• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lesi Liver Pada Pembuluh Darah Upper Abdomen Dengan CT-Scan Metode Three Phaseunit Radiologirsup. H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Lesi Liver Pada Pembuluh Darah Upper Abdomen Dengan CT-Scan Metode Three Phaseunit Radiologirsup. H. Adam Malik Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Fisiologi

Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh.Bentuknya lonjong dan meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah.Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian yaitu upper abdomen dan lower abdomen.

Keterangan Gambar : 1.Upper Abdomen 2.Lower Abdomen

Gambar 2.1 Abdomen (Pearce,1999)

Batas-batas rongga abdomen adalah dibagian atas diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot abdominal, tulang-tulang iliaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen beserta daerah-daerah (Pearce,1999)

Keterangan Gambar : 1. Inferior ena Cava 2. Liver

(2)

13. Spleen Gambar 2.2 Organ Upper Abdomen (Pearce,1999)

Pada bagian upper abdomen terdapat beberapa organ dintaranya: hati, empedu, lambung, ginjal, limpa, pancreas dan lainnya (Pearce,1999). 1. Liver atau hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma.Hati secara luar dilindungi oleh iga-iga.Hati terbagi dalam dua belahan utama, kanan dan kiri. Selanjutnya hati dibagi lagi dalam empat belahan(kanan,kirikaudata dan kwadrata ) dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobu lus. Hati mengeluarkanempedu melalui saluran hepatika (duktus hepatikus) yang keluar dari lobus kanan dan kiri yang kemudian menyatu membentuk hepatic common duct dan menuju duktus cystikus kemudia masuk ke kandung empedu.(Pearce,1999)

11 1 8

3 2

4

5

7 6 10 9

Gambar 2.3 Anatomi Cross Sectional Upper Abdomen (Netter,2005) Keterangan gambar:

(3)

3. Lambung 4. Limpa 5. Ginjal kanan 6. Ginjal kiri

7. Vena cava inferior 8. Aorta abdominal 9. Vertebrae thoracic 10. Spinal cord 11. Arteri

Hati di suplai oleh dua pembuluh darah yaitu :

a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrisi seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air dan mineral.

b. Arteri hepatica cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen. Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hepatosit menyerap nutrien, oksigen dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam hepatosit zat racun akan di netralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau di bentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke peradaran darah tubuh (Wibowo,2009).

Fungsi hati :

a. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu b. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen

c. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terahir asam karbonat dan air

d. Hati merupakan pabrik terbesar dalam tubuh sebagai pengantar metabolisme (Syaifuddin,1997).

2. Kandung Empedu

(4)

Fungsi Kandung Empedu :

a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat

3. Lambung

Lambung terletak disebelah atas kiri abdomen,sebagian terlindungi dibelakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya.orificium cardia terletak dibelakang tulang rawan iga ketujuh kiri. Fundus lambung,mencapai ketinggian ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus,bagian terbesar letaknya ditengah.Pylorus,suatu canalis yang menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut antrum pyloricum. Fungsi lambung

a. Tempat penyimpanan makanan sementara b. Mencampur makanan dengan getah lambung c. Menghancurkan makanan

d. Protein diubah jadi pepton

e. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk keduodenum f. Mengasamkan makanan

4. Usus halus

Usus halus adalah tabung yang panjangnya kira-kira dua setengah meter dalam keadaan hidup.usus halus memanjang dari lambung sampai

katup ileo - caecal tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.Area permukaan dalam yang luas disepanjang usus halus membantu absorsi produk-produk pencernaan.

Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm dan berliku-liku disekitar caput pancreas.

(5)

5. Ginjal

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kana dan sebelah kiri tuang belakang peritoneum.Dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrae thoracalis sampai vertebrae lumbalis ketiga.Ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 -7,5 cm. pada orang dewasa berat ginjal kira-kira 140 gram.ginjal terbagi menjadi beberapa lobus yaitu:lobus

hepatis dextra, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra. Fungsi ginjal:

a. Mengatur keseimbangan air

b. Mengatur konsentrasi garam darah dan keseimbangan asam basa darah c. Eksresi bahan buangan dan kelebihan garam

6. Limpa

Limpa terletak di region hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus ventrikuli dan diafragma.

Fungsi limpa:

a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk hemoglobin dan zat besi

7. Pancreas

Pancreas adalah kelenjar majemuk bertandan. panjangnya kira-kira 15 cm,mulai dari duodenum sampai limpa.pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pancreas, yang terletak disebelah rongga kanan abdomen dan didalam lekukan, badan pancreas, yang terletak dibelakang lambung dan didepan vertebrae lumbalis pertama ekor pakreas, adalah bagian yang runcing disebelah kiri dan menyentuh limpa.

Fungsi pancreas:

a. Fungsi eksokrin, dimana kelenjar eksokrin mengeluarkan cairan pankreas men uju duktus pakreatikus,dan akhirnya ke duodenum. Sekresi ini penting

untuk pencernaan dan absorsi protein,lemak dan karbohidrat.

(6)

sekresi glucogan dan insulin,yang terjadi dalam sel-sel khusus di pulau langerhans.

2.2Patologi

Patologi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan perubahan yang berkaitan dengan penyakit atau cedera (Sloane,2007).

