• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMAKAHI, Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang Mendunia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMAKAHI, Himpunan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan yang Mendunia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IMAKAHI, Himpunan Mahasiswa

Fakultas Kedokteran Hewan

yang Mendunia

RADIO UNAIR – Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia

(IMAKAHI) cabang Surabaya yang bertempat di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR), merupakan satu dari 10 cabang dari IMAKAHI di seluruh FKH yang ada di Indonesia. Dalam berkegiatan IMAKAHI UNAIR, selalu menyelenggarakan berbagai kegiatan yang memiliki hal-hal untuk meningkatkan kompetensi bagi anggotanya dan pengetahuan bagi masyarakat umum. Kegiatan yang mereka lakukan dibagi sesuai dengan bidang yang ada di dalam IMAKAHI UNAIR.

Ada beberapa kegiatan yang menjadi program andalan mereka, VETERINARY INTEGRITY AND SKILL IMPROVEMENT yaitu program yang pengembangan kualitas sumber daya manusia yang berbasis pada kurikulum keprofesian yang sistematis untuk meningkatkan totalitas, solidaritas, dan kualitas seluruh mahasiswa kedokteran hewan agar tercipta calon dokter hewan yang cinta dengan profesinya, siap berkiprah dalam dunia kesehatan hewan Indonesia, serta siap terhadap tantangan globalisasi. Sasaran darei kegiatan ini adalah mahasiswa Fakultas kedokteran hewan UNAIR dan dikemas dalam kuliah inspiratif serta praktikum.

“IMAKAHI UNAIR dibawah BEM sebagai BSO, dan anggota IMAKAHI UNAIR adalah seluruh mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga,” papar Fadi Adhari penanggung jawab cabang IMAKAHI UNAIR.

Selain itu pada bulan maret kemarin mereka menggelar kegiatan MUKERNAS IMAKAHI ke XVIII yang bertempat di Surabaya, kedepannya mereka sudah memiliki agenda-agenda kegiatan lainnya seperti mengikuti kongres Asian Veterinary Student Association di Thailand dan juga Indternational Veterenary

(2)

Syudent Association di Austria pada tahun ini.

Mau tahu lebih dekat talk show IMAKAHI Universitas Airlangga, ayo dengarkan PODCAST IMAKAHI sekarang juga. (*)

Penulis : Yudira Pasada Lubis Editor : Nuri Hermawan

Halalbihalal, Unjung-unjung

dalam Satu Waktu

UNAIR NEWS – Meski hari raya telah usai, semangat saling

melebur dalam maaf dan memaafkan terus digalakkan. Bukan hal yang asing, jika halalbihalal menjadi sebuah tradisi yang mengakar dan melintasi zaman serta generasi. Bahkan halalbihalal seakan menjadi khazanah (kekayaan) tersendiri bagi bangsa Indonesia. Sebagai tradisi, halalbihalal menyajikan beragam makna bagi setiap muslim, tak terkecuali bagi Puji Karyanto, M.Hum. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR tersebut menjelaskan keunikan tradisi halalbihalal dari prespektif kebudayaan.

Baginya, halalbihalal merupakan salah satu sisi yang positif dari peninggalan masa lalu yang masih dipertahankan sampai sekarang. “Sebenarnya, halalbihalal merupakan pembudayaan dari apa yang di kampung-kampung disebut dengan unjung-unjung (berkunjung, red), ketika hari raya idul fitri tiba. Sehingga, ketika masyarakat masih agragria, unjung-unjung masih memungkinkan,” jelasnya saat dijumpai diruang kerja. “Namun, ketika masyarakat bergeser ke arah modern, dimana pihak yang di kunjungi semakin membengkak. Hal tersebut kemudian yang menjadikan halalbihalal sebagai konsep

(3)

alternatif untuk membangun silaturahmi sekaligus saling memaafkan ketika puasa telah usai,” imbuhnya.

Meski demikian, pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mata Angin tersebut menambahkan, bahwa ketika halalbihalal digalakkan, bukan berarti tradisi unjung-unjung menjadi tidak penting. “Hal ini (unjung-unjung, red) merupakan hal penting, terkhusus bagi masyarakat nusantara. Maka dari itu, mudik juga menjadi tradisi penting tahunan,” serunya.

