• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Perbandingan Metode Dynamic Discount Solution Dengan Metode Goal Programming Untuk Optimasi Kapasitas Trafik Berdasarkan Grade Of Service

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Simulasi Perbandingan Metode Dynamic Discount Solution Dengan Metode Goal Programming Untuk Optimasi Kapasitas Trafik Berdasarkan Grade Of Service"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teknologi GSM

Salah satu teknologi komunikasi bergerak yang sampai saat ini masih

menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

Communication) yang merupakan komunikasi berbasis digital. Jaringan GSM

dengan frekuensi 900 dan 1800 MHz merupakan frekuensi yang paling banyak

digunakan di dunia.[4]

Pada GSM 900, frekuensi uplink yang digunakan 890-915 MHz,

sedangkan frekuensi downlink-nya 935-960 MHz. Bandwidth yang digunakan

adalah 25 MHz dengan lebar kanal sebesar 200 KHz. Dari keduanya, maka

didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal untuk suara dan 1 kanal untuk sinyal.

Pada GSM 1800, frekuensi uplink yang digunakan 1710-1785 MHz, sedangkan

frekuensi downlink-nya 1805-1880 MHz. Bandwidth yang digunakan adalah 75

MHz dengan lebar kanal sebesar 200 KHz. Maka pada GSM 1800 ini akan

tersedia sebanyak 375 kanal.[2]

Pada sistem telepon seluler, suatu wilayah dibagi menjadi beberapa cell

kecil. Tiap cell memiliki 1 BTS dengan sejumlah transceiver (TRx). Sekelompok

BTS dikontrol oleh 1 BSC. TRx (Transmitter and Receiver) bertanggung jawab

untuk transmisi dan penerima sinyal radio. Untuk menghitung kapasitas suatu

BTS dalam melayani pelanggan, maka perlu diperhatikan berapa jumlah TRx

(2)

Biasanya ada 3 sektor dalam 1 BTS. Setiap TRx mampu menangani 8

kanal. Jika operator menggunakan konfigurasi 4x4x4, tiap sektor diisi dengan 4

TRx, maka perhitungannya sebagai berikut:

1. 1 sektor terdiri atas 4 TRx

2. 1 TRx = 8 kanal

3. 4 TRx = 8 x 4 = 32 kanal

Setiap sektor membutuhkan 1 kanal BCCH (Broadcast Control Channel) dan 1

kanal SDCCH (Standalone Dedicated Control Channel) yang berguna dalam

broadcast sinyal dan juga mengatur panggilan setiap pelanggan. Jadi, 1 sektor

yang terdiri atas 4 TRx mampu melayani 32 – 2 = 30 panggilan secara teoritis.[6]

Gambar 2.1 menunjukkan secara umum mengenai arsitektur jaringan

GSM. Di dalam arsitektur jaringan GSM terdapat network element yang terdiri

dari Mobile Station (MS), Base Station Sub-System (BSS), Network Sub-System

(NSS), dan Operation and Support System (OSS). Secara bersama-sama,

keseluruhan network element tersebut akan membentuk sebuah PLMN (Public

(3)

Gambar 2.1 Arsitektur jaringan GSM

2.2 Dasar Trafik Seluler

Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari

satu tempat ke tempat yang lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari

suatu trafik telekomunikasi diukur dengan satuan waktu, sedangkan nilai dari

trafik suatu kanal adalah lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Salah

satu tujuan dari perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kerja jaringan

dan mutu

pelayanan jaringan telekomunikasi.[4]

Trafik dalam seluler didefinisikan sebagai kumpulan panggilan telepon

bergerak melalui suatu grup kanal dengan memandang durasi dan jumlah

panggilan. Secara matematis dirumuskan seperti Persamaan 2.1.

