• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen, dimana dukungan spiritualitas mempengaruhi tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat digambarkan seperti skema berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Penelitian hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi.

Dukungan Spiritualitas : − Dukungan Spiritualitas

Buruk

− Dukungan Spiritualitas Baik

Kecemasan Kriteria: − Ringan

(2)

3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional Hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi

(3)

kadang

(4)
(5)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek atau akibat yang terjadi pada suatu objek dan penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoadmojo, 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

(6)

4.2.2 Sampel

Adanya keterbatasan biaya, waktu pelaksanaan, tenaga, ruang lingkup penelitian dan sebab lain membuat peneliti hanya menggunakan sebagian dari populasi sebagai sumber data. Sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi disebut sebagai sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan dengan benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Nursalam, 2003).

Menurut Hidayat (2009), besar sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

=

��2+ 1

Keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan, yaitu 15%

�= 558 558 (0,15)2+ 1

�= 558

558 (0,0225) + 1

� = 558 13,555

� = 41,16

(7)

Berdasarkan perkiraan rumus di atas, didapatkan bahwa jumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan populasi adalah 41 orang.

Di dalam penelitian survei teknik sampling sangatlah penting dan harus diperhitungkan dengan benar sebab teknik pengambilan sampel yang tidak baik akan mempengaruhi validitas hasil penelitian tersebut (Notoadmojo, 2012). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non Random (Non Probability Sampling) yaitu pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas

kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka. Di dalam teknik ini peneliti menggunakan metode Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel yang berdasarkan pada pertimbangan peneliti. Adapun yang menjadi syarat sampel dalam penelitian yaitu pasien kanker yang menjalani kemoterapi minimal dua kali, bersedia menjadi responden, pasien dalam keadaan sadar, dapat berkomunikasi dengan baik, dan dapat berbahasa Indonesia dengan baik.

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

(8)

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan dan mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala RSUD Dr. Pirngadi Medan. Setelah mendapat izin dari RSUD Dr. Pirngadi Medan, maka peneliti melaksanakan penelitiannya. Peneliti menyerahkan lembar persetujuan penelitian kepada responden, supaya responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan nama responden. Lembar persetujuan tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan responden dijamin oleh peneliti dan apabila responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangi surat persetujuan yang telah dibaca dan dipahami.

4.5 Instrumen Penelitian

(9)

1 Data Demografi responden

Data demografi responden meliputi : kode responden, inisial nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan per bulan, stadium kanker, frekuensi kemoterapi yang sudah dilakukan pasien.

2 Tingkat kecemasan pasien kemoterapi. Kuesioner tingkat kecemasan ini disusun berdasarkan modifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale yang terdiri dari 14 pernyataan. Pernyataan ini menggambarkan tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi. Kuesioner disusun dalam bentuk pernyataan tertutup dengan menggunakan model skala Likert. Menurut Arikunto (2009), Skala likert merupakan pernyataan perilaku dengan menggunakan respon sebagai penentuan nilai skalanya. Adapun jumlah alternatif respon yang digunakan dalam skala likert yaitu 4 jenis. Dengan menggunakan alternatif respon Tidak Pernah (TP), Kadang-Kadang (KK), Sering (SR), Selalu (SL). Bobot nilai yang diberikan yaitu tidak pernah dengan skor 0, kadang-kadang dengan skor 1, sering dengan skor 2, selalu dengan skor 3. Kuesioner kecemasan ini terdiri dari 14 pernyataan dengan nilai tertinggi 42 dan nilai terendah 1 sehingga rentang sebesar 41, dengan kategori yaitu cemas ringan, sedang dan berat. Hasil pengukuran yang didapatkan pada tingkat kecemasan ringan yaitu 1-14, tingkat kecemasan sedang 15-28, dan tingkat kecemasan berat 29-42. 3 Dukungan spiritualitas pasien kemoterapi. Kuesioner ini terdiri dari 16

(10)

