• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknologi Informasi dalam Kepengawasan 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teknologi Informasi dalam Kepengawasan 2015"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

E-PEMBINAAN

SEBAGAI SARANA ALTERNATIF

METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM

MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH

BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI

KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

Diajukan Untuk Mengikuti Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional Tahun 2015 yang Diselenggarakan Oleh Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Oleh :

SUMARSO, M.Pd. NIP. 196912131997021001

Pengawas SMP

Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS PENDIDIKAN

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan Judul : “E-P embinaan Sebagai Sarana Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan Dalam Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan Kondisi Geografis Sekolah Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi

Banten.”

Disetujui dan Disahkan Untuk Diikutkan dalam Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional Tahun 2015

Disahkan

Di : Pandeglang Tanggal : 16 Oktober 2015

Mengetahui : Koordinator Pengawas a.n. Kepala Dinas Pendidikan dan Kabupaten Pandeglang Kebudayaan

Kabupaten Pandeglang Sekretaris,

DRS. NURHASAN DRS. H. SUPIYANI

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah, yang merupakan laporan pengawas

tentang pengalaman pengawas dalam memecahkan permasalah kepengawasan yang

dihadapi.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan sharing sesama pengawas dalam

melaksanakan tugas-tugas kepengawasan sehari-hari dan dapat menjadi masukan kepada

pengawas lain, sehingga hambatan-hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan

tugas-tugas kepengawasan dapat teratasi.

Dengan selesainya penulisan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

2. Koordinator Pengawas Kabupaten Pandeglang

3. Rekan-Rekan Pengawas Kabupaten Pandeglang

4. Bapak/Ibu Kepala Sekolah Binaan

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga laporan ini dapat menjadi sumbangan pengalaman bagi rekan-rekan

pengawas dalam pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan. Atas segala dukungan dan

dorongannya, penulis ucapkan banyak terimakasih dan semoga mendapat balasan dari

Allah SWT. Amin.

Pandeglang, Juli 2015

Penulis

SUMARSO, M.Pd.

(4)

iv

BAB II E-P EMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM MENJAWAB HAMBATAN JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN …… 5

A.Konsep Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan ……. 5

B. Wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten ……. 8

C.E-Pembinaan Sebagai Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan ……. 12

D.Kelebihan E-Pembinaan ………. 14

E. Kekurangan E-Pembinaan ……… 15

BAB III PENUTUP ………. 16

A. Simpulan ……… 16

B. Saran dan Rekomendasi ……….. 16

DAFTAR PUSTAKA ……….. 18

(5)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawas Sekolah sebagai salah satu unsur tenaga kependidikan memiliki

peran yang penting dan strategis, dalam keseluruhan upaya peningkatan mutu

pendidikan, khususnya dalam meningkatkan mutu dan kinerja sekolah. Pengawas

satuan pendidikan bertugas melaksanakan pembinaan di bidang akademik dan bidang

manajerial.

Pengawas Sekolah merupakan tenaga kependidikan yang peranannya sangat

penting dalam membina kemampuan profesional tenaga pendidik, tenaga administrasi

sekolah, dan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah. Pengawas Sekolah

juga berfungsi sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial.

Tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan

akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program

pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar

Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan profesional Guru,

evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas

kepengawasan di daerah khusus. (Pasal 5, Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun

2010)

Berkaitan dengan tugas pokok pengawas tentunya mempunyai konsekuensi

logis bahwa pengawas harus mengadakan kunjungan ke sekolah binaan untuk

memberikan pembinaan, maupun mengadakan monitoring dan evaluasi. Dalam

pelaksanaan tugas kepengawasan tentunya sudah menjadi hal yang wajar bila dalam

pelaksanaan tugas, seorang pengawas dihadapkan kepada hambatan-hambatan

dilapangan. Hambatan-hambatan tersebut bisa berupa jarak yang terlampau jauh dari

sekolah satu kesekolah yang lain, kondisi geografis yang kurang kondusif, kondisi

infrastruktur jalan yang rusak, sehingga sangat sulit untuk dilalui terutama pada musim

penghujan. Jumlah pengawas yang masih sedikit dikarenakan masih rendahnya animo

guru atau kepala sekolah menjadi pengawas, menjadikan rasio pengawas dengan

jumlah sekolah binaan tidak memenuhi ketentuan. Satu orang pengawas bisa membina

(6)