E = λ×�(Erlang) (2.1)

Dimana :

(4)

λ :call arrival rate (call/hour)

t : mean holding rate (hour/call)

Satuan yang digunakan adalah erlang. 1 erlang didefinisikan sebagai

jumlah trafik yang berlangsung ketika 1 pelanggan menduduki 1 kanal percakapan

selama 1 kurun waktu rujukan (detik, menit atau jam). Operator tidak hanya

memastikan berapa kapasitas TRx yang dibutuhkan pada keadaan trafik normal

tetapi juga cukup fleksibel untuk mengakomodasi lonjakan trafik pada jam sibuk.

Untuk melakukan itu ada konsep yang dikenal sebagai Grade of Service (GOS)

atau kelas layanan. GOS menentukan berapa banyak potensial trafik pelanggan

yang tidak bisa diakomodasi per seratus pelanggan. GOS juga dapat dijadikan

sebagai parameter Quality of Service (QOS) dimana dalam perhitungannya dapat

menggunakan bantuan Tabel Erlang-B [6]. Adapun hubungan secara kualitatif

antara kapasitas sistem, beban trafik dan QOS ditunjukkan pada Gambar 2.2. [7]

Gambar 2.2Hubungan kualitatif antara sistem-trafik-QOS

Aspek penting dari trafik seluler meliputi : kapasitas trafik dan ukuran sel,

efisiensi spektral dan sektorisasi, kapasitas trafik vs coverage dan analisis holding

time (waktu pendudukan). Bila trafik (jumlah pendudukan) dalam suatu sistem

peralatan telekomunikasi diamati, maka terlihat bahwa harganya akan

(5)

Jam tersibuk adalah 1 jam tiap hari dimana trafik tertinggi (tersibuk).

Sedangkan jam sibuk adalah 1 jam yang diambil dari kurva rata-rata dimana trafik

tersibuk. Adapun karakteristik trafik mobile diantaranya:

1. Pada telepon seluler jumlah trafik rata-rata setiap user adalah 25 – 35 mE.

Pengukuran trafik ini dilakukan pada jam sibuk.

2. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam 10.00 sampai 12.00 dan 13.00

sampai 15.00. Dalam hal ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti periode.

3. Kenaikan trafik tiap user lambat.

4. User lebih lama manggunakan telepon dalam keadaan diam dari pada

bergerak.

2.3 Optimasi Kapasitas GSM

Optimasi terhadap jaringan GSM diperlukan ketika jaringan mengalami

kekurangan kapasitas akibat tidak efisiennya penggunaan spektrum frekuensi.

Teknologi antarmuka udara GSM menggunakan akses ganda berdasarkan

pembagian slot waktu atau time division multiple access (TDMA). Setiap slot

waktu menempati lebar pita 200 kHz yang dapat dibagi menjadi 8 time slot (ts).

Penomoran kanal ts diberikan seperti pada terminologi digital lainnya yaitu

dengan nomor 0-7. Jadi satu frekuensi pembawa pada sistem GSM mempunyai 8

kanal yang biasanya dirancang 1 ts untuk control channel dan sisanya untuk

traffic channel.[5][6]

Munculnya ide optimasi ini karena bertambahnya pelanggan GSM dunia

(6)

yang ada terbatas dan tidak terbaharui. Maka perlu penggunaan frekuensi yang

efisien sebelum diperlukan penambahan spektrum. Optimasi kapasitas pada

dasarnya dapat dilakukan melalui tiga kategori besar perancangan sistem. Pertama

yaitu merancang berapa banyak transceiver (Trx), jumlah kanal kontrol, jumlah

kanal broadcast dan kanal trafik pada satu BTS. Kedua adalah bagaimana

mengatur fitur yang digunakan seperti power control, penggunaan voice coding

seperti HR, AMR atau paduan HR/AMR dan lain-lainnya. Ketiga adalah

mengatur QoS seperti persentase congestion karena hand off, drop call, bad

quality dan pengaturan interferensi yang terjadi pada BTS. Pada tugas akhir ini

dianalisis metode optimasi untuk penentuan jumlah kanal berdasarkan nilai GOS

yang diinginkan.

