• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kemampuan Dan Komitmen Karyawan Di Palang Merah Indonesia Sumatera Utara Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kemampuan Dan Komitmen Karyawan Di Palang Merah Indonesia Sumatera Utara Chapter III VI"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertempat di Palang Merah Indonesia Daerah

Sumatra Utara Jl. Printis Kemerdekaan No. 37 Medan. Waktu Penelitian

dilaksanakan dari bulan Desember 2009 s/d Juni 2010.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey.

yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.2.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menarik kesimpulan secara naratif dan menguji hubungan atau pengaruh suatu variabel-variabel yang

diteliti serta hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnnya.

3.2.3 Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah eksplanatory, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara suatu

(2)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja dan

melaksanakan tugas sehari-hari, dengan masa lama bekerja di PMI Daerah

Sumatra Utara minimal 2 (dua) tahun. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

sampel yang benar-benar telah mengenal budaya kerja sehingga dapat

mengintreprestasikan dalam bentuk kemampuan dan komitmen. Menurut

Arikunto (2006), apabila subjeknya kurang dari 100, sampel lebih baik diambil

semuanya. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari 100, maka sampel dapat

diambil antara 10 % - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Karena subjek dari

penelitian ini kurang dari 100, maka jumlah populasi dihitung secara keseluruhan.

Cara ini disebut sensus atau somplete enumeration (Nazir, 2003: 325 ). Jumlah karyawan sesuai dengan keterangan diatas sebanyak 34 orang dan keseluruhannya

dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi/Sampel Penelitian

Sumber Hasil Penelitian, 2010

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dan teliti maka dalam penelitian ini

digunakan teknik pengumpulan data dengan :

1. Wawancara pada responden untuk melengkapi data yang dibutuhkan, yang

tidak ada di pada kuesioner

Unit Kerja Jumlah Populasi / Sample

Bagian Administrasi & Organisasi 21

Bagian Pelayanan 13

(3)

2. Daftar pertanyaan ( questionaire) yang diberikan kepada karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara yang menjadi responden dalam

penelitian, Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai pengaruh

budaya kerja terhadap kemampuan dan komitmen karyawan.

3. Studi dokumentasi /kepustakaan yang terkait dengan permasalahan seperti

buku literatur ataupun buku yang mendukung, koran dan semacamnya, serta

dokumen lainya.

3. 5. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari Palang Merah Indonesia

Daerah Sumatera Utara dengan melakukan wawancara (interview) dan

penyebaran daftar pertanyaan (quesioner) kepada responden dalam

penelitian ini.

2. Data Sekunder yaitu data yang berasal dari jurnal, literatur, peraturan,

serta dokumen lainnya yang mendukung penelitian ini.

3.6. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Variabel bebas adalah budaya kerja karyawan Palang Merah Indonesia Daerah

(4)

a. Kejujuran (X1

e. Ilmu pengetahuan & teknologi (X )

5

2. Variabel terikat (dependent variable) terdiri dari; )

a. Kemampuan (Y1

b. Komitmen (Y )

2)

3.6.1 Definisi Operasional Hipotesa Pertama

Budaya kerja adalah Nilai-nilai yang bermula dari adat istiadat, agama,

norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau organisai

yang terdiri dari :

1. Kejujuran (X1

a. Sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap kejujuran di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

b. Berani untuk mengatasi dirinya sendiri, berani menolak dan bertindak

melawan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara hati / kalbunya.

2. Ketekunan (X2

a. Teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten

dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap ketekunan di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

(5)

3. Kreativitas (X3

a. Menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap kreativitas di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

b. Memberikan penghargaan kepada pegawai yang kreativ

c. Menghadirkan aneka solusi tepat mengatasai masalah dalam pelaksanaan

tugas.

4. Kedisiplinan (X4

a. Sikap untuk tidak menentang aturan-aturan dan norma yang berlaku

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan

perilaku pegawai terhadap kedisiplinan di tempat kerja, dengan indikator

yaitu;

b. Penegakan hukum dengan sanksi yang tegas

5. Ilmu pengetahuan & teknologi (X5

a. Menguasai iptek merupakan suatu hal yang harus dimiliki setiap pegawai

guna mempercepat tugas pelayanan

) yaitu nilai yang menunjukkan

bagaimana sikap dan perilaku karyawan terhadap iptek di tempat kerja,

dengan indikator yaitu;

b. Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna

mempercepat tugas pelayanan.

6. Kemampuan (Y1

a. Memiliki kepandaian, keahlian dan keterampilan tertentu dalam

kelancaran pelaksanaan tugas

) adalah sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang

memungkinkan seseorang menyelesaikan pekerjaanya. (Herman Sofyandi &

Iwa Garniwa, 2007 : 53-57). dengan indikator yaitu;

(6)

c. Melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar

Tabel 3.2 Definisi Operasional Hipotesa Pertama

No. Variabel Definisi Operasional Indikator

Skala

a) Sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji b) Berani untuk mengatasi dirinya

sendiri, berani menolak dan bertindak melawan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara hati / kalbunya.

a) Teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang Budaya teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan

komitmen yang disepakati

b) Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam pekerjaan.

a) Menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan

b) Memberikan penghargaan kepada karyawan yang kreativ

c) Menghadirkan aneka solusi tepat mengatasai masalah dalam

a) Sikap untuk tidak menentang aturan-aturan dan norma yang berlaku b) Penegakan hukum dengan sanksi yang

tegas terhadap iptek di tempat kerja

)

Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mempercepat tugas pelayanan.

Skala Likert

6. Kemampuan (Y1

sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang

a) Memiliki kepandaian, keahlian dan keterampilan tertentu dalam kelancaran pelaksanaan tugas b) Memiliki jiwa kepemimpinan dan

kepribadian

c) Melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar

(7)

3.6.2 Definisi Operasional Hipotesa Kedua

Budaya kerja adalah Nilai-nilai yang bermula dari adat istiadat, agama,

norma dan kaidah yang menjadi keyakinan pada diri pelaku kerja atau organisai

yang terdiri dari :

1. Kejujuran (X1

c. Sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap kejujuran di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

d. Berani untuk mengatasi dirinya sendiri, berani menolak dan bertindak

melawan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara hati / kalbunya.

2. Ketekunan (X2

c. Teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten

dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap ketekunan di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

d. Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam pekerjaan.

3. Kreativitas (X3

d. Menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku

karyawan terhadap kreativitas di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

e. Memberikan penghargaan kepada pegawai yang kreativ

f. Menghadirkan aneka solusi tepat mengatasai masalah dalam pelaksanaan

tugas.

4. Kedisiplinan (X4

c. Sikap untuk tidak menentang aturan-aturan dan norma yang berlaku

) yaitu nilai yang menunjukkan bagaimana sikap dan

perilaku pegawai terhadap kedisiplinan di tempat kerja, dengan indikator

(8)

d. Penegakan hukum dengan sanksi yang tegas

5. Ilmu pengetahuan & teknologi (X5

c. Menguasai iptek merupakan suatu hal yang harus dimiliki setiap pegawai

guna mempercepat tugas pelayanan

) yaitu nilai yang menunjukkan

bagaimana sikap dan perilaku karyawan terhadap iptek di tempat kerja,

dengan indikator yaitu;

d. Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna

mempercepat tugas pelayanan.

