• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pelayanan Pelanggan Dalam Meningkatkan Penjualan Makanan ( Studi Pada Pedagang Kaki Lima ‘Nasi Padang’ Plaza Milenium)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pelayanan Pelanggan Dalam Meningkatkan Penjualan Makanan ( Studi Pada Pedagang Kaki Lima ‘Nasi Padang’ Plaza Milenium)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam setiap menjalankan aktivitas kehidupan, diperlukan

sebuahperjuangan dan pengorbanan untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.Berbagai macam manusia, tentunya memiliki tujuan hidup

masing-masing.Tentunya di barengi niat, ketulusan, tanggung jawab serta keikhlasan

dalam menjalankan aktivitas kehidupan.Zaman semakin berubah ditengah arus

globalisasi dan modernisasi.Tentunya, setiap insan manusia harus siap

menghadapi tantangan zaman.Zaman yang serba ada, membuat manusia berpikir

bagaimana seharusnya bertahan hidup dari kekejaman hidup ini.Banyak

fenomena sosial yang terjadi di kehidupan ini, mulai dari kemiskinan,

pengangguran, kelaparan, kejahatan dan lain sebagainya.Manusia telah menjadi

pemangsa manusia lainnya. Karena, tekanan psikologis manusia dalam bertahan

hidup membuat lupa akan kondisi sekitarnya.

Disamping itu, sistem kapitalisme global yang sampai sekarang masih

melakukan tujuannya, yakni berubah pola pikir manusia menjadi manusia

konsumtif agar apa yang menjadi keinginan mereka tercapai yaitu mendapatkan

keuntungan sebesar-besar dan digunakan untuk pribadi masing-masing.

Perkembangan kapatalisme tersebut melakukan revisi-revisinya untuk menjawab

tantangan-tantangan yang dihadapinya. Utamanya dalam masyarakat kapitalis

sekarang ini, watak manusia terutama adalah keniscayaan nafsu, maka

(2)

melalui kompetisi dalam masyarakat kapitalistik ini. Watak ini telah

mendapatkan fondasinya dalam sturktur dan sistem ekonomi-politik, social dan

budaya.

Saat globalisasi ekonomi menjadi pilar dunia, kemajuan teknologi mulai

dari komunikasi sampai dengan transportasi mengubah peta dunia menjadi seolah

tanpa sekat dan batas, belakangan mulailah dimunculkan wacana perdagangan

bebas, yang saat ini sudah berlangsung pada bentuk kerjasama. Menurut (Arif

Rahman & Adi Prabowo : 148) Pada tahun 1992 berdasarkan Deklarasi

Singapura maka AFTA (Asean Free Trade Area) digagas. Yang diharapkan

nantinya akan menjadikan sistem perekonomian menjadi lebih efektif dan

memicu pertumbuhan ekonomi. Bahkan nanti di tahun 2015-2018 direncanakan

akan ada penghilangan tarif import. Diwilayah Asia Pasifik sendiri hal ini sudah

dicetuskan sejak lama dimana APEC muncul tahun 1989, dan Indonesia akan

terlibat didalamnya ditahun 2020 mendatang dan kini sudah berlaku untuk

negara-negara maju sejak tahun 2003 silam.

Dalam perkembangan ekonomi yang demikian pesat khususnya di

Indonesia yang kian modern, masalah paling mendasar tidak mampu

diselesaikan. Kemiskinan masih terjadi dimana-mana dan menurut Amartya Sen

hal ini bukanlah sekedar masalah lebih miskin dari orang lain dalam suatu

masyarakat melainkan masdalah tidak dimilikinya kemampuan untuk memenuhi

kebutuhan material secara layak.

Untuk menunjang perekonomian yang mampu mensejahterakan

masyarakatnya Indonesia mencanangkan ekonomi rakyat dan diatur dalam UUD.

(3)

maupun konsumsinya.Selama ini hal tersebut pada industry kecil, rumah tangga

atau UKM.Oleh beberapa praktisi, kinerja UKM dinilai lebih baik dan

menghasilkan tenaga kerja yang produktif.

Menurut (Arif Rahman & Adi Prabowo : 152)Jika melihat data, jumlah

UKM di Indonesia mencapai angka 99% dari total jumlah unit usaha dan

membuka 80% kesempatan kerja, dimana lebih dari 65% melakukan kegiatan

distribusi, dan produksi sekitar 55% produk dan jasa yang dibutuhkan

masyarakat. Terdapat dipedesaan sekitar 60%, dimana 65% konsentrasi dibidang

pertanian dan sejenis.Hebatnya, merupakan konsumsi domestic dengan angka

mencapai 63% terdapat merata diseluruh wilayah Indonesia.

Di Indonesia, berbagai usaha mulai dari usaha besar, usaha mikro dan

usaha kecil bercampur aduk diberbagai wilayah Indonesia. Diakui bahwa usaha

mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital

didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara

sedang berkembang, tetapi juga di negara-negara maju.Di negara maju, UMKM

sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut menyerap paling

banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar.

