• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Penyerapan Amoniak Dari Limbah Pabrik Karet Dengan Menggunakan Zeolit Alam Serta Perolehan Kembali (Recovery) Amoniak Yang Telah Diserap Zeolit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Penyerapan Amoniak Dari Limbah Pabrik Karet Dengan Menggunakan Zeolit Alam Serta Perolehan Kembali (Recovery) Amoniak Yang Telah Diserap Zeolit"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberadaan industri di Sumatera Utara tidak terlepas dari permasalahan mengenai

pengolahan limbah, baik padat, cair, dan gas. Dari sekian banyak industri yang

ada di Sumatera Utara, terdapat industri pengolahan lateks yang di dalam

operasinya menggunakan amoniak sebagai anti koagulan, pengawet, dan juga

menggunakan diammonium fosfat untuk mengendapkan magnesium yang mana,

dalam tahap akhirnya, sebagian besar amoniak ini akan tercampur di dalam

limbah cair dan jika langsung dibuang ke perairan bebas akan menyebabkan

gangguan terhadap ekosistem perairan dan akan menimbulkan polusi udara karena

akan menimbulkan bau busuk. Penanggulangan masalah limbah tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan adsorben. Salah satu adsorben yang dapat

digunakan yaitu zeolit.

Zeolit merupakan salah satu mineral dan merupakan barang tambang yang

tergolong dalam kelompok mineral Aluminium Silikat. Mineral ini bernama zeolit

yang namanya berasal dari bahasa Yunani “zein” dan ‘litos” yang berarti batuan

mendidih. Zeolit alam memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia yang

tersebar luas di sekitar 46 lokasi, diantaranya di daerah Bayah, Tasikmalaya,

Sukabumi, Bogor, Pacitan, Malang, Lampung, dan Sumatera Utara. Di daerah

Sumatera Utara, deposit zeolit alam yang paling banyak ditemukan adalah di

daerah Sarulla-Kabupaten Tapanuli Utara, dimana ketersediaan zeolitnya sangat

besar namun pengolahannya belum dilakukan dengan maksimal, sehingga timbul

(2)

adsorpsi dan pertukaran ion yang sangat tinggi namun zeolit alam memiliki

beberapa kelemahan, yaitu mengandung banyak pengotor seperti Na, K, Ca, Mg

dan kristalinnya kurang baik (Yuanita,2010). Oleh karena itu, zeolit harus

diaktivasi baik secara fisika ataupun secara kimia untuk meningkatkan daya

adsorpsivitasnya.

Pemakaian zeolit sebagai adsorben sudah pernah dilakukan, hanya saja

zeolit tersebut kebanyakan digunakan untuk menyerap logam – logam berat pada

air. Simanjuntak pada tahun 2013, melakukan penelitian tentang Studi

Perbandingan daya Serap Zeolit Aktif dengan Zeolit Termodifikasi

Etilendiamintetraasetat (EDTA) sebagai adsorben ion campuran Tembaga (II),

Nikel (II) dan Zinkum (II). Simangunsong pada tahun 2011 tentang Optimasi

Suhu Aktivasi dan Dosis Zeolit sebagai Adsorben Seng dan Besi yang

Terkandung di Dalam Limbah Cair Industri Sarung Tangan Karet. Rina pada

tahun 2012 tentang Modifikasi Zeolit Alam dengan Nano Kitosan sebagai

Adsorben Ion Logam Berat dan Studi Kinetikanya terhadap Ion Pb(II).

Saragih pada tahun 2013, tentang Pemanfaatan Kembali Zeolit Alam Setelah

Mengalami Proses Regenerasi Sebagai Penyerap Logam Cu (Tembaga) Dan Zn

(Seng) Di Dalam Air Limbah Industri Pertambangan Emas.

Berbagai metode telah banyak dilakukan untuk menghilangkan amoniak,

antara lain melalui proses biologi seperti nitrifikasi/denitrifikasi yang mana

ammonium dirubah secara biologi menjadi nitrit, nitrat dan akhirnya menjadi gas

nitrogen. Cara lain yaitu dengan proses kimia-fisik seperti stripping, adsorbsi dan pertukaran ion (Metcalf dan Winkler, 1998 dalam Widiastuti dan Handayani,

2010). Metode pertukaran ion biasanya menggunakan resin organik, yang mana

sangat selektif tetapi mahal. Sedangkan proses stripping membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pengoperasiannnya. Disisi lain, proses adsorpsi merupakan

cara yang sangat mudah dan biaya yang relatif rendah untuk menghilangkan

(3)

Penggunaan zeolit alam dalam menyerap amoniak belum banyak

dilakukan. Widiastuti dan Handayani, 2010 melakukan penelitian tentang

Adsorpsi Amonium (NH4+) dengan menggunakan zeolit berkarbon dan zeolit A

yang disintesis dari Abu dasar Batubara PT. IPMOMI PAITON. Harahap pada

tahun 2013 melakukan penelitian tentang Pemanfaatan Zeolit Alam Sarulla

sebagai Penyerap Amonium/Amoniak dari Limbah Cair Peternakan Babi.