Lesi atau tumor adalah sebutan untuk

terbentuk akibat pertumbuha

denga berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign).

Secara makroskopis karsinoma liver dapat muncul sebagai masa soliter besar, sebagai nodul multipel atau sebagai lesi infiltratif difus. Secara

mikroskopis, neoplasma d isusun oleh sel -sel hati abnormal dengan berbagai diferensisasi. Tumor dengan diferensiasi yang lebih baik disusun oleh sel -sel mirip sel hati yang teratur di dalam pita pita yang terpisah oleh sinusoid -sinusoid.

Sel-sel ini berinti besar yang memperlihat kan anak inti yang menonjol dan hiperkromasi dan dapat mengandung empedu di dalam sitoplasmanya. Tumor -tumor yang kurang berdiferensiasi baik mempunyai lembaran -lembaran sel-sel anaplastik.Invasi pada radikulus vena hepatika merupakan gambaran khas yang m embedakan dengan adenoma. Sulit membedakan karsinoma hepatoselular

berdiferensiasi buruk dengan karsinoma metastatik (Chandrasoma, 2005) . Pewarnaan imunohistokimia dapat memperlihatkan alfa -fetoprotein (AFP) di dalam sel neoplasma. Karsinoma hepatoseluler juga mensekresi AFP ke dalam darah, peningkatan kadar dijumpai pada 90% pasien, membuat pemeriksaan AFP serum sebagai tes diagnostik yang penting. (Catatan : Kadar AFP juga dapat sedikit meningkat pada beberapa kasus hepatitis dan sirosis, demikian juga pada beberapa neoplasma sel germinal pada gonad). Karsinoma hepatoseluler

(7)

2.3Kontras Media

Kontras media adalah suatu bahan atau media yang dimasukkan kedalam tubuh pasien untuk membantu pemeriksaan radiografi, sehingga media yang dimasukkan tampak lebih radioopaque atau lebih radiolucent pada organ tubuh yang akan diperiksa.

Kontras media digunakan untuk membedakan jaringan-jaringan yang tidak dapat terlihat dalam radiografi.Selain itu kontras media juga untuk

memperlihatkan bentuk anatomi dari organ atau bagian tubuh yang diperiksa serta untuk memperlihatkan fungsi organ yang diperiksa.

Syarat-syarat bahan kontras :

1. Tidak merupakan racun dalam tubuh

2. Dalam konsentrasi yang rendah telah dapat membuat perbedaan densitas yang cukup.

3. Mudah cara pemakaiannya.

4. Secara ekonomi tidak mahal dan mudah diperoleh dipasaran.

5. Mudah dikeluarkan dari dalam tubuh/larut sehingga tidak menggangu organ tubuh yang lain.

Jenis bahan kontras dibagi menjadi 2(dua), yaitu :

a. Bahan kontras negatif terdiri dari (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). b. Bahan kontras positif yang terdiri dari turunan barium sulfat (BaSO4) dan turunan iodium (I).

2.4Pembentukan Sinar-X

Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm C. Rontgen pada tahun 1895 dari universitas Worzburg jerman. Penemuan ini berawal dari

(8)

Gambar 2.4 Skema tabung sinar-X (Hoxster,1982). Keterangangambar:

1. Katoda 4. Keping wolfarm 7. Anoda

2. Filamen 5. Ruang hampa 8. Diapragma

3. Bidang fokus 6. Selubung 9.Berkassinarguna

Prinsip kerja dari pembangkit sinar-X dapat dijelaskan sebagai berikut, beda potensial yang diberikan antara katoda dan anoda menggunakan sumber yang bertegangan tinggi. Produksi sinar-X dihasilkan dalam suatu tabung berisi suatu perlengkapan yang diperlukan untuk menghasilkan sinar-X yaitu bahan penghenti atau sasaran dan ruang hampa.

Elektron bebas terjadi karena emisi dari filamen yang dipanaskan. dengan sistem fokus, elektron bebas yang dipancarkan terpusat menuju anoda. Gerakan elektron ini akan dipercepat dari katoda menuju anoda bila antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang cukup besar.

Gerakan elektron yang berkecepatan tinggi dihentikan oleh suatu bahan yang ditempatkan pada anoda. Tumbukan antara elektron dengan anoda ini menghasilkan sinar-X, pada tumbukan antara elektron dengan sasaran akan ada energi yang hilang. Energi ini akan diserap oleh sasaran dan berubah menjadi panas sehingga bahan sasaran akan mudah memuai. Untuk menghindarinya bahan sasaran dipilih yang berbentuk padat. Bahan yang biasa digunakan sebagai anoda adalah platina, wolfram, atau tungsten.

(9)

lebih tinggi. Dengan demikian energi kinetik yang dapat diubah menjadi sinar-X juga lebih besar.

Radiografi sinar-X adalah ilmu yang mempelajari citra suatu objek yang diradiasi dengan sinar-X. Bila sinar-X dilewatkan pada suatu objek, maka sebagian radiasi yang ada akan diteruskan sehingga citra objek dapat direkam pada film. Satuan yang biasa digunakan untuk penyinaran radiografi adalah Rontgen, disingkat R. Satu Rontgen dapat diartikan sebagai sejumlah sinar-X agar menghasilkan ion-ion yang membawa muatan satu coulomb tiap centimeter kubikdiudara dengan suhu nol derajat celsius pada tekanan 760 mhg.