Produk luar negeri adalah berhala baru yang disembah, jauh melebihi

produk dalam negeri.Selain disatu sisi produk dalam negeri memang cenderung

lebih mahal dari produk asing.Ketika perdagangan bebas berlaku dan globalisasi

menyeruak maka serbuan produk asing di dalam negeri tidak

terelakkan.Akibatnya, barang hasil produksi dalam negeri kian ditinggalkan. Pada

gilirannya nanti bukan tidak mungkin produk dalam negeri sama sekali tidak

(4)

Dalam jangka panjang hal ini akan menjadi sesuatu yang lumrah dimana

generasi baru yang lahir saat ini. Mereka masuk dalam budaya dan sistem yang

telah ada, menjadi konsumtif, mengikuti tren, membeli produk luar negeri dan

menjadi pekerja. Seterusnya dan seterusnya menjadi boneka yang dikendalikan

oleh orang lain, para prodesen dan pemilik modal.

Jika tidak ada upaya untuk mengubah persepsi dan cara pandang menjadi

masyarakat yang lebih kritis, maka untuk seterusnya Indonesia akan menjadi

negara terbelakang, mengekor dan dikendalikan denan mudah oleh negara lain.

Ini adalah momen yang diyakini banyak orang sebagai proses penyadaran jika

setiap kelompok masyarakat kita menyadari potensi masing-masing, merubah

paradigm lama dan menggantinya dengan cara baru yang lebih menghasilkan dan

produktif.

Dalam hal ini, peneliti akan fokus pada usaha Pedagang Kaki Lima

(PKL). DiIndonesia, kita sudah tidak tabu lagi mendengar kata PKL. Ini

merupakan cara manusia untuk bertahan hidup. Awalnya, bebarapa dari PKL

melakukan ini karena tingkat kehidupan mereka sangat rendah atau terperangkap

utang. Banyak biaya kehidupan yang harus dikeluarkan.Setiap waktu

memerlukan biaya untuk melanjutkan hidup.

Yang dimaksudkan dengan pedagang kaki lima adalah pedagang kecil

yang berjualan di suatu tempat umum seperti jalan, taman-taman, emper-emper

toko dan pasar-pasar, tanpa izin usaha dari pemerintah. Ciri-ciri lain yang

terdapat pada para pedagang kaki lima adalah sifat spesialisasi dalam kelompok

barang dan jasa yang diperdagangkan. Didalam usaha pedagang kaki lima (PKL)

(5)

kelangsungan usaha pedagang kaki lima, yang paling penting adalah

memerhatikan pelanggan.

Sejatinya, para pedagang kaki lima harus bisa bersaing dengan usaha

besar dan usaha mikro. Karena, letak perbedaan antara usaha besar, usaha mikro

dan usaha kecil hanyalah di permodalan. Modal yang digunakan para pedagang

kaki lima tidak terlalu besar. Tetapi, yang menjadi sorotan utama adalah

persaingan di setiap tingkatan usaha. Tentunya, pedagang kaki lima harus

memiliki strategi jitu untuk memikat para pelanggan atau konsumen.

Terkhususnya, strategi pelayanan pelanggan.

Kalau dilihat, pedagang kaki lima kurang memahami teori strategi

pelayanan pelanggan. Pedagang kaki lima hanya melakukan suatu tindakan atau

aksi bagaimana caranya pelanggan tersebut bisa membeli produk yang

ditawarkan. melihat realitas ini, seharusnya para pedagang kaki lima dapat lebih

tepat memahami strategi pelayanan pelanggan agar pelanggan tetap setia

membeli produk tersebut.

Dan ini, kurangnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah

terhadap pedagang kaki lima tersebut. Disatu sisi, para pedangang kaki lima

memakai bahu jalan atau trotoar untuk berjualan dan mengakibatkan kemacetan

lalu lintas sedangkan disisi lain, pedagang kaki lima penopang sebagian ekonomi

daerah. Lantas, kalau terjadi penggusuran, itu akan mengakibatkan mata

pencaharian mereka akan hilang dan akan berdampak bertambahnya

pengangguran. Seharusnya, pemerintah lebih peka terhadap nasib para pedagang

(6)

Penelitian sebelumnya ini peneliti mencoba mencari referensi yang

mendukung dan berhubungan dengan permasalahan yang ingin diteliti. Beberapa

penelitian terdahulu yang memiliki relevansi ialah penelitian mengenai

“Pengaruh

Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Mode di Pasar Petisah Medan”

(Masila Hulwani, 2007).Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa

kualitas pelayanan yang terdiri dari variabel kehandalan, daya tanggap, jaminan,

empati dan bukti fisik secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan.Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel

jaminan (X3) dan bukti fisik (X5) yang secara signifikan mempengaruhi

kepuasan pelanggan. Sedangkan variabel kehandalan (Xl), daya tanggap (X2),

dan empati (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan

pelanggan.

