• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Eksperimen Penggunaan Glass Fiber Reinforced Polymer pada Perkuatan Lentur Balok Beton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Eksperimen Penggunaan Glass Fiber Reinforced Polymer pada Perkuatan Lentur Balok Beton"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini banyak struktur beton bertulang yang mulai rusak ditandai dengan adanya

timbul retak-retak halus, lendutan yang berlebihan, bahkan tulangan yang sudah terlihat dari

luar. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : kesalahan pada mix design,

human error saat pengecoran di lapangan ataupun proses curing yang tidak tepat. Maka perlu

diadakan perbaikan (retrofitting) agar struktur yang ada dapat menerima beban sesuai dengan

desain awal maupun beban yang baru untuk struktur yang berubah fungsi. Perbaikan ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara seperti penambahan lapisan beton, perkuatan pelat baja,

maupun menggunakan Fiber Reinforced Polymer (FRP).

Fiber Reinforced Polymer sendiri mempunyai banyak jenis, antara lain adalah CFRP

(Carbon Fiber Reinforced Polymer) dan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer) yang

fungsinya yang hampir sama dengan penggunaan pelat baja tipis sebagai perkuatan balok beton

bertulang, yaitu memperkuat bagian tarik dari balok beton bertulang (Ireneus G.Petrico,2013).

Fiber Reinforced Polymer memiliki kuat tarik yang lebih besar dari baja dan kekakuan

yang cukup tinggi, Fiber Reinforced Polymer (FRP) sendiri juga memiliki berat yang lebih

ringan daripada tulangan dan juga lebih praktis sehingga pemasangan lebih mudah dan Fiber

Reinforced Polymer (FRP) sendiri juga tahan terhadap korosi. Meskipun harganya yang relatif

mahal, FRP ,memberi jalan keluar paling ekonomis dalam masalah perkuatan karena secara

dramatis dapat menekan biaya tenaga kerja.

Ireneus G. Petrico (2013) dalam penelitiannya membahas perbandingan kekuatan

lentur balok beton dengan menggunakan CFRP dan GFRP. Hasil penelitian dan analisis

(2)

signifikan. CFRP dapat menambah kekuatan lentur balok sampai 65,934%, sedangkan GFRP

hanya sebesar 43,956%. Sedangkan untuk perbandingan kedua material ini, CFRP lebih unggul

daripada GFRP dalam hal menambah kekuatan lentur.

Manna Haloho dan Johannes Tarigan (2015), dalam penelitiannya membahas

perkuatan balok beton bertulang menggunakan pelat baja yang diangkur. Balok yang digunakan

berdimensi 15x25 cm dengan panjang 320 cm. Berdasarkan hasil analitis terjadi peningkatan

kekuatan balok yaitu 3,79 kali kekuatan awal sedangkan dari pengujian diperoleh peningkatan

kekuatan balok sebesar 2,44 kali kekuatan awal. Berdasarkan hasil pengujian ini, dapat ditarik

kesimpulan bahwa penggunaan pelat baja pada daerah tarik dapat meningkatkan kekuatan dan

memperkecil lendutan dan penggunaan angkur untuk merekatkan pelat baja dengan beton dapat

mengatasi masalah lepasnya pelat dari balok beton.

Ivandy Yoman dan Johannes Tarigan (2016) dalam penelitiannya membahas

perbandingan kekuatan perkuatan balok beton bertulang menggunakan pelat baja dan Fiber

Reinforced Polymer (FRP). Jenis Fiber Reinforced Polymer yang dipakai adalah Carbon Fiber

Reinforced Polymer (CFRP). Balok yang digunakan berdimensi 15x25 cm dengan panjang 320

cm. Berdasarkan hasil analitis terjadi peningkatan kekuatan balok dengan FRP yaitu 1,991 kali

kekuatan awal, sedangkan dengan pelat baja yaitu 1,64 kali kekuatan awal. Dari pengujian

diperoleh peningkatan kekuatan balok dengan FRP sebesar 1 ,44 kali kekuatan awal, sedangkan

dengan pelat baja sebesar 1,056 kali kekuatan awal. Berdasarkan hasil pengujian ini, dapat

ditarik kesimpulan bahwa penggunaan FRP pada daerah tarik mampu menahan kekuatan lebih

besar daripada pelat baja dan juga mampu menghambat retak awal.

Fikri Alami (2010) dalam tulisannya di Seminar dan Pameran HAKI menjelaskan untuk

perkuatan lentur dengan FRP, perhitungan desain mengacu pada ACI committee 440. Kapasitas

(3)

untuk FRP ( � ) sebesar 0,85. Besarnya momen nominal perkuatan lentur yang terjadi

tergantung pada beberapa faktor, diantaranya luas tulangan tarik dan tekan tulangan balok ,

dimensi balok serta tegangan FRP.

�� = [�� �� � −�12 � + ��′�� � − �′ + � �� � ℎ −�12 � ] (1.1)

Berdasarkan data hasil penelitian Manna Haloho (2015) dan Ivandy Yoman (2016) di

atas, peneliti ingin mencoba melakukan eksperimen penggunaan pelat baja, Carbon Fiber

Reinforced Polymer (CFRP) serta Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) pada kuat lentur

beton dan menganalisa balok jenis perkuatan manakah yang paling praktis dengan kondisi

pengujian yang dilakukan hanya balok dengan GFRP saja.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh perkuatan menggunakan Pelat Baja, CFRP, dan GFRP terhadap kuat

lentur balok beton ?

