BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. PENGETAHUAN
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Gazalba dalam Bakhtiar (2006), pengetahuan adalah apa yang diketahui
atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk
tahu.
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
2. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2012), Pengetahuan yang tercakup dalam domain
kognitif mempunyai enam tingkatan.
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
tentang apa yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam kompone-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaian dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasakan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Effendi (Health, 2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, antara lain:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan adalah penanaman sifat-sifat yang baik kepada anak seperti sopan
santun, budi pekerti, tata tertib, agama yang kesemuanya ditujukan kepada anak
(Janiwarty, 2013).
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan yang tinggi
dipandang perlu bagi kaum wanita, karena tingkat pendidikan yang tinggi maka
mereka dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut
masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang wanita yang lulus dari perguruan
tinggi akan lebih mudah mendapat pekerjaan dan mampu berperilaku hidup
sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan
rendah. Semakin tinggi pendidikan seorang wanita maka ia semakin mampu
mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri (Widyastuti,
2009).
2. Media massa / Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi
akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi
berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan
lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,
media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal
tersebut.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan
bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Tingkat sosial ekonomi
yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan,
sehingga pengetahuannya pun rendah (Notoatmodjo, 2010).
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana
orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh
remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6. Usia
Semakin tua semakin bijak, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena
mengalami kemunduran fisik dan mental (Hanna, 2009).
4. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.
B. PENYULUHAN KESEHATAN
1. Pengertian Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga harus mengacu
pada program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan perencanaan program
penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan
kebutuhan sasaran, mudah diterima, bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai
dengan situasi setempat, dan sesuai program yang ditunjang dan didukung oleh
kebijaksanaan yang ada.
Menurut Maulana (2009), Penyuluhan kesehatan adalah penekanan konsep
penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku
sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga
pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh
kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai dengan program yang
telah direncanakan. Sedangkan menurut Depkes RI (2009), Penyuluhan kesehatan
adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsi-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara
perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan. Pada intinya
penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi individu keluarga dan masyarakat untuk menerapkan
cara-cara hidup sehat.
Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai
kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan
dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu,
dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan
dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009).
2. Tujuan Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk memberdayakan individu, kelompok dan
masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan, serta mengembangkan iklin
yang mendukung, yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan
sosial budaya dan kondisi setempat.
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat kea rah perilaku sehat
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk
mewujudkannya, perubahan perilaku yang diharapkan setelah menerima pendidikan
tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu, pencapaian target penyuluhan dibagi
menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan pengetahuan, tujuan
sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan
tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan
sehari-harinya.
3. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhankesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti
keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial ekonomi rendah,
keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang
buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang
rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di
berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam
perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat
dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat
pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003).
4. Materi/Pesan
Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan
dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi
yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak
menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk
menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).
5. Metode
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode
yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru
atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah
atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru
tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian
akanmenerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum
menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila
2. Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu
metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini
mencakup :
a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode
yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.
1.Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah:
a) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi
apa yang akan diceramahkan, untuk itu penceramah harus mempersiapkan
diri. Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat
bantu pengajaran.
b) Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat
menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran penceramah dapat
menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan. Tidak boleh
bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan
/dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat
2.Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau
beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap
hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode
yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola
salju, memainkan peranan, permainan simulasi.
3. Metode Penyuluhan massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang
sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat
pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada
umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan media
massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media
massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan
dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan
sebagainya.
6. Alat Bantu dan Media Penyuluhan
1. Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam
menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi
(Notoatmodjo,2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan
yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera.
Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin
banyak dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata
lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin
kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi.
Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran,
mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa,
merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk
belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang
diterima kepada orang lain, mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran,
mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan
akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan
pengertian yang diperoleh.
Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu :
a. Alat bantu lihat
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu
ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan
misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga
dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain.
b. Alat bantu dengar
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu
proses penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara
c. Alat bantu lihat-dengar
Alat ini berguna dalam menstimulasi indera penglihatan dan pendengaran pada
waktu proses penyuluhan, misalnya televisi, video cassette dan lain-lain.