6. Komitmen (Y2

a. Kesediaan diri pegawai mengerahkan seluruh usaha yang diharapkan

untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban

) adalah rasa keterikatan yang kuat antara pegawai terhadap

falsafah dan satuan kerja sehingga pegawai rela melaksanakan tugas yang

harus diemban secara taat asas, yang telah ditetapkan dalam satu wadah

kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan nilai-nilai yang

dipegang teguh bersama, dengan indikator yaitu;

b. Merekomendasikan hal-hal positif kepada pegawai lain

c. Memegang teguh visi dan misi dan melaksanakannya dengan taat asas

(9)

Tabel 3.3 Definisi Operasional Hipotesa Kedua

No. Variabel Definisi Operasional Indikator

Skala

a) Sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji b) Berani untuk mengatasi dirinya

sendiri, berani menolak dan bertindak melawan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara hati / kalbunya.

a) Teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang Budaya teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan

komitmen yang disepakati

b) Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam pekerjaan.

a) Menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan

b) Memberikan penghargaan kepada karyawan yang kreativ

c) Menghadirkan aneka solusi tepat mengatasai masalah dalam

a) Sikap untuk tidak menentang aturan-aturan dan norma yang berlaku b) Penegakan hukum dengan sanksi yang

tegas terhadap iptek di tempat kerja

)

Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mempercepat tugas

pelayanan. Skala Likert

6. taat asas, yang telah ditetapkan dalam satu

a) Kesediaan diri karyawan

mengerahkan seluruh usaha yang diharapkan untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban

b) Merekomendasikan hal-hal positif kepada karyawan lain

c) Memegang teguh visi dan misi dan melaksanakannya dengan taat asas dalam tugas sehari-hari

(10)

Indikator-indikator tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam bentuk

kuesioner. Penilaian dilakukan dengan scoring skala Likert, dimana nilai-nilai

pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban yaitu;

1. Katagori sangat membudaya dengan skor = 5

2. Katagori membudaya dengan skor = 4

3. Katagori ragu-ragu dengan skor = 3

4. Katagori tidak membudaya dengan skor = 2

5. Katagori sangat tidak membudaya dengan skor = 1

3.7 Uji Validitas dan Realibitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan

kepada 34 (tiga puluh empat) karyawan di lingkungan Palang Merah Indonesia

Daerah Sumatera Utara. Untuk mengumpulkan data penelitian. Ada dua konsep

yang digunakan untuk mengukur kualitas data, yaitu validitas dan reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut.

Validitas sebuah tes menunjukkan sejauhmana instrumen dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 1999:109). Pengujian

validitas diperoleh dari mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total yang

(11)

signifikansinya untuk menentukan valid tidaknya item tersebut terhadap

faktornya. Item yang mempunyai korelasi positif di atas nilai r kritis tabel (0,339)

menunjukkan bahwa item tersebut valid (Sugiyono, 1999:24).

Berdasarkan tabel dapat bahwa untuk uji validitas untuk

masing-masing variabel bebas dapat dilihat korelasi masing-masing-masing-masing butir pertanyaan

dengan nilai totalnya yaitu :

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Var iabel Kejujur an

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.604 0,27852 Valid

2 0.704 0,27852 Valid

3 0.473 0,27852 Valid

4 0.607 0,27852 Valid

5 0.763 0,27852 Valid

6 0.417 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

variabel kejujuran (X1

Sedangkan Uji validitas untuk variabel ketekunan (X

) untuk butir 1 menghasilkan koefisien korelasi

sebesar 0.604, untuk butir 2 sebesar 0.704, untuk butir 3 sebesar 0.473 untuk

butir 4 sebesar 0.607, untuk butir 5 sebesar 0.763, untuk butir 6 sebesar

0.417.

2) dapat dilihat korelasi masing-masing butir pertanyaan yaitu untuk butir 1 sebesar 0.805,

untuk butir 2 sebesar 0.897, untuk butir 3 sebesar 0.856, untuk butir 4 sebesar

0.584, untuk butir 5 sebesar 0.784, untuk butir 6 sebesar 0.702, dan untuk

(12)

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Var iabel Ketekunan

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.805 0,27852 Valid

2 0.897 0,27852 Valid

3 0.856 0,27852 Valid

4 0.584 0,27852 Valid

5 0.784 0,27852 Valid

6 0.702 0,27852 Valid

7 0.849 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Uji validitas untuk variabel kreativitas (X3), butir 1 menghasilkan

koefisien korelasi sebesar 0.791, untuk butir 2 sebesar 0.650, untuk butir 3

sebesar 0.865, untuk butir 4 sebesar 0.594, untuk butir 5 sebesar 0.719, dan

untuk butir 6 sebesar 0.368. seperti yang terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Var iabel Kr eativitas

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.791 0,27852 Valid

2 0.650 0,27852 Valid

3 0.865 0,27852 Valid

4 0.594 0,27852 Valid

5 0.719 0,27852 Valid

6 0.368 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Untuk validitas variabel kedisiplinan (X4) pada butir 1 menghasilkan

koefisien korelasi sebesar 0.821, untuk butir 2 sebesar 0.863, untuk butir3 sebesar

0.807, untuk butir 4 sebesar 0.841, untuk butir 5 sebesar 0.849, untuk butir 6

(13)

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Var iabel Kedisiplinan

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.821 0,27852 Valid

2 0.863 0,27852 Valid

3 0.807 0,27852 Valid

4 0.841 0,27852 Valid

5 0.849 0,27852 Valid

6 0.821 0,27852 Valid

7 0.814 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Untuk validitas variabel ilmu pengetahuan & teknologi (X5) pada butir

1 menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.793, untuk butir 2 sebesar 0.802,

untuk butir3 sebesar 0.880, untuk butir 4 sebesar 0.771, untuk butir 5 sebesar

0.783, dan untuk butir 6 sebesar 0.853. seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Var iabel Ilmu pengetahuan & Teknologi

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.793 0,27852 Valid

2 0.802 0,27852 Valid

3 0.880 0,27852 Valid

4 0.771 0,27852 Valid

5 0.783 0,27852 Valid

6 0.863 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Sedangkan untuk uji validitas variabel terikat, untuk variabel kemampuan

(Y1) pada butir 1 menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.714, untuk butir 2

sebesar 0.923, untuk butir 3 sebesar 0.860, untuk butir 4 sebesar 0.938 dan untuk

(14)

Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Var iabel Kemampuan

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.714 0,27852 Valid

2 0.923 0,27852 Valid

3 0.860 0,27852 Valid

4 0.938 0,27852 Valid

5 0.923 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Untuk validitas variabel komitmen (Y2

) pada butir 1 menghasilkan

koefisien korelasi sebesar 0.714, untuk butir 2 sebesar 0.923, untuk butir3 sebesar

0.860, untuk butir 4 sebesar 0.938, dan untuk butir 5 sebesar 0.923.

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Var iabel Komitmen

Butir r -hitung r -tabel Keter angan

1 0.714 0,27852 Valid

2 0.923 0,27852 Valid

3 0.860 0,27852 Valid

4 0.938 0,27852 Valid

5 0.923 0,27852 Valid

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Dalam pengujian validitas ini, penulis membandingkan rhitung dengan rtabel.

Untuk rtabel dalam penelitian ini sebesar 0.27852. Jika rhitung lebih besar dari rtabel

maka butir tersebut adalah valid dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan

perbandingan nilai koefisien korelasi masing-masing butir dengan rtabel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk

mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Suatu instrumen akan

(15)

sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. (Singaribun dan

Effendi, 1989:140). Pengujiannya dilakukan dengan uji Alpha Cronbach. Dan hanya memerlukan sekali pengujian dengan menggunakan teknik statistik

terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan intrumen yang

bersangkutan (Indriatoro dan Supomo, 1999:181). Variabel dikatakan reliabel jika

nilai hitung ≥ 0,6 (Salimun, 2002).

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan teknik crombach’s alpha yakni menghitung validitas menggunakan varians skor tiap-tiap butir dan skor varians total. Setelah pengujian dilakukan, nilai crombacnh’s alpha

atau reliabilitas instrumen.

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabelitas Var iabel

No Var iabel Koefisien Alfa Keter angan

1 Kejujuran 0.820 Reliabel

2 Ketekunan 0.930 Reliabel

3 Kreativitas 0863 Reliabel

4 Kedisiplinan 0,949 Reliabel

5 Ilmu Pengetahuan & Teknologi 0,933 Reliabel

6 Kemampuan 0.948 Reliabel

7 Komitmen 0.948 Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

kejujuran (X1) adalah 0,820, ketekunan (X2) sebesar 0,930,

kreativitas (X3) sebesar 0,863, kedisiplinan (X4) sebesar 0,949, sedangkan

untuk instrumen ilmu pengetahuan & teknologi (X5) sebesar 0,933. Untuk

kemampuan ( Y1) sebesar 0,948 dan komitmen (Y2) juga sebesar 0,948.

