• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKOLOGI ILMU DAN AZAS LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EKOLOGI ILMU DAN AZAS LINGKUNGAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

EKOLOGI, ILMU DAN AZAS LINGKUNGAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian

Tengah Smester Mata Kuliah Pengetahuan Lingkungan Dengan Dosen Pengampu

Matakuliah Ibu Siti Alifa

DISUSUN OLEH:

Lukman Nur Candra 201344500354

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya sehingga Penulis dapat menyusun

makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini, Penulis akan

membahas mengenai “EKOLOGI ILMU DAN AZAS LINGKUNGAN”.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Siti Alifa, selaku dosen mata

kuliah Pengetahuan Lingkungan yang telah yang telah memberikan tugas ini. Penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh

karena itu saran serta kritik yang dapat membangun dari pembaca sangat Penulis

harapkan guna penyempurnaan pada makalah selanjutnya. Harapan Penulis semoga

makalah ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, sehingga Penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Demikian makalah ini Penulis buat, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya adalah murid-murid alam atau lingkungan, karena alam

dan lingkungan mengajari mereka banyak hal. Kehidupan sebagai dinamika yang

mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Oleh karena itu

setiap manusia harus mampu menyesuaikan dirinya dengan alam dan

lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam.

Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai

tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai

makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di

dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Oleh karena

itu lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap,

namun belum banyak yang menyadari dan memanfaatkannya.

ewasa ini umat manusia juga telah meyadari bahwa sinar matahari pada suatu saat

akan habis, karena sinar itu berupa tenaga panas yang dipancarkan akibat reaksi

inti.musnahnya sinar matahari berada di luar lingungan umat manusia, sehingga

tidak perlu mendapat perhatian seperti halnya bumi atau lingkungan hidup. Umat

manusia telah menyadari bahwa dewasa ini lingkungan hidup manusia semakin

terganggu. Terganggunya lingkungan hidup manusia dikarenakan perilaku

(4)

Kesadaran manusia sangat dibutuhkan, karena tindakan-tindakan yang dilakukan

seperti sekarang ini manusia telah memperkirakan apa yang akan terjadi pada

waktu yang akan datang. Kesadaran manusia sepenuhnya dihubungkan antara

pembangunan dan lingkungan hidup, bila suatu negara mempu meningkatkan

pembangunannya, maka kemampuan untuk menjaga lingkungan juga meningkat. Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal

lingkungannya, apalagi perkembangan IPTEK yang begitu pesat, pola penduduk

dunia yang berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang

mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah

pembangunan yang mengabaikan prinsip-prinsip ekologi yang mendapatkan

keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang

semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin

menonjol.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ekologi?

2. Adakah hubungan ekologi dengan ilmu lain? 3. Apa saja ruang lingkup ekologi?

4. Adakah azas untuk ekologi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui ekologi

2. Untuk mengetahui hubungan ekologi dengan ilmu lain 3. Untuk mengetahui ruang lingkup ekologi

4. Azas ekologi sebagai pengatir keseimbagan lingkungan

D. Manfaat Penulisan

1. Agar mahasiswa/I mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan ekologi dan

(5)

2. Agar mahasiswa mampu menjaga keseimbangan alam dengan apa yang telah

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Ekologi

Penggunaan Istilah Ekologi diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1869), berasal

dari bahasa Yunani, yaitu: Oikos = Tempat Tinggal (rumah), Logos = Ilmu, telaah.

Sehingga Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

mahluk hidup dengan sesamanya dan dengan lingkungnya. Seorang Ahli

Ekologi, Odum (1993) menyatakan bahwa ekologi adalah suatu studi tentang

struktur dan fungsi ekosistem atau alam dan manusia sebagai bagiannya. Struktur

ekosistem menunjukkan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat

tertentu termasuk keadaan densitas organisme, biomassa, penyebaran materi

(unsur hara), energi, serta faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang menciptakan

keadaan sistem tersebut. ungsi ekosistem menunjukkan hubungan sebab akibat

yang terjadi secara keseluruhan antar komponen dalam sistem. Ini jelas

membuktikan bahwa ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh

pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk

hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang ada di sekitarnya.

Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai

komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain

suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah

(7)

Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk

hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan

merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.

Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan

lainnya saling melengkapi dengan

zoologi dan botani yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba

memperkirakan, dan ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai

makanan manusia dan tingkat tropik. ecology environment ecology

organisms ecology science Ekologi mencoba memahami hubungan timbal balik,

interaksi antara tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dengan alam

lingkungannya, agar dapat menjawab pertanyaan; dimana mereka hidup,

bagaimana mereka hidup dan mengapa mereka hidup disana.

Hubungan-hubungan tersebut demikian kompleks dan erat sehingga Odum (1971)

(8)

dan riset perubahan iklim ialah dua wilayah di mana ekolog (orang yang

mempelajari ekologi) kini berfokus.

B. Pengertian faktor abiotic

Komponen abiotik adalah faktor ekologi dan yang bertindak pada komponen

hidup selama dan setiap bagian dari kehidupan mereka. Faktor-faktor abiotik

adalah faktor-faktor yang merupakan faktor baik fisik maupun kimia yang

merupakan karakteristik dari lingkungan yang sedang dipelajari. Banyak studi

ekologi telah dilakukan tentang pentingnya faktor abiotik utama yang

mengendalikan komponen fisik dan biologis dalam ekosistem di berbagai rentang

waktu dan ruang. Faktor-faktor abiotik adalah komponen habitat non-hidup.

