• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wahyu Sri Lestari Ilmu dan teknologi pan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Wahyu Sri Lestari Ilmu dan teknologi pan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGENALAN PANGAN TRADISIONAL

Potensi Pangan Tradisional di Kancah Internasional

Oleh : Wahyu Sri Lestari Ilmu dan Teknologi Pangan

2014

(2)

PENGENALAN PANGAN TRADISIONAL

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak tergantikan. Seorang antropolog terkenal yang bernama Melville J. Herskovist menyatakan bahwa pangan adalah the primary determinants of survival (faktor penentu utama kelangsungan hidup) bagi manusia. Jenis pangan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pangan pabrik dan pangan tradisional.

Menjamurnya pangan pabrik menyebabkan semakin langkanya pangan tradisional. Hal ini menjadi indikasi betapa globalisasi pangan telah ada di depan mata kita. Globalisasi pangan pabrik telah merambah hingga ke kawasan pedesaan yang notabene merupakan kawasan sentral penghasil pangan. Sungguh ironis jika petani sebagai produsen pangan menjadi pelanggan setia pangan pabrik.

Iklan di televisi dengan berbagai rayuan berusaha menanamkan mindset bahwa pangan pabrik adalah makanan orang elite sedangkan pangan tradisional adalah makanan udik. Bahkan saat ini masyarakat beranggapan bahwa pangan pabrik adalah pangan yang bersih, bergizi, dan aman sementara pangan tradisional kotor dan tidak aman.

Pangan tradisional adalah makanan yang berasal dari suatu daerah tertentu yang memberikan ciri khas pada suatu daerah. Pangan tradisional sering disajikan dalam acara-acara yang masih memberikan kesan adanya unsur adat. Umumnya, makanan tradisional terdiri dari 3 jenis yaitu makanan tradisional kering, makanan tradisional basah, dan makanan tradisional gorengan. Ada beberapa contoh pangan tradisional yaitu lumpia, tempe, sinonggi, serabi, dan lain-lain (Siti Rohani, 2007 : 8). Produk ini biasanya memiliki citarasa spesifik yang disukai oleh masyarakat setempat, dan dibuat dengan menggunakan resep warisan dari generasi ke generasi dengan menggunakan bahan dari sumber lokal.

Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan tradisional yang khas sebagai identitas kuliner dari daerah tersebut. Apabila setiap daerah mampu untuk memperkenalkan makanan tradisional dari daerahnya, maka hal ini akah dapat memperkenalkan pangan tradisional khususnya di kancah internasional.

(3)

dijadikan sebagai suatu industri strategis dalam mewujudkan promosi pengenalan pangan tradisional di kancah internasional.

Pangan tradisional biasanya digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat. Upacara adat merupakan suatu tradisi budaya yang ada di suatu daerah. Adanya upacara adat tersebut erat kaitannya dengan adanya suatu makanan khas yang menjadi simbol dalam upacara adat. Memperkenalkan makanan tradisional yang dipakai pada upacara adat ini akan menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Menurut Muhammad Solikhin (2010: 258), tradisi sadranan merupakan upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat islam di jawa yang disebut dengan nyadran atau sadranan. Tradisi ini masyarakat membawa sejumlah jenis makanan tradisional ke kompleks pemakanan, untuk kemudian ditukar antara satu dengan yang lain, atau saling memakan makanan yang dibawa itu. (Muhammad Solikhin. 2010 : 258). Dengan adanya tradisi ini, maka wisatawan lokal maupun mancanegara yang mengikuti upacara adat sadranan dapat mengetahui apa saja jenis makanan tradisional. Maka upacara adat sadranan ini dapat menjadi salah satu media untuk pengenalan pangan tradisional khususnya di kancah internasional.

Kegiatan festival pangan dapat dijadikan media untuk pengenalan pangan tradisional. Kegiatan ini dapat mengenalkan keanekaragaman jenis pangan tradisional. Globalisasi mengubah pola pikir masyarakat cenderung mengonsumsi pangan pabrik. Maka dari adanya kegiatan ini diharapkan dapat mengubah mindset agar masyarakat Indonesia tidak malu mengonsumsi pangan tradisional. Apabila orang Indonesia saja malu mengonsumsi pangan tradisional, bagaimana dengan orang luar Indonesia?

