• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis Terhadap Akumulasi Plak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis Terhadap Akumulasi Plak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Plak dental merupakan faktor etiologi utama dalam tahap awal dan

perkembangan penyakit periodontal.1 Penelitian Löe dkk menunjukkan hubungan sebab-akibat antara akumulasi plak dengan perkembangan gingivitis pada orang

dewasa dalam 21 hari.1 Beberapa faktor lokal dan sistemik, dapat memengaruhi akumulasi plak atau mengubah respon gingiva terhadap plak. Hal ini dapat

dianggap sebagai faktor etiologi sekunder.3

Infeksi periodontal disebabkan oleh bakteri yang berkolonisasi pada

permukaan gigi dan jaringan di sekitar gingiva untuk membentuk plak dental.

Plak dental merupakan biofilim polimikrobial yang kompleks. Pengertian dari

biofilim telah digunakan untuk menjelaskan komunitas mikroba yang terstruktur

dengan baik yang menempel pada benda hidup atau benda mati. Pertumbuhan

bakteri pada biofilim yang menempel di permukaan padat dimana mereka

bertambah banyak dan membentuk mikrokoloni yang terpendam didalam matriks

polimeri ekstraselular, termasuk di dalamnya air dan nutrisi.13

Plak dental tersusun dari mikroorganisme. Satu gram plak (berat basah)

berisi 1011 bakteri. Hampir 70-80% plak terdiri dari mikroba dan sisanya merupakan matriks interseluler.3 Penggunaan teknik identifikasi molekuler bersensitifitas tinggi, diperkirakan ada lebih dari 500 filotipe mikroba yang

terdapat pada plak dental.2 Plak dental memiliki struktur yang heterogen, dengan bukti yang jelas terdiri dari saluran terbuka berisi cairan yang mengalir sepanjang

masa plak.2 Nutrisi berkontak dengan mikrokoloni dengan cara difusi dari saluran ke mikrokoloni, bukan dari matriks.2 Bakteri hidup dan berpoliferasi dalam matriks intraseluler. Matriks memberikan lingkungan khusus yang membedakan

bakteri yang hidup dalam biofilim secara bebas (planktonik) dalam cairan saliva

atau cairan sulkular. Fungsi matriks biofili adalah sebagai pertahanan. Substansi

(2)

pada matriks ekstraseluler, meningkatkan interaksi metabolisme antara bakteri

yang berbeda.2

Plak secara umum dapat di klasifikasikan sebagai plak supragingiva dan

subgingiva. Plak supragingiva terdapat di atas margin gingiva dan dapat

berkontak langsung dengan margin gingiva. Plak subgingiva terdapat dibawah

margin gingiva, antara permukaan gigi dengan sulkus gingiva.1 Jenis-jenis bakteri penyusun plak supragingiva dan subgingiva memiliki sedikit perbedaan.

Lingkungan mikroflora pada plak subgingiva umumnya lebih anaerob, lebih

bergerak aktif (motil) dan lebih asakarolitik (penggunaan protein sebagai nutrisi

lebih sering dibandingkan karbohidrat).1

Ada beberapa hipotesis plak sehubungan dengan penyakit periodontal.

Hipotesis plak non spesifik, menyatakan bahwa penyakit periodontal dihasilkan

dari kolaborasi produk-produk noxious oleh seluruh flora plak. Sesuai dengan hal

ini, ketika plak hanya dalam jumlah kecil, produk-produk noxious di netralisasi

oleh penjamu. Plak dalam jumlah besar akan menghasilkan sejumlah besar produk

berbahaya yang pada dasarnya akan merusak pertahanan penjamu.2 Hipotesis

plak spesifiknya menyatakan bahwa hanya plak tertentu yang bersifat patogen,

dan patogenitasnya tergantung dari kehadiran atau peningkatan dari

mikroorganisme spesifiknya.2 Pada tahun 1990, March dkk mengembangkan

hipotesis ekologi plak sebagai sebuuah usaha untuk menyatukan teori dari peran

plak gigi dalam penyakit periodontal.2 Menurut hipotesis ekologi plak, antara jumlah plak dan komposisi spesifik plak keduanya mungkin berkontribusi dalam

perubahan dari sehat ke sakit.2

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

Pembentukan plak merupakan proses yang kompleks dan dinamis. Proses

ini dapat dijelaskan ke dalam tahap berikut:1-3 1. Pembentukan pelikel

2. Perlekatan awal bakteri

3. Kolonisasi dan pematangan plak

Pelikel terbentuknya hanya dalam beberapa detik setelah pembersihan gigi

(3)

pelikel adalah tipis (0,5 μm), licin tidak berwarna (transparan) dan bebas bakteri.