Sebelum membuat alat-alat peraga kita harus merencanakan dan memilih alat
peraga yang paling tepat untuk digunakan dalam penyuluhan. Untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tujuan yang hendak dicapai
a. Tujuan pendidikan adalah untuk mengubah pengetahuan/pengertian, pendapat
dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah
laku/kebiasaan yang baru.
b. Tujuan penggunaan alat peraga adalah sebagai alat bantu dalam latihan/
penataran/ penyuluhan, untuk menimbulkan perhatian terhadap sesuatu
masalah, mengingatkan sesuatu pesan/infromasi dan menjelaskan fakta-fakta,
prosedur dan tindakan.
2. Persiapan penggunaan alat peraga
Semua alat peraga yang dibuat0berguna sebagai alat rantu belajar dan tetap harus
diingat bahwa alat ini dapat berfungsi mengajar dengan sendirinya. Kita harus
mengembangkan keterampilan dalam memilih, mengadakan alat peraga secara
tepat sehingga mempunyai hasil yang maksimal.
2. Media Penyuluhan
Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan
informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke
Penyuluhan kesehatan tak dapat lepas dari media karena melalui media, pesan
yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami, sehingga sasaran dapat
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai memutuskan untuk mengadopsinya ke
perilaku yang positif.
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan antara lain adalah:
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c. Media dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian.
e. Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f. Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g. Media dapat memperlancar komunikasi.
Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media ini dibagi
menjadi 3 yakni:
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk dalam media
ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubric atau
tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang mengungkapkan
informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak antara lain tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak perlu
listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Media
cetak memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang termasuk
dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD, VCD. Seperti
halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan antara lain lebih
mudah dipahami,lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,
mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat dikendalikan dan
diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan dari media ini adalah
biayanya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat canggih untuk
produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah,
perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media cetak maupun
elektronik misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan televisi layar
lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah dipahami, lebih menarik,
sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka, mengikut sertakan seluruh
panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan jangkauannya relatif besar.
Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat
canggih untuk produksinya, persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan
berubah, memerlukan keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk
mengoperasikannya.
Media penyuluhan kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan
informasi atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan
sasaran, sehingga sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyuluhan
Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor
penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan.
1. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan
dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan
kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat
didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga
membosankan.
2. Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit
menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah
sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena
lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat
kebiasaan yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi
lingkungan tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan
perilaku.
3. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai
dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan
keramaian sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah
sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang
digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang
digunakan kurang dimengerti oleh sasaran.
C. TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda - tanda yang mengindikasikan adanya
terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Anonim, 2009). Tanda bahaya kehamilan
dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan dan dapat
menyebabkan komplikasi kehamilan.
Tanda bahaya kehamilan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang normal/fisiologis. Pada
masa awal sekali kehamilan,ibu mungkin akan mengalami perdarahan
sedikit/spotting di sekitar waktu pertama terlamabat haidnya. Perdarahan ini adalah
perdarahan implantasi dan hal tersebut normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam
kehamilan perdarahan ringan mungkin pertanda dari serviks yang rapuh (erosi).
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang
tidak membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya.
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut :
A. Perdarahan pada awal masa kehamilan
Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu.
Perdarahan per vaginam dikatakan tidak normal bila ada tanda-tanda berikut :
a. Keluar darah merah
b. Perdarahan yang banyak
c. Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus, kehamilan ektopik,
atau kehamilan mola.
B. Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum
Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tanda berikut ini :
a. Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan
b. Perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus-menerus
c. Perdarahan disertai nyeri
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, dan rupture
uteri. Selain itu, perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.
2) Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali
merupakan ketidaknyaman yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang
menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sebagai berikut :
a. Sakit kepala hebat
b. Sakit kepala yang menetap
c. Tidak hilang dengan istirahat
Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau terbayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre-eklamsia.
Hal ini disebabkan terjadinya edema pad otak dan menignkatnya resistensi otak
yang memengaruhi sistem saraf pusat yang dapat menimbulkan kelainan serebral
(nyeri kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.
