vii
ABSTRAK
Kelom geulis merupakan salah satu bentuk kerajinan khas daerah yang memiliki nilai seni dan budaya di tengah-tengah masyarakat, khususnya Jawa Barat. Kelom Geulis dibuat dengan bahan dasar kayu yang diolah, sehingga berbentuk alas kaki untuk wanita.
Seiring perkembangan zaman, masuknya produk-produk modern membuat kerajinan kelom geulis mulai ditinggalkan, masyarakat lebih memilih produk-produk berbahan karet maupun plastik, sehingga kayu sebagai bahan pembuat kelom kurang diminati lagi oleh para pengrajin, selain itu kurangnya minat masyarakat dalam mengembangkan dan melestarikan bentuk-bentuk kerajinan daerah juga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap penurunan penjualan kelom geulis, sehingga bila dibiarkan maka akan sangat mungkin kerajinan-kerajinan daerah seperti kelom geulis akan hilang atau dicuri hak patennya oleh negara-negara lain.
Bila dilihat dari jenisnya, kelom geulis merupakan salah satu produk hasil dari industri kreatif yang dapat menyumbang pendapatan negara, berdasarkan hasil Produk Domestik Bruto (PDB), industri kreatif Indonesia tahun 2002-2006 mencapai 6,3% dari total PDB, dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa industri kreatif memiliki potensi yang sangat besar dalam perkembangannya.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... vi
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ... v
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 5
1.3Tujuan Perancangan ... 5
1.4Sumber & Teknik Pengumpulan Data ... 6
1.5Skema Perancangan ... 6
2.4.3 Rambu-rambu Dasar Membuat Logo ... 11
ix
2.8 Analisa SWOT ... 18
2.9 Definisi Segmentation, Targeting, dan Positioning Pasar ... 19
2.10 Perilaku Konsumen ... 20
2.11 Psikologi Orang Dewasa ... 20
2.12 Kelas Sosial... 21
3.2.2 Analisis Segmentation, Targeting, dan Positioning ... 35
x
4.5.4 Signage ... 47
4.5.5 Seragam Pegawai ... 48
4.5.6 Display Design ... 49
4.5.7 Poster ... 50
4.5.8 Billboard ... 50
4.5.9 Print Ad ... 51
4.5.10 Taxi Ad ... 54
4.5.11 Website ... 55
4.5.12 Gimmick ... 55
BAB V PENUTUP ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
DAFTAR ISTILAH ... 62
DAFTAR LAMPIRAN & LAMPIRAN ... 63
SARAN & KOMENTAR DOSEN PENGUJI ... 75
DATA PENULIS ... 76
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Toko dan produik Kelom Geulis Keng ... 23
Gambar 3.2 Label Produk ... 24
Gambar 3.3 Kliping harian Kompas mengenai sepinya peminat kelom geulis ... 24
Diagram 3.1 Diagram hasil kuesioner ... 25
Gambar 3.4 Kliping Harian Kompas mengenai perkembangan batik dalam mengatasi perkembangan trend pasar... 30
Gambar 3.5 Batik pada kalangan anak muda ... 31
Gambar 3.6 Outlet Batik Keris pada pusat perbelanjaan modern ... 32
Gambar 4.1 Logo brand ... 43
Gambar 4.2 Brand Color, Brand Pattern dan Typography ... 45
Gambar 4.3 Stationery ... 46
Gambar 4.4 Desain outlet ... 47
Gambar 4.5 Desain signage... 48
Gambar 4.6 Desain seragam pegawai ... 48
Gambar 4.7 Display design ... 49
Gambar 4.8 Poster series ... 50
Gambar 4.9 Desain billboard ... 51
Gambar 4.10 Desain iklan majalah ... 51
Gambar 4.11 Desain banner ... 52
Gambar 4.12 Desain katalog ... 53
Gambar 4.13 Desain flyer... 54
Gambar 4.14 Taxi Ad ... 54
Gambar 4.15 Desain website ... 55
Gambar 4.16 Desain shopping bag ... 56
Gambar 4.17 Desain packaging... 56
Gambar 4.18 Desain gantungan kunci ... 57
Gambar 4.19 Desain mug ... 58
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berjalannya waktu, kebiasaan manusia modern yang selalu bergerak cepat telah membuka pintu bagi terciptanya zaman globalisasi, manusia dapat berinteraksi dengan siapapun tanpa harus terkendala ruang dan waktu. Dengan terbentuknya komunikasi yang bebas, segala bentuk usaha pemenuhan kebutuhan manusia dapat teratasi dengan mudah.