(lampiran.IV). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa instrumen

(16)

3.8. Model Analisis Data

3.8.1 Model Analisis Data Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu :

1. Ho : b1, b2, b3, b4, b5 = 0 Berarti budaya kerja yang terdiri dari :

kejujuran (X1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4),

ilmu pengetahuan & teknologi (X5), tidak berpengaruh terhadap

Kemampuan karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara

(Y1

2. H

) .

a : b1, b2, b3, b4, b5 ≠ 0 Berarti budaya kerja yang terdiri dari : kejujuran (X1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4),

ilmu pengetahuan & teknologi (X5), berpengaruh terhadap Kemampuan

karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara (Y1

Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis pertama

dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion Analysis) untuk menguji variabel bebas (Budaya kerja yang terdiri dari : kejujuran (X

) .

1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4), ilmu pengetahuan & teknologi (X5), terhadap variabel terikat Kemampuan karyawan

Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara (Y1

Analisis regresi linier berganda dipergunakan dalam penelitian ini karena

variabel terikat yang akan dicari dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas

atau variabel penjelas.

(17)

Model persamaan regresi linier berganda :

Pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :

1. Uji F (Uji secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada

pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5

Nilai F

) yaitu : kejujuran, ketekunan,

kreativitas, kedisiplinan dan ilmu pengetahuan & teknologi terhadap

kemampuan karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatra Utara.

hitung dibandingkan dengan nilai F tabel

a. Ho diterima jika F

dengan kriteria

pengambilan keputusan yaitu :

hitung < F tabel

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika F

pada α = 5 %

hitung > F tabel pada α = 5 %

2. Uji t ( Uji secara parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari

variabel bebas yaitu (X1) kejujuran, (X2) ketekunan, (X3) kreativitas, (X4)

kedisiplinan, (X5

a. Ho diterima jika t

) ilmu pengetahuan & teknologi terhadap variabel terikat yaitu

kemampuan karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatra Utara.

(18)

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel

3.8.2 Hipotesis Kedua

pada α = 5 %

Hipotesis kedua dalam penelitian ini, yaitu :

1. Ho : b1, b2, b3, b4, b5 = 0 Berarti budaya kerja yang terdiri dari :

kejujuran (X1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4),

ilmu pengetahuan & teknologi (X5), tidak berpengaruh terhadap

Komitmen karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera

Utara(Y2

2. H

) .

a : b1, b2, b3, b4, b5, ≠ 0 Berart budayaa kerja yang terdiri dari : kejujuran (X1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4),

ilmu pengetahuan & teknologi (X5), berpengaruh terhadap Komitmen

karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara (Y2

).

Alat uji statistik yang dipergunakan untuk menganalisis hipotesis kedua

dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion Analysis) untuk menguji variabel bebas (Budaya kerja yang terdiri dari : kejujuran (X1), ketekunan (X2), kreativitas (X3), kedisiplinan (X4), ilmu

pengetahuan & teknologi (X5), terhadap variabel terikat Komitmen karyawan

Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara(Y1

Analisis regresi linier berganda dipergunakan dalam penelitian ini karena

variabel terikat yang akan dicari dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel bebas

atau variabel penjelas.

).

Model persamaan regresi linier berganda :

(19)

Dimana : Y2

Pengujian hipotesis pertama sebagai berikut :

1. Uji F (Uji secara simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada

pengaruh dari variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5

Nilai F

) yaitu kejujuran, ketekunan,

kreativitas, kedisiplinan dan ilmu pengetahuan & teknologi terhadap

komitmen karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatra Utara.

hitung dibandingkan dengan nilai F tabel

a. Ho diterima jika F

dengan kriteria

pengambilan keputusan yaitu :

hitung < F tabel

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika F

pada α = 5 %

hitung > F tabel pada α = 5 %

2. Uji t ( Uji secara parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari

variabel bebas yaitu (X1) kejujuran, (X2) ketekunan, (X3) kreativitas, (X4)

kedisiplinan, (X5

Nilai t

) ilmu pengetahuan & teknologi terhadap variabel terikat

yaitu komitmen karyawan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatra Utara.

hitung dibandingkan dengan t tabel

a. Ho diterima jika t

dengan kriteria pengambilan

keputusan yaitu :

(20)

b. Ho ditolak (Ha diterima) jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel

3.9. Pengujian Asumsi Klasik pada α = 5%

3.9.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi, variabel penggangu atau residual berdistribusi normal. Pada

penelitian ini, untuk menganalisis apakah residual berdistribusi normal atau tidak

dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.

1. Analisis grafik yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar

pengambilan keputusan pada gerafik (Ghozali,2005) :

Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas.

Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,

maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Anlisis statistik yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Dasar pengambilan keputusan (Suliyanto, 2005) :

Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z ≤ Z tabel,

Jika nilai kolmogorov-Smirnov Z > Z

atau signifikansi variabel

residual > α, maka data residual terdistribusi normal.

tabel , atau nilai signifikansi variabel

(21)

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Menurut Prastito (2004), bahwa ”multikolinearitas adalah keadaan dimana

variabel-variabel indevendent dalam persamaan regresi mempunyai korelasi (hubungan) yang eret satu sama lain. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF

(Variance InflationFactor) dan nilai Tolerance”

Selanjutnya menurut Santoso (2002), bahwa ”pedoman suatu model

regresi yang bebas multiko adalah mempunyai VIF kurang dari angka 5 dan

mempunyai angka tolerance mendekati 1”.

3.9.3 Uji Heteroskedastistas

Uji Heteroskedastistas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual lain tetap maka disebut

homokedastititas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastistas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastistas (Ghozali, 2005)

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastistas dalam

regresi linier dapat digunakan residual yang berupa grafik, dengan dasar

pengambilan keputusan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit) maka telah terjadi heteroskedastistas. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambar an Umum Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a

Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara adalah salah satu dari 33

PMI Propinsi yang ada di indonesia, dan memiliki 24 Palang Merah Indonesia

Kabupaten/kotamadya di Wilayah PMI Provinsi Sumatera Utara.

4.1.1.1 Sejar ah Palang Mer ah Indonesia

 Sebelum Perang Dunia II, 21 Oktober 1873 Nederlands Rode Kruis

Afdeling Indie (NERKAI) didirikan Belanda

 Tahun 1932, dr RCL Senduk & dr Bahder Djohan menggagas untuk

mendirikan Palang Merah Indonesia, tetapi gagal.

 Tanggal 17 Agustus 1945, RI merdeka

 Tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno memerintahkan Menkes

RI, dr. Buntaran Martoatmodjo untuk bentuk Badan Palang Merah

Nasional

 5 September 1945, Menkes RI membentuk Panitia Lima dr. R. Mochtar

(Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), serta tiga orang anggota, yaitu dr.

Djuhana, dr. Marzuki dan dr. Sitanala.

 17 September 1945, Palang Merah Indonesia terbentuk sebagai sebuah

(23)

ditandai dengan terbentuk Pengurus Besar Palang Merah Indonesia dan

dilantik oleh Wakil Presiden RI

 16 Januari 1950, serah terima tugas dari NERKAI (Nederlandsch Roode

Kruis Afdeling Indonesie)

 16 Januari 1950, terbit KEPPRES RIS No. 25 Th 1950 tentang

pengesahan berdirinya Palang Merah Indonesia sebagai satu – satunya

Perhimpunan Palang Merah di Indonesia.

