• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja Ditjen IUBTT Tahun 2013 & 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Program Kerja Ditjen IUBTT Tahun 2013 & 2014"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

Direktur Jenderal IUBTT Budi Darmadi

Disampaikan pada

(2)

I.

PENDAHULUAN

II.

KINERJA TAHUN 2012

III. PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI

IV. KEGIATAN DITJEN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013

V.

RENCANA KEGIATAN DITJEN IUBTT TAHUN 2014

(3)
(4)

PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS

Industri Padat Karya

Industri Kecil dan Menengah

Industri Barang Modal

Industri Berbasis Sumber Daya Alam

Industri Pertumbuhan

Tinggi

Industri Prioritas Khusus

• Industri Tekstil

• Industri Alas Kaki

• Industri Furniture • Industri Gula

• Industri Pupuk

• Industri Petrokimia

• Industri Otomotif, Elektronika dan Telematika

• Industri Penghasil barang Modal

• Industri Perkapalan

• Industri Makanan dan Minuman

• Industri Hilir Kelapa Sawit

• Industri Hilir Karet

• Industri Hilir Kakao

• Industri Hilir Baja & Alumunium Hulu

• Industri Fesyen

• Industri Kerajinan

• Industri Batu Mulia

• Industri Keramik

(5)
(6)

LINGKUP BINAAN IUBTT

 Industri Kendaraan Bermotor Roda 4 atau Lebih

 Industri Kendaraan Bermotor Roda 2

 Industri Karoseri kendaraan Bermotor

 Industri Komponen dan Aksesoris

 Industri Keretaapi dan komponennya

 Sepeda

 Bengkel Perawatan

 Industri Perkapalan (Bangunan Baru dan Reparasi)

 Industri Peralatan/Komponen Kapal  Industri Pemecah Kapal (Ship Breaking)  Industri Bangunan Lepas Pantai  Industri Alat Pertahanan  Industri Kedirgantaraan  Industri Reparasi Pesawat

 Industri Konstruksi Baja

 Industri Alat Konstruksi

 Industri Mesin Pertanian

 Industri Mesin Proses

 Industri Alat Energi

 Industri Alat Penunjang

 Industri Alat Kelistrikan

 Industri Alat Kesehatan

 Industri Elektronika Konsumsi

 Industri Elektronika Bisnis

 Industri Komponen Elektronika

 Industri Komputer dan Peralatannya

 Industri Perangkat Lunak dan Konten Multimedia

(7)
(8)

PERTUMBUHAN IUBTT

Sumber : BPS diolah Kemenperin;

SEKTOR IUBTT 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1). Industri Alat Transportasi Darat 16,62 19,90 -5,14 14,65 10,21 8,31

2). Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan 33,94 38,74 -6,99 16,87 11,71 14,08

3). Industri Elektronika dan Telematika -7,65 -11,70 -1,30 5,76 10,35 15,75

4). Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian 6,83 -2,62 0,58 3,26 1,69 1,60

IUBTT (Alat Angk., Mesin & Peralatannya) 9.73 9.79 -2.87 10,38 6,81 6,94

Industri Non Migas 5.15 4.05 2.56 5,12 6,74 6,40

(9)

NILAI EKSPOR DAN IMPOR IUBTT

Sumber : BPS diolah Kemenperin; (Miliar US$)

Produk Ekspor :

1. Produk Elektronika Konsumsi : Printer, Fotocopy, Telepon dan komputer

2. Produk Elektronika Bisnis/Industri : Televisi, AC, Lemari ES, Mesin Cuci, Kipas Angin dan Pompa air 3. Kendaraan Bermotor : KBM R-4 (CBU dan CKD), KBM R-2 (unit sepeda motor)

4. Komponen : gasket & brake system, drive train, engine parts, dll

2008 2009 2010 2011

44,41

37,37

50,56

63,4

17,29 16,22 19,55

21,89

(10)