1�= 1 stc �� 2

Satu Rontgen dari radiasi foton mempunyai energi rata-rata antara 0.1 Mev sampai 3.0 Mev yang mampu menghasilkan dosis serap sebesar 0.96 rad. Dengan demikian dapat dikatakan imenghasilkan dosis sebesar 1 rad. Jadi,

1 R = 1 rad

Potensial (kV), Arus (mA) dan waktu (t) mempengaruhi densitas bayangan. Pemilihan potensial (kV) yang terlalu rendah akan menyebabkan penyinaran yang diberikan tidak mampu menghasilkan densitas pada film. Sedangkan pemilihan potensial (kV) yang terlalu tinggi akan menimbulkan gambar film yang buruk sehingga informasi yang diperlukan hilang (kabur).

Waktu penyinaran digunakan untuk menentukan lamanya penyinaran.Hal ini terutama dimaksudkan untuk mengurangi ketidaktajaman gambar yang dihasilkan di film karena gerakan objek yang diambil.Dengan waktu penyinaran yang minimal dapat digunakan untuk mengontrol densitas rata-rata bayangan.

Bila waktu penyinaran yang dipilih ditingkatkan atau diperbesar akan mengakibatkan gambar yang dihasilkan di film menjadi kurang tajam. Hal ini terjadi bila ada faktor gerakan dari objek yang diradiasi.

(10)

2.5 Interaksi Sinar-X Dengan Materi

Interaksi sinar-X dengan materi akan terjadi bila sinar-X yang dipancarkan dari tabung dikenakan pada suatu objek. Sinar-X yang terpancar merupakan panjang gelombang elektromagnetik dengan energi yang cukup besar. Gelombang elektromagnnetik ini dinamakan foton. Foton ini tidak bermuatan listrik dan merambat menurut garis lurus.

Bila sinar-X mengenai suatu objek, akan terjadi interaksi antara foton dengan atom-atom dengan objek tersebut. Interaksi ini menyebabkan foton akan kehilangan energi yang dimiliki oleh foton. Besarnya energi yang diserap tiap satuan massa dinyatakan sebagai satuan dosis serap, disingkat Gray. Dalam jaringan tubuh manusia, dosis serap dapat diartikan sebagai adanya 1 joule energi radiasi yang diserap 1 kg jaringan tubuh (BATAN).

1 gray =1 joule / kg

Interaksi radiasi dengan materi tergantung pada energi radiasi, Jika berkas sinar-X melalui bahan akan terjadi proses utama yakni:

2.5.1 Efek foto listrik

Dalam proses foto listrik energi foton diserap oleh atom yaitu elektron, sehingga elektron tersebut dilepaskan dari ikatannya dengan atom. Elektron yang keluar dari atom disebut foto elektron. Peristiwa efek foto listrik ini terjadi pada energi radiasirendah (E < 1 MeV ) dan nomor atom besar

(11)

Bila foton mengenai elektron dalam suatu orbit dalam atom, sebagian energi foton (Q) digunakan untuk mengeluarkan elektron dari atom dan sisanya dibawa oleh elektron sebagai energi kinetik nya.

2.5.2 Efek Compton

Penghamburan compton merupakan suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron bebas. Dimana foton berinteraksi dengan elektron yang dianggap bebas (tenaga ikat elektron lebih kecil dari energi foton datang), seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.6 : Penghamburan compton: suatu tumbukan lenting sempurna antara sebuah foton dan sebuah elektron (Beiser, 2003).

Dalam suatu tumbukan antara sebuah foton dan elektron bebas maka tidak mungkin semua energi foton dapat dipindahkan ke elektron jika momentum dan ene rgi dibuat kekal. Hal ini dapat diperlihatkan dengan berasumsi bahwa reaksi semakin dimungkinkan.

2.5.3 Produksi pasangan

(12)

Gambar 2.7 Proses pembentukan pasangan, dimana foton berubah menjadi energi positron dan elektron (Beiser, 2003).

2.6Faktor-FaktorYangMenentukanIntensitasSinar-X

Faktor-faktor yang memengaruhi intensitas Sinar-X yang dihasilkan dari suatu pemaparan atau disebut faktor eksposi adalah tegangan tabung, Arus tabung, jarak fokus ke film, waktu eksposi.

2.6.1 Tegangan Tabung

Tegangan tabung sinar-X atau beda potensial antara anoda dengan katoda Selain menentukan energi maximum sinar-X yang dihasilkan, juga

menentukan paparan sinar-X (Sprawls,1987).

Gambar berikut ini adalah gambar spektrum sinar-X dengan tegangan tabung yang berbeda.

Gambar 2.8 Spektrum sinar-X pada tegangan tabung yang berbeda (Sprawls,1987).

(13)

paparan sinar-X akan menjadi empat kalinya sehingga daya tembusnya semakin besar.