3) Masalah Penglihatan/Pandangan Kabur
Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor)
adalah normal. Masalah visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa
adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
Selain itu, adanya skotoma, diplopia, dan ambiliopia merupakan tanda-tanda
yang menunjukkan adanya preeklamsia berat yang mengarah pada eklamsia. Hal ini
disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks
serebri atau di dalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan
penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.
Diagnosis nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma, dan hipertensi.
1) Bengkak pada Muka dan Tangan
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis
preeklamsia. Selain itu, kenaikan BB 1/2 kg setiap minggunya dalam kehamilan
masih dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka
perlu kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklamsia.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki
yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Bengkak dapat
menunjukkan adanya masalah serius apabila dengan tanda-tanda berikut ini :
1. Jika muncul pada muka dan tangan
2. bengkak tidak hilang setelah beristirahat
3. Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat,
pandangan mata kabur, dan lain-lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia,
gagal jantung, atau pre-eklamsia.
2) Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak
keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi
lain.
3) Gerakan Bayi yang Berkurang
a. Gerakan janin adalah suatu hal yang biasa terjadi pada kehamilan yaitu pada usia
kehamilan 20-24 minggu. Ibu mulai merasakan gerak bayinya selama bulan ke-5
atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.
b. Gerakan janin tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur kehamilan,
transport glukosa, stimulus pada suara, kebiasaan janin, ibu yang merokok, dan
penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil. Jika bayi tidur, gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan
janin ajan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat, serta jika ibu
makan dan minum dengan baik.
c. Hal yang paling penting bahwa ibu hamil perlu waspada terhadap jumlah gerakan
janin, ibu hamil perlu melaporkan jika terjadi penurunan/gerakan janin yang
terhenti.
d. Menilai gerakan janin yang berkurang dapat dilakukan dengan Metode
Perhitungan Gerakan Janin oleh Cardiff Count to ten adalah sebagai berikut :
a) Perhitungan sekali dalam sehari
b) Buat standar perhitungan pada waktu yang sama, contoh : tiap 8 jam pagi
atau tanyakan kepada wanita untuk memilih waktu yang dipunyai dan ketika
janin yang biasanya aktif
c) Catat berapa lama yang dibutuhkan untuk mencapai 10 gerakan
e) Jika kurang dari 10 gerakan dalam 10 jam atau jika terjadi peningkatan waktu
untuk mencapai 10 gerakan atau tidak ada gerakan selama 10 jam, maka uji
NST harus dilakukan secepatnya (Dewi Lia & Sunarsih, 2011).
Cara mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi perdarahan per vaginam pada ibu hamil
a. Tanyakan pada ibu hamil mengenai karakteristik perdarahan, kapan
mulainya, seberapa banyak, apa warnanya, dan adakah gumpalan.
b. Tanyakan pada ibu hamil apakah ia merasakan nyeri/sakit ketika mengalami
perdarahan
c. Periksa tekanan darah, suhu, nadi dan DJJ
d. Lakukan pemeriksaan eksternal (luar), rasakan apakah perut bagian bawah
lebut pada perabaan, lakukan pemeriksaan speculum (jika memungkinkan)
e. Jangan lakukan pemeriksaan dalam untuk perdarahan trimester ketiga
2. Identifikasi sakit kepala yang hebat pada ibu hamil
a. Tanyakan pada ibu hamil jika ia mengalami edema pada muka/tangan atau
masalah visual
b. Periksa tekanan darah, protein urine, reflex, dan edema/bengkak
c. Periksa suhu dan jka tinggi, pikirkan untuk emlakukan pemeriksaan darah
untuk mengetahui adanya parasit malaria.