Faktor-faktor abiotik dalam suatu ekosistem dikelompokkan ke dalam tanah

(edafis), udara, topografi, meteorologi, ketersediaan air dan kualitas air. Faktor

meteorologi adalah suhu, angin, matahari, kelembaban dan curah hujan. Kegiatan

dan pertumbuhan tanaman dan hewan adalah hasil dari beberapa faktor abiotik.

Faktor abiotik merupakan komponen tak hidup dari ekosistem. Secara kimia,

faktor geologi seperti tanah, mineral, batu dan faktor fisik seperti suhu, angin, air,

sinar matahari didefinisikan sebagai faktor abiotik. Faktor-faktor abiotik

mempengaruhi ekosistem dan memainkan peran penting dalam biologi ekosistem.

Fakta abiotik juga termasuk cahaya, keasaman, radiasi, kelembaban, suhu dan

semua komponen organik dan anorganik dari ekosistem. Komponen biotik

ekosistem yang meliputi tanaman, hewan dan mikroba berinteraksi dan

(9)

1. Daftar Faktor abiotic

Faktor-faktor abiotik memainkan peran utama dalam lingkungan. Daftar

faktor abiotik adalah awan, cuaca, lintang, suhu, oksigen, salinitas, tanah

(faktor edafis), udara, air, sinar matahari, kelembaban, topografi, pH, gas

atmosfer.

2. Tanah – Faktor edafis

Faktor edafis merupakan faktor abiotik terhadap tanah. Faktor-faktor ini

termasuk:

a. Tekstur tanah – Tekstur tanah adalah variabel dari partikel seperti tanah

liat sampai partikel yang lebih besar seperti pasir. Tanah berpasir yang

cocok untuk tanaman tumbuh dan aerasi yang baik dan mudah untuk

membudidayakan. Tanah berpasir tidak dapat mempertahankan banyak air

dan mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

tanaman.

b. Udara tanah – udara tanah adalah ruang antara partikel tanah di mana

tidak diisi dengan air tanah. Udara tanah menentukan kekakuan tanah. c. Suhu tanah – Suhu tanah merupakan faktor penting, suhu tanah di bawah

30cm dikatakan konstan tetapi ada variasi tiap musiman. Pembusukan

disebabkan oleh mikroorganisme penyebab pembusuk pada suhu yang

lebih rendah.

d. Air tanah – air tanah diklasifikasikan menjadi tiga jenis – air kapiler, air

higroskopis dan air gravitasi.

e. PH tanah – pH tanah mempengaruhi aktivitas biologis dalam tanah dan

ketersediaan mineral tertentu. PH mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Organisme dan materi membusuk di tanah

(10)

3. Cahaya

Cahaya adalah sumber utama energi untuk hampir semua ekosistem. Energi

cahaya digunakan oleh heterotrof untuk memproduksi makanan dengan proses

fotosintesis dengan menggabungkan bersama-sama zat anorganik lainnya.

Faktor cahaya seperti kualitas, intensitas dan lamanya periode cahaya

memainkan peran penting dalam ekosistem.

Kualitas cahaya mempengaruhi ekosistem perairan, cahaya biru dan merah

diserap di sini dan itu tidak menembus jauh ke dalam air. Beberapa alga

memiliki spesialisasi pigmen yang menyerap warna lainnya cahaya.

Intensitas cahaya tergantung pada lintang dan musim. Selama periode dari

Maret sampai September belahan bumi selatan menerima kurang dari 12 jam

sinar matahari sementara itu menerima lebih dari 12 jam sinar matahari

selama periode lainnya. Beberapa tanaman berbunga hanya selama waktu

tertentu dalam setahun. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah

karena panjang periode gelap. Tergantung pada intensitas cahaya tanaman

(11)

hari (Contoh krisan sp, Datura stramonium dll.) (Contoh – Bayam, barley,

gandum, lobak, semanggi, dll) – tanaman hari netral (Contoh – Tomat, jagung,

dll) 4. Air

Habitat hewan dan tumbuhan sangat bervariasi dari lingkungan perairan

sampai padang pasir kering. Air sangat penting bagi kehidupan dan semua

komponen biotik ekosistem secara langsung tergantung pada air untuk

bertahan hidup. Berdasarkan kebutuhan air mereka tanaman diklasifikasikan

sebagai:

Hidrofit (Contoh – lili air)

Mesofit (Contoh – kacang Manis, mawar) Xerofit (Contoh – kaktus, tanaman sukulen)

Hewan darat rentan terhadap pengeringan dan hewan-hewan ini menunjukkan

berbagai jenis adaptasi ini. Beberapa adaptasi terlihat pada hewan darat

adalah:

Meliputi tubuh yang membatasi hilangnya air.

a. Beberapa hewan memiliki kelenjar keringat yang digunakan sebagai alat

pendingin.

b. Jaringan dari beberapa hewan seperti unta yang toleran terhadap

kehilangan air.