Dosen Sastra Indonesia UNAIR yang juga kerap menjadi saksi ahli bahasa tersebut menegaskan, bahwa halalbihalal merupakan proses antar orang dengan koleganya untuk saling bertemu dan memaafkan. Halalbihalal baginya bisa menjadi wadah untuk memulai kehidupan baru, untuk mengatur spirit baru ke depannya.

“Puasa itu identik dengan tirakat. Sehingga harapannya, orang yang selesai puasa mempunyai spirit baru dengan adanya kegiatan tersebut,” pungkasnya. (*)

Penulis : Nuri Hermawan Editor : Dilan Salsabila

Rangkuman Berita UNAIR di

Media (14/7)

55 Kursi untuk Mahasiswa Asing

Universitas Airlangga (UNAIR) tidak hanya membuka peluang bagi lulusan SMA dalam negeri, tapi juga menerima mahasiswa asing pada jalur mandiri. Kuota yang disediakan untuk tahun ini 55 kursi. Rektor UNAIR, Prof.Moh Nasih menyatakan, tahun ini

(4)

UNAIR membuka pendaftaran mahasiswa asing di empat program studi. Sebanyak 20 kursi prodi pendidikan dokter, 10 pendidikan doker gigi, 15 pendidikan dokter hewan, dan 10 pendidikan apoteker. Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru khusus mahasiswa asing dibuka bersamaan dengan pendaftaran jalur mandiri, yakni mulai 13 Juni hingga 14 Juli 2016. Untuk ujian masuk, UNAIR mengadakan tes potensi akademik dan tes bidang pada PPMB mandiri khusus mahasiswa asing. Bedanya, soal dalam bahasa inggris.

Jawa Pos , 14 Juli 2016 halaman 23 Massage Kurangi Asam Laktat

Mudik tidak hanya meninggalkan bahagia setelah bertemu dengan keluarga, tapi juga menyisakan rasa capek. Agar tubuh kembali fit, relaksasi perlu dilakukan. Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, dr.Nunung Nugroho, SpKFR., mengungkapkan, salah satu cara untuk membuat tubuh fresh adalah dengan melakukan spa. Pada spa, biasanya ada teknik pemijatan atau massage. Ini dilakukan untuk mengurangi timbunan asam laktat. Menurut Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga tersebut, penumpukan asam laktat menjadi penyebab ketidaknyamanan atau nyeri otot. Akan tetapi, pijat yang dilakukan tidak boleh terlalu keras. Otot justru bisa cedera. Yang benar, pijat kuat tapi lembut. Selain itu, di setiap lokasi otot, ada alurnya. Contohnya, tumit dipijat dengan cara diputar sedangkan pada lokasi lain bisa ditekan.

Jawa Pos, 14 Juli 2016 halaman 28 Penulis : Afifah Nurrosyidah

(5)

Pendaftar Jalur Mandiri UNAIR

Tembus 10.143 Orang

UNAIR NEWS – Seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri

merupakan peluang terakhir bagi lulusan sekolah menengah atas yang ingin diterima program studi S-1 di Universitas Airlangga. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar jalur mandiri reguler mencapai 10.143 orang.

Pernyataan itu disampaikan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, ketika ditemui di ruangan kerjanya. Dari jumlah tersebut, prodi S-1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, UNAIR, tetap menjadi prodi favorit pendaftar. Jumlah pendaftar prodi S-1 Pendidikan Dokter mencapai 2.540 orang.

Dari jumlah pendaftar keseluruhan, sebanyak 189 orang mendaftar jalur mandiri kelas internasional. Sekitar 22 orang diantaranya adalah warga negara asing. Pada seleksi jalur mandiri tahun 2015, WNA pendaftar kelas internasional didominasi dari Malaysia. Namun, untuk tahun 2016, data asal negara pendaftar masih belum diketahui. Terkait dengan kelas internasional, Prof. Nasih menginginkan agar WNA dari berbagai negara bisa menjalani aktivitas perkuliahan di UNAIR.

Bidikmisi

Pada tahun 2016, UNAIR membuka jalur mandiri khusus Bidikmisi. Prof. Nasih tidak menetapkan kuota Bidikmisi pada jalur mandiri. Menurutnya, kuota Bidikmisi UNAIR dari pemerintah sebanyak 550 mahasiswa sudah terpenuhi lewat jalur SNMPTN (373 orang) dan SBMPTN (293 orang).