Penelitian sebelumnya yang juga menjadi referensi adalah “ Efektivitas

Pelayanan PDAM Tirtanadi Pelanggan Air Minum di Kecamatan Medan

Amplas” (Teguh Iman Santoso, 2008). Hasil pengujian didapatkan adanya faktor

yang menjadi prioritas utama dan harus dilaksanakan sesuai dengan harapan

pelanggan.Selain itu, penelitian yang dilakukan (Mey Royani M.Purba, 2013)

mengenai “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan

pada Hotel Santika Premire Dyandra Medan”. Hasil Penelitian menunjukkan

bahwa Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang

meliputi bukti fisik (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (emphaty) secara

(7)

Peneliti sebelumnya yang juga memiliki relevansi yaitu “Pengaruh

Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Kepuasan Pelanggan di

Warung Bakso Sabar Menanti Helvetia Medan (Rachmad Prabowo, 2011).Hasil

yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, Bukti Fisik,

Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan, Empati, dan Kepercayaan Konsumen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Pelanggan pada Warung

Bakso Sabar Menanti Helvetia Medan.

Penelitian sebelumnya yang juga menjadi perbandingan penulis yaitu

penelitian mengenai “Strategi Bertahan Pedagang Kaki Lima di Sekitar Kampus

USU (May Hermawani, 2013). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

bertahannya pedagang kaki lima berjualan di sekitar kampus Universitas

Sumatera Utara karena alasan, kebutuhan ekonomi keluarga yang mendesak dan

Universitas Sumatera Utara merupakan pangsa pasar yang menjanjikan bagi

pedagang kaki lima.

Pada usaha kuliner “Nasi Padang” ini terdapat indikasi kurangnya

maksimal penerapan strategi pelayanan pelanggan.Dilihat dengan kurang

maksimalnya calon pelanggan dan pelanggan membeli produk tersebut.Hanya

hari tertentu saja penjualan begitu ramai. Proses penjualan pada usaha ini, masih

sebatas melakukan prediksi terhadap tingkat penjualan dan targetan usaha pada

tahapan untuk melangsungkan kehidupan. Sehingga dapat dikatakan bahwa usaha

kuliner nasi padang mengalir tanpa adanya usaha yang maksimal.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan oleh pedagang kaki lima

(8)

adalah “Strategi pelayanan pelanggan dalam meningkatkan penjualan makanan

(studi pada pedagang kaki lima “Nasi Padang” Plaza Milenium)”.

1.2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian ini nantinya dan agar peneliitian ini

memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data kedalam

penulisan skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahan yang akan

diteliti. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di kemukakan di

atas maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penilitian ini adalah

“Bagaimana strategi pelayanan pelanggan dalam meningkatkan penjualan

makanan pada Pedagang Kaki Lima “Nasi Padang” Plaza Milenium?”

1.3. Tujuan penilitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak

dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian dalam penyelenggaraannya.

Dengan demikian adapun yang menjadi tujuan penilitian ini adalah untuk

mengetahui strategi pelayanan pelanggan dalam upaya meningkatkan penjualan

makanan pada Pedagang Kaki Lima “Nasi Padang” Plaza Milenium.

1.4. Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian tentunya

harus mempunyai manfaat yang jelas. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini

adalah:

1. Bagi penulis, sebagai ruang untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan cakrawala berfikir secara sistematis dan ilmiah sesuai dengan

teori-teori yang telah dipelajari di Ilmu Administrasi Bisnis FISIP USU

(9)

2. Bagi tempat penelitian, sebagai informasi dan masukan bagi pedagang

kaki lima dalam merencanakan dan mengimplementasikan pelayanan

pelanggan dalam upaya meningkatkan penjualan.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan bisa memperkaya khasanah

ilmu pengetahuan dan referensi khususnya dalam penelitian Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara dan bagi kalangan penulis lainnya yang tertarik dalam

Referensi

Dokumen terkait

primer dan abnormalitas sekunder pada semen segar, semen cair dan semen beku.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi viabilitas spermatozoa Sapi Bali selama

pengalaman 4 tahun terakhir pengadaan dilingkungan pemerintah/swasta untuk pekerjaan yang sama/sejenis yaitu pada subbidang Alat Laboratorium / Alat Kesehatan /

Seeking a challenging career with a progressive organization that provides an opportunity to capitalize my technical skills & abilities in the field of information

(June 2014 - Feb 2015) Provided Level 1 support, handled troubleshooting and maintenances well as monitoring and deployment of

Bila dalam waktu tersebut tidak ada sanggahan dari peserta lelang, maka keputusan ini dinyatakan sah dan tidak dapat diganggu gugat.. Demikian pengumuman ini di sampaikan,

Communications Engineering (2010 – 2015) Rizal Technological University Boni Avenue, Mandaluyong City.  President,

[r]

Maka diperlukan adanya inovasi untuk mengukuhkan kembali peran perpustakaan YPI PIP melalui inovasi yang berorientasi pada kebangkitan perpustakaan ini, diantaranya