2

pembinaan menjadi kurang efektif. Memang tidak semua daerah ditanah air tercinta ini

memiliki karaketristik dan kondisi geografis yang sama, dan ini juga yang

menyebabkan perbedaan permasalahan yang dihadapi oleh pengawas didaerah yang

satu dengan pengawas didaerah lainnya. Kondisi yang demikian tentunya bukan

menjadi penghalang bagi pengawas dalam melaksanakan tugas yang sangat mulia.

Dibutuhkan strategi dan kiat dari pengawas untuk menyiasati kondisi atau

hambatan-hambatan yang dihadapi agar tidak menganggu pelaksanaan tugas-tugas

kepengawasan.

Untuk menghadapi berbagai hambatan tersebut, seorang pengawas harus bisa

memanfaatkan berbagai sumber daya, metode, pendekatan maupun kecanggihan

teknologi agar tugas-tugas kepengawasan tidak terhambat. Pada saat sekarang

penguasaan Teknologi Informasi bagi pengawas sudah menjadi keharusan,

dikarenakan tugas-tugas kepengawasan sudah banyak yang harus diselesaikan dengan

teknologi informasi. Seperti kegiatan Evaluasi Diri Sekolah (EDS). Pada saat ini kita

mengenal istilah E-EDS. Kegiatan tersebut mengharuskan seorang pengawas bisa

mengoperasikan MS Excell, karena instrumen E-EDS dibuat menggunakan software

tersebut. Setelah itu pengawas harus bisa mengunggah file E-EDS dari sekolah binaan

melalui internet. Dari gambaran tersebut sudah barang tentu menjadi keharusan bahwa

seorang pengawas harus bisa menguasai teknologi informasi untuk mendukung

tugas-tugas kepengawasannya.

Dari uraian diatas, penulis mencoba menggunakan Teknologi Informasi dengan

media internet, mengembangkan model atau metode E-P embinaan dalam mengatasi

berbagai hambatan yang dihadapi dalam tugas kepengawasan di Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten. Penulis memanfaatkan website atau blog pribadi penulis

untuk berkomunikasi atau menyampaikan berbagai informasi kepada sekolah

binaanya. Meskipun demikian ternyata kegiatan ini bisa diikuti bukan hanya dilingkup

sekolah binaan, namun ternyata bisa diikuti oleh sekolah diseluruh tanah air, bahkan

diseluruh dunia. Ternyata dengan menggunakan media internet, hambatan jarak dan

waktu dapat diatasi.

Berangkat dari pengalaman penulis tersebut, maka penulis mencoba

menuangkan best practice pengawas dengan judul : “E-P embinaan Sebagai Sarana

(7)

3

Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan Kondisi Geografis Sekolah Binaan di

Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.”

B. Permasalahan

Permasalahan dalam penulisan best practice pengawas ini adalah “Apakah

E-P embinaan dapat menjadi Sarana Alternatif Metode Kerja E-Pengawas Satuan

Pendidikan Dalam Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan

Kondisi Geografis Sekolah Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten?”

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan Best Practice ini adalah, penulis ingin memperkenalkan metode

alternatif dalam melaksanakan tugas kepengawasan dengan mengembangkan

E-P embinaan sebagai Sarana Alternatif Metode Kerja E-Pengawas Satuan E-Pendidikan

Dalam Menjawab Hambatan Jarak, Banyaknya Sekolah Binaan dan Kondisi Geografis

Sekolah Binaan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.”

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan best practice ini bagi penulis adalah sebagai sarana

memperkenalkan pengalaman dilapangan kepada sesama pengawas dalam

pelaksanaan tugas-tugas kepengawasan sehari-hari dan sebagai upaya memupuk dan

mengembangkan budaya menulis bagi seorang pengawas.