Namun, ia akan memperjuangkan pertambahan kuota Bidikmisi kepada pemerintah. Apabila permohonan pertambahan kuota tidak terpenuhi, maka peserta Bidikmisi jalur mandiri mendapatkan pembebasan biaya kuliah per semester.

(6)

“Kita di jalur mandiri pun menerima Bidikmisi. Mudah-mudahan, mereka yang secara ekonomi kurang mampu bisa bersaing di jalur mandiri,” tutur Prof. Nasih.

Program vokasi

Selain seleksi penerimaan mahasiswa baru sarjana jalur mandiri, UNAIR juga sedang membuka seleksi maba vokasi. Sampai Kamis (14/7) pukul 13.00 WIB, jumlah pendaftar program vokasi mencapai 3.471 orang. Dari jumlah tersebut, prodi D-3 Perpajakan dan D-3 Akuntasi menjadi pilihan favorit. Jumlah pendaftar D-3 Perpajakan mencapai 661 orang, sementara D-3 Akuntansi mencapai 552 orang. Kuota masing-masing prodi tersebut adalah 120 orang.

Berbeda dari proses seleksi tahun lalu, tahun ini jadwal seleksi program vokasi dilaksanakan bebarengan dengan jalur mandiri. Dengan adanya kebijakan ini, lulusan SMA/sederajat diharapkan segera menetapkan pilihan untuk melanjutkan studi jenjang sarjana atau diploma.

“Karena ini bukannya saatnya coba-coba. Daftar S-1 di jalur mandiri, kalau tidak diterima baru daftar ke vokasi. Jangan coba-coba lagi. Mulai dari sekarang harus menentukan pilihan. Kalau lulusan dari SMEA (sekolah menengah ekonomi atas) atau STM (sekolah teknik menengah), kita dorong ke D-3,” tutur Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Bambang Bes.

(7)

UNAIR Tidak Akan Lakukan

Diskriminasi Terhadap Calon

Mahasiswa Disabilitas

UNAIR NEWS – Pelaksanaan ujian masuk jalur Mandiri baik

reguler dan Bidikmisi di Universitas Airlangga akan dilaksanakan serentak tanggal 24 Juli 2016. Diantara ribuan pendaftar jalur Mandiri tersebut UNAIR sudah menerima pendaftaran peserta test dengan disabilitas (tunanetra).

Hal itu dibenarkan oleh Sekretaris Universitas Airlangga (SU) Drs. Koko Srimulyo, M.Si, karena pada prinsipnya UNAIR tidak akan melakukan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas. Bagi peserta seleksi dengan disabilitas, UNAIR akan menyediakan fasilitas yang bisa memudahkan peserta pengerjaan soal-soal yang diujikan.

Pelaksanaan ujian masuk jalur mandiri rencananya akan dilaksanakan dengan metode paper-based test (PBT). Pada peserta dengan tunanetra, misalnya, UNAIR akan menyediakan pendamping yang terpercaya dalam menjawab pilihan soal yang diuujikan. Prosesnya, pendamping akan membacakan soal ujian dan pilihan jawabannya. Sehingga peserta tes tinggal memberikan jawaban yang menurutnya benar, dan kemudian pendamping yang akan menuliskan jawaban yang dipilih tersebut ke dalam lembar jawaban ujian (LJU).

“Peserta dengan disabilitas akan kami tempatkan di ruangan khusus, misalnya di ruang koordinator. Misalnya dia dapat lokasi tes di FISIP, maka dia akan kami tempatkamn di ruang koordinatornya. Nanti dia didampingi oleh asisten dalam membacakan soal. Asisten ini akan dipilih dari mahasiswa-mahasiswa yang selama ini sudah biasa melakukan komunikasi dengan anak-anak disabilitas. Asisten itu juga harus tersumpah,” tegas Koko Srimulyo.

(8)

Untuk ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB), khususnya terkait dengan peserta disabilitas. Untuk itu kepada peserta dengan disabilitas diimbau agar memahami persyaratan umum dan persyaratan khusus yang ditentukan UNAIR. Pasalnya sejumlah program studi seperti Pendidikan Dokter mensyaratkan agar mahasiswa tidak mengalami keterbatasan fisik, misalnya buta warna.