Pelikel mempengaruhi kolonisasi bakteri pada permukaan gigi.1

Perlekatan pelikel pada permukaan gigi diperkirakan akibat interaksi ionik

antara ion kalsium dan ion posphat pada gugus hidroksiapatit dengan kelompok

bermuatan yang berbeda pada glikoprotein saliva. Jenis glikoprotein yang terdapat

pada saliva dan beberapa diantaranya kaya akan asam amino-proline. Proline

merupakan asam glikoprotein yang meningkatkan kemampuan pada

mikroorganisme spesifik, seperti Actinomyces species, untuk berikatan dengan

permukaan gigi. Pelikel terbentuk hanya dari glikoprotein saliva yang berikatan

secara selektif pada gigi, dan tidak semua bakteri dapat berikatan dengan pelikel.3 Hanya beberapa menit setelah pembentukan pelikel ditemukan populasi

bakteri. Sel-sel bakteri secara berkelanjutan ditransport menuju lapisan pelikel

yang menyelubungi gigi melalui saliva, berhubungan dengan diet, atau kontak

lain dengan lingkungan luar.1

Dalam beberapa jam pertama, bakteri yang berikatan pada pelikel adalah

dari spesies Streptococus dan Actinomyces. Formasi pelikel dari bakteri awal ini

merupakan formasi awal plak. Fase ini berlanjut selama 2 hari. Plak supragingiva

dibentuk oleh bakteri yang memiliki kemampuan membentuk polisakarida

ekstraselular yang memungkinkannya untuk berikatan dengan gigi yang satu

dengan yang lainnya seperti Streptococcus mutans, S. sanguis, Actinomyces

viscosus dan A. naeslundii.3

Bakteri-bakteri lain masuk ke dalam plak melalui bakteri pembentuk plak

primer dan mengambil keuntungan dari perubahan lingkungan yang terjadi

sebagai hasil dari pertumbuhan dan metabolisme plak primer. Proses

pembentukan polisakarida ekstraselular oleh bakteri-bakteri tertentu juga dapat

menjadi nutrisi bagi bakteri-bakteri lain pembentuk plak. Pada fase ini telah

terdapat bakteri gram negatif seperti spesies Neisseria dan Veillonella.1

Kematangan plak supragingiva disertai oleh perubahan inflamatori

gingiva. Terjadi pembentukan plak ke arah apikal ke dalam sulkus gingiva dan

terbentuknya plak subgingiva. Pada keadaan ini bakteri dengan kebutuhan

(4)

seperti spesies Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan

Bacteroides. Fase ini berlangsung selama 4 sampai 7 hari.3

2.2 Kontrol Plak

Kontrol plak adalah pembuangan plak mikroba secara teratur dan

pencegahan akumulasi plak pada gigi dan sekitar permukaan gingiva. Kontrol

plak mikroba merupakan cara yang efektif untuk merawat dan mencegah

gingivitis dan merupakan bagian penting dari seluruh prosedur termasuk

perawatan dan pencegahan penyakit periodontal.4

Untuk memelihara kesehatan jaringan periodontal, dibutuhkan partisipasi

aktif dan sikap koperatif pasien dalam melakukan penyingkiran plak supragingiva.

Lingkungan oral dapat bebas dari inflamasi karena kontrol plak yang baik.

Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu secara mekanis dan kemis.5 Pengertian dari kontrol plak telah berubah dari sebagai fungsi estetik

menjadi upaya pencegahan penyakit. Kontrol plak secara mekanis merupakan

metode pencegahan yang paling diterima dalam bidang periodonsia, baik

dilakukan oleh personal maupun professional. Kontrol plak secara mekanis dapat

berupa tindakan penyikatan gigi, dan pembersihan interdental.5

Kontrol plak secara kemis umumnya dilakukan sebagai tambahan setelah

dilakukan kontrol plak secara mekanis untuk mengoptimalkan penyingkiran plak.

