• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik Berdasarkan POJK No.25 POJK.03 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik Berdasarkan POJK No.25 POJK.03 2015"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai peran yang sangat startegis

dalam mengembangkan perekonomian suatu bangsa. Oleh karena itu, jika dilihat

dalam praktik perekonomian suatu negara, lembaga keuangan senantiasa ikut

berperan aktif. Tumbuhnya perkembangan lembaga keuangan secara baik dan

sehat akan mampu mendorong terhadap perkembangan ekonomi bangsa.

Sebaliknya, kalau lembaga keuangan suatu bangsa mengalami krisis, dapat

diartikan bahwa perekonomian suatu bangsa tersebut sedang mengalami

keterpurukan (collapse). Dikenal dua kategori lembaga keuangan, yakni lembaga

keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.1

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2

Lembaga perbankan adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan

masyarakat, dengan demikian guna tetap mengekalkan kepercayaan maysarakat

terhadap bank, pemerintah wajib melindungi masyarakat dari tindakan lembaga,

ataupun oknumnya yang tidak bertanggung jawab, dan merusak sendi

kepercayaan masyarakat tersebut. Bila suatau saat kepercayaan masyarakat

1

Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hlm 5.

2

(2)

menjadi luntur terhadap bank, maka hal itu merupakan suatu bencana

perekonomian negara yang sempat sulit untuk dipulihkan kembali.3

Masyarakat berhubungan dengan lembaga perbankan karena adanya

kepercayaan, yaitu bahwa perbankan akan memberikan keuntungan terhadap

nasabahnya, baik itu berupa keuntungan materi misalnya berupa bunga atas

simpanannya, maupun keuntungan bukan materi seperti keamanan atas barang

berharga (dana) yang dititipkan/disimpan di bank tersebut. Kemudian timbulah

adanya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan yang saling

berkaitan, yaitu saling mempercayai. Salah satu bentuk dari saling mempercayai

adalah bahwa apa-apa yang diketahui oleh bank dari diri nasabahnya akan

dirahasiakan dan tidak akan dibuka kepada siapapun kecuali atas dasar peraturan

hukum yang berlaku. Kondisi demikian inilah maka perbankan mendapat julukan

sebagai lembaga kepercayaan (agen of trust), dilain pihak perbankan juga merasa

yakin dan percaya, bahwa nasabahnya datang dari kalangan masyarakat yang

mempunyai reputasi dan kredibilitas baik.4

Kerahasian bank tersebut dapat berpengaruh kontradiktif terhadap

pemeriksaan data dari nasabah untuk kepentingan tertentu misalnya untuk

pemeriksaan pajak yang dilakukan demi kepentingan negara, bangsa dan

masyarakat umum. Perspektif kerahasiaan bank yang berlawanan tersebutlah yang

terkadang menghambat Direktorat Jenderal Pajak dalam pemeriksaan pajak.

Berdasarkan SP22/DKNS/OJK/III/2017 / No.10/2017, Nota Kesepahaman

yang ditandatangani antara Otoritas Jasa Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak

3

Muhamad Djumhana, Rahasia Bank ( Ketentuan Dan Penerapannya Di Indonesia), (Bandung:PT. Citra Aditya Bakti,1996), hlm.29.

4

(3)

tentang kerjasama didalam bidang pengaturan, pengawasan dan penegakan hukum

serta perlindungan konsumen di dektor Jasa Keuangan. Ruang lingkup Nota

Kesepahaman ini dilakukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang

mana salah satunya meliputi tentang penerapan pembukaan rahasia nasabah bank

dalam rangka pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan

penagihan di bidang perpajakan melalui aplikasi elektronik.

Berdasarkan nota kesepahaman ini, Ditjen pajak berharap koordinasi dan

kerja sama kedua instansi akan semangkin optimal untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas pelaksanaan tugas masing-masing pihak. Bagi ditjen pajak sendiri,

kerjasama yang semangkin erat dengan OJK akan memungkinkan pemeriksaan,

pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan penagihan pajak yang lebih efektif

khususnya dengan pembukaan akses data dan informasi nasabah yang lebih

mudah.