INVESTASI IUBTT

(Rp. Miliar )

(11)

PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR IUBTT

Sumber : BPS diolah Kemenperin;

Unit Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012

IATD 207.697 230.383 243.930

IMKAP 61.843 63.516 66.412

IET 412.993 431.066 452.059

(12)

Gambar 6 Peta Sebaran

Industri Berbasis Teknologi Tinggi

(13)
(14)

I. INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT

Low Cost and Green Car dan Low Carbon Emission Car

(15)

LOW COST AND GREEN CAR DAN LOW CARBON EMISSION CAR

1. Mengembangkan industri KBM R-4 yang hemat energi, ramah lingkungan, dan harga terjangkau; 2. Mempercepat pencapaian target produksi KBM R-4 nasional sebesar 1,5 juta unit pada tahun

2015;

3. Mendorong Indonesia menjadi basis produksi KBM R-4 dan komponen di tingkat regional dan global

Komitmen Investasi yang ditanamkan oleh industri otomotif dan industri komponen senilai USD 4,5 miliar

Investasi

1. Tingkat Perakit : 10.000 Orang

2. Tingkat Industri Komponen : 22.000 Orang

3. Tingkat Distributor dan After Sales Service : 24.000 Orang (Belum termasuk di sektor keuangan dan non formal) Tenaga Kerja

(16)

KEBIJAKAN PEMERINTAH

Low Cost and Green Car

1. Pengurangan PPnBM (Pajak Penjulan-Barang Mewah) untuk segmen kendaraan dengan mesin 900 s.d. 1200 cc. Jenis MPV dari 10% diusulkan menjadi 0%

2. Bea masuk 0% (pada IKD) untuk bahan baku dan komponen yang belum diproduksi di dalam negeri;

3. Pembebasan Bea Masuk atas impor mesin& peralatan serta bahan baku komponen dalam rangka produksi. (Permenkeu No, 76/2012);

Low Carbon Emission

1. Pembebasan bea masuk atas impor mesin peralatan produksi dan bahan baku serta komponen yang belum dibuat di dalam negeri (PMK 76/2012);

2. Pengurangan PPnBM apabila :

a. Konsumsi BBM 20 s/d 28 km/L, dikurangi PPnBM 25% b. Konsumsi BBM 28 km/L, dikurangi PPnBM 50%

(17)

II. INDUSTRI PERMESINAN DAN

ALAT MESIN PERTANIAN

Pengembangan Teknologi Industri Alsintan di Daerah Potensial Pertanian

Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG

Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan

Pengembangan Industri Mesin Tekstil

Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas

(18)

a. Pengembangan Teknologi Alsintan di Daerah Potensial Pertanian

Dengan pengembangan teknologi alsintan diharapkan dapat mencapai investasi di bidang industria pengolahan hasil pertanian dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 3.5 trilyun.

Investasi

Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri alsintan diproyeksikan pada tahun 2015 mencapai 19.498 orang.

Tenaga Kerja

Mendukung program ketahanan pangan, swasembada pangan dan surplus 10 juta ton beras sampai dengan tahun 2014, melalui intensifikasi lahan pertanian dan mekanisasi pertanian serta meningkatkan daya saing produk alsintan.

Tujuan

1. Penataan infrastruktur industri alsintan yang meliputi : data industri alsintan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir;

2. Meningkatkan kompetensi SDM industri alsintan;

3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri alsintan melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe alsintan di daerah potensial pertanian;

5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alsintan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi.

(19)

b. Pengembangan Mesin dan Peralatan Konversi BBM ke BBG

Mendukung program nasional konversi BBM ke BBG melalui pengembangan produk mesin peralatan konversi gas untuk otomotif dan industri

Dengan adanya program konversi BBM ke BBG maka diharapkan akan menyerap investasi sebesar Rp. 40 milyar untuk produksi convertier kit.

