• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peraturan Perundangan UUDRT0111954

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peraturan Perundangan UUDRT0111954"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1954

TENTANG

AMNESTI DAN ABOLISI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 107 Undang-undang

Dasar Sementara Republik Indonesia dan untuk menyesuaikan penetapan

Presiden Republik Indonesia No. 14 tahun 1949 tentang pemberian

amnesti dengan ketentuan tersebut perlu diadakan peraturan tentang

amnesti dan abolisi;

Menimbang : bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak, peraturan ini perlu segera

diadakan;

Mengingat : pasal 96 dan 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG AMNESTI DAN

ABOLISI

Pasal 1

Presiden, atas kepentingan Negara, dapat memberi amnesti dan abolisi

kepada orang-orang yang telah melakukan sesuatu tindakan pidana.

Presiden memberi amnesti dan abolisi ini setelah mendapat nasihat

tertulis dari Mahkamah Agung yang menyampaikan nasihat itu atas

permintaan Menteri Kehakiman.

(2)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 2

-Pasal 2

Amnesti dan abolisi diberikan kepada semua orang yang sebelum tanggal

27 Desember 1949 telah melakukan sesuatu tindak pidana yang nyata

akibat dari persengketaan politik antara Republik Indonesia (Yogyakarta)

dan Kerajaan Belanda.

Pasal 3

Untuk menentukan apakah sesuatu tindak pidana termasuk ketentuan

pasal 2 dapat diminta nasihat dari Mahkamah Agung.

Pasal 4

Dengan pemberian amnesti semua akibat hukum pidana terhadap

orang-orang termaksud dalam pasal 1 dan 2 dihapuskan. Dengan pemberian

abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang yang termaksud dalam

pasal 1 dan 2 ditiadakan.

Pasal 5

Undang-undang Darurat ini mulai berlaku pada diundangkan.

(3)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 3

-Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Undang-undang Darurat ini dengan penempatan dalam

Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 Desember 1954.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

SOEKARNO.

MENTERI KEHAKIMAN,

ttd

DJODY GONDOKUSUMO.

Diundangkan

pada tanggal 31 Desember 1954.

MENTERI KEHAKIMAN,

ttd

DJODY GONDOKUSUMO.

(4)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN

undang Darurat ini dibuat untuk melaksanakan pasal 107 ayat 3

Undang-undang Dasar Sememtara Republik Indonesia. Ayat 3 pasal itu menentukan bahwa

anmesti dan abolisi hanya dapat diberikan dengan Undang-undang ataupun atas kuasa

Undang-undang oleh Presiden sesudah minta nasehat dari Mahkamah Agung.

Sebagaimana diketahui, menurut perpustakaan hukum, maka untuk kepentingan

Negara kepada seseorang atau golongan orang yang telah melakukan sesuatu tindak

pidana dapat diberikan amnesti dan abolisi.

Adapun perbedaan antara amnesti dan abolisi itu ialah:

a. Dengan pemberian amnesti maka semua akibat terhadap orang-orang yang

dimaksud diatas itu dihapuskan;

b. Dengan pemberian abolisi maka penuntutan terhadap orang-orang itu ditiadakan.

Kesempatan ini Pemerintah gunakan untuk menyesuaikan penetapan Presiden

Republik Indonesia (Jogjakarta) No. 14 tahun 1949 tentang pemberian amnesti dengan

ketentuan dalam pasal 107 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia.

Penyesuaian itu dilakukan dalam pasal 2 dan 3 Undang-undang Darurat ini. Selain

penambahan perkataan "abolisi" diantara perkataan-perkataan "amnesti" dan "diberikan"

penyesuaian tersebut ialah bahwa instansi-instansi yang dimaksud dalam penetapan

Presiden itu tidak ada lagi dan bahwa seluruh peraturan dahulu itu tidak berlaku lagi,

sehingga dengan demikian penyelenggaraan anmesti dan abolisi harus dilakukan menurut

peraturan Undang-undang Darurat ini.

Referensi

Dokumen terkait

Materi luas dan keliling segitiga merupakan salah satu materi matematika yang diajarkan pada siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu khususnya pada

sebesar 1.848 artinya jika nilai aspek keamanan Internet Promotion Media mengalami kenaikan satu satuan, maka nilai minat beli masyarakat terhadap tiket pesawat

Pada matakuliah Analisis Data, kedua software diintegrasikan dengan pembelajaran di kelas untuk membantu mahasiswa mengonstruk pemahaman mengenai konsep-konsep Statistika

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan pemetaan tingkat risiko bencana sosial yang ada di Kota Surakarta meliputi pluralitas dalam masyarakat, kerentanan dan kapasitas

dan n %u %u&u &u. ;ntu& itu< &ami menghara,&an &e&urangan dan masih !auh dari &esem,urnaan.. #alah satu su% sistem &esehatan nasional

Pelaksanaan kegiatan, setelah bahan dan peralatan disiapkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan kegiatan yaitu dilakukan kegiatan berupa pengoperasian/

Penanganan secara eksternal merupakan upaya kerja sama yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan negara lain untuk mengatasi pencurian minyak.. Sekelompok orang

Maksudnya, jika seseorang ingin bisa mensyukuri nikmat Allah l, hendaknya dia melihat kepada orang yang keadaannya lebih rendah dari padanya dalam hal kenikmatan yang ingin