Peradaban manusia yang berkembang serta budaya masyarakat yang beragam secara tidak langsung dapat menimbulkan percampuran antara budaya melalui proses interaksi budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Masuknya budaya-budaya dari luar dapat menyebabkan pergeseran budaya masyarakat lokal, sehingga menimbulkan berkurangnya jati diri serta ciri khas suatu bangsa.
Indonesia sebagai suatu bangsa yang memiliki keberagaman seni, budaya, suku, bahasa, serta agama merupakan salah satu bangsa yang mempunyai banyak sekali ciri khas yang tidak banyak dimiliki oleh bangsa lain. Seiring masuknya zaman globalisasi sekarang ini, Indonesia sebagai bangsa yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan dapat terancam oleh masuknya budaya-budaya asing, sehingga budaya asli bangsa yang beragam dapat bergeser bahkan menghilang.
Salah satu penyebab pergeseran budaya suatu bangsa adalah memudarnya rasa kecintaan atau rasa nasionalisme terhadap bangsa. Rasa nasionalisme yang mulai memudar menyebabkan berkurangnya kesadaran menghargai dan melestarikan barang atau produk yang menjadi ciri khas bangsa, seperti kerajinan-kerajinan khas daerah.
BAB 1 Pendahuluan 2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
dan hal tersebut merupakan suatu persepsi yang harus diubah, karena pada dasarnya segala keunikan yang ada pada seni dan budaya Indonesia dapat diolah menjadi suatu bentuk yang dapat mengikuti perkembangan zaman.
Disamping membangun kembali rasa nasionalisme terhadap bangsa, bentuk pengelolaan terhadap produk-produk dalam negeri yang memiliki nilai budaya dan seni yang tinggi harus dilakukan dengan baik agar memiliki daya saing terhadap produk-produk dari luar negeri.
Menghilangnya kesenian maupun budaya yang menjadi ciri khas suatu bangsa merupakan suatu kehilangan yang besar, karena nilai-nilai budaya tersebut merupakan jati diri bangsa yang harus dilestarikan, bahkan negara tetangga kita seperti Malaysia sudah mencoba untuk memberikan hak patennya pada produk-produk kerajinan dan kesenian Indonesia seperti batik, kesenian Reog Ponorogo, lagu, dan wayang. Dengan kejadian-kejadian tersebut merupakan bukti dari kurangnya kepedulian masyarakat, khususnya anak muda sebagai penerus dalam menghargai kekayaan bangsa.
Produk-produk hasil kesenian atau kerajinan Indonesia pada umumnya memiliki nilai-nilai budaya dan seni yang menjadi ciri khas produk tersebut, ciri khas inilah yang sebenarnya dapat menjadi modal awal dalam membangun produk-produk yang dapat bersaing di pasar. Setiap daerah di Indonesia memiliki produk hasil kerajinan yang menjadi ciri khas daerah tersebut, salah satunya adalah kerajinan kelom geulis yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
BAB 1 Pendahuluan 3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Menurut Yamin, penerus serta cucu dari pendiri Kelom Geulis Keng, kelom geulis pernah mengalami masa jayanya sekitar tahun 1950-an, namun seiring masuknya bahan-bahan baku seperti plastik dan karet yang lebih murah, membuat masyarakat mulai meninggalkan kelom geulis, disamping itu produk-produk sepatu dari luar negeri yang sudah dikenal oleh masyarakat luas menjadi ancaman tersendiri bagi kerajinan kelom geulis itu sendiri.
Bila dilihat dari jenis dan perkembangannya, kelom geulis merupakan produk berjenis kerajinan yang dibuat oleh industri rumahan yang dapat berkembang menjadi industry masal dan terus berkembang hingga menjadi karya seni aplikasi yang memiliki nilai-nilai tradisi, sehingga menjadi sebuah produk yang memiliki ciri khas dalam dunia fashion, namun pada kenyataannya, nilai-nilai fashion yang terdapat dalam kelom geulis belum berkembang secara maksimal, sehingga masyarakat hanya beranggapan bahwa, kelom geulis hanya merupakan karya seni tradisi yang tidak dapat mengikuti perkembangan yang ada, khususnya dalam bidang fashion.