Mengenai pembukaan informasi nasabah untuk kepentingan perpajakan,

sebelumnya OJK sudah mengeluarkan Peraturan OJK nomor 25/POJK.03/2015

tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait Perpajakan Kepada

Negara Mitra Atau Yuridiksi Mitra. Terdapat satu contoh yang menarik pada

kasus pembukaan kerahasiaan bank di luar negeri, yaitu pembukaan kerahasiaan

bank di luar negeri adalah penyerahan data 4.450 nasabah bank UBS Swiss

kepada pihak otoritas pajak Amerika Serikat (Internal Revenue Service).5 Contoh

kasus ini menarik karena melibatkan institusi perbankan dan otoritas pajak dari

negara yang berbeda, dimana ketika otoritas pajak Indonesia saja masih kesulitan

5

(4)

untuk mengakses institusi perbankan dalam negeri, sementara itu otoritas pajak

amerika serikat telah dapat menembus institusi perbankan Swiss yang terkenal

sebagai “dewa”nya kerahasiaan bank. Bulan juni 2007 Bank USB Swiss

memberikan data 250 penabung rahasia mereka kepada IRS. Selain itu mereka

membayar denda US$ 780 juta kepada pemerinta Amerika untuk menghindari

tuntutan pengadilan. Pihak bank telah mengakui membantu nasabah mereka di

Amerika tidak membayar pajak selama tahun 2000 sampai dengan 2007. Tanggal

19 agustus 2009 Bank UBS sepakat membuka lagi data data nasabah mereka

sebanyak 4.450 nasabah yang memiliki aset senilai US$ 18 miliar. Akan syarat

disetujui oleh parlemen Swiss. Pada bulan juni 2010 parlemen Swiss menyetujui

hal tersebut.6

Sehingga, Amatlah menarik untuk membahas penerapan pembukaan rahasia

nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi

elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian, diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi penulis dalam

membatasi permasalahan yang akan ditelitinya, sehingga dapat mencapai tujuan

dan sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah

yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1.Bagaimana Pengaturan Mengenai Rahasia Bank Menurut UU Perbankan?

6

(5)

2.Bagaimana Koordinasi Antara Ditjen Pajak dan OJK Dalam Hal

Pembukaan Rahasia Bank? ?

3.Bagaimana Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK

Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik

Berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015

C.Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Tujuan obyektif

Tujuan obyektif dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai rahasia bank

Menurut UU Perbankan;

2) Untuk mengetahui bagaimana koordinasi antara Ditjen Pajak dan OJK

dalam hal pembukaan rahasia bank;

3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembukaan rahasia nasabah

bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi

elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.

b. Tujuan Subjektif

Tujuan subjektif dari penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui pengetahuan penulis dalam penulisan Hukum

Ekonomi yang berhubungan dengan penerapan pembukaan rahasia

nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui

(6)

2) Untuk memperluas pemahaman serta pengengetahuan dalam aspek

pembukaan rahasia nasabah bank;

3) Untuk memperoleh data-data sebagai bahan untuk penulisan hukum

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam

ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Medan;

4) Untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu hukum yang diperoleh

dalam perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

melalui sebuah penelitian hukum;

5) Untuk memberikan tambahan pemikiran atas permasalahan yang telah

dibahas, yaitu dari hasil penelitian hukum yang dilakukan penulis,

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya,

bagi kalangan akademis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara, serta pihak lain yang berminat atau berkepentingan serta

berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada khususnya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan sumbanan pemikiran dibidang hukum ekonomi yang

(7)

dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi elektronik

berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.

2) Memberikan gambaran yang lebih nyata dari mengenai proses

pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan

perpajakan melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK

No.25/pojk.03/2015.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan jawaban atas permasalahan yang dieliti

2) Untuk lebih mengembsngkan penalaran, membentuk pola pikir

dinamis, sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis

dalam menerapkan ilmu yang diperoleh

Dari hasil penelitian ini, akan menambah pengetahuan kita sejauh mana

pelaksanaan pemerintahan itu dijalankan dan dilaksanakan.

D.Keaslian Penulis

Skripsi ini membahas tentang “Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah

Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik

Berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015”, dimana judul tersebut belum pernah

dibahas sebelumnya, sesuai dengan yang diterangkan dalam lembaran surat

keterangan yang menyatakan telah diperiksa, tidak ada judul yang sama pada arsip

perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,

yang dibuat pada tanggal 12 maret 2017 di Medan. Sehingga penulis menyusun

(8)

Media Cetak dan Elektronik, maupun bantuan dari berbagai pihak. Dengan

demikan keaslian penulisan skripsi ini dapat di pertanggungjawabkan.

E.Tinjauan Pustaka

Yang dimaksud dengan rahasia bank yaitu :

a. Menurut Munir Fuady.