c. Beberapa serangga dikatakan menyerap air dari uap air langsung dari

atmosfer. 5. Angin

Arus udara atau angin adalah hasil dari interaksi antara ekspansi udara panas

dan konveksi di pertengahan garis lintang. Interaksi yang kompleks ini

mempengaruhi rotasi bumi dan menghasilkan gaya sentrifugal yang

(12)

a. Angin juga membawa uap air; ini dapat mengalami kondensasi dan jatuh

dalam bentuk hujan, hujan es atau salju.

b. Hal ini juga membantu dalam penyebaran serbuk sari dari beberapa

tanaman dan juga dalam penyebaran serangga.

c. Erosi angin juga menyebabkan penyebaran tanah lapisan atas. 6. Atmosfer Gas

Gas atmosfer seperti oksigen, nitrogen dan karbon dioksida: Semua organisme

membutuhkan oksigen untuk respirasi. Karbon dioksida digunakan oleh

tanaman hijau untuk membuat makanan dengan proses fotosintesis. Nitrogen

diperlukan untuk semua tanaman dan nitrogen atmosfer difiksasi oleh bakteri

fiksasi nitrogen. 7. Topografi

Topografi adalah bentuk lanskap yang ditentukan oleh aspek lereng dan

ketinggian. Topografi memberikan berbagai untuk ekosistem. Sebagai contoh:

topografi rumput yang bervariasi seperti bukit, padang rumput, tebing, daerah

dataran rendah dll, yang memberikan variabilitas ke bentuk kehidupan. Aspek

arah tanah menghadap juga bervariasi karena tanah tersebut menghadap ke

arah selatan atau matahari akan panas dan kering lebih dari daerah di utara,

yang jauh dari matahari. Kemiringan pada daerah juga penting karena air

dapat berjalan menuruni bukit dan dapat merendam tanah dibagian bawah

yang membuatnya tersedia untuk tanaman. 8. Iklim

Iklim suatu daerah termasuk curah hujan rata-rata, suhu dan pola angin yang

terjadi. Iklim merupakan salah satu faktor abiotik yang paling penting dari

ekosistem. Suhu suatu daerah dan faktor curah hujan menentukan apakah

(13)

menerima pengaruh produktivitas daerah dan jenis tanaman. Sebagai contoh:

Iklim di ekosistem padang rumput kering dan panas selama musim semi dan

musim panas dan dingin selama musim dingin. Selama musim panas, banyak

air yang menguap dari padang rumput membuat kekurangan kelembaban C. Pengertian Ekosistem

Pengertian ekosistem adalah sebuah sistem ekologi yang dibentuk oleh hubungan

timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Pengertian

ekosistem dapat pula diartikan sebagai sebuah tatanan kesatuan utuh dan

menyeluruh antara semua unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi satu

sama lain. Ekosistem terbagi menjadi 2 macam. Macam-macam ekosistem

tersebut antara lain ekosistem alami dan ekosistem buatan. 1. Pengertian Ekosistem Darat (Terestrial)

Pengertian ekosistem darat (terestrial) adalah ekosistem yang faktor

lingkungannya didominasi oleh daratan. Berdasarkan topografinya, ekosistem

darat di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, ekosistem vegetasi pamah

dan ekosistem vegetasi pegunungan. a. Ekosistem Vegetasi Pamah

Ekosistem vegetasi pamah adalah ekosistem yang membentang dari

ketinggian 0 sampai 1000 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar

hutan Indonesia termasuk ke dalam ekosistem ini. Adapun dalam

ekosistem ini, terdapat 2 vegetasi yang umum terbentuk, yaitu vegetasi

rawa dan vegetasi darat. Vegetasi rawa adalah vegetasi yang terdapat di

daerah rawa yang tergenang air. Yang tergolong ekosistem vegetasi rawa

antara lain ekosistem hutan mangrove, ekosistem hutan rawa air tawar,

(14)

Vegetasi darat adalah vegetasi yang terdapat di darat yang tidak tergenang air.

Tang tergolong ekosistem vegetasi darat misalnya ekosistem pantai, ekosistem

padang rumput, dan ekosistem padang ilalang.

b. Ekosistem Vegetasi Pegunungan

Ekosistem vegetasi pegunungan adalah ekositem yang membentang pada

ketinggian >1000 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggian

tempatnya, ekosistem vegetasi pegunungan dibedakan kembali menjadi

beberapa sub vegetasi ekosistem, yaitu:

1) Vegetasi hutan pegunungan, berupa wilayah dengan vegetasi pada

ketinggian 1500- 3.300 meter dpl. Dalam ekosistem ini, semakin

tinggi elevasinya, maka semakin pendek vegetasi dan semakin rendah

keanekaragaman ekosistemnya. Dalam ekosistem ini dapat dijumpai

beberapa tumbuhan seperti lumut, anggrek, dan tumbuhan epifit. 2) Vegetasi padang rumput pegunungan, berupa wilayah pada ketinggian

3.200-3.600 m dpl dengan vegetasi yang dominan berupa rumput yang

dapat tumbuh mencapai tinggi 1 meter. Misalnya adalah padang

rumput yang ada di pegunungan Irian Jaya.

3) Vegetasi terbuka lereng berbatu, berupa wilayah dengan vegetasi

(15)

4) Vegetasi ini terdapat di lereng-lereng bukit batuan kapur yang lembab.