Pernyataan positif terdiri dari nomor 1,2,3,4,6,7,8,10,13,14,15,16 dan pernyataan negatif terdiri dari nomor 5,9,11,12. Kuesioner spiritualitas pasien kemoterapi ini menggunakan skala Likert dalam 4 alternatif jawaban yaitu tidak pernah (TP), kadang-kadang (KK), sering (SR), selalu (SL). Untuk pernyataan positif bobot nilai yang diberikan TP = 1, KK = 2, SR = 3, SL = 4, sedangkan untuk pernyataan negatif nilai yang diberikan TP = 4, KK = 3, SR = 2, SL = 1. Hasil pengukuran dari kuesioner dukungan spiritualitas ini adalah tidak baik dan baik. Dukungan spiritualitas tidak baik dengan rentang skor (16-39), dukungan spiritualitas baik dengan rentang skor (40-64).

4.6 Validitas dan Reabilitas

4.6.1 Validitas

(11)

dengan item-item pernyataan yang mengukur sasaran yang ingin diukur sesuai dengan tinjauan pustaka dan kerangka konsep.

4.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan alat ulut untuk mendapatkan hasil yang konsisten saat dipakai ulang. Uji reliabilitas dilakukan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program komputerisasi. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel jika nilai alpha (α) lebih besar atau sama dengan 0,70

(Arikunto, 2006). Berdasarkan hasil komputerisasi didapat koefisien reliabilitas kuesioner dukungan spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi sebesar 0,806 dan koefisien reliabilitas kuesioner tingkat kecemasan pasien kemoterapi didapatkan sebesar 0,871.

4.7 Pengumpulan Data

(12)

Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner, sebelum menanyakan kesediaan untuk ikut terlibat sebagai responden. Kemudian peneliti melakukan pendekatan terhadap calon responden lainnya. Calon responden yang bersedia diminta menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan menjadi responden, peneliti mulai menjelaskan cara pengisian kuesioner. Peneliti menemani responden saat pengisian kuesioner untuk memastikan bahwa responden dapat mengisi kuesioner dengan benar dan tepat.

Apabila responden sudah selesai menjawab semua pernyataan kuesioner, selanjutnya peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari responden agar apabila ada jawaban yang kurang lengkap peneliti dapat meminta responden untuk melengkapi jawabannya. Kemudian peneliti melakukan pengambilan data, dan mengucapkan terimakasih kepada responden serta bernjanji tetap menjaga kerahasiaan dan menggunakan data tersebut sebagaimana mestinya. Setelah semua data terkumpul maka peneliti mulai mengolah dan menganalisa data.

4.8 Analisa Data

(13)

tabulasi. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan teknik komputerisasi, kemudian melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang dientri untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Adapun analisa data dalam penelitian ini melalui dua tahapan. Tahap pertama, yaitu analisa univariat yang bertujuan untuk menganalisa variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan proporsi. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

(14)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Bab ini akan menguraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan”, terhadap 41 responden yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei – 2 Juni 2017 di ruangan kemoterapi tulip 2 lantai 6 gedung A RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk analisa univariat dan bivariat sebagai berikut :

5.1.1 Analisa Univariat

Hasil dari analisa univariat menampilkan tabel distribusi frekuensi dan presentase dari karakteristik responden, dukungan spiritualitas dan tingkat kecemasan pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

5.1.1.1 Karakteristik Demografi Responden

(15)

(n=36; 87,8%), sebagian besar respoden berpendidikan SMA (n=22 53,7%), sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (n= 19; 46,3%), sebagian besar berpenghasilan <Rp 1.000.000 per bulan, sebagian besar responden berstadium 2 (n=18; 43,9), sebagian besar frekuensi kemoterapi responden sebanyak 5 kali (n=13; 31,7%).

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi Responden Pasien Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2017 (N=41)

(16)

− Lain-lain 18 43,9

5.1.1.2 Tingkat Kecemasan Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa mayoritas responden di RSUD Dr. Pirngadi Medan mengalami cemas ringan sebanyak 39 responden (95,1%) dan yang mengalami cemas sedang sebanyak 2 responden (4,9%).

