.4.2 maka jenis fluida yang
diinput adalah fluida gas dengan pendekatan bahwa fluida yang bekerja
adalah udara.
Pada tahap ini dilakukan setup data kecepatan aliran fluida. Data yang
dimasukkan adalah fluida mengalir 30 m/s dengan suhu 26,2°C atau
299,35 K.
Gambar 3.14 Input data parameter kecepatan 8. Pembentukan computational domain
Computational domain merupakan bidang batas simulasi yang akan
dipengaruhi oleh laju aliran fluida kerja. Bentuk dari computational
domain ini dapat dilihat sebagai berikut.
9. Menentukan hasil yang diinginkan (goal)
Goal yang ingin didapatkan dai proses simulasi ini adalah besar gaya yang
pada sumbu X dan sumbu Y.
Gambar 3.16 Menentukan Goal 10. Menjalankan proses simulasi
Gambar 3.17 Menjalankan proses simulasi
Gambar 3.18 Proses simulasi
Jika terjadi error atau kesalahan dalam mendefinisikan kondisi
batas pada saat persiapan simulasi atau jika terjadi error dalam messhing,
maka akan muncul warning pada jendela info di bagian kiri bawah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang hasil dari penelitian yang telah dikerjakan. Jenis airfoil yang disimulasikan dalam penelitian ini adalah NACA 1412 modifikasi dengan kecepatan fluida konstan pada 30 m/s. Dimana parameter aerodinamika yang dipakai dalam penelitian ini adalah besarnya tekanan yang terjadi di sekeliling airfoil, kecepatan fluida yang mengalir di sekeliling airfoil, dan gaya-gaya yang terjadi pada airfoil yang disebabkan oleh perubahan sudut serang dan sudut sirip.
Hasil dari simulasi dalam penelitian ini berupa kontur sebaran tekanan di sekeliling airfoil dan kontur sebaran kecepatan fluida yang mengalir di sekeliling airfoil. Dan juga dapat dilihat gaya-gaya yang terjadi pada airfoil sehingga dapat dihitung nilai dan dari airfoil pesawat UAV USU yang diteliti tersebut.
4.1 Mencari nilai bilangan Reynold
... (4.1)
Dimana : � = kecepatan pesawat = 30 m/s
� = chord (lebar sayap) = 0,36 m
= viskositas absolute fluida dinamis 18,479 x kg m²/s � = kerapatan (densitas) fluida = 1,17982 kg/m³
Sehingga:
� � �
=
4.2 Hasil simulasi pada sudut serang 0°
4.2.1 Hasil simulasi pada sudut serang 0° dan sudut sirip 0°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 0° dan sudut sirip 0° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 0° dan sudut sirip 0°
Gambar 4.2 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 0° dan sudut sirip 0°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih besar dibandingkan dengan rata-rata tekanan di permukaan bawah airfoil.
4.2.1.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 0o dan sudut sirip 0°:
Tabel 4.1 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 0o dan sudut sirip 0°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.047670334019 0.048693829902 0.047009343975 0.0512089854877
mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai dan :
Mencari nilai
... (4.2)
... (4.3)
Dimana : = Gaya Angkat (N)
= Gaya Hambat (N)
= Koefisien Angkat
= Koefisien Hambat
V = Kecepatan Fluida (m/s)
A = Luas permukaan sayap (m²)
Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai :
�
Dengan cara yang sama mencari nilai :
�
4.2.2 Hasil simulasi pada sudut serang 0° dan sudut sirip 10°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 0° dan sudut sirip 10° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 0° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kecepatan di permukaan bawah airfoil. Terdapat perubahan kecepatan pada permukaan atas sirip yang menjadi kecil.
4.2.2.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 0o dan sudut sirip 10°:
Tabel 4.2 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 0o dan sudut sirip 10°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.097778508019 0.1040287668959 0.0910747659925 0.1254610785244
Lift Force (Y) 1 [N] 1.053612993183 1.091117616828 1.0506726185624 1.1686930516076
4.2.3 Hasil simulasi pada sudut serang 0° dan sudut sirip 20°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 0° dan sudut sirip 20° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.5 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 0° dan sudut sirip 20°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan
fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil.