Vegetasi rawa gambut, berupa wilayah dengan dominasi pertumbuhan

rumput yang menutupi tanah gambut.

2. Pengertian Ekosistem Perairan (Akuatik)

Pengertian ekosistem perairan adalah ekosistem yang faktor lingkungannya

didominasi oleh perairan. Ekosistem perairan dapat dibedakan jadi 2

ekosistem, yaitu ekositem air tawar dan ekosistem laut. a. Ekosistem air tawar

Ekosistem air tawar adalah ekosistem perairan yang dicirikan dengan

salinitas atau kadar garam yang rendah dari air yang mendominasinya.

Beberapa ciri ekosistem air tawar ini antara lain: Salinitas (kadar garam)

rendah. Perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu besar. Penetrasi

(masuknya) cahaya matahari terbatas. Pengaruh iklim dan cuaca relatif

kecil pada ekosistem ini.

Berdasarkan pergerakannya, ekosistem air tawar dibedakan menjadi 2 habitat

yaitu habitat lotik dan habitat lentik. Habitat lotik adalah habitat yang airnya

mengalir, contohnya ekosistem sungai. Sedangkan habitat lentik adalah

habitat yang airnya tidak mengalir secara terus menerus, contohnya ekosistem

(16)

b. Ekosistem laut

Ekosistem laut adalah ekosistem perairan yang dicirikan dengan salinitas

atau kadar garam yang tinggi dari air yang mendominasinya. Ciri-ciri

ekosistem air laut antara lain: Salinitas (kadar garam) tinggi sekitar 0,3%.

Terdapat kehidupan di semua kedalaman, kecuali di zona batial. Rantai

makanan relatif panjang.

D. Peran Komponen Ekosistem dalam Aliran Energi dan Daur Biogeokimia Di dalam ekosistem, energi dan materi mengalir melalui berbagai komponen

ekosistem. Aliran energi dan materi tersebut melibatkan interaksi antara makhluk

hidup dengan makhluk hidup atau dengan lingkungannya. Ada perbedaan utama

antara aliran energi dengan aliran materi. Pertama, energi yang mengalir di dalam

ekosistem berasal dari luar (yaitu matahari), sedangkan materi tidak. Materi

tersebut diperoleh dari lingkungan abiotik. Kedua, aliran energi dapat mengalami

reduksi di sepanjang lintasan yang dilaluinya. Artinya, lintasan aliran energi

tersebut tidak membentuk suatu daur energi. Sebaliknya, lintasan aliran materi

(17)

ekosistem, materi tidak pernah hilang. Materi tersebut dapat dimanfaatkan

kembali secara terus-menerus, seperti yang diperlihatkan dalam daur karbon. E. Peran Komponen Ekosistem dalam Aliran Energi

Sepanjang sejarah kehidupan, matahari tidak pernah berhenti memasok energi

bagi segala kehidupan. Energi matahari merupakan sumber dari segala sumber

.energi yang tersedia di alam. Energi tersebut dapat dimanfaatkan setelah dirubah

dalam bentuk makanan dan akan mengalir dalam ekosistem dalam proses makan

dan dimakan. Berikut ini akan dibahas tentang aliran energi, rantai makanan,

jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi. Aliran Energi yang mana setiap

makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Misalnya

untuk tumbuh, bereproduksi, dan bergerak. Dalam pemenuhan kebutuhan energi

tersebut terjadi hubungan saling ketergantungan energi diantara makhluk hidup

yang berbeda. Dalam hal ini, ada makhluk hidup yang berperan sebagai produser,

konsumer, atau dekomposer. 1. Produser

Produser merupakan makhluk hidup yang mampu menangkap energi cahaya

matahari untuk kegiatan fotosintesis sehingga dapat menghasilkan materi

organik yang berasal dari materi anorganik. Misalnya, tumbuhan hijau dan

makhluk hidup fotosintetik lainnya. Dari sekian banyak energi radiasi cahaya

matahari, hanya sekitar 1% yang diperoleh produser dan diubah menjadi

energi kimia melalui fotosintesis. Banyaknya energi cahaya yang dapat diubah

menjadi energi kimia oleh produser disebut produktivitas primer. jumlah total

dari produktivitas ini dikenal sebagai produktivitas primer kotor (PPK).

(18)

bagi respirasi selulernya, sedangkan sebagian lagi disimpan di dalam tubuh

tumbuhan. Bagian materi organik yang disimpan itulah yang dikenal sebagai

produktivitas primer bersih (PPB). PPB merupakan keseimbangan terhadap

produktivitas primer kotor dikurangi energi yang digunakan oleh produser

(19)

2. Konsumer

Konsumer merupakan mahluk hidup yang memperoleh energi dalam bentuk

materi organik. Misalnya, dengan cara memakan makhluk hidup lainnya.

Seluruh hewan tergolong konsumer. Berdasarkan tingkatnya, konsumer dapat

dibedakan atas konsumer primer, konsumer sekunder, dan konsumer tersier.

Konsumer primer atau herbivor adalah konsumer yang secara langsung

memakan tumbuhan. Di daratan, kebanyakan clari herbivor adalah berupa

serangga dan beberapa vertebrata (rnamalia pemakan rumput dan

burung-burung pemakan biji-bijian /buah-buahan). Herbivor pada ekosistem akuatik

adalah berupa zooplankton (termasuk protista heterotrofik), berbagai

invertebrata kecil (khususnya udang dan beberapa bentos) serta beberapa ikan.