Investasi Tujuan

1. Penataan infrastruktur industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG;

2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG;

3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin peralatan konversi BBM ke BBG melalui peningkatan mutu dan SNI;

4. Pengembangan prototipe mesin peralatan konversi BBM ke BBG.

(20)

c. Pengembangan Industri Mesin dan Peralatan Pelestari Lingkungan

Meningkatkan penggunaan teknologi yang bersih dan efisien

Tujuan

1. Penataan infrastruktur industri mesin pelestari lingkungan yang meliputi : data industri mesin pelestari lingkungan, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir;

2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin pelestari lingkungan;

3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin pelestari lingkungan melalui peningkatan mutu dan SNI;

4. Pengembangan prototipe mesin pelestari lingkungan;

5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin pelestari lingkungan melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi.

(21)

d. Pengembangan Industri Mesin Tekstil

Dengan pengembangan industri mesin tekstil diharapkan mencapai investasi dengan proyeksi pada tahun 2015 mencapai Rp. 5.5 trilyun.

Investasi

Penyerapan tenaga kerja pada sektor industri mesin tekstil diproyeksikan untuk tahun 2015 mencapai 61.678 orang

Tenaga Kerja

Meningkatkan daya saing produk industri mesin tekstil dalam negeri

Tujuan

1. Penataan infrastruktur industri mesin tekstil yang meliputi : data industri mesin tekstil, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir;

2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin tekstil;

3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin tekstil melalui peningkatan mutu dan SNI; 4. Pengembangan prototipe mesin tekstil;

5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin tekstil melalui penyusunan regulasi teknik dan diseminasi.

(22)

e. Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas & Alat Kesehatan

Mengembangkan penguasaan teknologi industri mesin perkakas dan peralatan kesehatan yang mandiri

Dengan pengembangan teknologi industri mesin perkakas dan alkes diproyeksikan dapat menyerap investasi pada tahun 2015 sebesar USD 1.021,8 juta untuk alat kesehatan dan USD 30.455, 1 juta.

Investasi

Penyerapan tenaga kerja untuk proyeksi hingga tahun 2015 adalah 10.761 orang untuk industri alat kesehatan dan 33.418 orang untuk industri mesin perkakas.

Tenaga Kerja Tujuan

1. Penataan infrastruktur industri mesin perkakas dan alkes yang meliputi : data industri mesin perkakas dan alkes, kelembagaan pusat pelayanan yang terkait, serta keterkaitan antara industri hulu dan hilir;

2. Meningkatkan kompetensi SDM industri mesin perkakas dan alkes;

3. Meningkatkan kemampuan daya saing industri mesin perkakas dan alkes melalui peningkatan mutu dan SNI;

4. Pengembangan prototipe mesin perkakas dan alkes;

5. Meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk mesin perkakas dan alkes melalui penyusunan regulasi teknis dan diseminasi.

(23)

III. INDUSTRI MARITIM, KEDIRGANTARAAN,

DAN ALAT PERTAHANAN

Peningkatan kapasitas produksi sampai dengan 900.000

DWT/tahun

Pengembangan peralatan dan komponen perkapalan untuk

kebutuhan pasar dalam negeri

Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan Lamongan, Karimun

(24)

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN

1. Mempercepat pertumbuhan industri di Kabupaten Lamongan serta penyerapan

tenaga kerja.

2. Meningkatkan investasi serta daya saing industri perkapalan nasional.

3. Meningkatkan kapasitas galangan kapal nasional.

4. Memberikan kepastian lokasi dalam perencanaan dan pembangunan

infrastruktur Kabupaten Lamongan.

Tujuan

1. Investasi yang masuk di kawasan industri perkapalan Lamongan senilai IDR 800

Milyar untuk pembangunan tahap pertama PT. LMI dan PT. DPS Lamongan,

sedangkan industri galangan kapal di kawasan tersebut, antara lain : PT. Dok Pantai

Lamongan, PT. Lamongan Marine Industry, dan PT. DPS Lamongan.