 5 Juni 1950, Pemerintah Republik Indonesia ikut meratifikasi Konvensi

Jenewa

 15 Juni 1950, Palang Merah Indonesia diakui sebagai Perhimpunan

Palang Merah Nasional

 16 Oktober 1950, Palang Merah Indonesia diterima sebagai Anggota

LIGA (Federasi) yang ke 68

4.1.1.2 Visi dan Misi

Visi Palang Merah Indonesia adalah ”terwujudnya Palang Merah

Indonesia Sebagai Organisasi Kemanusiaan yang Profesional, Tanggap dan di

Cintai Masyarakat ”

( Profesional berarti mempunyai kemampuan khusus dalam menjalankan kegiatan

kemanusiaan dan Tanggap berarti cepat mengetahui dan menyadari gejala/kondisi

yang muncul )

Sedangkan Misi Palang Merah Indonesia adalah :

1) Menguatkan dan Mengembangkan Organisasi

(24)

Relawan)

3) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepalangmerahan

4) Mengembangkan Kegiatan Kepalangmerahan Berbasis Masyarakat

5) Meningkatkan dan Mengembangkan Jejaring Kerjasama

6) Menyebarluaskan, Mengadvokasi dan Melaksanakan Prinsip-Prinsip Dasar

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta Hukum Prikemanusiaan

Internasional, Mengembangkan Komunikasi, Informasi dan Eduksi

Kepalangmerahan.

4.1.1.3 Str uktur Or ganisasi

Struktur dan susunan organisasi Palang Merah Indonesia disesuaikan

dengan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI dan

ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Daerah Palang Merah

Indonesia Daerah Sumatera Utara Nomor 012/KEP PD PMI SUMUT/IX/2009

tertanggal 07 September 2009, adapun susunan struktur organisasi Palang Merah

(25)
(26)

4.1.1.4 Tugas dan Fungsi

Tugas pokok Palang Merah Indonesia menurut Anggaran Dasar dan

Anggaran Rumah Tangga pasal 9 adalah:

1) Bertindak untuk dan atas nama pemerintah Republik Indonesia dalam

pelaksanaan hubungan luar negeri di bidang kepalangmerahan menurut

Konvensi-Konvensi Jenewa tahun 1949;

2) Mempersiapkan dan melaksanakan tugas-tugas bantuan penanggulangan

bencana, baik di dalam maupun di luar negeri;

3) Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kepalangmerahan yang diberikan oleh

Pemerintah Republik Indonesia; dan

4) Menjalankan semua kegiatan Palang Merah Indonesia dengan berpegang pada

ketentuan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

Untuk memenuhi asas dan mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 dan Pasal 6 Anggaran Dasar serta sebagai penjabaran dari mandat dan

tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 Anggaran Dasar,

Palang Merah Indonesia melaksanakan kegiatan pokok:

1) Pembinaan dan pengembangan organisasi;

2) Penanggulangan bencana termasuk pemulihan hubungan keluarga;

3) Pelayanan sosial dan kesehatan, termasuk upaya kesehatan transfusi darah;

4) Penyebarluasan dan pengembangan aplikasi nilai-nilai kemanusiaan dan

prinsip-prinsip dasar gerakan internasional Palang Merah dan Bulan Sabit

(27)

5) Pembinaan generasi muda dan relawan.

Pengurus provinsi Palang Merah Indonesia bertugas untuk:

a. Membangun dan mengembangkan organisasi Palang Merah Indonesia agar

dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan mandat dan

penugasan yang diberikan;

b. Menegakkan dan mengawasi pelaksanaan prinsip-prinsip dasar gerakan

internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah;

c. Membuat dan menetapkan kebijakan yang mengacu pada anggaran

dasar/anggaran rumah tangga, hasil-hasil Musyawarah Nasional, Musyawarah

Provinsi, Musyawarah Kerja Nasional, dan Musyawarah Kerja Provinsi;

d. Mewakili Palang Merah Indonesia ke dalam dan ke luar organisasi di

daerahnya;

e. Mengangkat dan memberhentikan Kepala Markas Palang Merah Indonesia

Provinsi;

f. Mengawasi dan mengevaluasi secara berkala kinerja Kepala Markas Palang

Merah Indonesia Provinsi;

g. Mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan rencana program pokok serta

pelaksanaan tugas lainnya selama masa baktinya pada Musyawarah Provinsi;

dan

(28)

Hal-hal yang berkaitan dengan pengaturan tugas pengurus provinsi dan

Kepala Markas Palang Merah Indonesia Provinsi akan diatur di dalam peraturan

organisasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera

Utara No. 012 /KEP-PD Palang Merah Indonesia/XI/2009 tentang peran dan tugas

serta uraian pekerjaan dari masing masing karyawan adalah sebagai berikut :

Kepala Markas

Peran Dan Tugas Pokok

1) Mengelola Administrasi, mengembangkan dan memonitor kegiatan harian

Daerah untuk memastikan kinerja Palang Merah Indonesia yang efisien dan

profesional di wilayahnya

2) Menyelesaikan tugas lain yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab

sesuai arahan dari Pengurus

3) Bekerja kearah pencapaian Renstra Palang Merah Indonesia 2004 – 2009

melalui kegiatan manajerial dan penggalangan kerjasama di bidang

operasional dengan pihak lain / kelompok terkait dengan berpedoman kepada

AD/ART Palang Merah Indonesia, aturan-aturan dan Kebijakan Palang Merah

Indonesia serta Rencana Kerja Tahunan.

Kepala Bidang Administrasi dan Organisasi Peran dan Tugas Pokok

(29)

2) Membina dan mengembangkan kualitas manajement administrasi dan

organisasi kapasitas di segenap jajarannya dalam penyelenggaraan Organisasi.

3) Mengkoordinasikan Perencanaan Program dan Kebijakan Pengurus Daerah

agar lebih terarah dan terintegrasi

4) Menyiapkan dan menyelenggarakan kegiatan manajemen administrasi dan

Organisasi, khususnya Musyawarah Daerah (MUSDA) dan Musyawarah Kerja

Daerah (MUKERDA).

5) Membantu membina dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak

terkait di Bidang Manajement adminitrasi dan organisasi dalam pengembangan

sumber daya.

6) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi PMR, KSR danTSR di Tingkat Cabang.

7) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi standar pelatihan di Tingkat Daerah dan

Cabang.

Kepala Sub Bidang Keuangan Peran dan Tugas Pokok

1) Administrasi, pencatatan dan monitoring kegiatan keuangan Daerah yang

berhubungan dengan proyek/program Daerah untuk menjamin efisiensi,

transparansi dan kinerja yang profesional.

2) Bekerja kearah pencapaian Renstra Palang Merah Indonesia 2004 – 2009

melalui kegiatan manajerial dan penggalangan kerjasama dibidang keuangan

dengan pihak lain / kelompok yang efektif dengan berpedoman kepada

AD/ART Palang Merah Indonesia, aturan-aturan dan Kebijakan Palang Merah

(30)

3) Memastikan pemahaman atas peran, tanggung jawab bagian keuangan dalam,

hubungannya dengan pihak lain dan masalah akuntabilitas.

4) Menyelesaikan tugas lain yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab

sesuai arahan dari Pengurus.

Kepala Sub Bidang Administrasi dan Kepegawaian Peran dan Tugas Pokok

1) Merumuskan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Daerah di bidang

Kepegawaian dan Ketatausahaan

2) Pembinaan dan pengembangan kualitas pegawai di lingkungan Palang Merah

Indonesia Daerah

3) Pembinaan disiplin pegawai Palang Merah Indonesia Daerah

4) Pembinaan kesejahteraan pegawai Palang Merah Indonesia Daerah

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi Kepegawaian dan Ketatausahaan

secara umum

Kepala Sub Bidang PMR, Relawan dan Diklat Peran dan Tugas Pokok

1) Memantau implementasi aturan dasar/kebijaksanaan Organisasi dan AD/ART.

2) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi PMR, KSR danTSR di Tingkat Cabang.

3) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi standar pelatihan di Tingkat Daerah dan

Cabang.

(31)

1) Melaksanakan program komunikasi yang tercakup dalam kegiatan :

Kehumasan, Penyebarluasan / Diseminasi Kepalangmerahan dan HPI, RFL

serta Protokol baik secara khusus maupun terpadu dengan program organisasi

lainnya.