Konsumer sekunder atau karnivor adalah konsumer yang memakan konsumer

(20)

3. Dekomposer

Dekomposer merupakan makhluk hidup yang memperoleh makanannya

dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organii yang berasal dari

makhluk hidup yang telah mati (bangkai). Dalarr hal ini, dekomposer

berperan mengembalikan materi ke lingkungan abiotik dan digunakan

kembali oleh tumbuhan hijatt Contoh dekomposer adalah jamur dan bakteri.

F. Azas-Azas Dasar 1. Azas Dasar 1

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup populasi atau

ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.

Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, tetapi tidak dapat

hilang, dihancurkan atau diciptakan. Azas ini sebenarnya serupa dengan

hokum termodinamika pertama, yaitu sebuah azas yang sangat mendasar

dalam ilmu fisika. Azas 1 ini dikenal pula dengan nama hukum konservasi

energi. Azas ini bertanggung jawab untuk menerangkan bahwa energi itu

dapat berubah-ubah, dan semua energi yang memasuki mahluk hidup,

populasi atau ekosisitem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau

yang terlepaskan. Jadi dalam hal ini sistem kehidupan itu dinggap sebagai

pengubah energi. Dengan demikian mahluk hidup dapat menyimpan energi

dalam bentuk kalori. Contoh: Dalam dunia hewan sebagian energi yang hilang

itu, misalnya dalam bentuk fesesnya, sebagian diambil oleh parasit yang

terdapat dalam tubuhnya. Metabolisme hewan kemudian terbagi-bagi ke

(21)

untuk tetap dapat mempertahankan kegiatannya (metabolisme dalam

tubuhnya). Energi yang masuk ke dalam tubuh hewan itu mengalami

pemisahan ke dalam beberapa komponen untuk maksud yang berbeda-beda

sebagai berikut: Pertama, pemisahan karena ada energi yang tak terasimilasi.

Kedua, ada energi yang digunakan sebagai bahan bakar. Ketiga, ada energi

yang diambil oleh hewan parasit dalam tubuhnya. Keempat, ada energi yang

terpisah dan menjadi bagian energi yang tergabung dengan bahan yang dapat

digunakan untuk tumbuh dan berbiak dan sebagian disimpan dalam bentuk

lemak sebagai cadangan. Kelima, pemisahan energi untuk tumbuh dan

berbiak. Keenam, pemisahan energi untuk bahan bakar berbagai kegiatan dan

energi untuk menjalankan metabolisme dasar. Berbagai mahluk hidup/spesies

mempunyai taktik dan strategi sendiri-sendiri dalam mempergunakan energi

untuk melawan semua permainan dalam lingkungan ini dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Dalam permainan penggunaan energi itu tergantung

kepada kebutuhannya, kalau mahluk hidup itu ganas maka sebagian besar

energinya itu dipakai untuk menahan berat badannya yang berat itu. Jadi

azasnya bahwa penggunaan energi untuk tergantung kepada keperluan utama

dari mahluk hidup tersebut. Lain halnya dengan manusia, tupai atau harimau

mereka relatif memerlukan banyak makan sebagai sumber energi. Hal ini

disebabkan karena mahluk ini lebih banyak keaktifannya misalnya untuk

berfikir, berlari, berayun, meloncat dan sebagainya dalam menyesuaikan

(22)

2. Azas Dasar 2

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul cermat. Azas ini sama

dengan hukum termodinamika ke dua yang banyak digunakan dalam fisika.

Seperti diketahui bahwa energi itu tak pernah hilang dari angkasa raya, akan

tetapi energi itu akan berubah-ubah terus kedalam bentuk yang kurang

bermanfaat. Misalnya burung atau hewan yang berjalan kesana kemari tak

tentu tujuan, maka sebenarnya dia mengeluarkan panas dari tubuhnya dan

energi ini akan terbuang percuma dan tak ada manfaatnya. Ini berarti bahwa

perubahan energi itu betul-betul tak cermat. Semua mahluk hidup, populasi,

komunitas dan ekosistem dalam penggunaan energi pada umumnya kurang

cermat. Yang paling penting dalam hal ini adalah ketersediaan sumber alam

sebagai sumber energi. Oleh karena itu sumber alam itu ialah segala sesuatu

yang diperlukan organisme hidup, populasi, ekosistem yang pengadaannya

hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, akan meningkatkan daya

pengubahan energy. 3. Azas Dasar 3

Materi, energi, ruang, waktu dan keanekaan hayati semuanya adalah kategori

sumber alam. Pengubahan energi oleh sistem biologi harus berlangsung pada

kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di alam

lingkungannya. Tetapi apakah ruang juga dapat digolongkan sebagai sumber

alam? Ruang sangat penting karena ruang itu dapat mengganggu

keseimbangan karena sempit sehingga padat populasi yang mengakibatkan

(23)

sumber bahan makanannya. Ini berate ada isolasi. Waktu sebagai sumber alam

tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri, misalnya hewan mamalia di

padang pasir. Pada saat musim kering tiba, persediaan air akan berkurang di

alam lingkungannya, mereka harus berpindah (migrasi) ke tempat yang ada

sumber airnya. Dalam perpindahan itu mereka harus punya cukup waktu dan

cukup energi untuk menempuh jarak antara kedua tempat tersebut. 4. Azas Dasar 4

Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaannya sudah cukup tinggi,

pengaruh inti kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber alam

itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak

ada pengaruh yang menguntungkan lagi. Karena sudah terjadi kejenuhan,

bahkan mungkin bisa menjadi racun karena telah melewati titik maksimum.