Dengan V1 adalah tegangan tabung awal (Volt),V2 adalah tegangan tabung akhir (Volt), I1 adalah Intensitas awal, I2 adalah Intensitas sinar-X akhir. Penambahan tegangan tabung akan menambah jumlah pancaran radiasi dari target atau meningkatkan intensitas radiasi yang dipancarkan (Chesney,1980). Pemilihan tegangan tabung (V) yang terlalu rendah akan menyebabkan penyinaran yang diberikan tidak mampu menghasikan densitas pada film sedangkan pemilihan tegangan tabung yang terlalu tinggi akan menimbulkan radiograf yang buruk sehingga informasi yangdiperlukan hilang (kabur).

Tegangan (V) antara anoda dengan katoda menunjukkan kecepatan dari elektron-elektron, semakin besar kecepatan elektron menumbuk anoda maka semakin besar pula energi yang terkonversi ke dalam energi sinar-X

(Meredith,1977). 2.6.2 Arus Tabung

Arus tabung didefenisikan sebagai jumlah elektron persatuan waktu yang bergerak dari katoda ke anoda. Paparan sinar-X yang terjadi sebanding dengan besarnya arus tabung (Merredith,1977).

Dengan I1 adalah intensitas sinar-X awal, I2 adalah intensitas sinar-X akhir, i adalah kuat arus (Ampere).

2.6.3 Jarak Fokus Ke Film (FFD)

Jarak fokus ke film (FFD) adalah jarak antara titik tumbuk sinar-X (fokus) dengan letak film radiograf. Perubahan pada FFD akan selalu berakibat pada perubahan nilai paparan X yang mencapai film, karena intensitas sinar-X berbanding terbalik dengan jarak (invers square law) (Chesney,1989).

2.6.4 Waktu Exposi (dalam menit)

(14)

2.7 Paparan

Paparan adalah parameter dosis radiasi yang diatur pada pesawat Rontgen .Satuannya adalah (Rontgen).Keluaran tabung sinar-X mempunyai nilai kV, mA dan waktu eksposi yang bervariasi, untuk dapat membandigkan keluaran tabung sinar-X biasanya dengan menentukan perbandingan antara paparan dengan hasil kali arus dan waktu (mR/mAs).Keluaran hasil kali arus dengan waktu (mAs) terhadap tabung dapat diukur pada dua lokasi, di udara dan di bawah phantom.

Pengukuran jauh lebih efektif dalam udara terhadap perubahan kecil pada keluaran tabung X (phantom akan menyaring sejumlah keluaran sinar-X). Namun perbandingan pengeluaran paparan dengan hasil kali kuat arus dengan waktu (mR/mAs) tidak menyediakan informasi spesifik mengenai setiap

perubabahan keluaran yang mungkin terjadi seperti perubahan tegangan tabung dan kuat arus tabumg (kV, mA), kalibrasi pewaktu meskipun kesimpulan kesimpulan bisa dibuat. Perbandingan keluaran paparan dengan hasil kali kuat arus dengan waktu (mR/mAs) merupakan cara cepat untuk evaluasi

linieritas/repetabilitas pembangkit arus sinar-X.

2.8 Densitas

Densitas merupakan derajat kehitaman dari suatu radiograf. Kehitaman yang dihasilkan berhubungan langsung dengan banyaknya paparan yang diterima film sinar-X atau penerangan cahaya( Bushong,dkk,1998) Densitas diukur menggunakan suatu alat yang dinamakan densitometer.Alat ini menggunakan suatu berkas sinar yang secara langsung sistem optiknya

memperlihatkatkan intensitas sinar yang dipancarkan dalam bentuk densitas. Densitas yang terjadi pada suatu film dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis film, energi radiasi, jumlah paparan dan kondisi pemerosesan (Curry, 1990).

2.9 CT-Scan

(15)

selanjutnya diubah menjadi data analog untuk ditampilkan ke layar monitor. Gambar yang ditampilkan dalam layar monitor berupa informasi anatomis irisan tubuh.

Pada CT-Scan prinsip kerjanya hanya dapat menggambarkan tubuh dengan irisan melintang tubuh.Namun dengan memanfaatkan teknologi komputer maka gambaran aksial yang telah didapatkan dapat direformat kembali sehingga sehingga didapatkan gambaran coronal, sagital, oblik.diagonal bahkan bentuk 3 dimensi dari objek tersebut. (Rasad, 2000).

2.9.1 Perkembangan CT-Scan

Setelah Godfrey Hounsfield dari EMI Limited London dan James Ambrosse dari Atkinson Morley ‘s Hospital mulai memperkenalkan CT-Scan pada tahun 1970 di London Inggris, maka CT-Scan mengalami perkembangan yang cukup pesat. CT-Scan pada masa tersebut hanya dapat menggambarkan kepala dengan waktu pemeriksaan yang cukup lama.Pada periode-periode selanjutnya CT-Scan mengalami berbagai pembaharuan, dimulai dari CT-Scan generasi II hingga CT-Scan generasi ke IV.Pada prinsipnya pembaharuan tersebut terletak pada fungsi pemeriksaan dan waktu pemeriksaan yang semakin singkat.