Bagi Pengawas lain, penulisan ini dapat dijadikan bahan masukan untuk bisa

diterapkan didaerah lain untuk mendukung pelaksanaan tugas kepengawasan, dan

dapat untuk dikembangkan menjadi lebih baik lagi sehingga akhirnya dapat

bermanfaat bagi sesama pengawas diseluruh tanah air.

Bagi instansi terkait, penulisan ini dapat dijadikan suatu perencanaan untuk dapat

mengembangkan E-P embinaan menjadi lebih luas dan lebih baik lagi dimasa

mendatang, serta dapat menjadi masukan untuk membuat suatu trobosan dalam

(8)

4

BAB II

E-PEMBINAAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF METODE KERJA PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN, DALAM MENJAWAB HAMBATAN

JARAK, BANYAKNYA SEKOLAH BINAAN DAN KONDISI GEOGRAFIS SEKOLAH BINAAN DI KABUPATEN PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN

A. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan

Dunia telah berubah. Dewasa ini kita hidup dalam era informasi/global. Dalam

era informasi, kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan

terjadinya pertukaran informasi yang cepat tanpa terhambat oleh batas ruang dan

waktu (Dryden & Voss, 1999). Berbeda dengan era agraris dan industri, kemajuan

suatu bangsa dalam era informasi sangat tergantung pada kemampuan masyarakatnya

dalam memanfaatkan pengetahuan untuk meningkatkan produktifitas. Karakteristik

masyarakat seperti ini dikenal dengan istilah masyarakat berbasis pengetahuan

(knowledge-based society). Siapa yang menguasai pengetahuan maka ia akan mampu

bersaing dalam era global.

Era globalisasi yang melanda dunia termasuk Indonesia berlangsung sangat

cepat yang menimbulkan dampak global pula yang sekaligus menuntut kemampuan

manusia unggul yang mampu mensiasati dan mengantisiapasi

kemungkinan-kemungkinan yang sedang dan akan terjadi. Globalisasi akan semakin membuka diri

bangsa dalam menghadapi bangsa-bangsa lain. Batas-batas politik, ekonomi, sosial

budaya antara bangsa semakin kabur. Persaingan antar bangsa akan semakin ketat dan

tak dapat dihindari, terutma dibidang ekonomi dan IPTEK. Hanya negara yang unggul

dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK yang dapat mengambil manfaat atau

keuntungan yang banyak. (Sujarwo, 2012)

Perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini

sangat pesat dan berpengaruh sangat signifikanterhadap pribadi maupun komunitas,

segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun

caraberpikir. Oleh karena itu, pemanfaatan TIK harus diperkenalkan kepada siswa

agar mereka mempunyai bekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai untuk

(9)

5

aspek kehidupan sehari-hari, bahkan bisa juga dikembangkan menjadi kegiatan

wirausaha. (Ismanita, 2010)

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah

data, termasuk memproses, mendapatkan,menyusun, menyimpan, memanipulasi data

dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi

yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,

dan pemerintahan juga merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan

keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,

sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya

sesuai dengan kebutuhan. Teknologi Komunikasi digunakan agar data dapat disebar

dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi TIK adalah

mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan,

hobi, rekreasi, dan rohani. Juga dapat berkomunikasi dengan biaya murah seperti

fasilitas email yang dapat kita pergunakan dengan mudah di internet.

Melalui TIK, sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan

pribadi atau kelompok yang lainnya sudah tidak lagi mengenal batas jarak dan waktu,

negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat

bertukar pikiran antar sesama kita. Perkembangan TIK memicu suatu cara baru dalam

kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini

dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai

kebutuhan secara elektronik. Alangkah wajar bila sekarang ini sedang semarak dengan

berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-book, e-banking,

e-government, e-education, e-learning, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory,

e-biodiversitiy, e-KTP, dan lainnya yang berbasis TIK.

Dari semua e itu ada yang perlu mendapatkan perhatian serius yaitu

e-education, dimana kita mempunyai kewajiban untuk mengembangkan TIK dalam

proses pembelajaran yang tidak hanya mengajak peserta didik untuk mencari

informasi, tetapi juga menciptakan informasi. Mampu saling berkomunikasi dengan

menggunakan berbagai aplikasi TIK yang membuat dirinya mampu saling berbagi

tentang apa yang disukainya dan apa yang dikuasainya. Membuat mereka mampu

memanfaatkan TIK dengan baik.

