• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Alat Pengiris Tempe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rancang Bangun Alat Pengiris Tempe"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Flow Chart pelaksanaan penelitian. menentukan dimensi alat

Memilih bahan

(2)

a b

Pengujian alat

Layak?

Analisis data Pengukuran parameter

(3)

Lampiran 2. Perhitungan komponen alat pengiris tempe Dari persamaan (1) dapat diperoleh:

Perhitungan Panjang Sabuk V

(4)

Lampiran 3. Perhitungan daya motor

Diameter piringan : 20 cm Tebal piringan : 0.5 cm Diameter Pulley : 30.48 cm

Piringan terbuat dari aluminium ( = 2.7 gr/cm3).

Volume piringan = Luas penampang x tebal piringan

(5)

= 2πn

= 2 x 3.14 x 1420 = 8917.6 rad

P= 0.10268 H ≈ 0.0766 KW

Pd = fc × P (KW)

Pd = 1.2 × 0.0766 KW

Pd = 0.09191 KW ≈ 0.123 H

(6)

Lampiran 4. Gambar teknik alat pengiris tempe

(7)
(8)

(9)
(10)
(11)
(12)

Lampiran 5. Gambar alat

Tampak Simetris

(13)

Tampak Samping

(14)

Lampiran 6. Gambar tempe setelah diiris

Irisan yang bagus

(15)

lampiran 7. Kapasitas efektif alat dan persentase bahan rusak

Kapasitas efektif alat menunjukkan produktivitas alat selama pengoperasian tiap satuan waktu.

(16)

Lampiran 8. Analisis ekonomi 2. Perhitungan biaya produksi

a. Biaya tetap (BT)

1. Biaya penyusutan (D)

Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)

Tabel 9. Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund

(17)

2. Bunga modal (7,5%) dan asuransi (2%)

Tabel 10. Perhitungan biaya tetap tiap tahun

Tahun D

b. Biaya tidak tetap (BTT)

1. Biaya perbaikan alat (reparasi) Biaya reparasi =

Diperkirakan upah operator untuk mengoperasikan alat adalah sebesar Rp.10.000/jam.

Biaya Tidak Tetap (BTT) = biaya reparasi + upah operator + biaya listrik = Rp. 356,4 + Rp. 10.000 + Rp. 251,4

(18)

Biaya pokok = + BTT]C

Tabel 11. perhitungan biaya pokok tiap tahun

(19)

Lampiran 9. Break even point

Break even point atau analisis titik impas (BEP) umumnya berhubungan

dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

Biaya tetap (F) tahun ke- 5 = Rp. 871.196/tahun

Biaya tidak tetap (V) = Rp. 10.607,8 (1 jam = 85,26 Kg)

= Rp. 124,41 /Kg

Penerimaan setiap produksi (R) = Rp. 3428,71/Kg (harga ini diperoleh dari upah buruh harian lepas yaitu 30.000)

Alat akan mencapai break even point jika alat telah mengiris sebanyak : N = F

(R-V)

(20)

Lampiran 10. Net present value

Investasi = Rp. 3.300.000 Nilai akhir = Rp. 330.000 Suku bunga bank = Rp 7.5%

KEA = 46,30 Kg/jam (berdasarkan perhitungan estimasi waktu mengupas bungkus tempe yaitu 10 detik)

Umur alat = 5 tahun

Cash in Flow 7,5% = Pendapatan + Nilai akhir

= penerimaan x KEA x jam kerja x (P/A.7,5%.5) + nilai akhir x (P/F.7,5%.5)

= 3428,57 x 46,30 x 2058 x 4,05145 + 330.000 x 0,6968 = 1.323.578.994,06 + 229.944

= 1.323.808.937,06

Pembiayaan = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.7,5%.n)

Tabel 12. Perhitungan pembiayaan 7.5% tiap tahun Tahun BP

Jumlah COF = Rp. 3.300.000 + Rp. 46.689.372,13 = Rp. 52.989.372,13

NPV 7.5% = CIF – COF

= Rp. 1.323.808.937,06 - 52.989.372,13 = Rp. 1.270.819.564,93

(21)

Lampiran 11. Internal rate of return

Dengan menggunakan metode IRR akan mendapat informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi.

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada

discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

IRR = i1 – (i1– i2) = 1.177.661.714,74 + 187.242

= 1.177.848.956,74

Pembiayaan = biaya pokok x kapasitas alat x jam kerja x (P/F.12%.n)

(22)

Jumlah COF = Rp. 3.300.000 + Rp. 44.252.114,21 = Rp. 47.552.114,21

NPV 12% = CIF – COF

= Rp. 1.177.848.956,74 – 47.552.114,21 = Rp. 1.130.296.842,53

Karena nilai X dan Y adalah positif maka digunakan rumus: IRR = i2 + (i2– i1)

= 12% +

x (12% - 7.5%)

(23)

Lampiran 12. Tarif listrik

PENETAPAN

Gambar

Tabel 7. Data Kapasitas Alat dan Persentase Bahan Rusak Bahan
Tabel 9. Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir Tahun ke (P-S) (Rp) (A/F, 7.5%, n) (F/P, 7.5%, n-1)
Tabel 10. Perhitungan biaya tetap tiap tahun Tahun D
Tabel 11. perhitungan biaya pokok tiap tahun Tahun BT X BTT
+3

Referensi

Dokumen terkait

Angkasa Pura I (Persero) Aviation Security Officer, Airport Rescue & Fire Fighting Officer, Serta Airport Operation Officer Tahun 2017, mengumumkan nama-nama

Fisheye optics systems provide hemispherical images with a large field of view around the camera using only one image, but the images have large scale variations caused

This study compared two internationally widely used instruments to measure CT on their reliability, validity, feasibility, and attractiveness for students in higher education: the

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva

As further improvement of Heikkila approach, dynamic background modelling and subtraction based on spatio-temporal local binary patterns were introduced in (Zhang, 2008)

01 02 26 69 Belanja Operasional Pengadaan Sarana Prasarana Peralatan Instalasi Gizi Rumah Sakit (Bantuan Provinsi). Terlaksananya fasilitasi pengadaan peralatan instalasi

Kita akan selalu ingat kepada mereka yang telah berjuang untuk bangsa ini hingga merdeka.. Kita akan selalu terkenang akan semangat juang para pahlawan kusuma

Hal ini disandarkan pada argumen bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi gaya kepemimpinan situasional kepala sekolah dan motivasi kerja guru ( Gibson