Selain itu, perolehan kembali (recovery) amoniak yang telah diserap zeolit juga belum banyak dilakukan. Penelitian sebelumnya dilakukan tentang perolehan

kembali (recovery) ammoniak dari serum pengolahan lateks pekat dengan metode stripping amoniak, dimana hasil yang diperoleh sebesar 94% (3529 ± 4,4357)

mg/L ammoniak (Renta,M.L.T, Nainggolan S, dan Nainggolan H.1997).

Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Studi Penyerapan Amoniak dari Limbah Pabrik Karet dengan Menggunakan Zeolit Alam Serta Perolehan Kembali (Recovery) Amoniak yang Telah Diserap Zeolit”, karena sampai saat ini belum banyak informasi tentang petunjuk penggunaan zeolit untuk tujuan penyerapan komponen-komponen

tertentu di dalam limbah cair khususnya amoniak.

1.2. Permasalahan

1. Apakah zeolit alam dapat menyerap amoniak dari limbah pabrik karet?

2. Apakah amoniak yang telah diserap oleh zeolit dapat diperoleh kembali

(direcovery)?

(4)

1.3. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini menggunakan Zeolit Alam Sarulla yang diaktivasi pada suhu

250oC selama 3 jam.

2. Variasi massa zeolit aktif yang digunakan sebagai penyerap adalah 2 gram,

4 gram, 6 gram, 8 gram, dan 10 gram untuk 100 mL limbah cair.

3. Sampel air limbah diambil dari salah satu pabrik karet yang terdapat di

Kisaran.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Zeolit Alam Sarulla dalam

menyerap amoniak dari limbah pabrik karet dan untuk mengetahui apakah

amoniak yang telah diserap oleh zeolit tersebut dapat diperoleh kembali

(direcovery), serta untuk mengetahui berapa persen hasil perolehan kembali

(recovery) amoniak yang telah diserap oleh zeolit alam.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini berguna sebagai informasi penggunaan zeolit sebagai penyerapan

amoniak dari limbah pabrik karet untuk mengurangi polusi air dan polusi udara.

1.6. Lokasi Penelitian

(5)

1.7. Metodologi Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang bersifat purposif

(tujuan khusus).

2. Pada penelitian digunakan metode impregnasi basah, yaitu perendaman

zeolit dalam limbah cair dengan variasi massa zeolit aktif..

3. Zeolit yang digunakan diambil dari Sarulla Kecamatan Pahae kabupaten

Tapanuli Utara.

4. Zeolit diayak pada 100 mesh.

5. Aktivasi zeolit dilakukan secara fisika yaitu pemanasan pada suhu 250oC.

6. Sampel yang digunakan adalah limbah cair buangan pertama dari salah

satu pabrik karet yang terdapat di Kisaran.

7. Analisis Amoniak/Amonium menggunakan spektrofotometer visibel

Referensi

Dokumen terkait

Mohon maaf untuk setiap download hanya 5 nomor soal, silahkan anda ulangi download untuk mendapatkan soal lebih lengkap. Jika anda ingin melihat kunci jawaban silahkan berkunjung di

(2) Buku teks pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI), sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs),

Pendidik, tenaga kependidikan, anggota komite sekolah/madrasah, dinas pendidika"n pemerintah daerah, pegawai dinas pendidikanpemerintah daerah, dan/atau koperasi yang

Pesrta didik dapat membaca, menghafal dan mengartikan Al-Qur’an dalam surat surat pendek pilihan dari surat Al-fatihah sampai surat Al-Alaq dan surat Al-Maidah ayat 3 serta surat

Dalam perancangan dan implementasinya robot pengikut garis banyak mengalami berbagai masalah-masalah dan yang harus dipecahkan adalah sistem penglihatan robot biasa

[r]

Untuk mengatasi masalah tersebut penelitian ini bertujuan membuat alat penampil nomor antrian pengunjung pada loket pelayanan jasa berbasiskan Mikrokontroler AVR ATMega 8535

bahwa berdasarkan pertimbangan sabagaimana dimaksud dalam huruf a, serta memperhatikan Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/143.K/KPTS/013/ 2009 tentang Hasil Evaluasi