Penggunaan obat kumur merupakan bentuk kontrol plak secara kemis.5

2.3 Obat Kumur

Peningkatan penggunaan obat kumur menjadi sebuah kunci penting dalam

pencegahan dan perawatan penyakit periodontal. Obat kumur diindikasikan untuk

dipakai sebagai tambahan setelah menyikat gigi agar tercapai penyingkiran plak

yang lebih optimal. Obat kumur dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu:

antiseptik, antibiotik, enzim, modifying agent, dan anti adhesive. Penggunaan obat

kumur biasanya dipakai adalah kategori antiseptik karena tidak menyebabkan

toksisitas sistemik atau resistensi mikroba, dan merupakan agen antimikroba yang

(5)

adalah: golongan fenol, campuran quaternanry ammonium, agen oksigenasi,

ekstrak herbal, bis-biguanida, germisida, dan halogen.7

2.4 Ekstrak Herbal

Banyak penelitian klinis telah menunjukan efek dari penggunaan ekstrak

obat kumur herbal, seperti Cinnamon, Myrtus communis, Sanguinarina,

Quereucus infectoria, Capparis spinosa dan lain-lain, dalam mencegah akumulasi

plak dental dan menurunkan inflamasi gingiva. Salah satu bahan aktif herbal yang

telah lama dikenal dan digunakan sebagai obat kumur adalah sanguinarine.

Sanguinarina diperoleh melalui pengekstrakan tanaman bloodroot (Sanguinaria

canadensis) dengan konsentrasi penggunaan 0,03%. Penggunaan tanaman tertentu

pada obat kumur dilakukan karena efektifitas anti bakterinya yang telah terbukti

(secara in vitro atau in vivo) serta beberapa alasan lain, misalnya aroma dan rasa.7

2.5 Kayu Manis

Pohon kayu manis merupakan tumbuhan asli Asia Selatan, Asia Tenggara

dan daratan Cina. Cinnamomum burmanii merupakan jenis kayu manis yang

berasal dari Indonesia. Tanaman ini umumnya diusahakan oleh masyarakat dan

daerah penghasil utamanya adalah Sumatera Barat, Jambi, dan Sumatera Utara.

Selain digunakan sebagai bahan masakan, kayu manis juga memiliki keuntungan

terhadap kesehatan.9

Tanaman kayu manis dapat tumbuh pada dataran rendah, sedang sampai

dataran tinggi, tanaman kayu manis selain menghasilkan kulit dari ranting, yang

tidak dapat digunakan serta daun yang terbuang dapat diproses menjadi minyak

kayu manis atau cinamon oil. Jenis kayu manis yang ditanam di Indonesia adalah

cinammomum burmanii, cinammomum zeylanikum dan cinammomum cassia. Saat

ini yang umum diperdagangkan hanyalah jenis cinammomum burmanii yang

tumbuh pada daerah dataran tinggi, dan diperdangkan dalam bentuk kulit. Di

Indonesia lebih dikenal dengan cassia vera Indonesia.14

Beberapa penelitian menemukan bahwa kayu manis memiliki efek

(6)

bahwa kayu manis memiliki efek untuk melawan bakteri kariogenik khususnya

Streptococcus mutans.11

Gambar 1. Kayu Manis12

Taksonomi dari pohon Kayu Manis :9 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili

Genus

Spesies : Cinnamomum burmannii

Kayu manis merupakan salah satu tumbuhan yang dapat di gunakan untuk

perawatan karies dental. Karakteristik rasa dan aroma kayu manis dalam suatu

komponen minyak esensial di kenal sebagai cinnamonaldehyde.9

2.5.1 Aktifitas Antibakterial

Komponen-komponen pada ekstrak kayu manis yang memiliki aksi anti

(7)

sinamaldehid 55%-65% dan eugenol 4%-8%, beberapa jenis aldehida, benzil

benzoat dan felandren yang terdapat dalam kulit batangnya.9

Penelitian Mutma Inna dkk (2010) menyatakan bahwa minyak atsiri kayu

manis memiliki dua senyawa aktif anti bakteri yaitu fenolik dan sinamaldehid.