Komputer sebagai sarana interaktif dapat digunakan sebagai alternativ bentuk

(10)

6

(Law of Effect). Dalam hukum akibat, asumsi yang diyakini adalah tingkah laku yang

didasari rasa senang akan merangsang untuk dilakukan serta dikerjakan secara

berulang-ulang (S-R).

Sangat banyak pakar pendidikan yang melakukan penelitian dan berkesimpulan

ke arah positifnya pemanfaatan komputer sebagai media bantu pembelajaran. Arnold

(1992) menyatakan para guru masih dihadapkan pada suatu ironi bahwa meskipun

komputer merupakan media sangat potensial pada proses pembelajaran, akan tetapi

masih sedikit yang mau dan mampu menggunakannya. Ketidakmauan dan/atau

ketidakmapuan tersebut disebabkan berbagai faktor, baik internal (diri guru sendiri)

maupun faktor eksternal (fasilitas dan kebijakan).

Poin penting yang menjadi perhatian kita adalah :

1. Pembelajaran berbasis TIK sudah saatnya mulai dikembangkan dan digunakan

dalam proses pembelajaran.

2. Model pembelajaran yang mendukung kepada pelaksanaan pembelajaran berbasis

TIK.

3. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam persiapan, pelaksanaan sampai

dengan evaluasi pembelajaran berbasis TIK.

4. Kondisi prasayarat yang harus tersedia agar proses pembelajaran berbasis TIK

dapat berjalan. (Rahmat, 2010:7)

Mengapa pembelajaran yang mengintegrasikan TIK penting? Tantangan

pendidikan abad 21, menurut PBB adalah membangun masyarakat berpengetahuan

(knowledge-based society) yang memiliki (1) keterampilan melek TIK dan media (ICT

and media literacy skills), (2) keterampilan berpikir kritis (critical thinking skills), (3)

keterampilan memecahkan masalah (problem-solving skills), (4) keterampilan

berkomunikasi efektif (effective communication skills); dan (5) keterampilan

bekerjasama secara kolaboratif (collaborative skills). Keempat karakteristik

masyarakat abad 21 menurut PBB tersebut dapat dibangun melalui pengintegrasian

TIK dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, sesungguhnya peran TIK

adalah sebagai “enabler” atau alat untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menyenangkan. Jadi, TIK dijadikan

(11)

7 B. Wilayah Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

Kabupaten Pandeglang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten, Indonesia.

Ibukotanya adalah Pandeglang. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Serang di

utara, Kabupaten Lebak di Timur, serta Samudra Indonesia di barat dan selatan.

Wilayahnya juga mencakup Pulau Panaitan (di sebelah barat, dipisahkan dengan Selat

Panaitan), serta sejumlah pulau-pulau kecil di Samudra Hindia, termasuk Pulau Deli

dan Pulau Tinjil. Semenanjung Ujung Kulon merupakan ujung paling barat Pulau

Jawa, dimana terdapat suaka margasatwa tempat perlindungan hewan badak bercula

satu yang kini hampir punah.

Pusat perekonomian Kabupaten Pandeglang terletak di dua kota yakni Kota

Pandeglang dan Labuan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang merupakan

dataran rendah dan dataran bergelombang. Kawasan selatan terdapat rangkaian

pegunungan. Sungai yang mengalir diantaranya Sungai Ciliman yang mengalir ke arah

barat, dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke arah selatan.