Penjelasan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan (N=41)

(17)

5.1.1.3 Dukungan Spiritualitas Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pingadi Medan

Dukungan Spiritualitas pada pasien yang menjalani kemoterapi dibagi menjadi 2 kategori yaitu buruk dan baik. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dukungan spiritualitas pasien kemoterapi seluruhnya adalah baik sebanyak 41 responden (100%).

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Spiritualitas pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pingadi Medan

Tahun 2017 (N=41)

No Dukungan Spiritualitas Frekuensi Persentase 1 Baik 41 100%

5.1.2 Analisa Bivariat

5.1.2.1 Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan pada

Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(18)

Tabel 5.4 Hasil Analisa Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat

Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2017 (N=41)

Variabel yang dikorelasi r Nilai p

Dukungan Spiritualitas dan tingkat kecemasan -0,703 0,000 pasien kemoterapi

(19)

5.2 Pembahasan

5.2.1 Karakteristik Responden yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

Secara rinci pada tabel 5.1 sebagian besar responden kanker yang menjalani kemoterapi berumur 46-55 tahun yaitu sebanyak 16 orang (39%). Menurut WHO (2011) menyatakan bahwa 80% pasien kanker berada pada umur di atas 50 tahun dan sekitar 24% di bawah 70 tahun. Menurut Ariani (2014), umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya semakin baik.

(20)

mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan segala hal yang di alami setiap individu.

Sebagian besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 19 orang (46,3%) dan berpenghasilan <Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 23 orang (56,1%). Menurut Ariani (2014), pekerjaan merupakan suatu aktifitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan, kecemasan dan depresi, dimana seseorang yang bekerja akan berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sudah menikah dan masih memiliki pasangan yaitu sebanyak 36 orang (87,8%), dengan adanya dukungan dari keluarga seperti suami atau istri, responden merasa lebih nyaman dan tenang saat menghadapi pengobatan kemoterapi dan efek samping yang akan ditimbulkan.

(21)

5.2.2 Dukungan Spiritualitas Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan

(22)

Taylor (2002 dalam Young, 2007) menyatakan bahwa keluarga merupakan salah satu sumber yang memiliki peran dalam memberikan dukungan spiritualitas yaitu dengan memberikan bantuan doa, membacakan buku atau bernyanyi, menghibur, serta memberi dukungan tertentu yang tak mampu disediakan orang lain oleh sebab itu keluarga merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan pasien. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Hamid (2008) yang menyatakan bahwa ketika seseorang merasa stress, takut dan cemas maka individu tersebut akan berusaha mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Dukungan spiritual berarti memberikan spirit, dalam hal ini diberikan melalui sistem yang berfungsi sebagai penghubung klien dengan perawat (Bambang, 2000). Menurut Taylor (2002 dalam Young, 2007) dukungan spiritualitas terbagi menjadi dua bagian yaitu : dukungan spiritualitas umum (generalis) yang terdiri dari perawat, dokter, dan pekerja sosial dan dukungan spiritualitas spesialis terdiri dari pemuka agama, guru spiritual, keluarga dan sahabat.

5.2.3 Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi

(23)
(24)

individu yang mendapatkan dukungan yakni dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat memberikan kesembuhan terhadap kecemasan. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul (2015) mengatakan keluarga dapat memberikan dukungan dan pertolongan kepada anggota keluarganya yang sakit untuk mengurangi beban psikologi yang dialami oleh pasien akibat penyakitnya tersebut. Dukungan yang bisa diberikan keluarga kepada anggota keluarga yang sakit dapat berupa dukungan instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan emosional sehingga dengan adanya dukungan keluarga yang tinggi maka tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani kemoterapi akan semakin rendah bahkan tidak mengalami kecemasan sama sekali.