Azas ini sangat penting misalnya masalah temperatur/suhu yang melewati

batas kegiatan biologi akan dapat mematikan mahluk tersebut. Dalam azas ini

terkandung arti bahwa pengadaan sumber alam itu mempunyai batas

optimum, artinya disini bahwa batas minimum juga dapat berpengaruh pada

kegiatan sistem biologi. Di dalam suatu keadaan lingkungan yang sudah stabil

populasi hewan dan tumbuhan, cenderung naik turun. Artinya kalau

persediaan makanan berkurang maka populasi juga akan berkurang, demikian

sebaliknya. Fenomena ini yang kemudian dikenal dengan pengaturan populasi

karena faktor-faktor yang tergantung kepada kepadatan (“Density dependant

(24)

Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya

dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan ada pula sumber alam yang tak

mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut. Tentang kesan

merangsang pendayagunaan sumber alam, misalnya kalau satu jenis hewan

sudah mencari berbagai sumber bahan makanan. Kalau kemudian diketahui

bahwa suatu jenis makanan tiba-tiba jumlahnya menjadi banyak di alam,

maka hewan tersebut akan memusatkan perhatian kepada penggunaan jenis

makanan yang tiba-tiba menjadi sangat banyak itu, jadi kenaikan pengadaan

sumber alam (makanan) malah merangsang kenaikan pendayagunaannya. 6. Azas Dasar 6

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada

saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu. Kalau suatu

keadaan populasi tiba-tiba naik dalam kepadatannya, maka akan timbul

persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi yang akan kalah

dalam persaingan itu. jasad hidup yang dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungannya yang akan lebih berhasil daripada mereka yang tidak berhasil

menyesuaikan diri. Ini berrti bahwa jasad yang adaptif itu yang akan mampu

menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding dengan yang tidak adaptif.

Individu yang adaptif itu mereka yang mmpu menyaingi spesies lain dalam

hal mendapatkan makanan. Jadi pendek kata bahwa jenis atau spesies yang

paling adaptif secermat mungkin menggunakan sumber alamnya yang ada

disekitarnya yang mampu bertahan dan dominan. Hal ini sesuai pula dengan

(25)

7. Asas Dasar 7

Kemantapan keanekaan hayati suatu komunitas lebih tinggi di alam

lingkungan yang terdapat keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan

dalam suat periode yang relatif lama, artinya keadaan ini mudah

diramal.Kondisi lingkungan pada semua habitat dapat terjadi turun naik,

fluktuasi perubahan lingkungan ini berbeda-beda dari satu habitat ke habitat

lain. Ada keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu jenis

spesies, maka penting bagi spesies itu untuk mengetahui berapa lama keadaan

tersebut dapat bertahan. Kalau faktor lingkungan itu berubah sedemikian rupa

sampai tak dapat diramal lagi sebelumnya dan akan terjadi pengaruh

pengurangan individu, maka keadaan itu akan mengancam spesies yang

kurang populasinya. Dalam hal ini ada dua hal yang penting yaitu: pertama,

lingkungan yang stabil secara fisik merupakan sebuah lingkungan yang terdiri

atas banyak spesies dari yang umum hingga yang jarang dijumpai yang dapat

melakukan penyesuaian hingga pada tingkat yang optimum dan yang kedua:

adalah lingkungan yang tak stabil hanya baik dihuni oleh spesies yang relatif

sedikt jumlahnya, dan yang pada umumnya kepadatannya kurang lebih

serupa. Keadaan lingkungan yang stabil sepanjang waktu yang lama sekali

tidak saja akan melahirkan keanekaan hayati yang pola penyebarannya

kesatuan populasi yang mempunyai arti tertentu/khusus. 8. Azas Dasar 8

Bahwa sebuah lingkungan hidup (habitat) itu dapat jenuh atau tidak oleh

(26)

dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. Sekelompok

taksonomi tertentu daripada suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan

lingkungannya yang khas. Untuk setiap spesies itu ada nisianya sendiri.

Dengan demikian spesies itu dapat hidup berdampingan dengan spesies lain

tanpa persaingan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan tugas

yang berbeda-beda di alam. Seandainya ada suatu kelompok taksonomi lain

yang terdiri dari spesies yang mempunyai cara makan yang serupa, dan

mempunyai toleransi terhadap lingkungan yang bermacam-macam dan luas,

maka jelas dalam lingkungan itu hanya akan ditempati oleh spesies yang kecil

daya keanekaannya. 9. Azas Dasar 9

Keanekaan hayati dari suatu komunitas apa saja sebanding dengan biomassa

dibagi produktivitas. Dalam suatu system biologi, maka kita harus yakin

bahwa pasti ada hubungan antara biomassa-aliran energi- dan keanekaan

hayati. Seandainya suatu system menyimpan sejumlah materi B (biomassa)

dan mengandung aliran energi melalui materi P (produktivitas) dalam jangka

waktu tertentu dan seandainya alairan energi itu telah berasosiasi sebanding

dengan aliran materinya, maka jumlah waktu itu dapat dinyatakan dalam

rumus: dimana k = koefisien tetapan. Dengan rumus ini dapat ditentukan

bahwa kecermatan penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan

meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi

(27)

Perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) naik dalam

perjalanan waktu pada lingkungannya yang stabil sehingga mencapai sebuah

asimptot. Azas ini sangat penting sebab berarti sistem biologi itu menjalani

evolusi yang mengarah kepada peningkatan kecermatan penggunaan energi

dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya

keanekaan hayati. Banyak contoh yang menunjukkan adanya maksimasi

kecermatan penggunaan energi dan minimasi pemborosan energi dalam

perjalanan evolusi organism hidup. Misalnya hewan yang homiotermis dari

lingkungan berikilim dingin cenderung lebih besar ukurannya, jadi

mempunyai resiko luas permukaan atau berat yang lebih rendah,

dibandingkan dengan berat tubuh hewan di daerah dingin untuk menurunkan

rasio luas permukaan atau berat tubuh itu. Satu hal yang penting kalau azas ini

diterapkan pada fenomena kemanusiaan, ialah bahwa kita sudah melanggar

azas ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila suatu masyarakat

berkembang makin maju, memang secara keseluruhan ada penurunan harga

per unit, produksi kotor nasional (“gross national product”), tetapi pada waktu

yang sama produksi kotor nasional perkapita naik dengan sangat cepat,

sehingga terjadi peningkatan pengeluaran energi per orang. Hal ini

dimungkinkan apabila D (kompleksitas organisasi suatu sistem) meningkat

dalam perjalanan waktu serta habitat yang stabil dan D sebanding dengan B/P,

(28)

Sistem yang sudah mantap atau dewasa mengeksploitasi sistem yang belum

mantap (belum dewasa). Ini berarti bahwa ekosistem, populasi atau tingkat

makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa dan keanekaan

hayati tingkat organisasi di dekatnya yang belum dewasa. Dapat berarti bahwa

energi, materi dan keanekaan hayati mengalir melalui suatu gradasi yang

menuju kearah organisasi yang lebih kompleks. Azas ini dapat dipakai untuk

menerangkan bagaimana lebih banyak orang muda dikampung dan kota kecil

mengalir berkelana ke kota besar, karena keanekaan kehidupan di kota besar

yang melebihi kehidupan di tempat asalnya. Banyak orang yang berasal dari

desa, setelah tinggal di kota dan meraih sukses sudah enggan pulang ke

kampung karena kehidupan sudah baik. Banyak peristiwa yang bisa

diterangkan dengan memahami azas ini di dalam melihat fenomena-fenomena

yang ada disekeliling kita. 12. Azas Dasar 12

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan

relatinya di dalam keadaan suatu lingkungan. Azas ini menjelaskan bagaimana

kalau seleksi/pemilihan berlaku, tetapi keanekaan terus-menerus meningkat

dalam perjalanan waktu di lingkungan yang sudah stabil, maka dapat

diharapkan akan adanya perbaikan yang terus-menerus dalam sifat adaptasi

terhadap lingkungan. Dalam sebuah ekosistem yang sudah mantap dalam

lingkungan/habitat yang sudah stabil, keperluan untuk memiliki sifat

responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak diduga-duga ternyata tak

(29)

biologi dalam habitat itu. Implikasi yang penting dalam azas ini ialah bahwa

populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap

perubahan lingkungan fisiokimiawi dibandingkan dengan populasi dalam

ekosistem yang sudah mantap. 13. Azas Dasar 13

Lingkungan yang secara fisik stabil memungkinkan berlakunya penimbunan

keanekaan hayati dalam ekosistem yang mantap/dewasa, yang kemudian

dapat menggalakkan kestabilam populasi. Azas ini dikemukakan oleh Jane

Jacobs (1969) seorang arsitektur yang tidak mengetahui dasar-dasar ekologi

yang kemudian secara tidak sadar dalam mengembangkan kota-kota besar di

Inggris menjadi kawasan industri, akhirnya menyadari pentingnya

memperluas ruang lingkup ekologi tumbuhan dan hewan untuk menghindari

punahnya mahluk tersebut akibat dari pencemaran lingkungan yang terus

terjadi sebagai akibat revolusi industry di Inggris. Lingkungan hidup manusia

haruslah tidak begitu tepat sama dengan lingkungan hidup hewan dan

tumbuhan. Dalam dunia manusia, kota dengan sedikit industri besar

mempunyai kecermatan yang besar sekali dalam penggunaan energi. Dalam

dunia tumbuhan dan hewan. Kecermatan yang tinggi dalam penggunaan

energi itu berhubungan erat dengan kekuatan dan ketidak berbalikan dan

keterancaman oleh perubahan yang katatrofik sifatnya. Aliran energi pada

sistem matahari ke persediaan energi pada minyak, gas bumi, tenaga atom,

yang memisahkan manusia dari dunia tumbuhan dan hewan alami. Dengan

(30)

semaunya. Hal ini sangat membahayakan untuk generasi masa datang kalau

tidak ada usaha untuk melestarikan karena penggunaaan sumber daya alam

yang berlebihan. Dalam dunia tumbuhan dan hewan (dunia alami)

keseimbangan alam itu berlangsung dalam perjalanan masa yang sangat

panjang/lama sekali (proses evolusi). Kalau kita memperlihatkan gejala dunia

sekarang dimana eksploitasi sumber daya alam sangat berlebih-lebihan, maka

kita memang perlu khawatir tentang kehidupan manusia masa datang. Kita

lihat sekarang bagaimana keanekaan hayati dan pola hidup manusia yang

tidak menurun karena keanekaan hayati yang semakin tipis sebagai akibat

ulah manusia sendiri misalnya dalam pengelolaan hutan yang terus berlanjut.