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kecepatan di permukaan bawah airfoil dan berkurang saat berada di permukaan atas sirip airfoil.
4.2.3.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 0o dan sudut sirip 20°:
Tabel 4.3 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 0o dan sudut sirip 20°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.16618009042 0.177637069934 0.16618009042 0.19365454521
Lift Force (Y) 1 [N] 1.52174110566 1.61674927370 1.52174110566 1.70296691246
4.3 Hasil simulasi pada sudut serang 5°
4.3.1 Hasil simulasi pada sudut serang 5° dan sudut sirip 0°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 5° dan sudut sirip 0° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.7 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 5° dan sudut sirip 0°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur kecepatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
kecepatan di permukaan bawah airfoil dan berkurang saat berada di permukaan atas sirip sayap .
4.3.1.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 5o dan sudut sirip 0°:
Tabel 4.4 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 5o dan sudut sirip 0°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.09236404134273 0.101918764660 0.092351030680 0.11625784162909
Lift Force (Y) 1 [N] 1.2102502117573 1.20328758366 1.171882668545 1.2172131569541
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan
4.3.2 Hasil simulasi pada sudut serang 5° dan sudut sirip 10°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 5° dan sudut sirip 0° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.9 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 5° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan
Gambar 4.10 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 5° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih besar dibandingkan dengan rata-rata tekanan di permukaan bawah airfoil dan mengecil pada saat berada di sirip airfoil
4.3.2.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 5o dan sudut sirip 10°:
Tabel 4.5 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 5o dan sudut sirip 10°:
Goal
Goal
mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai :
mencari nilai :
�
4.3.3 Hasil simulasi pada sudut serang 5° dan sudut sirip 20°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 5° dan sudut sirip 20° adalah sebagai berikut :
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur kecepatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.12 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 5° dan sudut sirip 20°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata
kecepaatan di permukaan atas airfoil lebih besar dibandingkan dengan rata-rata tekanan di permukaan bawah airfoil namun kecepatan fluida berkurang saat berada pad sirip airfoil.
4.3.3.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Tabel 4.6 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 5o dan sudut sirip 20°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.2655326702292 0.272876616844 0.259923627859 0.2883545820759
Lift Force (Y) 1 [N] 1.869148044504 1.90884450545 1.86110637970 1.97556594925
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan Koefisien Hambat yang merupakan koefisien-koefisien yang sangat mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai :
4.4 Hasil simulasi pada sudut serang 10°
4.4.1 Hasil simulasi pada sudut serang 10° dan sudut sirip 0°
Gambar 4.13 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 10° dan sudut sirip 0°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan
fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata kecepatan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur keccepatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4.4.1.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 10o dan sudut sirip 0°:
Tabel 4.7 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 10o dan sudut sirip 0°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.1702796643191 0.183013076273 0.170279664319 0.200930594450 Lift Force (Y) 1 [N] 1.702229271868 1.76310824653 1.6988055250 1.83352206203
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan Koefisien Hambat yang merupakan koefisien-koefisien yang sangat mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan
untuk mencari nilai :
4.4.2 Hasil simulasi pada sudut serang 10° dan sudut sirip 10°
kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 10° dan sudut sirip 10° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.15 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 10° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur kecepatan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4.4.2.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 10o dan sudut sirip 10°:
Tabel 4.8 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 10o dan sudut sirip 10°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.2490400746289 0.257480478612 0.241455166475 0.278164448948 Lift Force (Y) 1 [N] 1.97772956915 2.01499391340 1.9694622486 2.08906426473
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan Koefisien Hambat yang merupakan koefisien-koefisien yang sangat mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan
untuk mencari nilai :
kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 10° dan sudut sirip 20° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.17 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 10° dan sudut sirip 20°
Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil dan memiliki tekanan yang besar pada pangkal sirip airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur tekanan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
4.4.3.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 10o dan sudut sirip 20°:
Tabel 4.9 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 10o dan sudut sirip 20°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.3550098066546 0.373121292609 0.353311790932 0.408119491531 Lift Force (Y) 1 [N] 2.312291167475 2.38326162488 2.31142049852 2.47901139595
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan Koefisien Hambat yang merupakan koefisien-koefisien yang sangat mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan
4.5 Hasil simulasi pada sudut serang 15°
4.5.1 Hasil simulasi pada sudut serang 15° dan sudut sirip 0°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 15° dan sudut sirip 0° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.19 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 15° dan sudut sirip 0°
Gambar 4.20 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 15° dan sudut sirip 0° Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kecepatan di permukaan bawah airfoil.