Kemampuan anti bakteri dari senyawa tersebut adalah dengan merusak protein sel

bakteri sehingga merusak membran sel atau membuat enzim-enzim tertentu

menjadi tidak aktif. Penghambatan biofilim yang berhubungan dengan

kemampuan senyawa-senyawa fenolik dan aldehid untuk membuat enzim bakteri

menjadi tidak aktif, sehingga menyebabkan aktifiktas enzim glukosiltransferase

yang di gunakan S. mutans untuk mensintesis sukrosa dalam media menjadi

glukan. Akibatnya pembentukan biofilim dapat menjadi terhambat karena jumlah

glukosa, sebagai media perlekatan bakteri, sedikit atau terbatas. Hal ini

mengindikasikan minyak atsiri kayu manis memiliki aktifitas anti quorum sensing

dalam menghambat pembentukan biofilm.9

Selain senyawa golongan fenilpropanoid seperti eugenol dan sinamaldehid,

minyak atsiri kayu manis juga mengandung senyawa golongan terpenoid.

Senyawa tersebut adalah hidrokarbon seperti α-pinena dan limonene. Senyawa

hidrokarbon dapat terakumulasi dalam jaringan lipid membran bakteri, dan

menyebabkan terganggunya struktur dan fungsi membran sel yang disebabkan

oleh penambahan volume sel dan perubahan premeabilitas membran sel bakteri.9 Eugenol dalam bidang pengobatan digunakan sebagai antiseptik dan

anestesi. Eugenol termasuk senyawa fenol, akan bereaksi dengan alkali hidroksida

membentuk senyawa fenolat yang meningkat kelarutannya dalam air. Prinsip ini

dipakai untuk memisahkan eugenol dari senyawa lainnya. Fenol adalah senyawa

alkohol, dimana gugus alkilnya berupa aril atau sikloalkil. Kandungan eugenol

memiliki potensi sebagai antibakteri dan antibiofilm. Menurut penelitian Raaz K

dkk (2013) minyak atsiri pada kayu manis memiliki efek antifungal dan

antibakteri, jika digunakan dalam jangka waktu panjang dapat merawat Candida

albicans.12 Mekanisme penghambatan bakteri oleh minyak atsiri melibatkan beberapa aksi dan hal ini di mungkinkan karena sifat hidrofobisitasnya.

Kandungan minyak atsiri dapat memengaruhi lapisan lipid bilayer membrane sel

(8)

vital. Penurunan aktifitas enzim bakteri juga merupakan mekanisme aksi

(9)

2.5 Kerangka Teori

Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis

Sinamaldehid dan Fenolik Terpenoid Minyak Atsiri

Merusak protein sel bakteri sehingga mengacaukan membran sel atau membuat enzim-enzim tertentu menjadi tidak aktif sehingga kayu

manis memiliki aktifitas

Mengurangi kapasitas perlekatan bakteri ke dalam pelikel dan mengurangi hidrofobitas permukaan sel bakteri yang dibutuhkan dalam

proses perlekatan bakteri lainnya

Menghambat perlekatan bakteri utama pembentuk plak pada fase kolonisasi awal bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri

Penurunan akumulasi plak

(10)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas :

Obat Kumur Ekstrak Kayu Manis

Variabel Terikat :

Indeks plak Löe & Silness

Variabel Terkendali :

1. Volume obat kumur yang

digunakan

2. Lama penggunaan obat kumur

3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi

4. Metode menyikat gigi

Variabel tak terkendali:

1. Jenis pasta gigi dan sikat gigi

2. Diet

3. Cara berkumur

Gambar

Gambar 1. Kayu Manis12

Referensi

Dokumen terkait

Photocatalytic decolorization process was studied by using the coated anatase powder and nano- powder TiO 2 catalyst on the PET plastic.. The surface morphology of TiO 2

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemustaka yang memanfaatkan bimbingan pemakai sumber-sumber rujukan pada Unit Referensi, Terbitan Berkala, dan NBC dan jenis

[r]

Market Segmentation Direct Marketing Community Marketing Social Media Conversation Collaborative Care Commercialization Permission Marketing One-to-One Marketing. Concepts

[r]

[r]

Espriex meruPakan hasil kerja sama dengan Pihak PenYeleng- gara Kompetisi Model Bisnis In- ternasiond Yakni Universitas Brigham Young, Universitas Har- var4

Untuk itu penulis membuat suatu program aplikasi enkripsi data yang mampu meningkatkan keamanan data atau file. Program ini dapat melindungi data berupa file dengan berbagai