PENDAHULUAN
Latar Belakang
Satu diantara berbagai macam bentuk usaha yang menghasilkan ikan secara optimal dan tidak merusak populasi ikan dan media hidup ikan adalah usaha budidaya ikan air tawar yang terstruktur dan dikembangkan dengan baik. Keberhasilan budidaya ikan akan meningkatkan taraf hidup masyarakat khususnya masyarakat yang mengandalkan hidupnya dari usaha perikanan (Saparinto, 2009).
Lele merupakan ikan yang populer di kalangan masyarakat luas dan menjadi kegemaran banyak orang di Indonesia. Ikan lele memiliki kelebihan diantaranya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, rasanya enak, dan kandungan gizinya cukup tinggi.
Saat ini sebagian besar kegiatan budidaya ikan lele dumbo dilakukan dengan menggunakan sistem budidaya intensif. Sistem ini dilakukan untuk memperoleh hasil produksi yang maksimal dengan luas lahan yang minimal. Sistem budidaya intensif yang menerapkan padat penebaran tinggi menyebabkan ikan lebih rentan terserang penyakit (Khairuman dan Khairul, 2002).
Salah satu faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya lele adalah hama serta penyakit yang ada pada budidaya lele. Penyakit yang umum menyerang pada lele budidaya biasanya lebih banyak disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat parasit dan hidup pada tubuh lele, berupa sejenis virus, bakteri dan jamur, serta protozoa yang berukuran sangat kecil. Cara
penanggulangan penyakit pada budidaya lele merupakan upaya dalam memaksimalkan budidaya ikan lele. Masalah penyakit biasanya merupakan kendala utama karena dapat merugikan usaha budidaya seperti kematian total, penurunan produksi dan penurunan kualitas air (Diani, 1991)
Salah satu penyakit yang sering menyerang lele adalah bakteri Aeromonas. Ikan yang terserang bakteri ini akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama pada bagian dada, perut dan pangkal sirip. Bakteri Aeromonas
hydrophila dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar meskipun pada kolam
yang terawatt dengan baik, sehingga dapat menimbulkan kerugian besar karena menyebabkan kematian ikan secara missal. Pemeliharaan ikan lele sebagai ikan komoditi budidaya sering kali terkendala oleh penyakit Motile Aeromonas
Septicemia (MAS) yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila.
Hal ini terjadi karena kondisi padat tebar yang tinggi, suhu yang tinggi dan kandungan bahan organik yang tinggi dapat menimbulkan stress ikan sehingga mudah terserang penyakit. A. hydrophila termasuk kelompok bakteri gram negatif, dapat tumbuh maksimal pada kisaran suhu 38oC- 41oC dan pertumbuhan minimal pada suhu 0oC-5oC dengan kisaran pH 5,5-9 (Kabata, 1985). Bakteri
A. hydrophila banyak menyerang berbagai jenis ikan air tawar seperti ikan lele
dumbo (Clarias gariepinus), mas (Cyprinus carpio), gurami (Osphronemus
gouramy), patin (Pangasius hypopthalmus) dan dapat menimbulkan wabah
penyakit dengan tingkat kematian tinggi (80-100%) dalam waktu 1-2 minggu (Kabata dalam Riauwaty, 1985).
Penyakit yang suka menyerang pada ikan budidaya lele ini memang sangat beragam dan memerlukan penanganan yang intensif serta cara yang berbeda-beda
tergantung dari jenis penyakit yang menyerangnya. Untuk mengetahui dan bagaimana cara menanggulangi serangan penyakit maka kita harus tau jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele budidaya kita, kita bisa melihatnya dari gejala fisiknya, perlu diperhatikan meskipun ikan lele termasuk salah satu ikan yang memang tahan hidup dalam air yang berkualitas jelek, tetapi sanitasi air memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele yang kita budidayakan.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah saat ini ikan lele menjadi salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan, penyakit bakterial yang timbul akibat adanya luka pada ikan lele sangat mempengaruhi hasil budidaya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat penyebaran bakteri A. hydrophila pada kolam budidaya di kecamatan Medan Tuntungan ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri ikan yang terserang bakteri A. hydrophila? Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian, lele merupakan ikan yang populer di kalangan masyarakat luas dan menjadi kegemaran banyak orang di Indonesia. Hama serta penyakit yang ada pada budidaya ikan lele menjadi salah satu faktor yang cukup menentukan akan keberhasilan budidaya ikan lele. Timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang antara lingkungan, kondisi inang (ikan) dan patogen (penyakit). Identifikasi bakteri pada luka ikan patin sangat penting untuk menentukan penyakit apa yang
ditimbulkan oleh bakteri-bakteri tersebut. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Alir Kerangka Pemikiran
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebaran keberadaan bakteri jenis A. hydrophila yang terdapat pada ikan Lele khusus nya di kecamatan Medan Tuntungan.
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang ciri-ciri dan gejala ikan yang terinfeksi oleh bakteri tersebut.
2. Sebagai parameter pengendalian penyakit bagi pembudidaya. Serangan penyakit
Pada Ikan lele
Identifikasi Bakteri Meningkatnya Usaha Budidaya
Ikan Lele
Interaksi Lingkungan
Inang
Patogen
Bakteri Jamur
Virus