3. Identifikasi masalah penglihatan pada ibu hamil
Periksa tekanan darah, protein urine, refleks, dan edema
4. Identifikasi bengkak pada muka dan tangan pada ibu hamil
a. Tanyakan pada ibu apakah ia mengalami sakit kepala atau masalah visual
b. Periksa adanya pembengkakan
5. Identifikasi nyeri perut yang hebat
a. Tanyakan pada ibu tentang karakteristik dan kapan nyeri terjadi, seberapa
hebat, kapan mulai dirasakan
b. Tanyakan pada ibu apakah ia mempunyai tanda/gejala lain yang dapat
membantu bidan menegakkan diagnosis seperti adanya perdarahan, demam,
diare, dan lain-lain
c. Ukur tekanan darah, suhu, nadi
d. Periksa protein urine
6. Identifikasi gerakan bayi yang berkurang
a. Tanyakan pada ibu kapan terakhir bayinya bergerak
b. Dengarkan denyut jantung janin
1. KETIDAKNYAMANAN UMUM PADA KEHAMILAN
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dari seorang wanita. Namun,
selama kunjungan antenatal mungkin ia akan mengeluh bahwa ia mengalami
ketidaknyamanan. Sebagian besar dari keluhan ini adalah hal yng normal. Sebagai
bidan, penting untuk membedakan antara ketidaknyamanan normal dengan tadna
bahaya. Walaupun ketidaknyamanan yang umum dalam kehamilan tidak mengancam
keselamatan jiwa ibu, tetapi hal tersebut dapat mengganggu ibu, Sebagai seorang
bidan harus dapat memberikan asuhan kebidanan untuk mengatasi keluhan-keluhan
tersebut (Dewi Lia & Sunarsih, 2011).
Ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan trimester I adalah sebagai berikut:
1. Sakit Kepala
Penyebab :
b) Pengaruh hormone, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler,
kongesti hidung, dinamika cairan saraf yang berubah dan alkalosis
pernapasan ringan
Cara mencegah :
a) Biofeedback
b) Teknik relaksasi
c) Memasase leher dan otot bahu
d) Penggunaan bungkusan hangat atau es ke leher
e) Istirahat
f) Mandi air hangat
Tanda bahaya :
a) Bila bertambah parah atau terus berlanjut
b) Jika dibarengi dengan tekanan darah tinggi dan proteinuria (pre-eklamsia)
2. Rasa mual dan muntah (morning sickness)
Penyebab yang persis tidak diketahui, kemungkinan disebabkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Tingkat HCG dan estrogen/progesterone yang meningkat
b. Relaksasi otot-otot halus
c. Metabolisme perubahan dalam metabolism karbohidrat
d. Keletihan
e. Mekanikal: kongesti, peradangan, penggembungan, dan pergeseran
Cara mencegah:
a. Hindari bau atau faktor-faktor penyebabnya
b. Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur di
c. Makan sedikit-sedikit tapi sering
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras
f. Makan makanan kering dengan minum di antara waktu makan
g. Minum cairan berkarbonat
h. Bangun dari tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak
i. Jangan menggosok gigi segera setelah makan
j. Minum teh herbal
k. Istirahat
Tanda bahaya:
Pertambahan berat badan yang tidak memadai atau kehilangan berat badan:
a. Tanda-tanda kurang gizi
b. Hiperemesis gravidarum
c. Perubahan dalam status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan eletrolit,
kehilangan berat badan yang signifikan, ketosis, dan asetonuria
3. Ptyalism (ludah berlebihan)
Patogenesisnya tidak diketahui
4. Mengidam
a. Sering dikaitkan dengan anemia akibat kekurangan zat besi
b. Bisa merupakan tradisi
Cara mencegah:
a. Tidak perlu dikhawatirkan selama diet dalam arti gizi tetap memadai
b. Didiklah wanita tentang bahaya makanan yang tidak benar
c. Bahaslah rencana makanan yang dapat diterima yang mengandung gizi yang
Tanda bahaya:
a. Jika pertambahan berat badan tidak memadai atau terjadi kekurangan berat
badan
b. Diikuti tanda-tanda gjala anemia karena kekurangan zat besi atau infeksi
c. Tanda-tanda kurang gizi