Banyak langkah-langkah yang dapat diambil pengrajin dalam meningkatkan penjualan produknya, salah satunya adalah dengan melakukan pengenalan serta pembentukan citra melalui promosi perusahaan serta produk yang ingin ditawarkan. Melakukan promosi sudah sering dilakukan oleh banyak bidang usaha atau lembaga untuk menjangkau pasar yang lebih luas, namun promosi juga harus memperhatikan unsur-unsur persaingan dalam memasuki target pasar yang dituju dan masih sedikit para pengrajin yang menyadari pentingnya hal tersebut, hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam mengelolah bidang usaha yang diambilnya.
BAB 1 Pendahuluan 4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Sehingga kurangnya wawasan dalam membaca tuntutan pasar mengakibatkan penurunan jumlah penjualan Kelom Geulis Keng di masyarakat.
Tasikmalaya yang merupakan pusat dari kerjinan kelom geulis, juga menghadapi masa sulit dalam menawarkan kelom geulis, selain persaingan yang tidak sehat antara sesame pengrajin, krisis global yang dihadapi sekarang juga cukup berpengaruh pada tingkat daya beli masyarakat pada umumnya. Menurut Tantan Rustandi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Tasikmalaya mengatakan bahwa, persaingan kelom keulis juga terjadi antar sesama pengrajin, biasanya pengrajin bersaing dengan cara menurunkan harga yang jauh di bawah harga normal, sehingga secara tidak langsung dapat merusak harga pasaran, biasanya hal ini dilakukan oleh pengusaha baru yang masih mencari-cari pasar Persaingan harga yang ketat antara sesama pengrajin biasanya sudah sering terjadi, namun kualitas barang dan kreatifitas para pengrajin juga menentukan besar kecilnya penjualan produk yang ditawarkan.
Sejauh ini belum ada langkah-langkah yang diambil Kelom Geulis Keng dalam melakukan strategi promosi untuk mengatasi permasalahan yang ada, media promosi yang dilakukannya pun hanya sebatas dari mulut ke mulut, faktor ini juga yang mengakibatkan berkurangnya jumlah penjualan kelom geulis.
Melakukan perbaikan melalui strategi promosi merupakan salah satu langkah awal demi mengangkat penjualan dan citra kelom geulis, dengan perbaikan ini maka usaha-usaha mempromosikan kembali kelom geulis sebagai produk kerajinan dan fashion dalam negeri akan mudah dilakukan, sehingga dapat diterima di masyarakat..
BAB 1 Pendahuluan 5
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
104,6 triliun. Dari 6,3% PDB industri kreatif, mayoritas dihasilkan dari bidang industri fashion yaitu sebesar 44% dan diikuti oleh industri kerajinan sebesar 28%.
Dari gambaran diatas, kelom geulis yang masuk dalam kategori industri fashion dan juga industri kerajinan, merupakan produk yang memiliki potensi yang sangat besar untuk berkembang dan dapat menyumbang pendapatan negara. Melalui promosi terhadap Kelom Geulis Keng, diharapkan mampu menciptakan kembali kecintaan produk-produk kerajinan pada umumnya dan Kelom Geulis Keng itu sendiri di mata masyarakat.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat kepedulian masyarakat terhadap pengembangan kerajinan khas daerah?
2. Seberapa jauh pengetahuan masyarakat terhadap kerajinan kayu Tasikmalaya kelom geulis?
3. Bagaimana bentuk pencitraan kembali Toko Kelom Geulis Keng yang baik, guna melestarikan kerajinan kelom geulis pada umumnya?
4. Bagaimana bentuk strategi promosi yang efektif dan efisien dalam mengangkat citra dan penjualan Kelom Geulis Keng pada masyarakat?
Ruang lingkup permasalahan yang akan difokuskan meliputi pembentukan logo dan promosi kelom geulis yang ditujukan bagi perempuan usia 20 – 30 (dewasa muda) dengan tingkat ekonomi menengah ke atas, yang tinggal di kota Bandung dan sekitarnya.
1.3 Tujuan Perancangan
BAB 1 Pendahuluan 6
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan produk-produk hasil kerajinan khas daerah.