Luas wilayah Kabupaten Pandeglang mencapai 2.746,89 KM2 terdiri dari 35

Kecamatan. Kecamatan yang ada di Kabupaten Pandeglang dapat dilihat pada table

dibawah ini :

Tabel 1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pandeglang

(12)

8

Pandeglang 2.746,89 1.130.514 412

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_P andeglang

Kecamatan yang terdekat dengan pusat pemerintahan atau ibu kota kabupaten adalah

Kecamatan Pandeglang, sedangkan Kecamatan Sumur adalah kecamatan yang terjauh

dari ibu kota kabupaten di wilayah barat yang berbatasan dengan selat sunda dan

Samudera Indonesia. Wilayah Kecamatan Sumur adalah kecamatan dimana Taman

Nasional Ujung Kulon berada. Diwilayah selatan Kecamatan Cikeusik, Kecamatan

Cibaliung, dan Kecamatan Cimanggu adalah kecamatan yang jaraknya juga terjauh

dari ibu kota kabupaten, yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia

disebelah selatan.

(13)

9 Gambar 1

Peta Wilayah Kabupaten Pandeglang

Luasnya wilayah Kabupaten Pandeglang tersebut menjadikan jarak sekolah binaan yang

satu dengan sekolah binaan yang lain sangat jauh.

Rasio jumlah pengawas dengan banyaknya sekolah binaan juga masih kurang ideal.

Jumlah sekolah dan Pengawas, serta jarak sekolah binaan terdekat dan terjauh, dapat

dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 2

Data SMP, SMA/SMK di Kabupaten Pandeglang (Per Juli 2012)

SMP SMA SMK

N S Total N S Total N S Total

(14)

10 Tabel 3

Data Pengawas dan Jarak Sekolah Binaan (Per Juli 2013)

Jauhnya jarak sekolah binaan dengan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang

sedikitnya akan menjadikan hambatan bagi pengawas dalam melaksanakan kegiatan

kepengawasan disekolah binaan tersebut.

Apabila tidak dicarikan alternatif pemecahan, maka jarak sekolah binaan yang sangat

jauh tersebut pada akhirnya dapat menjadi hambatan bagi pengawas dalam

melaksanakan tugas dan pada akhirnya akan berdampak bagi sekolah binaan. Dari

latar belakang kondisi geografis Kabupaten Pandeglang yang sangat luas dan

banyaknya sekolah binaan serta jauhnya jarak sekolah binaan, maka penulis mencoba

untuk menggunakan E-P embinaan sebagai salah satu alternatif metode kerja pengawas

(15)

11

C. E-P embinaan Sebagai Alternatif Metode Kerja Pengawas Satuan Pendidikan

1. Langkah-Langkah Persiapan E-P embinaan

E-P embinaan adalah istilah yang penulis munculkan dengan latar belakang bahwa

sekarang telah muncul berbagai kegiatan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan

kecanggihan teknologi informasi, seperti banking, learning, commerce,

e-library, dsb.

Penulis mempunyai keyakinan bahwa pembinaan atau metode kerja pengawas

sekolahpun dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi

informasi tersebut.

Kegiatan E-Pembinaan dapat dilaksanakan melalui media internet. Maka internet

menjadi salah satu pendukung utama kegiatan ini. E-P embinaan dilakukan melalui

sebuah website. Penulis menggunakan website atau blog pribadi penulis yang

sudah dibuat sejak tahun 2009. Alamat blog penulis yang dijadikan sarana kegiatan

E-P embinaan adalah di http://goeroendeso.wordpress.com

Didalam website tersebut disediakan halaman khusus yang diberi judul

E-P embinaan. Tampilan halaman blog tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah

ini :

Gambar 2

(16)

12

Dalam halaman E-P embinaan diisi materi-materi yang dapat dibuka oleh

sekolah-sekolah binaan untuk mencari informasi atau materi-materi yang diperlukan oleh

sekolah. Halaman E-P embinaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3 Halaman E-Pembinaan

Materi-materi E-P embinaan penulis posting dihalaman tersebut dengan format

video, yang terlebih dahulu di unggah ke website Youtube.

Materi awal yang bentuknya powerpoint oleh penulis terlebih dahulu di convert

menjadi file video dengan menggunakan software gratis yang dapat diunduh

diinternet. Penulis menggunakan software leawo.