Pada tahun 1990, CT-Scan mengalami kemajuan yang cukup penting, yaitu mulai diperkenalkannya CT Helical atau CT-Spiral.Keunggulan dari alat ini waktu eksposi yang semakin singkat. CT Helicalmenggunakan metode Slip ring yang pada prinsipnya menggantikan kabel-kabel tegangan tinggi yang terpasang pada tabung sinar-X di dalam gantry yang disertai dengan pergerakan meja.Dengan metode ini, tabung sinar-X dapat berotasi secara terus menerus sambil mengeksposi pasien yang bergerak secara sinkron.Prinsip itulah yang dikenal dengan spiral.Di dalam CT Helical dikenal prinsip single slice.Perbedaan utama dari kedua prinsip ini terletak pada jumlah jalur detektor yang berpengaruh pada lamanya pemeriksaan dan resolusi gambar yang dihasilkan (Rasad, 2000). 2.9.2 Komponen-komponen CT-Scan Generasi Ke II

a. Gantry

(16)

b. Tabung Sinar-X

Berdasarkan strukturnya tabung X sangat mirip dengan tabung sinar-X konvensional, namun perbedaannya terletak pada kemampuannya untuk menahan panas dan output yang tinggi. Panas yang cukup tinggi dengan elektron-elektron yang menumbuknya. Ukuran fokal spot yang cukup kecil (kurang dari 1 mm) sangat dibutuhkan untuk menghasilkan resolusi yang tinggi.

c. Kolimator

Kolimator berfungsi untuk mengurangi radiasi hambur, membatasi jumlah sinar-X yang sampai ke tubuh pasien serta untuk meningkatkan kualitas gambar, tidak seperti pada pesawat radiografi konvensional.CT-Scan menggunakan 2 buah kolimator. Kolimator pertama diletakkan pada rumah tabung sinar-X yang disebut pre pasien kolimator dan kolimator yang kedua diletakkan antara pasien dan detektor yang disebut per detektor kolimator atau post pasien kolimator. d. Detektor

Selama eksposi, berkas sinar-X (foton) menembus pasien dan mengalami perlemahan (attenuasi).Sisa-sisa foton yang telah terattenuasi kemudian ditangkap oleh detektor.Ketika detektor menerima sisa-sisa foton tersebut, foton berinteraksi dengan detektor dan memproduksi sinyal dengan arus yang kecil yang disebut sinar output analog.Sinyal ini besarnya sebanding dengan intensitas radiasi yang diterima. Kemampuan penyerapan detektor yang tinggi akan berakibat kualitas gambar yang dihasilkan menjadi lebih optimal. Detektor memiliki 2 tipe yaitu detektor solid stete dan detektor irisan gas.

e. Meja Pemeriksaan (Couch)

Meja pemeriksaan merupakan tempat untuk memposisikan pasien.Meja ini biasanya terbuat dari fiber karbon.Dengan adanya bahan ini maka sinar-X yang menembus pasien tidak terhalangi jalannya untuk menuju detektor.Meja ini harus kuat dan kokoh mengingat fungsinya untuk menopang tubuh pasien selama meja bergerak ke dalamgantry.

f. Sistem Konsul

(17)

Model yang terbaru sudah memiliki banyak kelebihan dan banyak fungsi. Bagian dari sistem konsul ini yaitu :

1. Sistem Kontrol

Pada bagian ini petugas dapat mengontrol parameter-parameter yang berhubungan dengan beroperasinya CT-Scan seperti pengaturan kV, mA dan waktu scanning, ketebalan irisan (Slice thickness), dan lain-lain.Juga dilengkapi dengan keyboard untuk memasukkan data pasien dan pengontrol fungsi tertentu dalam komputer.

2. Sistem Pencetakan Gambar

Setelah gambar CT-Scan diperoleh, gambaran tersebut dipindahkan dalam bentuk film.Pemindahan ini menggunakan kamera multi format. Cara kerjanya yaitu kamera merekam gambaran di monitor dan memindahkannya ke dalam film. Tampilan gambaran di film dapat mencapai 2-24 gambar tergantung ukuran film (biasanya 8 x 10 inchi atau 14 x 17 inchi).

3. Sistem Perekaman Gambar

Merupakan bagian penting yang lain dari CT-Scan. Data pasien yang telah ada disimpan dan dapat dipanggil kembali dengan cepat.Biasanya sistem

perekaman ini berupa disket optik dengan kemampuan penyimpanan sampai ribuan gambar. Ada pula yang menggunakan magnetic tape dengan kemampuan penyimpanan data hanya sampai 200 gambar (Tortorici, 1995 ).