2. Memperkenalkan kerajinan khas daerah Kelom Geulis Keng kepada masyarakat, guna melestarikan produk-produk kerajinan dalam negeri pada umumnya.
3. Menciptakan kembali pencitraan kelom geulis melalui merek Kelom Geulis Keng. Melalui proses ini diharapkan mampu mengangkat Kelom Geulis sebagai produk asli Indonesia, yang mampu bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
4. Menentukan media promosi yang efektif, agar dapat meningkatkan penjualan perusahaan Kelom Geulis Keng.
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Literatur: penelitian dilakukan dengan cara melakukan survey pada
situs web, serta literatur dalam bentuk bacaan yang berhubungan dengan objek studi.
2. Wawancara: wawancara dilakukan kepada target pasar, serta orang yang
ahli di bidangnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai masalah yang akan dipecahkan.
3. Observasi: observasi atau pengamatan dilakukan kepada masyarakat serta
target market yang dituju.
4. Kuesioner: kuesioner ditujukan kepada target pasar, sehingga penulis dapat
menemukan dan meneliti lebih jauh permasalahan yang ada.
BAB 1 Pendahuluan 7
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Re-branding dan Promosi Kelom Geulis Keng
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil studi lapangan, studi literatur, pengumpulan data, dan visualisasi desain akhir, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Promosi merupakan elemen penting dalam proses pemasaran. Promosi juga merupakan media dalam proses pembentukan brand yang ingin disampaikan kepada pasar.
2. Dalam proses rebranding dibutuhkan proses perancangan strategi brand yang tepat, yaitu melalui proses riset yang luas, sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada.
3. Logo sebagai salah satu elemen didalam pembentukan brand, harus mampu mewakili identitas perusahan serta produk atau jasa yang ditawarkan, sehingga citra yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat. 4. Penerapan branding melaui media promosi membutuhkan pertimbangan yang
tepat mengenai jangkauan target market serta efektivitas media yang dipilih, sehingga target market yang dituju merasa tertarik dan kembali menggunakan kelom geulis.
5. Suatu brand yang berhasil adalah brand yang mampu memberikan nilai atau value bagi target market yang dituju, sehingga mampu memberikan manfaat
yang baik bagi setiap konsumen serta berdampak pada loyalitas brand yang ditawarkan.
5.2 Saran
1. Saran untuk diri sendiri:
Agar menjadi lebih baik lagi dalam bekerja, serta selalu berpikir secara kritis, sehingga mampu menghasilkan karya yang bermanfaat.
BAB 5 Penutup 60
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Berpikir positif, berpandangan ke depan, dan menciptakan solusi yang
tepat bagi setiap masalah.
2. Saran untuk civitas akademi Universitas Kristen Maranatha:
Kredibilitas suatu lembaga dapat dilihat dari bagaimana lulusan yang dihasilkan lembaga tersebut memiliki nilai dan kualitas bagi masyarakat luas. Untuk kedepannya semoga civitas akademi Maranatha mampu menghasilkan lulusa-lulusan yang lebih berkualitas dari sebelumnya.
Pengalaman merupakan guru yang sangat berharga, inilah yang menjadikan lulusan yang berkualitas. Semoga ilmu yang didapat dalam proses pembelajaran dapat diikuti dengan pengalaman-pengalaman dalam dunia nyata, sehingga mahasiswa/i mampu mempersiapkan diri dalam mengatasi persoalan yang dihadapi dalam berkarya.
3. Saran untuk pihak perusahaan Kelom Geulis Keng:
Dibutuhkan pengetahuan dan strategi branding yang tepat bagi pihak pengelola Kelom Geulis Keng agar lebih efektif dalam menjangkau target market yang ada. Strategi branding yang tepat harus sejalan dengan
61
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Arens, William F., (1999). Contemporary Advertising, Chicago: Irwin/Mc Graww Hill.
2. Keller L, Kevin, (1998). Strategic Brand Management. New York, Pearson International.
3. Kotler, philip, (2001). A framework for Marketing Management. New York, Prentice-Hall.
4. Harian Pikiran Rakyat, “Bersinar di Tasik Meredup di Bandung”. Pikiran Rakyat. 15 April 2009.
5. Harian Umum Kompas, “Kelom Geulis Sepi Peminat”. Kompas. 16 Februari 2009.