2.4 Proses Stokastik

Proses stokastik banyak digunakan untuk memodelkan evolusi suatu

sistem yang mengandung suatu ketidakpastian atau sistem yang dijalankan pada

suatu lingkungan yang tidak dapat diduga, dimana model deterministik tidak lagi

cocok dipakai untuk menganalisis sistem.[5]

Pada tugas akhir ini digunakan 2 distribusi proses stokastik, yaitu

distribusi Poisson untuk pembangkitan laju kedatangan panggilan (call arrival

rate) dan distribusi Bernoulli untuk prediksi trafik pada metode DDS.

2.4.1Distribusi Poisson

Pendistribusian trafik pada jaringan tidak pernah merata dikarenakan

pengguna yang mobile dan terhubung ke jaringan bersifat random (stokastik). Call

(7)

poisson adalah suatu distribusi yang menyatakan suatu kedatangan. Bilangan acak

berdistribusi poisson digunakan untuk membuat data simulasi yang menyatakan

data kedatangan. Distribusi poisson mempunyai PDF dengan nilai rata-rata m,

seperti pada Persamaan 2.2.

p(x) = �−���

�! (2.2)

Grafik PDF distribusi poisson ditunjukkan seperti pada Gambar 2.3. [8]

Gambar 2.3Grafik PDF distribusi poisson

2.4.2Distribusi Bernoulli

Suatu distribusi Bernoulli dibentuk oleh suatu percobaan Bernoulli.

Sebuah percobaan Bernoulli harus memenuhi syarat:

1. Keluaran (outcome) yang mungkin hanya salah satu dari “sukses” atau “gagal”

2. Jika probabilitas sukses p, maka probabilitas gagal q = 1-p

Dalam sebuah percobaan Bernoulli, dimana p adalah probabilitas

“sukses”, q = 1-p adalah probabilitas “gagal”, dan X adalah variabel acak yang

menyatakan sukses, maka dapat dibentuk sebuah distribusi probabilitas Bernoulli

sebagai fungsi probabilitas seperti Persamaan 2.3 berikut:[5]

Pb (x;p) = ��1− � 1−� x = 0,1 (2.3)

(8)

2.5 Dynamic Discount Solution

Persaingan di pasar prabayar telah meningkat sedemikian rupa, sehingga

operator jaringan mencoba untuk tetap berada di depan pesaing mereka. Promosi

yang diluncurkan dengan tujuan untuk menarik dan mempertahankan pelanggan.

Jelas bahwa inovasi adalah kunci untuk bersaing menguntungkan dalam pasar

yang sangat kompetitif ini. Oleh karena itu dibuatnya metode Dynamic Discount

Solution (DDS).

Tujuan utama dari DDS ini adalah mengubah pola panggilan pelanggan

untuk menurunkan lalu lintas di jaringan pada waktu puncak dan meningkatkan

lalu lintas jaringan saat-saat tenang ketika ada kapasitas jaringan yang tersedia.

Hasilnya adalah pemanfaatan kapasitas jaringan yang lebih efisien.

DDS mencapai ini dengan menawarkan pelanggan diskon biaya telepon

mereka di lokasi dan pada saat-saat jaringan memungkinkan ini. Untuk dapat

melakukan hal ini informasi statistik tertentu dikumpulkan dari setiap sel,

menggabungkan ini dengan data penggunaan dari CDR (call data record) untuk

menentukan kapan, dimana dan apa diskon harus ditawarkan ke pelanggan.

Setelah ini barulah ditetapkan diskon pada tarif dalam sistem pengisian

diperbaharui. Selain itu, diskon yang valid disiarkan ke ponsel menggunakan

fungsi Cell Broadcast di jaringan radio.

Adapun beberapa tujuan dari DDS ini adalah:

1. Mengurangi tingkat lalu lintas puncak dengan memindahkan lalu lintas ke jam

off-peak atau lokasi yang berbeda.