2) Mengembangkan kegiatan komunikasi dalam cakupan regional dalam rangka

mendukung penguatan kapasitas organisasi dan kegiatan/pelaksanaannya

pembentukan citra positip dan budaya organisasi Palang Merah Indonesia.

3) Mengembangkan kegiatan pelaksanaan buletin suara kemanusiaan Palang

Merah Indonesia Daerah Sumut

Staff Pengembangan Sumber Daya Peran dan Tugas Pokok

1) Memastikan pola pikir dan pola kerja Bidang pengembangan sumber daya

mengacu kepada kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan dan

peraturan-peraturan yang berlaku (compliance, governance).

2) Melakukan monitoring perkembangan dan kemajuan pelaksanaan program

kerja Divisi Resources Development.

3) Memahami tugas,tanggung jawab dan wewenang dan target kerja.

4) Melakukan Review Needs Analysis Sumber Penghasilan, kemitraan strategis

5) Memantau implementasi aturan dasar/kebijaksanaan Organisasi dan AD/ART.

6) Membina dan mengembangkan kualitas manajement oranisasi dan kapasitas

Pengurus Palang Merah Indonesia di segenap jajarannya dalam

(32)

7) Mengkoordinasikan Perencanaan Program dan Kebijakan Pengurus Daerah

agar lebih terarah dan terintegrasi

8) Membantu membina dan mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak

terkait di Bidang Organisasi dan Manajemen, dalam pengembangan sumber

daya.

Staff Procurement dan Logistik Peran dan Tugas Pokok

1) Merumuskan dan mengembangkan kebijakan Pengurus Daerah di bidang

Pengadaan barang dan logistik

2) Menyelenggarakan kegiatan administrasi logistic dan pengadaan barang

3) Melakukan adminitrasi dan tehnis untuk usaha logistic transfuse darah

Kepala Bidang Pelayanan Peran dan Tugas Pokok

1) Membantu Pengurus Palang Merah Indonesia Daerah untuk menyusun

kebijaksanaan dan mengkoordinasikan pelaksanaan di Bidang Pelayanan

2) Membina dan mengembangkan program Palang Merah Indonesia di bidang

pelayanan

3) Melakukan koordinasi dan integrasi program ke dalam program lainnya di

lingkungan Palang Merah Indonesia dan di luar Palang Merah Indonesia

4) Melakukan monitoring dan evaluasi.

5) Membantu pengurus Daerah dalam rangka menjalankan program bidang

pelayanan di Palang Merah Indonesia Daerah Sumut

(33)

Peran dan Tugas Pokok

1) Mengembangkan dan memperkuat kesiapsiagaan dan respon bencana

2) Bekerja kearah pencapaian Renstra Palang Merah Indonesia 2004 – 2009

melalui kegiatan manajerial dan penggalangan kerjasama dengan pihak lain /

kelompok yang efektif sesuai dengan berpedoman kepada AD/ART Palang

Merah Indonesia, aturan-aturan dan Kebijakan Palang Merah Indonesia serta

Rencana Kerja Tahunan.

3) Memastikan pemahaman atas peran, tanggung jawab, hubungan dengan pihak

lain dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program penanggulangan bencana.

4) Menyelesaikan tugas lain yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawab

sesuai arahan dari Pengurus

Kepala Sub Bidang Pelayanan Sosial dan Kesehatan Peran dan Tugas Pokok

1) Membantu Pengurus Palang Merah Indonesia daerah untuk menyusun

kebijaksanaan dan mengkoordinasikan pelaksanaan di Bidang Kesehatan dan

Kesejahteraan Sosial.

2) Menyusun, menyiapkan dan menyebarluaskan Panduan Kegiatan Kesehatan

dan Kesejahteraan Sosial.

3) Membina dan mengembangkan program kegiatan Kesehatan dan

Kesejahteraan di Daerah, Cabang dan Ranting dengan diutamakan untuk

kelompok rentan.

4) Melakukan koordinasi dan integrasi program ke dalam program lainnya di

lingkungan Palang Merah Indonesia di luar Palang Merah Indonesia

(34)

4.1.2 Kar akter istik Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a

Utar a

Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain berdasarkan unit

kerja, jenis kelamin, usia, pendidikan akhir, lamanya bekerja di Palang Merah

Indonesia Daerah Sumatera Utara.

4.1.2.1 Kar akter istik Responden Ber dasar kan Unit Ker ja

Berikut disajikan tabel pendistribusian unit kerja yang ditempati responden

berdasarkan hasil pengumpulan penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.1 Distr ibusi Unit Ker ja Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010

Unit Ker ja J umlah Or ang %

Bidang Organisasi & Adm 21 61,8

Bidang Pelayanan 13 38,2

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Tabel di atas menunjukkan karakteristik unit kerja yang ditempati

responden serta jumlah prosentase masing-masing sub populasi yang dilakukan

secara proporsional.

(35)

Berikut tabel berdasarkan jenis kelamin responden dari pengumpulan data

penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.2 Distr ibusi J enis Kelamin Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010.

J enis Kelamin J umlah Or ang %

Pria 19 55,9

Wanita 15 44,1

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling banyak

diteliti adalah pria sebanyak 19 orang atau 55,9 prosen, sedangkan yang berjenis

kelamin wanita sebayak 15 orang atau 44,1 prosen.

4.1.2.3 Kar akter istik Responden Ber dasar kan Usia

Berikut tabel mengenai usia responden berdasarkan hasil pengumpulan

penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.3 Distr busi Usia Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010.

Usia J umlah Or ang %

21 – 30 tahun 18 53,4

31 – 40 tahun 14 41,1

41 – 50 tahun 1 3,4

> 51 tahun 1 3,4

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

(36)

diteliti adalah antara 21 – 30 tahun yaitu sebanyak 18 orang atau 53,4 prosen

kemudian 31 – 40 tahun sebanyak 14 orang atau 41,1 prosen.

4.1.2.4 Kar akter istik Responden Ber dasar kan Status

Berikut tabel mengenai status responden berdasarkan hasil pengumpulan

data penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.4 Distr ibusi status Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010

Status J umlah Or ang %

Menikah 23 67,6

Belum Menikah 11 32.4

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang telah menikah

paling banyak jumlahnya yaitu sebanyak 23 orang atau 67,6 %, dan yang belum

menikah hanya 11 orang atau 32.4 %

.

4.1.2.5 Kar akter istik Responden Ber dasar kan Pendidikan

Berikut tabel mengenai pendidikan responden berdasarkan hasil

pengumpulan data penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.5 Distr ibusi Tingkat Pendidikan Akhir Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010.

(37)

SLTA / Sederajat 10 29,4

Diploma 7 20,5

Sarjana (S1) 15 44,1

Pascasarjana (S2) 2 5,9

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan akhir paling

banyak ditempuh responden adalah sarjana (S1) sebanyak 15 orang atau 44,1

prosen, kemudian SLTA / Sederajat sebanyak 10 orang atau 29,4 prosen.

4.1.2.6 Kar akter istik Responden Ber dasar kan Lama Beker ja

Berikut tabel mengenai lama bekerja responden berdasarkan hasil

pengumpulan data penelitian melalui kuesioner.

Tabel 4.6 Distr ibusi Lama Beker ja Responden Palang Mer ah Indonesia Daer ah Sumater a Utar a, 2010

Lama Beker ja J umlah Or ang %

1 – 5 Tahun 30 88,2

5 – 10 Tahun 4 11,8

Total 34 100

Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa status responden yang paling banyak

diteliti adalah lama bekerja antara 1 – 5 tahun yaitu sebanyak 30 orang atau 88,2

(38)

4.1.3 Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi linear berganda terdapat 4 (empat) persyaratan uji analisis

regresi majemuk yang harus dipenuhi yaitu;

1. Disturbance terdistribusi normal.

2. Tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas

3. Varians dari semua kesalahan pengganggu adalah sama (homokedastis)

4. Tidak terjadi otolorelasi antar kesalahan-kesalahan pengganggu (hanya

digunakan untuk data yang bersifat time series)

4.1.3.1 Pengujian Normalitas

Normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau tidak.