5.2.4 Hubungan Dukungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Pada Pasien yang Menjalani Kemoterapi

(25)

Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Febi (2010) mengenai hubungan dukungan emosional keluarga dengan kecemasan pasien yang menghadapi kemoterapi, menunjukkan bahwa dari 50 responden penelitian, 30 responden (60%) berada dalam kategori dukungan emosional keluarga yang tinggi dan rata-rata responden mengalami kecemasan yang rendah. Menurut Taylor (2002 dalam Young, 2007) keluarga merupakan salah satu sumber yang merupakan bagian dari dukungan spiritualitas spesialis. Keluarga memiliki peran penting dalam proses penyembuhan pasien dikarenakan keluarga memiliki ikatan sejarah hidup dengan pasien, mereka mampu memberi dukungan tertentu yang tak mampu disediakan oleh orang lain.

(26)
(27)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Sebagian besar responden adalah berumur 46-55 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan, mayoritas status pernikahan sudah menikah, sebagian besar berpendidikan SMA, sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga (IRT), sebagian besar berpenghasilan <1.000.000, dan sebagian besar frekuensi kemoterapi ke 6 kali.

6.1.2 Mayoritas dukungan spiritualitas pasien yang menjalani kemoterapi adalah baik yaitu sebanyak 41 responden (100%).

6.1.3 Mayoritas responden yang memiliki kecemasan ringan yaitu 39 responden (95,1%), dan kecemasan sedang sebanyak 2 responden (4,9%).

(28)

6.1.5 Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho’s hubungan antara dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi didapatkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antar dua variabel dengan hubungan negatif. Arah korelasi negatif menunjukan bahwa jika dukungan spiritualitas responden baik maka tingkat kecemasan responden rendah. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyusun beberapa saran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keberhasilan dalam memberikan pelayanan dan mengurangi tingkat kecemasan pada pasien yang menjalani kemoterapi adalah:

6.2.1 Untuk Masyarakat

(29)

6.2.2 Petugas/Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk dapat memberikan dukungan spiritualitas secara maksimal sehingga pasien yang sedang menjalani kemoterapi tidak mengalami kecemasan.

6.2.3 Pendidikan

Diharapkan pihak pendidikan lebih memperkaya kurikulum pembelajaran mengenai dukungan spiritualitas yang harus ditanamkan dalam diri perawat sehingga perawat tidak terfokus hanya memberikan pelayanan pada kebutuhan biologis pasien, tetapi perawat tersebut harus menyadari bahwa pelayanan yang diberikan kepada pasien itu meliputi kebutuhan bio, psiko, sosial, dan spiritual.

6.2.4 Peneliti selanjutnya

Gambar

Tabel 3.2 Definisi Operasional Hubungan dukungan spiritualitas dengan tingkat
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Demografi
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada pasien yang
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Spiritualitas pada

Referensi

Dokumen terkait

Adanya nilai sedekah bahkan meski- pun orang yang menanam pohon sendiri tidak memberikan bagian dari pohon itu untuk orang lain atau makhluk hidup lain menunjuk kan

[r]

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau, peneliti mengobservasi 77 perawat dalam melakukan cuci tangan, ditemukan 24,7% perawat yang melaksakan cuci

Di sini beliau mengungkapkan lima paragraf dalam konteks penurunan dalam ayat yang sama, sebagai ayat yang artinya: &#34;Allah telah mendengar pembicaraan wanita

Cracker adalah sebutan untuk mereka yang masuk ke sistem orang lain dancracker lebih bersifat destruktif, biasanya dijaringan komputer, mem-bypass password atau lisensi

56 The Politeness Strategies Used by Anne as The Ambitious Main Character in “The Other Boleyn Girl” Movie PDF 57 The Structure of Sentence Used in Headlines of

Select object to offset or &lt;exit&gt;:Pilih garis atas dari kotak sebelah bawah Specify point on side to offset: Klik bagian atas dari garis kotak sebelah atas Maka akan

RANCANG BANGUN PENAMPUNG SAMPAH DENGAN PENGANGKAT SEMI OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PENGGERAK MOTOR..