Gambar 2.9 Komponen CT-Scan (Bontrager, 2001) Keterangan :

(18)

2.9.3 Parameter CT-Scan

Gambaran pada CT-Scan dapat terjadi sebagai hasil dari berkas-berkas sinar-X yang mengalami perlemahan serta menembus objek, ditangkap detektor, dan dilakukan pengolahan di dalam komputer.Penampilan gambar yang baik tergantung dari kualitas gambar yang dihasilkan sehingga aspek klinis dari gambar tersebut dapat dimanfaatkan dalam rangka untuk menegakkan diagnosa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam CT-Scan dikenal beberapa

parameter untuk pengontrolan eksposi dan output gambar yang optimal. a. Slice Thickness

Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan dari objek yang diperiksa. Nilainya dapat dipilih antara 1 - 10 mm sesuai dengan keperluan klinis. Pada umumnya ukuran yang tebal akan menghasilkan gambaran dengan detail yang rendah, sebaliknya yang tipis akan menghasilkan gambaran dengan detail yang tinggi.

b. Range

Range atau rentang adalah perpaduan atau kombinasi dari beberapa slice thickness. Sebagai contoh untuk CT-Scan thorax, rangeyang digunakan adalah sama yaitu 5-10 mm mulai dari apeks paru sampai diafragma. Pemanfaatan dari range adalah untuk mendapatkan ketebalan irisan yang sama pada satu lapangan pemeriksaan.

c. Faktor Eksposi

Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap eksposi meliputi tegangan tabung (kV), arus tabung (mA) dan waktu eksposi (s).Besarnya tegangan tabung dapat dipilih secara otomatis pada tiap-tiap pemeriksaan. Namun kadang-kadang pengaturan tegangan tabung diatur ulang untuk menyesuaikan ketebalan objek yang akan diperiksa (rentangnya antara 80 – 140 kV). Tegangan tabun g yang tinggi biasanya dimanfaatkan untuk pemeriksaan paru dan struktur tulang seperti pelvis dan vertebra.Tujuannya adalah untuk mendapatkan resolusi gambar yang tinggi sehubungan dengan letak dan struktur penyusunnya.

d. Field of View (FoV)

(19)

FoV terlalu kecil maka area yang mungkin dibutuhkan untuk keperluan klinis menjadi sulit untuk dideteksi.

e. Gantry tilt

Gantry tilting adalah sudut yang dibentuk antara bidang vertikal

dengan gantry (tabung sinar-x dan detektor).Rentang penyudutan –250 sampai + 250.Penyudutan dari gantry bertujuan untuk keperluan diagnosa dari masing-masing kasus yang harus dihadapi.Di samping itu, bertujuan untuk mereduksi dosis radiasi terhadap organ-organ yang sensitif seperti mata.

f. Rekonstruksi Matriks

Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom pada picture element (pixel) dalam proses perekonstruksian gambar. Pada umumnya matriks yang digunakan berukuran 512 x 512 (5122) yaitu 512 baris dan 512 kolom. Rekonstruksi matriks ini berpengaruh terhadap resolusi gambar yang akan dihasilkan. Semakin tinggi matriks yang dipakai maka semakin tinggi resolusi yang akan dihasilkan.

g. Rekonstruksi Algorithma

Rekonstruksi algorithma adalah prosedur matematis (algorithma) yang digunakan dalam merekonstruksi gambar.Hasil dan karakteristik dari gambar CT-Scan tergantung pada kuatnya algorithma yang dipilih.Sebagian besar CT-CT-Scan sudah memiliki standar algorithma tertentu untuk pemeriksaan kepala, abdomen, dan lain-lain. Semakin tinggi resolusi algorithma yang dipilih, maka semakin tinggi pula resolusi gambar yang akan dihasilkan. Dengan adanya metode ini maka gambaran seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jaringan lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar monitor.

h. Window Width

Window Width adalah rentang nilai computed tomography yang akan dikonversi menjadi gray levels untuk ditampilkan dalam TV monitor.

Setelah komputer menyelesaikan pengolahan gambar melalui rekonstruksi matriks dan algorithma maka hasilnya akan dikonversi menjadi skala numerik yang

dikenal dengan nama nilai computedtomography. Nilai ini mempunyai satuan HU (Hounsfield Unit) yang diambil dari nama penemu CT-Scan kepala pertama kali yaitu Godfrey Hounsfield.

(20)

udara nilai ini adalah air dengan yang dimiliki – 1000 HU. Diantara rentang tersebut merupakan jaringan atau substansi lain dengan nilai berbeda-beda pula tergantung pada tingkat perlemahannya. Dengan demikian penampakan tulang dalam monitor menjadi putih dan penampakan udara hitam. Jaringan dan substansi lain akan dikonversi menjadi warna abu-abu yang bertingkat yang disebut Gray Scale. Khusus untuk darah yang semula dalam penampakannya berwarna abu-abu dapat menjadi putih jika diberi media kontras Iodine. i. Window Level

Window level adalah nilai tengah dari window yang digunakan untuk penampakan gambar. Nilainya dapat dipilih tergantung pada karakteristik perlemahan dari struktur objek yang diperiksa. Window level ini menentukan densitas gambar yang akan dihasilkan (Bontrager, 2001).

2.10 Prinsip Dasar CT-Scan

Prinsip dasar CT scan mirip dengan perangkat radiografi yang sudah lebih umum dikenal.Kedua perangkat ini sama-sama memanfaatkan intensitas radiasi terusan setelah melewati suatu obyek untuk membentuk citra/gambar.Perbedaan antara keduanya adalah pada teknik yang digunakan untuk memperoleh citra dan pada citra yang dihasilkan. Tidak seperti citra yang dihasilkan dari teknik radiografi, informasi citra yang ditampilkan oleh CT scan tidak tumpang tindih (overlap) sehingga dapat memperoleh citra yang dapat diamati tidak hanya pada bidang tegak lurus berkas sinar (seperti pada foto rontgen), citra CT scan dapat

menampilkan informasi tampang lintang obyek yang diinspeksi. Oleh karena itu, citra ini dapat memberikan sebaran kerapatan struktur internal obyek sehingga citra yang dihasilkan oleh CT scan lebih mudah dianalisis daripada citra yang dihasilkan oleh teknik radiografi konvensional.