Pada saat ini memang belum banyak materi yang penulis sediakan, dikarenakan

harus membutuhkan waktu yang lama untuk membuat materi-materi pembinaan

dalam bentuk video. Akan tetapi kegiatan E-Pembinaan ini telah dicobakan

kepada beberapa sekolah binaan dan mereka menyambut antusias kegiatan ini,

karena lebih variatif dan merupakan hal yang baru, yang belum mereka dapatkan

sebelumnya. Sehingga penulis optimis dan yakin apabila dikembangkan lebih baik

lagi, E-P embinaan bisa dijadikan model alternative metode kerja pengawas yang

dapat digunakan oleh pengaws-pengawas lain diseluruh Indonesia, terutama yang

menghadapi hambatan jarak dan kondisi geografis yang menghubungkan sekolah

(17)

13 2. Pelaksanaan E-Pembinaan

Pelaksanaan E-P embinaan dilaksanakan disekolah masing-masing dengan

koordinasi dari Kepala Sekolah.

Sebagai bukti sekolah melakukan E-P embinaan, sekolah harus mengisi daftar

hadir E-P embinaan yang terlebih dahulu diunduh di halaman E-P embinaan blog

milik penulis. Setelah daftar hadir diisi dan ditandatangani oleh peserta pembinaan

dan diketahui oleh kepala sekolah, daftar hadir tersebut kemudian dikirimkan

kepada pengawas melalui email yang beralamat di : papa_galih@yahoo.co.id atau

sumarso23@yahoo.com

Daftar hadir tersebut terlebih dahulu discan oleh sekolah dengan format PDF.

Daftar hadir tersebut dilampirkan dalam email yang dikirim sekaligus sekolah

mengirimkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi E-P embinaan

serta masalah-masalah lain yang berkaitan dengan persekolahan. Komunikasi

dilakukan secara tidak langsung melalui email.

3. Tindak Lanjut E-Pembinaan

Setelah sekolah melakukan kegiatan E-Pembinaan tersebut kemudian pengawas

merencanakan kembali untuk mempersiapkan materi-materi baru yang diperlukan

oleh sekolah. Apabila tidak dapat terpecahkan melalui kegiatan E-P embinaan

tersebut, maka pengawas harus hadir disekolah binaan tersebut. Sehingga

permasalahan yang dihadapi oleh sekolah dapat terselesaikan dengan terlebih

dahulu melalui E-Pembinaan.

D. Kelebihan E-Pembinaan

E-Pembinaan sebagai satu alternatif metode kerja pengawas sekolah mempunyai

beberapa kelebihan, antara lain :

1. Dapat dilaksanakan kapan saja, dimana saja;

2. Informasi dari pengawas lebih cepat tersampaikan;

3. Dalam satu waktu yang bersamaan beberapa sekolah dapat mengikuti kegiatan

pembinaan bersama-sama tanpa harus berkumpul dalam satu sekolah atau tempat.

Sehingga dapat menghemat transportasi;

4. Dapat memberikan motivasi kepada sekolah dan warga sekolah untuk menguasai

(18)

14 E. Kekurangan E-P embinaan

Disamping kelebihan yang dimiliki oleh E-Pembinaan, E-P embinaan memiliki

beberapa kekurangan, antara lain :

1. Keterbatasan sarana pendukung disekolah masih menjadi persoalan antara lain

jaringan internet, meskipun sekolah dapat memanfaatkan modem eksternal untuk

akses internet;

2. Jaringan atau sinyal operator seluler kadang-kadang terlalu lemah sehingga

menghambat sekolah dalam mengakses E-P embinaan;

3. Belum semua sekolah atau personil sekolah menguasai teknologi informasi

(internet);

4. Secanggih apapun, E-P embinaan tidak bisa menggantikan kehadiran langsung

(19)

15

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Berkaitan dengan tugas kepengawasan, seorang pengawas harus kreatif membuat

terobosan-terobosan dalam rangka mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi

dalam tugas kepengawasannya.

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, pengawas sudah seharusnya menguasai

teknologi informasi tersebut karena dengan menguasai teknologi informasi tersebut

dapat dimenjadi sarana pendukung dalam tugas-tugas kepengawasannya.