2. Bagaimana perilaku benda uji balok beton yang diperkuat dengan Pelat Baja, CFRP, dan

GFRP akibat pembebanan ?

3. Bagaimana perbandingan kuat lentur balok beton tanpa dan dengan perkuatan Pelat Baja,

CFRP, dan GFRP?

4. Diantara Pelat Baja, CFRP, dan GFRP manakah yang memiliki dampak peningkatan paling

(4)

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh perkuatan menggunakan Pelat Baja, CFRP, dan GFRP terhadap kuat

lentur balok beton.

2. Mengetahui perilaku balok beton yang diperkuat dengan Pelat Baja, CFRP, dan GFRP

akibat pembebanan.

3. Mengetahui perbandingan kuat lentur balok beton tanpa dan dengan perkuatan Pelat Baja,

CFRP, dan GFRP.

4. Mengetahui dari Pelat Baja, CFRP, dan GFRP manakah yang memiliki dampak

peningkatan paling signifikan terhadap kuat lentur balok beton.

1.4 PEMBATASAN MASALAH

Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini dan untuk

mempermudah penulis dalam menganalisa maka dibuat batasan-batasan masalah yang

meliputi:

1. Dimensi balok adalah 15 cm x 25 cm dengan panjang 3,2 m

2. Mutu beton rencana yang digunakan adalah �′ 20 Mpa dan mutu baja � 240 Mpa.

3. Dikarenakan pada penelitian ini data hasil pengujian balok dengan pelat baja yang diangkur

diambil dari penelitian Manna Haloho (2015) dan balok dengan CFRP diambil dari

penelitian Ivandy Yoman (2016) maka jumlah balok yang akan dibuat dalam penelitian ini

hanya berjumlah 2 buah balok dengan rincian satu buah balok normal (BN) dan balok

(5)

5. Pembebanan dilakukan dengan sistem beban terpusat.

6. Perletakan benda uji adalah perletakan sederhana (sendi-rol)

1.5 METODE PENELITIAN

Metodologi dan tahapan pelaksanaan yang dibuat penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini

menggunkan beberapa pendekatan antara lain:

1. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen.

2. Penulisan tugas akhir ini mengacu pada metode studi analitis berdasarkan data-data dan

literatur yang berhubungan dengan topik dan dilakukan eksperimen serta masukan-masukan

dari dosen pembimbing.

3. Analisa perhitungan perkuatan struktur beton menggunakan Building Code

USA-Retrofitting FRP ACI 440.

4. Data hasil analitis nantinya akan dibandingkan dengan data hasil eksperimen.

5. Adapun mekanisme eksperimen yang akan dilakukan yaitu:

a. Pembuatan balok beton dengan fc = 20 MPa dan mutu tulangan baja fy = 240 Mpa

dengan variasi :

Balok Normal (BN) = 1 buah benda uji

Balok dengan GFRP (BG) = 1 buah benda uji

b. Untuk perencanaan awal, ditetapkan dimensi balok 150x250 mm dengan panjang 3200

(6)

tulangan baja ∅6 dengan jarak 20 cm. Untuk tulangan tarik digunakan tulangan baja

4∅12.

c. Balok diletakkan di atas loading frame dengan perletakan sendi-rol dan jarak antar

perletakan 3000 mm. Pembebanan dilakukan dengan sistem beban terpusat dengan jarak

antar beban 1000 mm untuk mendapatkan lentur murni. Balok ditandai dengan grid-grid

berukuran 5 x 5 cm untuk memudahkan menggambar pola retak. Pada bagian bawah

balok dipasang 3 buah dial gauge untuk membaca lendutan pada titik ¼ L dari kiri,

tengah dan ¼ L dari kanan. Data pertambahan beban dan lendutan dicatat dan

dimasukkan ke dalam tabel. Pembebanan dihentikan setelah terjadi retak dan

pembacaan dial gauge tidak mengalami kenaikan lagi.

1.

Gambar 1.1 Model Balok Pengujian

Gambar

Gambar 1.1  Model Balok Pengujian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil simpulan bahwa, antara kematangan beragama dengan karakter Al- Ḥ ir ṣ mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah IPMAFA

The minimum expected count is 1.12.. The minimum expected count

Dengan memperhatikan kondisi riil dan prediksi stagnasi pertumbuhan ekonomi dan moneter yang akan dihadapi oleh Indonesia sebagai dampak dari pandemi Covid-19,

Sebagai daerah administrasi, desa harus mampu mengelola desentralisasi fiskal dengan cara mengembangkan potensi desa, meningkatkan kerjasama antar desa, meningkatkan

PERALATAN DAN MESIN Tahun 1900 s/d Tahun 2017.

dipakai dalam pelaksanaan yang meliputi : penentuan.. sampe1,teknik dan alat pengumpul data

Moć uma o tome kako mi percipiramo stvari vezane za pripadnost i kako možemo biti sumnjičavi prema onome što mislimo da nije naše, da čak jabuke mogu biti “tuđe”, izražena je

Namun demikian, penambahan pengisi dalam adunan polimer juga boleh menimbulkan beberapa masalah seperti masalah kelembapan dan pembentukan aglomerat Untuk itu,