CT Scanner menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan – lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).

(21)

jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut.

2.10.1 Prinsip Kerja

Gambar 2.10. Bagan Prinsip Kerja CT-Scanner (Buzug, M. Thorsten.2008) Dengan menggunakan tabung sinar-x sebagai sumber radiasi yang berkas sinarnya dibatasi oleh kollimator, sinar x tersebut menembus tubuh dan diarahkan ke detektor. Intensitas sinar-x yang diterima oleh detektor akan berubah sesuai dengan kepadatan tubuh sebagai objek, dan detektor akan merubah berkas sinar-x yang diterima menjadi arus listrik, dan kemudian diubah oleh integrator menjadi tegangan listrik analog. Tabung sinar-x tersebut diputar dan sinarnya di

(22)

diolah menggunakan komputer untuk menghasilkan citra dengan suatu metode yang disebut sebagai rekonstruksi.

• Pemprosesan data

Gambar 2.11. Collimator dan Detektor (Buzug, M. Thorsten.2008) Sinar X-ray yang telah dideteksi oleh detektor kemudian dikonversi menjadi arus listrik yang kemudian ditransmisikan ke komputer dalam bentuk sinyal melaui proses berikut :

Gambar 2.12 Proses Pembentukan Citra (Buzug, M. Thorsten.2008)

Setelah diperoleh arus listrik dan sinyal aslinya, maka sinyal tadi

dikonversi ke bentuk digital menggunakan A/D Convertor agar sinyal digital ini dapat diolah oleh komputer sehingga membentuk citra yang sebenarnya.

(23)

Gambar 2.13 Scanogram CT-Scan Upper Abdomen

2.10.2 Aplikasi Ct Scan

CT Scanner memiliki kemampuan yang unik untuk memperhatikan suatu kombinasi dari jaringan, pembuluh darah dan tulang secara bersamaan.

CT Scanner dapat digunakan untuk mendiagnose permasalahan berbeda seperti :

• Adanya gumpalan darah di dalam paru-paru (pulmonary emboli) • Pendarahan di dalam otak ( cerebral vascular accident)

• Batu ginjal

• Inflamed appendix

• Kanker otak, hati, pankreas, tulang, dll. • Tulang yang retak

2.11 Metode Three Phase Liver

(24)

- Phase Arteri adalah phase setelah kontras I.V, masuk ke vena kemudian sampai jantung lalu didistribusikan ke Aorta dan seluruh arteri termasuk arteri dalam hepar, sehingga massa akan tampak jelas dibanding dengan jaringan sekitarnya. Pada Phase waktu scan diatur pada 20 detik, dengan harapan media kontras tepat dan maksimal berada pada pembuluh arterinya

- Phase Vena adalah mengikuti kembali aliran kontras yang telah didistribusi ke ginjal sehingga kelainan yang ada pada daerah setelah liver dapat terdeteksi. Pada phase waktu scan 30.08 detik. Dengan pengaturan waktu ini, mampu menampakkan gambaran fase vena secara maksimal.

- Phase Delay adalah scanningnya dilakukan 2 menit setelah kontras masuk, sehingga gambaran phase delay kurang maksimal.

Two phase CT-Scan adalah alat pencitraan untuk membedakan lesi hati tidak ganas dan ganas pada phase arteri dan vena.

One phase CT-Scan adalah alat pencitraan untuk membedakan lesi hati tidak ganas dan dan ganas salah satu diantara phase arteri, vena dan delay.

Lesi liver adalah benjolan abnormal yang ada didalam tubuh.Dan dapat didefinisikan sebagai lesi di hati tanpa menyebabkan kelainan didalam tubuh.Lesi ini bisa jinak atau ganas.

Lesi jinak adalah pertumbuhan sel tidak normal tetapi tidak menyerang jaringan yang berdekatan, tumbuh lambat, dan tidak berbahaya. Lesi jinak dikatakan berbahaya apabila pertumbuhannya semakin lama menekan jaringan darah atau saraf.

Lesi ganas disebut juga kanker.Munculnya benjolan sering dianggap sebagai gejala penyakit kanker.Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh normal yang berubah menjadi sel kanker dan mempunyai sifat tumbuh secara cepat.Penyakit ini memiliki potensi untuk

menyerang dan merusak jaringan yang berdekatan.Kondisi ini dalam istilah medis dinamakan metastasis.

Pasien tanpa kanker diketahui atau riwayat penyakit hati kronis, lesi ini biasanya dapat dievaluasi dengan tes pencitraan tindak lanjut seri karena hampir semua akan jinak. Pada pasien dengan kanker, namun, penentuan cepat dari penyebab lesi tersebut mungkin penting untuk mendefinisikan prognosis dan terapi. lesi hepatik kecil dianggap jinak di 51% dari 82% pasien dengan

(25)

52% dari population.5 umum Oleh karena itu penting untuk membedakan antara lesi hati fokal jinak dan ganas untuk pengelolaan lebih lanjut dari pasien.