Hubungan antara bank dengan nasabah ternyata tidaklah seperti hubungan

kontraktual biasa. Akan tetapi dalam hubungan tersebut terdapat pula kewajiban

bagi bank untuk tidak membuka rahasia nasabahnya kepada pihak lain manapun

kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undangan yang berlaku. Hal ini

dinamakan rahasia bank. Demikian, istilah rahasia bank mengacu pada rahasia

dalam hubungna antara bank dengan nasabahnya.7

b. Menurut kasmir

Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka

bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. agar

keamanan uang nasabahnya terjamin, pihak perbankan dilarang untuk

memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan

hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain bank harus menjaga rahasia tentang

keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasiaan ini perbankan akan

dikenai sanksi.8

c.Untuk dapat memelihara dan meningkatkan kadar kepercayaan masyarakat

terhadap suatu bank pada khususnya dan perbankan pada umumnya adalah “dapat

tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang menyimpan dananya dan atau

7

Munir Fuady, Hukum Perbankan Modren (Buku Keasatu), (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003), hlm 87

8

(9)

menggunakan jasa-jasa lainnya dari bank tersebut untuk tidak mengungkapkan

keadaan keuangan dan transaksi nasabah serta keadaan lain dari nasabah yang

bersangkutan kepada piak lain.”9

Dalam hal ini prinsip kerahasiaan bank sangat

penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat.

Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998(“UU Perbankan”) Pasal 1

angka 28 memberikan pengertian tentang, Rahasia Bank adalah segala sesuatu

yang berhubungan dengan keterangaan mengenai nasabah penyimpanan dan

simpanannya.

Pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan diatur dalam

ketentuan pasal 41 ayat 1 UU perbankan yang menentukan bahwa:

“Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan

Menteri Keuangan berwenang untuk mengeluarkan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpanan tertentu kepada pejabat pajak.”

Pembukaan rahasia bank menurut UU Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan (KUP), dimana pengaturan kewenangan yang terkait dengan data

wajib pajak di bank diatur pada pasal 35 UU KUP. Pada dasarnya memberikan

kesempatan kepada Direktorat Jendral Pajak untuk melakukan pemeriksaan data

wajib pajak yang terdapat pada bank terkaitt untuk pemeriksaan pajak. Akan

tetapi pada kenyataannya, Direktorat Jenderal Pajak tekadang mengalami

hambatan dalam melakukan pemeriksaan data wajib pajak yang terdapat pada

bank.

9

(10)

Penerobosan Rahasia Bank Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.

2/19/PBI/2000 ketentuan tentang pengecualian terhadap rahasia terkait

pemerikasaan pajak tersebut dijabarkan dalam peraturan pelaksanaannya yang

dikeluarkan oleh bank Indonesia, yaitu PBI Nomor 2/19/PBI/2000. PBI Nomor

2/19/2000 mengatur bahwa penerobosan rahasia bank demi kepentingan

perpajakan terlebih dahulu harus diperoleh izin atau perintah tertulis untuk

membuka rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis dari

Menteri Keuangan. Permintaan penerobosan rahasia bank tersebut harus disertai

tanda tangan dengan membubuhkan tanda tangan basah dari Menteri keuangan.

Pimpinan Bank Indonesia mengeluarkan perintah tersebut kepada bank agar

memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat

mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak.

Menyangkut kesempatan pembukaan rahasia bank bila berkaitan dengan

pemeriksaan wajib pajak, yang dalam hal ini bank berkedudukan sebagai pihak

ketiga yang diminta keterangannya ketentuan asalnya diatur dalam

Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata menjalankan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperlukan keterangan atau

bukti dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang

diperiksa , atas permintaan Direktur bukti yang diminta. Bila pihak ketiga tersebut

terikat oleh kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban itu ditiadakan

untuk kepentingan pemeriksaan pajak sesuai dengan ketentuan

(11)

Baru-baru ini diterbitkannya Perpu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses

Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, salah satu pertimbangan

diterbitkannya adalah untuk penguatan basis perpajakan dalam rangka memenuhi

target penerimaan pajak dalam negeri, dan juga menjaga keberlanjutan efektifitas

kebijakan pengampunan pajak.

Berdasarkan POJK No.25/POJK.03/2015, nasabah asing yang tidak bersedia

menyampaikan persetujuan, instruksi, pemberian kuasa kepada lembaga jasa

keuangan untuk menyampaikan data dan informasi dalam rangka pertukaran

informasi secara otomatis akan berujung pada penghentian pelayanan transaksi

baru pada nasabah asing tersebut dan penolakan hubungan usaha jika masih dalam

status calon nasabah. Hal yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan di

Indonesia tentunya bersifat timbal balik dengan kepentingan Indonesia di negara

lainnya.

F.Metode Penulisan

Metode penulisan ilmiah merupakan realisasi dari rasa ingin tahu manusia

dalam taraf keilmuan. Seorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari

gajala yang tampak dan dapat dicari penjalsannya secara ilmiah. Maka perlu

bersikap objektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan dapat ditemukan

bila dilandasi dengan bukti-bukti yang meyakinkan dan data dikumpulkan melalui

prosedur yang jelas, sistematis dan terkontrol.10 Untuk mendapat dan

10

(12)

mengumpulkan data terrsebut maka penulis menggunakan metode penelitian yang

mencakup hal berikut.11

1. Tipe Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah

penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang mengacu kepada norma-norma

hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan sehingga penelitian

hanya difokuskan untuk mengkaji dan mengetahui penerapan kaidah-kaidah atau

norma-norma hukum positif tentang pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK

dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK

No.25/POJK.03/2015. Melalui peraturan perundang-undangan yang berkaitan

dengan hal tersebut.