Pada saat sekarang dimana internet sudah berkembang dengan pesat,

kegiatan-kegiatan sudah banyak yang menggunakan internet sebagai sarana kegiatan-kegiatanya.

Tidak terkecuali kegiatan-kegiatan oleh pengawas satuan pendidikan juga dapat

memanfaatkan internet sebagai sarana penunjang kegiatan kepengawasan.

Salah satu alternatif metode kerja pengawas satuan pendidikan yang penulis coba

adalah kegiatan yang penulis sebut sebagai E-Pembinaan

B. Saran dan Rekomendasi

Saran :

1. Hendaknya senantiasa inovativ dan kreatif dalam menemukan serta membuat

trobosan-trobosan yang dapat mendukung kegiatan kepengawasannya;

2. Tidak kenal menyerah dalam menghadapi tantangan dalam menghadapi tugas;

3. Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama

perkembangan teknologi informasi

Rekomendasi :

1. Bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hendaknya lebih memperhatikan

kesejahteraan pengawas dengan memberikan tunjangan transportasi bagi

pengawas-pengawas satuan pendidikan;

2. Diberikan pendidikan dan pelatihan khusus tentang teknologi informasi bagi

pengawas;

(20)

16

DAFTAR PUSTAKA

Chaeruman, Uwes. A; (2010), Pengembangan Rencana Pembelajaran Yang Mengintegrasikan TIK, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional

Dryden, Gordon; dan Voss, Jeanette; (1999), ”The Learning Revolution: to Change the Way the World Learn”, The Learning Web, Torrence, USA,

http://www.thelearningweb.net.

http://id.wikipedia.org/

Ismanita; (2010) Makalah yang disusun untuk Seminar Nasional KEMAKOM di UPI Bandung, Sabtu 23 januari 2010

Permennegpan dan RB Nomor 21 Tahun 2010

Rahmat, Asep Zaenal; (2010) Strategi P embelajaran Berbasis TIK, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional

(21)

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

(27)

PEMBUATAN E-PEMBINAAN

A. Prosedur Pembuatan:

1. Penyiapan Materi

Langkah awal untuk membuat E-Pembinaan adalah penyiapan materi.

Materi-materi dalam E-Pembinaan yang saya buat saya siapkan dalam format video agar

menarik. Materi dalam bentuk video bisa dibuat langsung dengan membuat video

atau bila file atau materi belum berformat video, maka kita harus mengkonversi

dulu dalam format video.

Materi E-Pembinaan yang saya siapkan berasal dari file powerpoint yang saya

konversikan dalam format video. Untuk mengkonversi file tersebut menjadi file

video, saya menggunakan software Leawo yang saya unduh secara gratis di

internet.

Untuk mengkonversi file powerpoint menjadi video adalah, sbb :

a. Buka aplikasi leawo, seperti gambar berikut :

b. Masukan file powerpoint yang akan dikonvert menjadi video

(28)

Sampai tampilan seperti dibawah ini :

c. Menyimpan file video hasil konversi

Setelah mengklik sesuai dengan petunjuk, seperti pada gambar diatas, maka

langkah berikutnya adalah menyimpan file video tersebut pada drive mana

sesuai yang kita inginkan.

2. Up Load Ke You Tube

Setelah kita berhasil menyimpan video tersebut, langkah selanjutnya adalah

mengunggah (upload) file tersebut ke YouTube. Syarat untuk itu kita harus punya

akun dengan cara mendaftar di YouTube.

Setelah kita punya akun di YouTube, langkah selanjutnya adalah masuk atau login

ke YouTube, seperti gambar berikut :

(29)

Setelah klik sigin, maka akan muncul tampilan seperti gambar di bawah :

Masukan alamat email yang digunakan untuk mendaftar

Kemudian masukan password

Klik sign in

Setelah berhasil sign in, maka kita tinggal pilih menu upload, sehingga akan

muncul tampilan seperti dibawah :

(30)

Setelah itu akan muncul tampilan berikut :

Kita tinggal memilih file video yang sudah kita simpan di drive yang sudah kita

tentukan.