Kota kendari merupakan salah satu daerah yang menggelar festival pangan lokal dengan ciri khas pangan tradisional. Adapun tema yang digunakan yaitu diadakannya festifal pangan non beras. Pangan tradisional yang ada di Kendari seperti sinonggi dengan bahan baku sagu, kambose dengan bahan baku jagung, kasoami dan kabuto berbahan baku umbi-umbian. Kegiatan ini tidak hanya memperkenalkan pangan tradisional pada masyarakat Indonesia saja, bahkan juga dapat memperkenalkan kepada masyarakat luar negri.

Setiap restoran yang ada di Kendari, bisa menyajikan menu yang terbuat dari pangan tradisional, sekaligus memperkenalkan pangan tradisional daerah ini kepada tamu-tamu lokal maupun mancanegara.

(4)

terpusat pada suatu lokasi yaitu Wijilan. Adanya pemusatan penjualan makanan tradisional ini dapat mempermudah bagi wisatawan yang ingin mencicipi makanan tradisional khas Yogyakarta untuk langsung datang ke lokasi pusat penjualan makanan tradisional. Pusat penjualan makanan tradisional di Yogyakarta tersebut dikelola oleh penduduk-penduduk lokal yang membentuk kelompok bisnis penjualan gudeg Yogyakarta.

Selain itu dengan adanya toko yang menjual pangan tradisional seperti oleh-oleh khas malang yang menjual aneka macam tempe. Adanya toko oleh-oleh-oleh-oleh khas dapat menjadi cara untuk mempekenalkan pangan tradisional khas daerah. Toko ini menjadi media untuk memperkenalkan produk pangan tradisional. Makanan tempe yang merupakan produk asli Indonesia adalah makanan berbahan baku tempe adalah kedelai yang kemudian difermentasikan dengan bantuan sejenis ragi. Selain mengandung protein nabati, tempe juga mengandung beberapa asam amino. (Lilly T. Erwin, 2006 :10). Tempe yang memiliki kandungan protein dengan harga yang relatif murah menjadi makanan tradisional yang digemari oleh semua lapisan dan kalangan masyarakat. Dengan adanya toko oleh-oleh khas, maka daya beli tempe dapat dijangkau oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan begitu, maka pangan tradisional dapat dikenal di kancah internasional.

Mungkin yang menjadi pertanyaan saat ini adalah jika di tengah masyarakat saja sudah mau berupaya untuk mengenalkan pangan tradisional, mengapa masih banyak masyarakat Indonesia yang malu untuk mengonsumsi pangan tradisional? Hal ini tentu saja merupakan sebuah ironi yang membuat cemas nurani.

Dengan adanya kegiatan pengenalan pangan tradisional seperti diadakannya upacara adat, festival pangan, restoran dengan menu pangan tradisional, sentral pangan tradisional, serta toko oleh-oleh khas maka telah memberikan sedikit gambaran bahwa masyarakat peduli dengan adanya pangan tradisional.

(5)

Daftar Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian, ialah menganalisis dan merancang sistem informasi mengenai jasa lukisan berbasis web agar memudahkan penyebaran dan pencarian informasi, perancangan sistem

Pada tatarn praktek, sejumlah diplomasi yang telah dilaksanakan banyak terkait dengan upaya mengurai konflik baik intra-agama islam (antar sunni- syiah), konflik

Emisi karbondioksida terdapat pada tahun 2005, hal ini disebabkan area terbakar tanah terbuka didominasi oleh lahan gambut, selain itu tingginya emisi karbondioksida yang

Tentukan gaya tarik atau gaya tekan yang bekerja pada tiang Akibat momen yang besar dari struktur atas, tiang dapat juga mengatami gaya tarik ke atas. Untuk itu

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara pada

Gambaran Radiologi pneumonia adalah konsolidasi rongga udara akibat rongga udara alveolar terisi dengan eksudat inflamatorik yang disebabkan infeksi sehingga akan menyebabkan

Dengan adanya kejelasan dalam karirnya maka karyawan akan loyal untuk bekerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin

Klasifikasi konsetrasi spasial industri kecil dan kerajinan rumah berdasarkan jumlah unit usaha pada tingkat kecamatan di Kabupaten Tuban tahun 2009 dan tahun 2012.. ………