4.5.1.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan
parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 15o dan sudut sirip 0°:
Tabel 4.10 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 15o dan sudut sirip 0°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.2923516292826 0.292351629282 0.28580766795 0.313293629816 Lift Force (Y) 1 [N] 1.908046612966 1.90804661296 1.877912578 1.9853039582
mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai :
�
mencari nilai :
�
4.5.2 Hasil simulasi pada sudut serang 15° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan atas airfoil lebih kecil bila dibandingkan dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil. Dan mulai timbul tekanan yang berada di pangkal sirip airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur tekanan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.22 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 15° dan sudut sirip 10° Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan
dipermukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kecepatan dipermukaan bawah airfoil.
4.5.2.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 15o dan sudut sirip 10°:
Tabel 4.11 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 15o dan sudut sirip 10°:
Goal
Goal
Dari data di atas kemudian dapat dicari nilai Koefisien Angakat dan Koefisien Hambat yang merupakan koefisien-koefisien yang sangat mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan untuk mencari nilai :
�
mencari nilai :
�
4.5.3 Hasil simulasi pada sudut serang 15° dan sudut sirip 20°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 15° dan sudut sirip 20° adalah sebagai berikut :
selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur tekanan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.24 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 15° dan sudut sirip 20°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tekanan di permukaan bawah airfoil.
4.5.3.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Tabel 4.12 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 15o dan sudut sirip 20°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.6298625273808 0.640937256817 0.629179369775 0.656096736412
Lift Force (Y) 1 [N] 2.518564662871 2.5759309933 2.51856466287 2.61506205197
4.5 Hasil simulasi pada sudut serang 20°
4.5.1 Hasil simulasi pada sudut serang 20° dan sudut sirip 0°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 20° dan sudut sirip 0° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.25 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 0°
Gambar 4.26 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 0° Dari gambar hasil simulasi di atas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kecepatan di permukaan bawah airfoil.
4.5.1.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 20o dan sudut sirip 0°:
Tabel 4.10 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 20o dan sudut sirip 0°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.57351062 0.579301244 0.546225141 0.610565383
Lift Force (Y) 1 [N] 1.763448075 1.726360008 1.63641977 1.839322037
�
mencari nilai :
�
4.5.2 Hasil simulasi pada sudut serang 20° dan sudut sirip 10°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 20° dan sudut sirip 10° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.27 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 10°
dengan rata-rata tekanan fluida yang mengalir pada permukaan bawah airfoil. Dan mulai timbul tekanan yang berada di pangkal sirip airfoil. Dan selanjutnya untuk hasil simulasi berupa kontur tekanan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4.28 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 10°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan dipermukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata kecepatan dipermukaan bawah airfoil.