Setelah kita memilih file yang akan kita unggah, maka akan muncul tampilan

seperti gambar dibawah ini :

Kita tinggal menunggu, sampai file berhasil kita unggah.

Setelah file berhasil kita unggah maka kita dapat mengkopi link video tersebut

(31)

3. Menyisipkan Tayangan Ke Blog

Selanjutnya adalah menyisipkan video/tayangan dalam blog. Langkah awal adalah

kita sign in kedalam blog yang sudah kita buat/miliki. Saya menggunakan

wordpress untuk mengelola blog.

Langkah pertama adalah masuk ke http:goeroendeso.wordpress.com atau masuk ke

google seperti berikut :

Ketik ”goeroendeso”

Maka akan muncul :

(32)

Setelah itu akan muncul tampilan blog seperti gambar berikut :

Selanjutnya geser slidebar kebawah sampai tampil seperti dibawah ini :

Selanjutnya kita klik

(33)

Klik Log Masuk

Setelah itu akan tampil tampilan seperti gambar berikut :

Masukan email yang kita gunakan mendaftar di wordpress

Kemudian masukan kata sandi

(34)

Klik menu halaman yang ada di sebelah kiri, kemudian pilih semua halaman,

kemudian kita masuk kehalaman yang sudah kita buat. Pada laporan ini, saya

membuat halaman E-Pembinaan. Seperti gambar dibawah ini :

Setelah kita masuk kehalaman E-Pembinaan, saya akan memasukan link file yang

(35)

Kode link video pada YouTube

Setelah selesai kita klik perbaharui apabila tulisan itu sudah pernah kita buat

sebelumnya.

Setelah selesai maka kita bisa logout, untuk mengecek tulisan kita.

Bila kita berhasil menyisipkan tayangan video dalam blog kita, maka kita dapat

melihat tayangan seperti gambar dibawah ini :

(36)

B. Penggunaan :

Untuk menggunakan E-Pembinaan maka langkahnya adalah, sbb :

Masuk ke google kemudian ketik kata kunci ”goeroendeso” kemudian klik cari, maka

akan muncul :

Klik

Maka akan muncul tayangan berikut :

(37)

Kemudian akan muncul halaman E-Pembinaan, seperti gambar dibawah :

Pilih materi E-Pembinaan yang diinginkan. Setelah memilih materi maka pengunjung

akan diarahkan ke halaman materi pembinaan yang diinginkan.

Sebagai contoh pengunjung memilih materi Pengembangan Media Pembelajaran,

maka tampilan akan seperti berikut :

Setelah tayangan video muncul, pegunjung tinggal mengikuti Materi tersebut sampai

selesai, atau dapat mengunduh materi tersebut untuk disimpan dikomputer, untuk

Gambar

Tabel 1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pandeglang
Tabel 2 Data SMP, SMA/SMK di Kabupaten Pandeglang
Tabel 3 Data Pengawas dan Jarak Sekolah Binaan
Gambar 2 Halaman Website untuk E-Pembinaan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diamati yaitu kesiapan sumber daya manusia dalam mengakomodasi program P2TB di tingkat provinsi yang

Secara umum, dapat dikatakan bahwa PPPPTK Pertanian telah merealisasikan program dan kegiatan tahun anggaran 2016 untuk mencapai tahapan pembangunan jangka menengah

Permainan modern berbasis teknologi umumnya berkembang di daerah perkotaan yang tingkat perkembangan ekonomi dan teknologinya cukup tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan

Suatu survai serologi pada anak-anak umur balita yang dilakukan di daerah Jambi terhadap virus morbilli, juga mem- berikan hasil mirip dengan yang diperoleh

nilai investasi kapal akan kembali atau mencapai break even point (BEP)pada tahun ke 4 yang ditandai dengan nilai NPV positif, dengan jumlah muatan rata- rata 80% kapasitas,

[r]

Nilai adjusted R square = 0,416, berarti 41,6% faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan sisanya 58,4% dijelaskan

Prosedur umum Penelitian Tindakan Sekolah dalam mengembangkan desain adalah sebagai berikut: mengidentifikasi seluruh masalah yang dihadapi sekolah dalam pengembangan