d. Jika bahan ngidam adalah bahan beracun atau jika bahan gizi yang dimakan
berada dalam jumlah yang tidak diperbolehkan
5. Keringat bertambah
a. Kegiatan kelenjar apokrin meningkat kemungkinan akibat perubahan
hormonal
b. Kegiatan kelenjar eksokrin meningkat karena kegiatan kelenjar tiroid yang
meningkat,serta berat badan dan kegiatan metabolic yang meningkat
c. Keringat telapak karena kegiatan adrenokortisol
d. Kegiatan kelenjar sebaseous
Cara mencegah:
a. Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
b. Banyak minum
c. Mandi secara teratur
6. Kelelahan
a. Kemampuan gerak usus yang berkurang yang mengarah ke perlambatan
waktu pengosongan
b. Tekanan uterus yang membesar terhadap usus besar
c. Penelanan udara
Cara mencegah:
b. Mengunyah makanan secara sempurna
c. Senam secara teratur
d. Pertahankan kebiasaan buang air secara teratur
7. Hidung tersumbat/berdarah
a. Tingkat estrogen dan progesteron yang meningkat
b. Pembesaran kapiler
c. Relaksasi otot halus vascular serta tegangan vascular hidung
d. Volume darah sirkulasi yang meningkat
Cara mencegah:
Gunakan vaprorizer udara dingin
Tanda bahaya:
Dingin, demam >38,3oC
8. Gatal-gatal
Kemungkinan karena hipersensitivitas terhadap antigen plasenta
Cara mencegah:
a. Gunakan kompres atau mandi dengan siraman air jeruk
b. Gunakan cara mandi outmeal
Tanda bahaya:
a. Pruritis gravidarum (intrahepatik kolestasis kehamilan) tanpa atau dengan
sakit kuning yang berkaitan dengannya
b. Jika dibarengi dengan mual dan muntah, sakit kuning dan kolestasis
c. Tanda-tanda dermatosis lainnya
9. Frekuensi kemih meningkat
b. Nokturia akibat ekskresi sodium yang meningkat dengan kehilangan air yang
wajib dan bersamaan
c. Air dan sodium terperangkap di dalam tungkai bawah selama siang hari
karena statis vena, sedangkan pada malam hari terdapat aliran kembali vena
yang meningkat dengan akibat peningkatan dalam jumlah output
Cara mencegah:
a. Penjelasan mengenai sebab-sebabnya
b. Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan untuk berkemih
c. Perbanyak minum pada siang hari
d. Kurangi minum mendekati waktu tidur pada malam hari untuk mencegah
nokturia
e. Batasi minum bahan diuretik alamiah
Tanda bahaya:
a. Wanita hamil berisiko untuk terkena infeksi saluran kemih dan pyelonefritis
karena ginjal dan kantong kemih berubah
b. Dysuria
c. Oliguria
d. Asimtomatik bakteriuria yang umum dijumpai pada kehamilan
10.Diare
a. Mungkin karena hormone
b. Mungkin dari makanan
c. Efek samping dari virus
Cara mencegah:
a. Cairan pengganti atau dehidrasi moral
c. Makan sedikit tapi sering
Tanda bahaya:
a. Dehidrasi
b. Demam, terdapat darah dalam kotoran
11.Keputihan
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b. Pakailah pakaian yang terbuat dari katun atau bahan dengan daya serap tinggi
c. Hindari pakaian dalam yang terbuat dari nilon (Dewi Lia & Sunarsih, 2011).
2. DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Deteksi dini tanda bahaya kehamilan sangat diperlukan untuk menemukan ibu
hamil yang kemungkinan mengalami bahaya atau komplikasi kehamilan sehingga
dapat menurunkan angka kematian ibu
Penatalaksanaan deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dapat melalui
pemeriksaan kehamilan secara rutin pada tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu 1 kali trimester pertama, 1 kali trimester kedua, dan 2 kali
pada trimester ketiga. Kebijakan operasional pelayanan antenatal oleh Departemen
Kesehatan di wilayah Puskesmas meliputi pemberian penyuluhan tentang tadan
bahaya kehamilan dalam bentuk komunikasi informasi dan edukasi (KIE), selain itu
juga dengan pemberian buku kesehatan ibu dan anak sehat (KIA) atau kartu menuju