2. Menggunakan kapasitas bebas pada sel tertentu dan dalam jaringan pada

(9)

3. Meningkatkan nilai pelanggan dengan memberikan nilai lebih untuk uang,

memaksimalkan tingkat pendapatan. Solusi ini akan memastikan bahwa

penghasilan saat ini setidaknya dipertahankan.

Gambar 2.4 Pemanfaatan trafik per sel

Gambar 2.4 menunjukkan contoh bagaimana lalu lintas di beberapa sel.

Sel-sel individu dimensioned untuk lalu lintas puncak mereka, yang berarti bahwa

pada waktu hari lain, sel kurang dimanfaatkan. Ketika menambahkan trafik per sel

itu menjadi jelas bahwa ada kelebihan kapasitas dalam jaringan, bahkan di puncak

lalu lintas jaringan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5Jaringan pemanfaatan jumlah lalu lintas

Dalam rangka untuk menjalankan jaringan secara optimal dari sudut

pandang model pembiayaan, pengguna akan perlu untuk menggunakan layanan

(10)

untuk meratakan puncak lalu lintas dengan mengalihkan ke waktu lain dimana

permintaan lalu lintas kurang, sehingga perlu pengurangan kapasitas untuk sel dan

akibatnya untuk seluruh jaringan [5].

2.6 Metode Goal Programming

Goal Programming adalah sebuah perluasan teknik program linier yang

mempertimbangkan lebih dari satu tujuan dalam model yang dibentuk. Goal

Programming sangat cocok digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan

karena melalui variabel deviasinya, Goal Programming secara otomatis

menangkap informasi tentang pencapaian relatif dari tujuan-tujuan yang ada.

Terdapat beberapa komponen, yaitu variabel keputusan, fungsi tujuan, dan

batasan. Variabel keputusan merupakan nilai yang akan dicari. Fungsi tujuan

untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai. Batasan merupakan aspek pembatas.

Metode

goal programming merupakan metode yang melakukan pendekatan untuk

mencapai nilai tujuan dan meminimumkan penyimpangan [6].

Beberapa asumsi dasar yang diperlukan dalam goal programming adalah

sebagai berikut:

a. Linieritas. Asumsi ini menunjukkan perbandingan antara input yang satu

dengan input yang lain atau suatu input dengan output besarnya tetap dan

terlepas pada tingkat produksi. Hubungannya bersifat linear.

b. Proporsionalitas. Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambil

keputusan berubah, maka dampak perubahannya akan menyebar dalam

proporsi yang sebanding dengan fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya.

(11)

c. Aditivitas. Asumsi ini menyatakan nilai parameter suatu kriteria optimisasi

merupakan jumlah dari nilai individu-individu. Dampak total terhadap kendala

ke-i merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambilan

keputusan.

d. Disibilitas. Asumsi ini menyatakan bahwa peubah pengambilan keputusan jika

diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.

e. Deterministik. Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap dan

diketahui atau ditentukan secara pasti.

Dalam goal programming terdapat tiga unsur utama yaitu fungsi tujuan,

kendala tujuan, dan kendala non negatif. Penjelesannya sebagai berikut :

1. Fungsi tujuan dalam goal programming pada umumnya adalah masalah

minimisasi, karena dalam fungsi tujuan terdapat variabel simpangan yang

harus diminimumkan. Fungsi tujuan dalam goal programming adalah

meminimumkan total penyimpangan tujuan yang ingin dicapai.

2. Kendala non negatif dalam goal programming adalah semua variabel-variabel

bernilai positif atau sama dengan nol. Jadi variabel keputusan dan variabel

deviasi dalam masalah goal programming bernilai positif atau sama dengan

nol.

3. Kendala Tujuan dalam goal programming memiliki tujuan yang ditentukan

oleh hubungannya dengan fungsi tujuan [10].