“Jadi pada UNAIR tidak akan diskriminatif. Penyandang disabilitas akan diterima di UNAIR jika dia berhasil lolos seleksi dan memenuhi batas nilai serta persyaratan yang ditentukan. Artinya UNAIR akan tetap memperhatikan anak-anak disabilitas selama mereka memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku,” jelas dosen Ilmu Perpustakaan FISIP UNAIR ini. Memang diakui, selama ini hanya sebagian kecil mahasiswa UNAIR yang dengan keterbatasan fisik. Berkaitan dengan itu maka UNAIR akan memperbaiki sarana prasarananya agar kelak mahasiswa disabilitas bisa belajar di UNAIR dengan nyaman.

Seperti diketahui, peserta tes Mandiri dengan penyandang tunanetra Alfian Andika Yudistira, lulusan SMAN 8 Surabaya, menyatakan sudah mendaftar sebagai peserta tes jalur Mandiri dan Bidikmisi. Ia mendaftar pada program studi S-1 Sosiologi FISIP UNAIR. Ikhwal ini juga dibenarkan oleh Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR, Myrtati Dyah Artaria, Ph.D.

Namun, di tengah keterbatasan fisik, Alfian mengaku pandai mengutak-atik berbagai program komputer. Diantaranya ia bisa mengembangkan dan menggunakan piranti lunak untuk mengkonversi

hardcopy ke file suara, sehingga penyandang tunanetra bisa

menerima pesan tertulis dari bentuk hardcopy dalam format suara. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor: Bambang Bes

(9)

Kuatkan Kebersamaan, Sivitas

FKG Gelar Halalbihalal

UNAIR NEWS – Masih dalam rangka perayaan hari kemenangan,

sivitas akademika Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR menyelenggarakan acara halalbihalal. Acara dilangsungkan di halaman parkir mobil kampus A FKG pada Kamis (14/7).

Sekitar ratusan sivitas akademika berkumpul dan beramah tamah satu sama lain. Seluruh elemen sivitas FKG UNAIR, mulai dari mahasiswa, pengajar muda maupun senior, guru besar emeritus, dekanat, karyawan, dan alumni hadir dalam acara halalbihalal yang digelar selama dua jam itu. Mereka yang hadir terlihat antusias dan gembira dalam acara halalbihalal yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya tersebut.

Acara halalbihalal di FKG berjalan cukup meriah. Baik dari kalangan muda maupun senior saling berbagi panggung. Ada grup musik Caramellos yang beranggotakan para pengajar senior. Masing-masing dari mereka memainkan alat musik band dan menyanyikan lagu-lagu lawas. Sesekali, para anggota Dharmawanita FKG diajak menari poco-poco dengan diringi musik dari Caramellos. Selain grup Caramellos, ada juga grup akustik dari mahasiswa FKG yang memeriahkan acara.

Dekan FKG Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes., mengatakan halalbihalal merupakan momen untuk merekatkan kebersamaan sivitas akademika. Untuk itu, pihaknya mengundang seluruh elemen sivitas untuk hadir dalam acara tersebut.

“Halalbihalal kita mengundang seluruh sivitas akademika, ya mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan purnatugas. Purnatugas adalah pendorong kita, sedangkan rekan-rekan yang aktif di sini adalah pelaksana dan evaluasi. Mahasiswa juga

(10)

kami ajak kumpul bersama supaya kalau ada apa-apa, komunikasinya lancar. Silaturahmi ini maksudnya adalah mengingatkan kebersamaan kita,” tutur Dekan FKG.

Dengan adanya kegiatan halalbihalal, ia berharap sivitas akademika FKG semakin kompak dalam mengemban tugas-tugas profesional ke depan. “Semangat! Karena halalbihalal ini seperti kita di-charge (isi ulang daya, red). Sekarang ini, silaturahmi itu meningkatkan integritas, kejujuran, dan daya juang. Kalau urusan profesional, itu sudah diatur dalam SOP (standar operasional prosedur, red). Tinggal integritas yang perlu kita tingkatkan,” tutur Darmawan.