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Gujarati, 2003;

Arif, 1993).

(39)

Gambar 4.2 mengindikasikan bahwa sebaran disturbaance persamaan

regresi 1 dengan kemampuan variabel terikat telah memenuhi asumsi

normalitas dan sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan di atas.

Gambar 4.3 Uji Normalitas untuk Persamaan Regresi 2

Gambar 4.3 mengindikasikan bahwa sebaran disturbaance persamaan

regresi 1 dengan komitmen variabel terikat telah memenuhi asumsi

normalitas dan sesuai dengan ketentuan yang telah dikemukakan di atas.

4.1.3.2 Pengujian Gejala Multikolinear itas

Uji gejala multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan yang signifikan antar masing-masing variabel bebas yang diteliti.

Karena adanya multikolinearitas dapat mengurangi ketepatan mendefiniskan

(40)

Berikut tabel uji gejala mulitikolinearitas pada variabel kemampuan; Dan

tabel uji gejala mulitikolinearitas pada variabel komitmen;

Tabel 4.7 Uji Gejala Multikolinear itas Var iabel Kemampuan

Var iabel

Kolinear itas

Keter angan Toler ansi VIF

Kejujuran 0.229 4.369 Bebas Multikolinearitas

Ketekunan 0.187 5.341 Bebas Multikolinearitas

Kreativitas 0.212 4.708 Bebas Multikolinearitas

Kedisiplinan 0.377 2.656 Bebas Multikolinearitas

Ilmu pengetahuan & teknologi 0,642 4.010 Bebas Multikolinearitas Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Tabel 4.8 Uji Gejala Multikolinear itas Var iabel Komitmen

Var iabel Kolinear itas Keter angan

Toler ansi VIF

Kejujuran 0.229 4.369 Bebas Multikolinearitas

Ketekunan 0.187 5.341 Bebas Multikolinearitas

Kreativitas 0.212 4.708 Bebas Multikolinearitas

Kedisiplinan 0.377 2.656 Bebas Multikolinearitas

Ilmu pengetahuan & teknologi 0.249 4.010 Bebas Multikolinearitas Sumber : Hasil Penelitian 2010 (Data Diolah)

Dari kedua tabel tersebut (Tabel 4.7 dan 4.8) diketahui bahwa seluruh

koefisien korelasi antar variabel bebas atau nilai VIF (Variance Inflation Factor)

berada diantara nilai 1 – 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi gejala

multikolinearitas antar variabel bebas tersebut.

4.1.3.3 Pengujian Gejala Heter okodastisitas

Suatu asumsi yang penting dari model linear klasik adalah bahwa

gangguan yang muncul dalam fungsi regressi adalah homokedastik yaitu semua

(41)

Salah satu cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan

menggunakan scater plot. Apabila scatter plot menunjukkan sesuatu yang

membentuk pola maka dapat dikatakan terjadi heterokedastisitas. Dalam hal ini

data yang akan diuji tidak mengalami heterokedastisitas yang ditunjukkan dengan

scatter plot yang tidak memiliki pola apapun.

Pengujian regresi variabel afektif kemampuan sebagai variabel terikat

maka diperoleh scatter plot sebagai berikut :

Gambar 4.4 Uji Heterokedasitas untuk Persamaan Regresi 1

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter plot tidak membentuk pola

tertentu maka dapat dikatakan terjadi homokedastisitas dan terbebas dari asumsi

heterokedastisitas.

Pengujian regresi variabel kontiniu komitmen sebagai variabel terikat

(42)

Gambar 4.5 Uji Heterokedasitas untuk Persamaan Regresi 2

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa scatter plot tidak membentuk pola

tertentu maka dapat dikatakan terjadi homokedastisitas dan terbebas dari asumsi

heterokedastisitas.

4.1.4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

4.1.4.1 Pengujian Hipotesis Par sial

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik tersebut maka dapat dikatakan

bahwa model analisis berganda tersebut sudah memenuhi seluruh asumsi klasik

OLS (Ordinary Least Square). Dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS sebagai alat bantuan dalam analisis diperoleh hasil yang dapat dilihat pada

(43)

Tabel 4.9 Koefisien Regresi Variabel Kemampuan Sebagai Variabel Terikat

Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa hanya ilmu pengetahuan &

teknologi serta kejujuran yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan. Hal ini dapat dilihat dari nilai t untuk ilmu pengetahuan dan

teknologi sebesar 5,239 dengan probabilitas 0.000 lebih kecil dari taraf

signifikansi 1%. Nilai t untuk kejujuran sebesar 1,896 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.068 lebih kecil taraf signifikansi 10%. Sedangkan ketekunan, kreatifitas

dan kedisiplinan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan.

Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan dengan komitmen sebagai

variabel terikat diperoleh koefisien regresi seperti yang ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.10 Koefisien Regresi Variabel Komitmen Sebagai Variabel Terikat

Coefficientsa

(44)

Dari Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa hanya ilmu pengetahuan &

teknologi serta kejujuran yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap

komitmen. Hal ini dapat dilihat dari nilai t untuk ilmu pengetahuan dan teknologi

sebesar 2,490 dengan probabilitas 0.019 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%.

Nilai t untuk kejujuran sebesar 2,257 dengan nilai probabilitas sebesar 0.032 lebih

kecil taraf signifikansi 5%. Sedangkan ketekunan, kreatifitas dan kedisiplinan

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen.

4.1.4.2 Pengujian Hipotesis Simultan

Pengujian hipotesis simultan untuk menguji apakah secara bersama-sama

kejujuran, ketekunan, kreatifitas, kedisiplinan dan ilmu pengetahuan & teknologi

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis Simultan Variabel Kemampuan Sebagai Variabel Terikat

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 521.745 5 104.349 42.153 .000a

Residual 69.314 28 2.476

Total 591.059 33

a. Predictors: (Constant), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Ketekunan, Kedisiplinan, Kejujuran, Kreatifitas b. Dependent Variable: Kemampuan

Dari Tabel 4.11 di atas dapat dilihat nilai F sebesar 42,153 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, maka dapat

dikatakan bahwa kejujuran, ketekunan, kreatifitas dan kedisiplinan dan ilmu

(45)

Untuk menguji apakah kejujuran, ketekunan, kreatifitas dan kedisiplinan

dan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap

komitmen, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.12 Pengujian Hipotesis Simultan Variabel Komitmen Sebagai Variabel Terikat

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 308.957 5 61.791 15.581 .000a

Residual 111.043 28 3.966

Total 420.000 33

a. Predictors: (Constant), Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Ketekunan, Kedisiplinan, Kejujuran, Kreatifitas b. Dependent Variable: Komitmen

Dari Tabel 4.12 di atas dapat dilihat nilai F sebesar 15,581 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, maka dapat

disimpulkan bahwa kejujuran, ketekunan, kreatifitas dan kedisiplinan dan ilmu

pengetahuan dan teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil penelitian yang yang telah dilakukan,

selanjutnya akan dilakukan pembahasan hasil dari analisis atas pengaruh budaya

kerja yang terdiri dari budaya kerja yang terdiri dari kejujuran, ketekunan,

kreativitas, kedisiplinan, ilmu pengetahuan & teknologi terhadap kemampuan dan

(46)

4.2.1 Pengaruh Budaya Kerja yang terdiri dari dari Budaya Kejujuran, Budaya Ketekunan, Budaya Kreativitas, Budaya Kedisiplinan, dan Budaya Iptek terhadap Kemampuan.

Berdasarkan analisis hasil uji regresi pada Tabel 4.10 diketahui bahwa ada

pengaruh signifikan variabel budaya kerja terdiri budaya kejujuran, budaya

ketekunan, budaya kreativitas, budaya kedisiplinan dan budaya ilmu pengetahuan

& teknologi terhadap kemampuan dengan nilai F hitung sebesar 42,153 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5 % (p < 0,05).