Hal ini sering sulit untuk mengkarakterisasi lesi hepatik dengan berbagai pencitraan.

Kebanyakan metastasis ke hati yang hypovascular danakibatnya yang terbaik terdeteksi selama fase vena porta. keganasan primer Hypervascular (misalnya hepatocellular karsinoma) dan metastasis tertentu (misalnya, pankreas karsinoma sel islet, carcinoids, melanoma, pheochromocytomas, koriokarsinoma, dan sarkoma) memiliki suplai darah arteri hepatik secara proporsional lebih besar dan, sebagai hasilnya, mungkin bisa dilihat di hati images.19 fase arteri Dalam penelitian kami, 30 lesi metastatik yang hypervascular dan 21 lesi yang

hypovascular. Sebagian besar lesi metastatik hypervascular (n = 24) yang terbaik divisualisasikan pada gambar fase arteri bukan pada fase portovenous. Sebagian besar dari mereka menjadi iso atau hipodens pada portovenous dan keseimbangan fase sehingga sulit untuk mendiagnosa pada fase tunggal sehingga menandakan pentingnya gambar fase arteri tambahan.

Karena itu, lesi terlihat selama hanya fase arteri hepatik mungkin memerlukan biopsi.Pada pasien dengan keganasan hypervascular seperti hepatoma, deteksi lesi kecil terutama jika soliter penting karena lesi ini lebih cenderung dioperasi atau menanggapi terapi.

2.11.1 Pembuluh Nadi (Arteri)

Pembuluh nadi (arteri) memiliki dinding yang disusun dari tiga lapis yaitu lapisan luar yang sifatnya elastis, lapisan tengah berupa sel-sel otot polos, dan lapisan dalam yang disusun oleh selapis sel berdinding tipis.Pembuluh yang mempunyai dinding tebal, kuat, dan juga elastis guna membantu tenaga dalam memompa jantung untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh.Hal ini membuat darah didorong untuk mengalir.Aktivitas tersebut memberi tekanan di sepanjang dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan.maka terjadi, darah memancar keluar jika pembuluh nadi terluka.

Umumnya, pembuluh nadi ada dibagian dalam tubuh.Pembuluh nadi yang besar disebut dengan aorta yang berpangkal di bilik kiri jantung dan bertugas membawa darah yang mengandung sejumlah oksigen (darah bersih) ke seluruh tubuh.Pembuluh ini mempunya katub yang beradap tepat di luar

(26)

arteriol.Arteriol memiliki ukuran lebih tipis dari pada satu sisir rambut.Arteriol bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler.

FungsiPembuluh Nadi (Arteri) :

• Mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh • Menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel • Mengangkut zat buangan misalnya karbon dioksida

• Menjaga keseimbangan mobilitasi protein, kimia, unsur-unsur dari sistem kekebalan tubuh dan sel

2.11.2 Pembuluh Balik (Vena)

Pembuluh balik berndinding lebih tipis, tidak elastis,dan memiliki

diamater lebih lebar dari pada pembuluh nadi. Hal ini dapat terjadi karena dalam perjalanan kembali ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah.Tekanan rendah menyebabkan darah cenderung mengalir kembali meninggalkan

jantung.Untuk mencegahnya, pembuluh balik mempunyai sejumlah katup yang memastikan darah mengalir ke satu arah menuju jantung.Tekanan darah rendah pada pembuluh balik membuat tidak terasa adanya denyutan sehingga darah hanya menetes (tidak memancar) jika pembuluh balik terluka.

Pembuluh balik berada di dekat permukaan tubuh yang nampak kebiru-biruan.Fungsi dari pembuluh balik (vena) adalah menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju jantung.Pembuluh yang mengandung banyak karbon dioksida, kecuali pembuluh balik dari paru-paru menuju jantung (pembuluh balik paru-paru atau vena pulmonalis) yang dilalui darah mengandung banyak oksigen.

(27)

Selain aorta, pembuluh nadi lain yang membawa darah meninggalkan jantung ialah pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis).Pembuluh itu berpangkal pada bilik kanan jantung dan berukuran lebih kecil daripada aorta.Tugasnya membawa darah yang mengandung karbon dioksida (darah kotor).dan uap air ke paru-paru. Melalui pembuluh nadi, darah dari jantung diedarkan ke seluruh jaringan tubuh termasuk jaringan penyusun

jantung.Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan oksigen dan zat makanan ke jantung disebut nadi tajuk (arteri koronaria).Pembuluh ini berukuran sangat kecil sehingga mudah tersumbat oleh gumpalan lemak.Penyumbatan aliran darah menyebabkan sebagian sel-sel pada organ jantung menjadi kekurangan makanan dan oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh nadi jantung ini disebut

Gambar

Gambar 2.1 Abdomen (Pearce,1999)
Gambar 2.3 Anatomi Cross Sectional Upper Abdomen (Netter,2005)
Gambar 2.4 Skema tabung sinar-X (Hoxster,1982).
Gambar 2.5 : Efek Foto listrik (Krane K, 1992)
+7

Referensi

Dokumen terkait