Selain penampilan grup musik, pada gelaran halalbihalal kali ini juga dihadiri oleh karyawan purna tugas dan peresmian kantin setelah direnovasi. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Jalin Kolaborasi Riset Dampak

Paparan Nikotin

UNAIR NEWS – Dalam rangka internasionalisasi pendidikan,

pimpinan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) dan Ubon Ratchathani Rajabhat University (UBRU) melaksanakan penandatanganan nota kesepakatan

Memorandum of Agreement (MoA). Penandatanganan MoA dilakukan

oleh Dekan FKM UNAIR Prof. Dr. Tri Martiana, dan Dekan FKM UBRU Assist. Prof. Dr. On Anong Bureelerd di Ruang Sidang Pimpinan, FKM, Rabu (13/7).

(11)

dan delegasi UBRU lainnya. Menurut Wakil Dekan I Dr. Santi Martini, penandatanganan MoA kali ini merupakan kelanjutan dari nota kesepakatan yang berlangsung antara 2013-2015 lalu. Santi mengatakan, pihak UBRU memiliki impresi yang positif terhadap kolaborasi sebelumnya.

“Karena selama dengan UBRU, kami aktif melakukan kegiatan setiap tahunnya. Kita pernah berkolaborasi riset mengenai penggunaan pestisida parakuat di Jember, outbond activities seperti pertukaran mahasiswa dan staf ke UBRU, dan pelaksanaan konferensi internasional “International Conference on Occupational Health and Safety (ICOHS)” pada 30-31 Oktober 2013, dan “The 1st International Conference 2015 on Public Health in ASEAN” pada 14-15 Desember 2015 di UBRU,” tutur Santi.

Pada kerjasama kali ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan kolaborasi riset dan publikasi, serta konferensi internasional. “Dana riset yang baru disetujui Dikti adalah riset tentang paparan nikotin terhadap petani tembakau. Rencananya, kami akan melakukan riset kantong tanaman tembakau seperti Probolinggo, Bojonegoro, dan Jember. Golnya adalah menghasilkan publikasi internasional untuk mendukung target UNAIR menuju peringkat 500 besar dunia,” tutur Santi.

Berikutnya, setelah melakukan penelitian, pada tahun 2018 nanti akan diselenggarakan konferensi internasional yang diikuti oleh peneliti dari negara-negara ASEAN. Setelah penandatanganan MoA, Assist. Prof. Supaporn Chaigarun peneliti yang juga Wakil Dekan FKM UBRU, memberikan kuliah umum mengenai paparan nikotin terhadap petani tembakau. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Nuri Hermawan

(12)

Cerita Mahasiswa Antropologi

Belajar Pengalaman Hidup di

Papua

UNAIR NEWS – Ijud, salah satu mahasiswa Program Studi

Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga memilih ‘belajar hidup’ ditengah keterbatasan dengan mengikuti Ekspedisi NKRI di Papua Barat. Ekspedisi NKRI merupakan kegiatan yang bertujuan memupuk kebangsaan dan cinta tanah air yang diadakan oleh Kopassus TNI AD.

Diantara ribuan peserta yang mendaftar, Ijud terpilih menjadi satu diantara sekitar 200 peserta yang diterima ekspedisi NKRI 2016, Koridor Papua Barat. Proses seleksi dilaksanakan beberapa kali, seperti seleksi administrasi, tes kesehatan, psikotes, dan tes fisik.

“Sebelum penugasan ke Papua Barat, Kopassus TNI AD memberikan pembekalan selama satu bulan bagi semua peserta. Proses internalisasi dunia militer terhadap peserta sipil telah berlangsung sedemikian rapi, sehingga memberikan dampak yang signifikan terhadap kebiasaan sehari-hari seperti kedisiplinan, kebersamaan, kehormatan, kejujuran, dan keberanian,” ujar Ijud.

Pada ekspedisi NKRI ini, Ijud masuk dalam tim peneliti bidang sosial budaya yang ditempatkan di tiga tempat wilayah penugasan, yaitu Kabupaten dan Kota Sorong serta Kabupaten Raja Ampat. Penugasan dilakukan selama empat bulan, terhitung sejak Februari 2016, dengan target mendapatkan data sesuai bidang penelitian.