Persamaan umum metode goal programming seperti pada Persamaan 2.4

berikut:

∑��=1��� .�� = �� (2.4)

(12)

��� = koefisien �� pada fungsi obyektif dalam setiap tujuan-k (k = 1, 2, ..., K)

�� = Variabel keputusan (j= 1, 2, ...., n)

��= Target untuk tujuan-k

Dalam metode goal programming tidak memungkinkan untuk mencapai

seluruh target sehingga perlu didefinisikan fungsi tujuan yang menyeluruh dari

tujuan awal. Dengan harapan penyimpangan dapat bernilai negatif atau positif

maka fungsi tujuan model goal programming ditunjukkan pada Persamaan 2.5:

���� = ∑��=1|∑��=1��� .�� − ��| (2.5)

Dimana:

����= Fungsi tujuan minimal

Fungsi tujuan menyeluruh dari metode goal programming sangat sulit

untuk diselesaikan, maka harus dilakukan transformasi format ke bentuk linear

programming agar diselesaikan dengan cara yang lebih sederhana. Tahap awal

transformasi adalah membuat variabel baru yang didefinisikan seperti Persamaan

2.6 berikut:

�� = ∑��=1��� .�� = �� ; untuk k = 1,2,…..,K (2.6)

Sehingga fungsi tujuan goal programming menjadi Persamaan 2.7:

���� =∑��=1|��| (2.7)

�� dapat bernilai positif atau negatif. Maka variabel ini dapat diganti dengan dua

variabel non negatif baru seperti pada Persamaan 2.8:

�� = ��+− ��− ; dimana ��+ dan��−> 0 (2.8)

Variabel �+ dan�−merupakan variabel penyimpangan yang

merepresentasi tingkat pencapaian melebihi tujuan (over achievement) dan

(13)

achievement tidak mungkin terjadi secara bersamaan, maka berlaku hubungan

��+∗ ��− = 0.

Dalam model goal programming, setiap tujuan dimasukkan dalam batasan

yang ada dalam persamaan. Fungsi tujuan yang menjadi batasan tersebut

dinamakan goal constraint, dimana dalam persamaannya melibatkan variabel

penyimpangan �+ dan�−. Pada banyak kasus, sebuah goal programming

mengandung �+ dan�−, walaupun kedua variabel penyimpangan ini tidak muncul

pada fungsi tujuan. Dengan demikian sangat mungkin untuk menuliskan fungsi

kendala target seperti Persamaan 2.9 berikut [6]:

Gambar

Gambar 2.1 Arsitektur jaringan GSM
Gambar 2.2Hubungan kualitatif antara sistem-trafik-QOS
Grafik PDF distribusi poisson ditunjukkan seperti pada Gambar 2.3. [8]
Gambar 2.5Jaringan pemanfaatan jumlah lalu lintas

Referensi

Dokumen terkait

Media pertumbuhan untuk kultur mikroalga pada skala semi massal dapat menggunakan media seperti kultur skala.. laboratorium atau menggunakan pupuk dengan komposisi

Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum, tingkat self efficacy siswa kelas X AK pada mata pelajaran dasar-dasar akuntansi di SMK Negeri 1 Pontianak tergolong

Penelitian eksperimen yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi pada kondisi subjek yang di teliti, dengan adanya pengontrolan ketat pada faktor- faktor luar

(mabuk) dan keluar sama sekali dari kesadarannya, maka ha1 ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang menuntut agar seorang Muslim harus selalu dalam keadaan

Pemerintah Singapura sebelumnya telah menekankan bahwa uang virtual adalah bukan merupakan alat pembayaran yang legal karena tidak sesuai dengan keamanan yang di atur

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh

Oleh karena itu, sosialisasi dan pendidikan anak yang berkaitan dengan nilai-nilai kebaikan baik di keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas sangat penting dalam

Menurut Osborn (dalam Hyde, 2005) brainstorming adalah suatu teknik yang dilakukan tiap kelompok untuk mencoba menemukan solusi dari suatu masalah dengan