2. Berdasarkan hasil kajian diperkirakan dalam tahap pengembangannya akan

memberikan stimulus terhadap perekonomian Kab. Lamongan dan Jatim sebesar Rp.

5,74 Triliun.

(25)

PENGEMBANGAN KAWASAN KHUSUS PERKAPALAN DI LAMONGAN

1. Melakukan promosi investasi Kawasan Industri Perkapalan Lamongan.

2. Pemberian insentif BMDTP produk perkapalan untuk industri galangan kapal

nasional.

3. Melakukan pelatihan dan sertifikasi untuk SDM industri perkapalan : juru las kapal,

blasting/coating, pengelasan non-ferro, pengelasan bawah air.

4. Fasilitasi kawasan industri melalui pembersihan ranjau laut yang bekerjasama

dengan Dishidros serta Kementerian Pertahanan.

5. Fasilitasi pembangunan

breakwater

di Kawasan Industri Perkapalan Lamongan yang

bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dan PU.

Kebijakan Pemerintah

Dalam tahap pengembangannya diperkirakan penyerapan tenaga kerja sejumlah 10.000

orang untuk pembangunan dan reparasi kapal.

(26)

IV. INDUSTRI ELEKTRONIKA DAN TELEMATIKA

Penyusunan dan penerapan Standar Produk Elektronika

(27)

PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA

1. Penerapan dan Pemberlakuan SNI Wajib (AC, Kulkas, Mesin Cuci, EMC, Audio Video,

ITE, Lampu LED);

2. Peningkatan Kemampuan Lab Uji;

3. Fasilitasi insentif dan membangun keberpihakan.

1. Pengembangan Pusat pertumbuhan IT di Bandung Technopark;

2. Pemberdayaan Incubator Bussiness Center (IBC) Bidang Telematika di Semarang (Jawa

Tengah) dan Bali;

3. Pemberdayaan Indonesia Content Development Center (ICDC) di Yogyakarta;

4. Pengembangan industri kreatif (animasi) di Cimahi Creative Association (CCA)

Pengembangan Pusat-pusat Pengembangan IT

Penyusunan dan Penerapan Standar Produk Elektronika

(28)
(29)

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013

Kab. Aceh Timur Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2 dan Kapal nelayan

Kab. Humbang Hasudutan 1. Diklat Bengkel HP

2. Diklat Bengkel KBM R-2

3. Bantuan mesin peralatan industri pengolahan cabe

4. Bantuan mesin peralatan industri pengolah karet

Pemantang Siantar Diklat Bengkel Elektronika

Kab. Simalungun Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2

Kab. Way Kanan Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Kab. Musi Banyuasin Pembuatan prototipe pompa perahu irigasi

NAD

Sumatera Utara

Sumatera Selatan

(30)

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013

Kab. Tangerang 1. Pelatihan KBM R-4

2. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Kota Tangerang Selatan

Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Kota Tangerang Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Jakarta Diklat IT

Kab Majalengka Diklat Bengkel Elektronika

Kota Depok Diklat IT

Kab Bandung 1. Pelatihan SDM industri di bidang metal

working

Kab. Banyuwangi Diklat Klaster

Kab. Madiun 1. Diklat Pelatihan Bengkel KBM R-4

2. Bantuan Alat Jasa Keteknikan Perbengkelan KBM R-2 Kab. Nganjuk 1. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan

2. Pelatihan SDM industri bidang alsintan 3. Bantuan mesin peralatan pengolahan pertanian Kab. Gersik 1. Diklat Pengelasan bawah air

2. Diklat Bengkel Elektronika

3. Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran 4. PelatihanSDM industri di bidang metal working

Kab. Badung, Bali Diklat IT Kab. Bima dan Kab. Lombok Tengah

Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Kab. Lombok Barat 1. Diklat Bengkel Elektronika

2. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Banten Jakarta

Jawa

Barat Jawa Timur

(31)

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013

Kota Temanggung Bantuan Perbengkelan KBM R-2

Kab. Banjarnegara Diklat Bengkel Elektronika

Kab. Kebumen Diklat Bengkel Elektronika

Kab. Purbalingga 1. Pelatihan Knalpot (Pipe Bending) 2. Diklat Bengkel Elektronika

Kab. Cilacap Diklat Bengkel Elektronika

Kab. Wonosobo Bantuan Perbengkelan KBM R-2

Kab. Banyumas 1. Bantuan Perbengkelan KBM R-2 2. Diklat Bengkel Elektronika

3. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan

Kab. Brebes Pelatihan Klaster Otomotif (Pelatihan Guru SMK)

Kab. Tegal 1. Pelatihan SDM industri di bidang pengecoran 2. Pelatihan SDM industri di bidang metal

working

Kota Tegal Diklat Pengelasan Non Fero level 3 utk Industri Komponen Kapal

Kab. Pekalongan 1. Diklat Klaster (Komponen mobil dan motor) 2. Pelatihan SDM industri dibidang pengelasan 3. Pelatihan SDM industri dibidang alsintan

(32)

KEGIATAN IUBTT DI DAERAH TAHUN 2013

Kota Samarinda 1. Pelatihan pengecoran

2. Diklat Welding Operator

Kab. Bolaang Mongondow Timur

Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

Kab. Konawe Diklat Perbengkelan KBM R-4

Kota Makassar

Diklat KBM R-4

Kab. Kep. Selayar

1. Bantuan Alat Perbengkelan KBM R-2

2. Bantuan mesin peralatan pemipil jagung dan pengupas padi

3. Bantuan hand tractor

(33)
(34)

RENCANA KEGIATAN IUBTT TAHUN 2014

1.

Standarisasi Produk

Produk IUBTT (Pengembangan standar, penerapan standar,

pengembangan Lab. Uji dan Pengembangan lembaga Sertifikasi)

2.

Standarisasi Kompetensi Tenaga Kerja (Pengembangan Standar Kompetensi, Pelatihan,

Sertifikasi SDM, Pengembangan LSP dan Pengembangan TUK)

3.

Peningkatan Kemampuan SDM Industri

4.

Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan

5.

Pengembangan Pusat Desain Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan

6.

Pengembangan Pusat Layanan Teknis Alat Mesin Pertanian

7.

Perluasan Akses Pasar melalui Promosi Investasi dan Kerjasama Industri

8.

Promosi produk-produk buatan Indonesia di dalam dan luar negeri

9.

Pengembangan Koridor Telematika di daerah potensial

10. Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Koridor Jawa

11.

Pengembangan

Low Cost and

Green Car

12.

Pengembangan industri komponen dan mesin peralatan

(35)

Gambar

Gambar 6Peta Sebaran

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dilakukan dengan cara sampling produk reduksi, dimana sampel diambil di front penambangan sebagai sampel umpan batugamping yang akan dicampur pada hopper

Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala –

Perbedaan yang ada dalam penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah dalam penelitian sekarang bukan hanya faktor pendukung saja, namun juga memasukkan

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase kelahiran prematur anak usia 4 tahun di Kecamatan Kepanjen, mengetahui perbedaan prosentase antara

Ada beberapa kegiatan yang menjadi program andalan mereka, VETERINARY INTEGRITY AND SKILL IMPROVEMENT yaitu program yang pengembangan kualitas sumber daya manusia yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan arahan pengembangan Kompetensi Keahlian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan potensi sektor industri di Wilayah

Sebagai salah satu aspek yang penting dalam proses produksi, pengadaan dan pengendalian persediaan bahan baku berupa buah segar merupakan hal yang turut diperhatikan oleh

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Desain dan Implementasi Media Interaktif Lagu Daerah Untuk Pembelajaran Budaya Daerah Pada