(13)

“Tujuan besar dari semua kegiatan Ekspedisi NKRI yaitu untuk memetakan SDA dan SDM di Papua Barat, dan menanamkan sikap nasionalisme masyarakat terhadap NKRI,” kata Ijud.

Banyak pikiran dan sangkaan Ijud berubah setelah terjun dan hidup langsung bersama masyarakat Papua.

“Kebanyakan masyarakat berpikir bahwa Papua merupakan suatu tempat yang masih tertinggal. Mereka masih sering melakukan perang suku, hidup di hutan, dan beberapa anggapan yang kurang baik lainnya seperti mereka masih suka memakan manusia. Pikiran dan sangkaan tersebut mulai berkurang bahkan hilang setelah merasakan hidup bersama mereka,” kenang Ijud.

Belajar Makna Hidup

Menjalani hari-hari bersama masyarakat Papua, membuat Ijud belajar tentang makna hidup kepada mereka.

“Mereka sangat menghargai arti kehidupan yang harus baik kepada Tuhan, sesama manusia dan alam. Kehidupan keagamaan yang masih kental selalu dipertunjukkan setiap peribadatan yang mereka lakukan. Nilai saling menghargai dan menghormati selalu terlihat ketika berpapasan dengan mereka seperti tersenyum dan menyapa dengan “Selamat pagi/siang/malam kakak/abang/anak/om”. Hal tersebut dilakukan ke setiap orang yang mereka temui di kampung atau pun di jalan,” kenang Ijud. “Sungguh luar biasa mendapatkan kesempatan bisa hidup bersama masyarakat Papua karena dapat mendamaikan hati dan mengharukan jiwa bagi siapa saja yang benar-benar hidup dengan mereka. Interaksi dilakukan setiap waktu dengan mereka, baik itu di kebun, laut, sekolah, gereja, jalan maupun ditempat-tempat lainnya,” cerita Ijud.

Kehidupan yang dijalani Ijud bersama masyarakat Papua memberikan banyak pelajaran tentang mereka hidup dengan apa adanya. Mereka memaknai kehidupan di tengah keterbatasan, memaknai keterbatasan di tengah kehidupan sehari-hari, dan

(14)

memaknai hidup dari kehidupan yang telah mereka lalui selama hidupnya.

“Strategi mereka untuk tetap hidup terlihat dari mana mereka berasal. Kerasnya kehidupan laut mengajarkan mereka harus bisa apapun tentang hidup di pesisir seperti menangkap ikan, membuat perahu, dan bagaimana harus bisa tetap hidup dengan dunianya. Begitupun masyarakat yang hidup di hutan harus bisa

survive di tengah keterbatasan mereka akan akses pendidikan

dan kesehatan,” kenang Ijud.

“Semua itu mereka jalani dan maknai bahwa apa yang menjadi kendala bagi mereka tidak membuat mereka menyalahkan Tuhan, negara, maupun alam. Mereka hidup harmonis dengan alamnya dan tetap memunculkan identitas diri mereka sebagai orang pesisir maupun pedalaman yang harus bisa survive di setiap kendala yang mereka hadapi,” pungkas Ijud. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Yuyun Yuliani Dra... Sanusi

Temuan yang menarik dari pengolahan data antara variabel Persepsi Nilai dengan Kepuasan adalah tidak ada pengaruh yang signifikan diantara kedua variabel tersebut karena

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

<alaman ini memuat judul skripsi, maksud penelitian, lambang $S, nama dan nomor mahasiswa penyususn skriosi, instansi yang dituju dari waktu pengajuan.. 0eterangan untuk

LULUS DI PRODI D3 PERBANKAN DAN KEUANGAN - PAGI (10007) = 38 UJIAN MASUK POLITEKNIK NEGERI MEDAN GEL... LULUS DI PRODI D3 PERBANKAN DAN KEUANGAN – SORE (10107) = 42 UJIAN

Hukum Perdata Internasional (privat international law), keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur hubungan perdata yang dilakukan oleh subjek hukum, yang

Penelitian yang terkait dengan etika kerja, komitmen organisasi, locus of control dan partisipasi anggaran pernah dilakukan sebelumnya misalnya penelitian yang

Setelah itu tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah edukasi dianalisis secara statistik dengan menggunakan SPSS 20 untuk mengetahui apakah terdapat