4.5.2.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 20o dan sudut sirip 10°:
Tabel 4.11 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang 20o dan sudut sirip 10°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 0.792101677 0.83712091 0.792101677 0.872504111
�
mencari nilai :
�
4.5.3 Hasil simulasi pada sudut serang 20° dan sudut sirip 20°
Kecepatan dan tekanan merupakan parameter aerodinamika yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil simulasi dapat dilihat kontur sebaran kecepatan dan tekanan airfoil NACA 1412 yang digunakan pada pesawat NVC USU dengan sudut serang 20° dan sudut sirip 20° adalah sebagai berikut :
Gambar 4.29 Kontur sebaran tekanan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 20°
Gambar 4.30 Kontur kecepatan fluida pada sudut serang 20° dan sudut sirip 20°
Dari gambar hasil simulasi diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kecepatan di permukaan atas airfoil lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata tekanan di permukaan bawah airfoil.
4.5.3.1 Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil
Gaya-gaya yang terjadi pada airfoil juga merupakan parameter-parameter aerodinamika yang dibahas dalam penelitian ini. Dimana gaya angkat dan gaya hambat dapat mempengaruhi performansi dari sebuah pesawat model. Berikut ini adalah tabel gaya-gaya yang terjadi pada airfoil hasil simulasi untuk sudut serang 20o dan sudut sirip 20°:
Tabel 4.12 Nilai gaya hambat dan gaya angkat hasil simulasi pada sudut serang
20o dan sudut sirip 20°:
Goal
Goal
Unit Nilai Nilai rata-rata Nilai Minimum Nilai Maksimum Drag Force (X) 1 [N] 1.010517848 1.020293118 0.951979066 1.079594374
mempengaruhi performansi dari pesawat model. Berikut adalah perhitungan dihasilkan tiap sudut serang airfoil pesawat.
Tabel 4.13 Nilai koefisien angkat terhadap sudut serang dan sudut sirip
Sudut Sirip
0 0,253938546 0,551252217 0,796177689 5 0,633205092 0,906287581 0,977941626
10 0,890609423 1,034751675 1,209794906
15 0,998293427 1,19010278 1,317717571
Gambar 4.31 Diagram batang koefisien angkat vs sudut serang tiap sudut sirip
Seperti terlihat pada diagram diatas, nilai koefisien angkat airfoil terkecil adalah saat keadaan airfoil berada pada sudut serang 0° dan sudut sirip 0°. Dan nilai koefisien angkat terbesar adalah pada saat keadaan airfoil berada pada sudut serang 15° dan sudut sirip 20°.
Berikut ini adalah tabulasi dan diagram batang nilai koefisien hambat yang dihasilkan tiap sudut serang airfoil pesawat.
Tabel 4.14 Nilai koefisien hambat terhadap sudut serang dan sudut sirip 0
0 0,02491205 0,051157892 0,086945723 5 0,0448325033 0,082969349 0,138927172
10 0,089090627 0,130298216 0,18574177
15 0,152958899 0,243897056 0,329545209
Gambar 4.32 Diagram batang koefisien hambat vs sudut serang tiap sudut sirip
Terlihat pada grafik di atas, koefisien hambat terkecil terjadi pada saat airfoil berada pada sudut serang 0° dan sudut sirip 0°. Dan koefisien drag terbesar adalah pada airfoil dengan keadaan sudut serang 15° dan sudut sirip 15°.
Gambar 4.33 Grafik koefisien angkat & hambat VS sudut serang tiap sudut sirip 0
BAB V terkecil terjadi pada sat yang sama dimana posisi airfoil berada pada sudut serang
0° dan sudut sirip 0° yaitu sebesar dan .
2. Semakin besar sudut sirip yang diberikan pada airfoil semakin besar pula koefisien angkat dan koefisein hambat yang terjadi pada airfoil sayap, namun terjadi penurunan koefisien angkat pada saat sudut serang airfoil berada pada 20°.
3. Pada simulasi kondisi Stall terjadi pada saat sudut serang airfoil berada diantara 15° dan 20°
5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Lebih menguasai CFD sehingga dapat melakukan pengujian secara maksimal.
2. Lebih banyak membuat viariasi sudut sedang serang dan sudut sirip sayap pada saat melakukan simulasi.