Maka dapat dikatakan bahwa kejujuran, ketekunan, kreativitas dan kedisiplinan

dan ilmu pengetahuan & teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan.

Hasil ini menunjukkan bahwa budaya yang kuat akan mampu membantu

pegawai mengerjakan tugasnya dengan lebih baik (Deal dan Kennedy, 1982)

dalam Narayanan dan Nath (1993:464). Karena sifat budaya kerja adalah

kemampuan mengelola proses perubahan, berdasar pada nilai-nilai

kebersamaan/integritas, sehingga sedikit demi sedikit sikap perilaku yang negatif

akan terkikis dan munculnya nilai-nilai baru yang lebih baik. (Triguno, 2004:64)

4.2.2 Pengaruh Kejujuran terhadap Kemampuan

Karyawan Palang Merah Indonesia yang memiliki kejujuran menjadi

kunci bagi tumbuhnya rasa hormat dan kepercayaan masyarakat kepada Palang

Merah, sehingga menjadi dipercaya dan dicintai masyarakat. Sebagai pemegang

(47)

dan benar sesuai standar teknis dan profesional, tidak asal-asalan. Dengan

kompetensi karyawan mampu melaksanakan tugas dengan benar sesuai standar

teknis dan professional (J.H. Sinamo, 2002:114).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kejujuran tidak

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan. Hal ini dimungkinkan karena

kejujuran masih bersifat normatif dan ideal yang belum tentu dapat diaplikasikan

sepenuhnya dalam lingkungan kerja. Seseorang yang mengetahui nilai-nilai luhur

belum tentu dalam kesehariannya menunjukkan apa yang mereka ketahui.

Nilai-nilai tersebut baru sebatas pengetahuan, belum menjadi keyakinan yang dihayati

dan menjadi sumber pendorong sikap perilakunya. Selain itu penghayatan

terhadap nilainilai/ makna hidup, agama, pengalaman dan pendidikan belum

diarahkan untuk menciptakan sikap kerja profesional. Bila dilihat kembali

penyebaran skor hasil penelitian mengenai kejujuran menunjukkan kecenderungan

ke arah positif, ini membuktikan bahwa kejujuran yang dikembangkan positif,

namun belum mampu mengarahkan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

Dengan demikian disimpulkan bahwa ini yang menentukan kemampuan

pegawai secara signifikan bukan variabel kejujuran.

4.2.3 Pengaruh Ketekunan tehadap Kemampuan

Tidak adanya pengaruh signifikan ketekunan terhadap kemampuan

dimungkinkan belum adanya sistem imbalan yang adil dan setara dengan nilai

kerja sesuai harga pasar yang dapat memacu loyalitas kepada profesi sebagai

pelayan masyarakat setara dengan berbagai profesi lain yang bermutu. Bila dilihat

kembali skor hasil penelitian mengenai ketekunan menunjukkan hasil ke arah

(48)

berpengaruh terhadap kemampuan, demikian juga sebaliknya. Kurang

bermaknanya pengaruh antara ketekunan dan kemampuan dimungkinkan karena

kecenderungan karyawan di dalam menyelesaikan tugas hanya berdasarkan sistem

dan prosedur kerja yang ditetapkan bukan kepada kualitas hasil kerja. Selain itu

dimungkinkan pula karyawan bekerja asal-asalan dan kurang menyadari

kepentingan pencapaian target utama yaitu dalam hal pelayanan yang cepat, tepat

dan dicintai masyarakat. Ketekunan seharusnya merupakan bagian dari norma

menjadikan yang dilayani merasa bahagia. Jadi berdasarkan hasil penelitian ini

yang menentukan kemampuan karyawan secara signifikan bukan variabel

ketekunan.

4.2.4 Pengaruh Kreativitas terhadap Kemampuan

Di dalam kreativitas karyawan digugah untuk cepat tanggap dalam

menangani kebutuhan tugas pokok dan fungsi. Mampu menanggapi dan

mengambil keputusan dalam waktu yang relatif singkat. Namun berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa kreativitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan Artinya bahwa tinggi atau rendahnya kreativitas karyawan

tidak berpengaruh terhadap kemampuan, demikian juga sebaliknya. Bila dilihat

kembali penyebaran skor hasil penelitian mengenai kreativitas menunjukkan

kecenderungan ke arah positif, ini berarti membuktikan bahwa kreativitas yang

dikembangkan positif, namun belum mampu

mengarahkan karyawan untuk meningkatkan kemampuan. Kurang bermaknanya

pengaruh kreativitas dimungkinkan karena rentang kreativitas dalam unit kerja itu

rendah, kebanyakan kreativitas berskala kecil sehingga tidak memberikan

(49)

(Pillinger dan West, 1995 dalam West 2000:21). Bahkan rasa takut selalu

melingkupi kebanyakan budaya kerja birokratis, dimana karyawan takut

mengatakan apa yang ada dalam pikirannya atau mencoba hal baru, takut dikritik

dan membuat kesalahan, bahkan takut untuk mengubah hal-hal yang membuatnya

takut. (Osborn dan Plastrik, 2001:285). Jadi berdasarkan hasil penelitian ini yang

menentukan kemampuan karyawan secara signifikan bukan variabel kreativitas.

4.2.5 Pengaruh Kedisiplinan terhadap Kemampuan

Disiplin merupakan salah satu unsur pokok dalam upaya mencapai

kemampuan atau keberhasilan. Salah satu aspek kekuatan SDM itu tercermin pada

sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin dapat memberi dampak kuat terhadap

kemampuan mengejar sesuatu yang direncanakan (Triguno, 2004 : 50). Hal ini

dimungkinkan karena sebagian besar status responden sudah menikah yaitu

sebanyak 97 pegawai atau 95%. Meskipun perkawinan bukanlah satu-satunya

faktor biografis yang mempengaruhi sikap dan perilaku pegawai namun riset yang

konsisten menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih tinggi tingkat

disiplinnya dibanding yang belum menikah. Ini menunjukkan bahwa perkawinan

memaksakan tanggung jawab yang meningkat dan dapat membuat suatu pekerjaan

lebih berharga dan penting (Robbins, 1996:81). Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa kedisiplinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap

kemampuan. Ini berarti bahwa pengembangan nilai-nilai kedisiplinan mampu

meningkatkan kemampuan pegawai. Hal ini sangat didukung oleh lingkungan

(50)

4.2.6 Pengaruh Ilmu Pengetahuan & Teknologi terhadap Kemampuan

Adanya pengaruh yang signifikan antara ilmu pengetahuan & teknologi

dan kemampuan karyawan menggambarkan ilmu pengetahuan & teknologi yang

dikembangkan positif, sehingga semakin meningkatkan kemampuan karyawan.

Hal ini dimungkinkan terkait dengan karakterisitik responden yang sebagian besar

memiliki latar belakang pendidikan Sarjana (S1) sebanyak 15 karyawan atau

44,1% dan SLTA/Sederajat sebanyak 10 karyawan atau 29,4%. Kemampuan

dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan kerja yang dilatarbelakangi oleh

pendidikan formal, pengalaman, pendidikan dan pelatihan atau diklat, sikap dan

kepribadian (Sustermeister dalam Triguno,2004:117).

Hasil penelitian ini konsisten dengan pendapat Deal dan Kennedy (1982)

dalam Narayana dan Nath (1993 : 464) yang menyatakan bahwa kerja yang kuat

mampu membantu karyawan mengerjakan tugasnya dengan lebih baik. Sehingga

karyawan yang terlatih dalam budaya kerja akan mampu memecahkan

permasalahan secara mandiri dengan bantuan keahliannya berdasarkan metode

ilmu pengetahuan, dibangkitkan oleh pemikiran kritis kreatif, tidak menghargai

penyimpangan akal bulus dan pertentangan (Wolseley dan Campbell, dalam

Triguno, 2004:10).