2. Sifat Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis, penelitian yang

bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,

menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum.12 Jadi penelitian

ini bersifat menggambarkan, menjelaskan dan menganalisa segala mekanisme

penerapan pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan

perpajakan melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.

3. Sumber Bahan Hukum

Data pokok yang digunakan sebagai bahan analisa di dalam penelitian ini

adalah bahan skuunder. Data skunder tersebut meliputi:

a. Bahan Hukum Primer

11

Ibid., hlm. 105. 12

(13)

Yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat terdiri dari peraturan

perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian

b. Bahan Hukum Skunder

Yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

primer, seperti berbagai tulisan ilmiah hukum, jurnal, makalah dari pakar hukum

dan buku-buku yang dianggap berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan

diangkat dalam skripsi ini.

c. Bahan Hukum Tertier

Merupakan bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan

mengenai bahan hukum premier dan bahan hukum sekunder, seperti kamus,

ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sumber-sumber lain dari internet sepanjang

memuat informasi yang relevan dengan materi penelitian ini.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui penelitian kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data yang bersumber dari peratuan perundang-undangan,

buku-buku, dokumen resmi, surat kabar dan hasil penelitian serta sumber-sumber

lain yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

5. Metode Analisis Data

Berdasarkan sifat penelitian skripsi ini yang menggunakan metode

penelitian bersifat deskriptif analistis, maka analisis data yang di pergunakan

adalah pendekatan kualitatif terhadaap data skunder. Kualitatif yakni

(14)

yang relevan, dengan penelitian, mengelompokkan peraturan

perundang-undangan bahan hukum yang ada, melakukan interpretasi terhadap peraturan

perundang-undangan terkait, menguraikan bahan-bahan hukum sesuai dengan

masalah yang dirumuskan, dan kemudian menarik kesimpulan.

G.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang masing-masing

Bab memiliki sub bab dan keseluruhan sistematika penulisan skripsi ini

merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain, yang dapat

diuraikan sebagai berikut:

BAB I Bab ini akan menguraikan secara umum mengenai keadaan-

keadaan yang berhubungan dengan objek penelitian yang terdiri

dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Di dalam bab ini dikemukakan tentang penerapan pembukaan

rahasia nasabah bank yang membahas mangenai pengertian dan

ruang lingkup pembukaan rahasia bank, penerapan pembukaan

rahasia bank, pengaturan mengenai pembukaan rahasia bakn

menurut UU perbankan, dan perlindungan data pribadi nasabah.

BAB III Di dalam bab ini di kemukakan tentang koordinasi antara ditjen

pajak dan OJK dalam hal pembukaan rahasia bank membahas

(15)

salah satu lembaga keuangan, dan koordinasi antara ditjen pajak

dan OJK.

BAB IV Di dalam bab ini di kemukakan tentang penerapan pembukaan

rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan

melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK

No.25/POJK.03/2015 membahas mengenai ketentuan rahasia bank

dan penerapannya di Indonesia, dan pembukaan rahasia bank untuk

kepentingan perpajakan.

BAB V Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang diambil oleh penulis

terhadap bab-bab sebelumnya yang telah penulis uraikan dan yang

ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang penulis

Referensi

Dokumen terkait

“Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Simposium

Setiap awal pengetikan dalam Excel harus diawali dengan tanda sama dengan (=) Di antara rumus yang sangat bervariasi dalam aplikasi ini, dapat dikategorikan ke dalam beberapa Fungsi

Sesuai dengan ketentuan POJK No. 04/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Perkreditan Rakyat, BPR HISOBHAN telah melakukan pengangkatanPejabat Eksekutif yang

Sedangkan untuk materi notasi sigma, masalah yang sering ditanyakan adalah mengubah bentuk penjumlahan ke bentuk notasi sigma dan penyelesaian soal-soal notasi sigma

Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

untuk SOP, tidak adanya penjadwalan pergantian Roll, kurang koordinasi, mesin tetap berproduksi meskipun terjadi kecacatan, kurang pengalaman (karyawan baru) sehingga

Salah satu penatalaksanaan untuk menurunkan intensitas nyeri adalah dengan menggunakan Stimulasi Elektrik Saraf Transkutan (TENS) dan terapi es, sebagai metode pereda nyeri

Rasio tersebut tetap berada diatas ketentuan minimum yang telah di tetapkan oleh OJK yang diatur dalam POJK No.50/POJK.03/2017 yaitu sebesar 100%... ANALISIS