Hewan mamalia, burung dan jenis hewan lainnya banyak yang terancam

bahaya kepunahan, bahkan spesies serangga juga menurun jumlahnya sebagai

akibat kegiatan manusia di muka bumi ini. hal-hal seperti inilah maka tidak

heran pada suatu saat timbul ledakan populasi hama pada suatu daerah

pertanian monokultur. Parasit pemangsa/predator jumlahnya menurun,

sehingga kemampuan memangsa parasit hama menurun pula. Dalam usaha

pembasmian hama, biasanya tanpa sadar yang terberantas sebenarnya adalah

musuh alaminya, bukan hamanya dan inilah yang menyebabkan timbulnya

ledakan atau “outbreak” hama. 14. Azas Dasar 14

Derajat pola keteraturan naik-turun populasi bergantung kepada jumlah

keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti mempengaruhi

(31)

keanekaan yang tinggi dalam rantai makanan dalam sebuah ekosistem yang

belum mantap, menimbulkan derajat ke tidak stabilan populasi yang tinggi.

Ketidakstabilan atau turun naiknya populasi itu sangat dipengaruhi oleh

perpanjangan waktu atau energi suatu sistem. Kesinambungan energi dalam

suatu sistem sangat diperlukan dan apabila suatu sumber daya terputus, maka

sistem akan berubah atau terputus dan mengakibatkan timbulnya suatu

keadaan yang membuat sekelompok populasi jumlahnya meningkat. Taruhlah

misalnya burung elang yang makanannya adalah tikus tanah dan tikus tanah

ini makanannya adalah tumbuhan, sedangkan tumbuhan tergantung kepada

kesuburan tanah dan seterusnya. Pada suatu saat, misalnya terjadi kerusakan

tumbuhan, maka bukan saja mansia yang rugi karena tanaman itu rusak, akan

tetapi juga tikus, demikian pula elang dan seterusnya akan rugi karena tidak

mendapatkan makanan. Hal inilah yang mendasari pemikiran mengenai azas

ini dalam hal turun naiknya populasi yang sangat bergantung kepada jumlah

(32)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbalbalik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya.

2. Ekologi adalah bagian kecil dari biologi. Ilmu biologi murni dapat dibagi dua,

yaitu pembagian berdasarkan “lapisanvertikal” dan pembagian berdasarkan

“taksonomi” Makhluk hidup atau organisme memiliki tingkat organisasi yang

berkisar dari tingkat paling sederhana ke tingkat organisasi yang paling

kompleks.Tingkatan organisme dalam ekologi adalah protoplasma, sel,

jaringan, organ , sistem organ, organism, populasi, komunitas, dan ekosistem.

Ekologi masak ini menjadi semakin luas cakupannya, namun ekologi dapat

dikelompokkan berdasarkan bidang kajiannya, yaitu autekologi, sinekologi,

berdasarkan habitatnya, dan berdasarkan taksonomi. Suatu organisme tidak

dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya suatu organisme akan

sangat bergatung pada organisme lain dan berbagai komponen lingkungan

yang ada di sekitarnya.

3. Ekologi lingkungan memiliki 14 asas yang merupakan satu kesatuan antara

asas yang satu dengan asas yang lain. ebuah perbedaan penting antara ekologi

(33)

masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung

fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat spesifik dari

makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau kelompok ikan. Ahli

ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi berinteraksi,

bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi lebih

berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti penyediaan

makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu

kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi

menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi

suatu spesies.

B. Saran

Dalam suatu kehidupan, suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk

kelangsungan hidupnya suatu organisme akan sangat bergatung padaorganisme

Referensi

Dokumen terkait

• Pangsa pasar suatu produk atau jasa relatif besar dan sedang menanjak secara pesat, umumnya cenderung menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan berada pada tingkat

di dalam proses kegiatan belajar mengajar yang baik. Selama dalam pengajaran model, praktikan mempelajari bagaimana. cara guru pamong melakukan pembelajaran dan

Dari eksperiment yang ke-2 dengan kolektor dari bahan stainless yang telah dibuat untuk menghasilkan hubungan antara sudut kolektor dan intensitas cahaya yang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

Bagaimana pengaruh ekuitas merek yang terdiri dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, kesan kualitas dan loyalitas merek secara bersama- sama dan parsial berpengaruh

Dalam program pendidikan konservasi agroekosistem usaha tani dikembangkan kelembagaan masyarakat berbasis konservasi alam yang didasarkan pada potensi kawasan, tuntutan

The indirect effect between Safety Leadership (0.08) and Safety Culture (0.239) to Safety Behavior was lower than the direct effect, this result shown that Safety Training is not

[r]