Hal ini dapat dipahami karena dalam ilmu pengetahuan & teknologi

Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara memberikan dukungan dan

perhatian kepada karyawan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Dukungan ini diberikan sebagai upaya Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera

Utara dalam mewujudkan visinya yaitu cepat, tepat dan dicintai oleh masyarakat

(51)

diberikan ini menimbulkan sikap karyawan yang peduli dengan peningkatan

penguasaan ilmu pengetahuan & teknologi dan pengembangan sikap yang positif

terhadap ilmu pengetahuan & teknologi dalam meningkatkan kemampuan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

4.2.7 Pengaruh Budaya Kerja yang terdiri dari Kejujuran, Ketekunan, Kreativitas, Kedisiplinan, dan Ilmu pengetahuan & teknologi terhadap Komitmen.

Berdasarkan analisis hasil uji regresi pada tabel 4.11 diketahui bahwa nilai

F sebesar 15,581 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 lebih kecil dari taraf

signifikansi 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan variabel

budaya kerja terdiri kejujuran, ketekunan, kreativitas, kedisiplinan dan ilmu

pengetahuan & teknologi terhadap komitmen.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Shadur,

Kienzle dan Rodwell (1999) yang membuktikan adanya pengaruh yang signifikan

antara budaya kerja dengan komitmen pegawai. Demikian juga pendapat Robbins

(1996:292) semakin kuat budaya kerja, semakin tinggi komitmen. Makin banyak

pegawai menerima nilai-nilai makin tinggi komitmen mereka pada nilai-nilai itu

makin kuat budaya tersebut.

Melihat penyebaran lamanya bekerja responden di Palang Merah

Indonesia Daerah Sumatera Utara yang sebagian besar 1 - 5 tahun sebanyak 30

karyawan atau sebesar 88,2% dan yang 5 – 10 tahun sebanyak 4 orang karyawan

atau 11,8 %, Nawawi (2003:285) yang menyatakan bahwa semakin lama

(52)

orang tersebut akan merasa semakin sesuai dengan nilai-nilai di dalam organisasi,

sebaliknya organisasi akan semakin membutuhkan orang tersebut.

Demikian pula setelah di uji dengan uji t parsial tidak ada pengaruh

signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi variabel kejujuran sebesar

0,101 (p > 0,05), ketekunan sebesar 0,223 (p > 0,05), kreativitas sebesar 0,489 (p

> 0,05), kedisiplinan sebesar 0,902 (p > 0,05) dan ilmu pengetahuan & teknologi

sebesar 0,377 (p > 0,05). Selain itu dimungkinkan pula karena satuan kerja atau

organisasi dianggap tidak mampu mengubah fundamental psikologis

karyawannya untuk berubah (Reza, 1998) atau kondisi lingkungan yang selalu

berkembang, dan adanya latar belakang yang berbeda-beda (tidak sama satu

dengan yang lain), berdasarkan kebudayaan, pendidikan, agama, ras, suku,

pengalaman, kondisi sosial ekonomi, dan lain-lain (Nawawi, 2003:283). Menurut

penelitian Kotter dan Heskett betapapun kuatnya budaya kerja, itu bisa cocok

untuk sejumlah situasi atau lingkungan (context), tetapi tidak untuk situasi lainnya, sehingga diperlukan dimensi lain, yaitu ketepatan atau kecocokan

(approapriateness) budaya dengan kondisi tertentu (Ndraha, 2003:124).

Jadi berdasarkan hasil penelitian ini yang berpengaruh signifikan terhadap

komitmen pegawai bukanlah variabel budaya kerja terdiri dari kejujuran,

ketekunan, kreativitas, kedisiplinan, dan ilmu pengetahuan & teknologi, tetapi

terdapat variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Tidak adanya

pengaruh yang signifikan variabel budaya kerja terdiri dari kejujuran, ketekunan,

kreativitas, kedisiplinan, dan ilmu pengetahuan & teknologi terhadap komitmen

(53)

1. Pada dasarnya untuk membangun komitmen terkait dengan kesesuaian

nilai-nilai yang dipegang karyawan dan nilai-nilai-nilai-nilai yang dikembangkan Palang

Merah Indonesia Daerah Sumatera Utara. Kesesuaian ini menjadi dasar

pembentukan budaya kerja. Ketidaksesuaian yang terjadi dapat menimbulkan

turunnya komitmen. Ini paling mungkin terjadi bila lingkungan unit kerja atau

organisasi itu dinamis. Atau budaya yang berakar sudah tidak tepat lagi untuk

perkembangan saat ini.

2. Variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini yang

sebenarnya mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dan perilaku yang

tercermin pada kemampuan dan komitmen pegawai, misalnya motivasi,

keterbukaan, kepemimpinan, rasionalitas atau pada pegawainya sendiri yang

tidak mau merubah cara kerja baru dengan nilai-nilai baru (Triguno, 2004:59).

4.3 Keterbatasan Penelitian

• Penelitian ini hanya menetapkan nilai-nilai budaya kerja yang tersurat tetapi

tidak mencakup nilai-nilai budaya yang tersirat yang mungkin telah lama

tertanam kuat dan membudaya di Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera

Utara yang juga turut membentuk sikap perilaku. Asumsi yang digunakan

peneliti bahwa semua karyawan telah mengenal dengan baik budaya kerja

• Istrumen penelitian yang digunakan, walaupun dalam penelitian ini

menunjukkan validitas dan reliabilitas, namun tetap saja belum sepenuhnya

sesuai untuk menilai budaya kerja yang ada di Palang Merah Indonesia Daerah

(54)

• Penelitian dilakukan hanya pada Palang Merah Indonesia Daerah Sumatera

Utara dengan jumlah sampel yang terbatas, sehingga hasil penelitian ini

mungkin tidak tepat untuk digeneralisasikan pada setting yang lain.

Usia responden berdasarkan Tabel 4.2.3 menunjukkan mayoritas berada

pada usia antara 21 – 30 tahun sebesar 53,4%, kemudian diikuti usia 31 - 40 tahun

sebesar 41,1%, usia 41-50 dan usia 51 tahun keatas sebesar 3,4%. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada tahap pertengahan

karir dari empat tahap yang dikemukakan Robbins (1996 : 255) yaitu tahap

penjelajahan, penegakan, pertengahan karir dan karir lanjut. Tahap penjelajahan

karir adalah suatu tahap yang lazimnya dicapai antara usia 21– 30 tahun, dimana

waktu seseorang bisa terus mencari prestasinya atau prestasinya dapat ia temukan

dimana. Dan umumnya karyawan yang lebih muda cendrung menunjukkan sikap

kurang puas dan kurang komit dibandingkan dengan karyawan yang lebih tua

Gambar

Tabel 3.2  Definisi Operasional Hipotesa Pertama
Tabel 3.3  Definisi Operasional Hipotesa Kedua
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas Variabel Kejujuran
Tabel 3.5  Hasil Uji Validitas Variabel Ketekunan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dibuat ini dapat menyediakan in.formasi yang berkaitan dengan informasi kejuaraan Road Race secara /uas, yang melipuli in.formasi kejuaraan, data

Permata Timur Lines, maka hasil yang didapat adalah: Masing-masing dari variabel independent, yaitu kompensasi dan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Pada tiap pernyataan disediakan 5 buah pilihan jawaban yang paling tepat dengan diri saudara yang sebenarnya, bukan diri saudara yang seharusnya.. Pilihan

Terdapat perbedaan bermakna kadar kalium PRC berdasarkan lama penyimpanan dengan rerata kadar kalium PRC lebih tinggi pada penyimpanan &gt; 14 hari.. Kata kunci : jejas

Therefore, this study aims to determine the basis of the establishment of ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), and to know the role of ASEAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep daur air dengan menerapkan metode Bamboo Dancing pada siswa kelas V SDN 01 Manjungan Ngawen

kemiringan menuju kesaluran pembuangan air kurang dari 1%. - Pengohan lahan dengan cara membuat terasiring. - Pengolahan lahan dengan cara membuat rorak searah garis kontur. Pada

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nofiana (2014) yang menyatakan bahwa keunggulan soal TTMCQ antara lain: jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif banyak