• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor risiko mortalitas pada pasien meningitis tuberkulosa anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor risiko mortalitas pada pasien meningitis tuberkulosa anak"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Latar belakang Tuberkulosis (TB) pada anak merupakan salah satu masalah utama kesehatan global, 1% hingga 2% akan berkembang menjadi meningitis tuberkulosa. Menyebabkan morbiditas dan mortalitas dengan komplikasi neurologis yang umum terjadi. Banyak faktor risiko yang dapat mempengaruhi luaran pasien-pasien meningitis TB anak, sehingga perlu diketahui faktor-faktor risiko secara demografis, klinis maupun diagnostik yang berpengaruh terhadap mortalitas pasien-pasien tersebut.

Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko mortalitas pada pasien meningitis tuberkulosa anak

Metode Penelitian ini merupakan studi retrospektif, yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan. Data diambil dari rekam medik pasien meningitis tuberkulosa anak yang dirawat tahun 2012 sampai Desember 2015. Dilakukan penilaian terhadap karakteristik demografis, klinis dan diagnostik terhadap luaran pasien.

Hasil Dari 39 subjek, dijumpai lebih banyak pasien dengan usia yang lebih muda (56.4%; 3-48 bulan), Terdapat hubungan yang signifikan antara imunisasi BCG (OR 5.056, 95% IK 1.297-19.703), status nutrisi yang buruk (OR 5.5, 95% 1.323-22.862), kadar glukosa cairan serebrospinal < 40 mg/dL (OR 4.024, 95% KI 1.060-15.278) dengan mortalitas. Berdasarkan analisis multivariat didapatkan bahwa status gizi yang buruk merupakan variabel utama yang menyebabkan mortalitas pada pasien meningitis TB anak (OR= 18.485).

Kesimpulan Status nutrisi yang buruk merupakan faktor risiko yang paling dominan sebagai penyebab mortalitas pada pasien-pasien meningitis tuberkulosa anak

Kata kunci meningitis tuberkulosa, mortalitas, anak

(2)

ABSTRACT

Background Tuberculosis (TB) in children is a major health problem, 1-2% of children with untreated TB develop meningitis. Cause morbidity and mortality with common neurological complication. Many risk factors could affect outcome of pediatric tuberculous meningitis patient.

Objective To determine the mortality risk factors in pediatric tuberculous meningitis.

Methods A retrospective study had been conducted in Haji Adam Malik General Hospital, Medan. Data from medical record pediatric tuberculous meningitis patient between January 2012 and December 2015. we studied demographic, clinical and radiological profiles and identify risk factors of mortality.

Results Of 39 subjects, younger patients were common (56.4%:3-48 month). Factors associated with mortality were BCG immunization (OR 5.056, 95% CI 1.297-19.703), severe malnutrition (OR 5.5, 95% CI 1.323-22.862) and CSF glucose < 40 mg/dL (OR 4.024, 95% CI 1.060-15.278). multivariate analysis showed that severe malnutrition was the major risk factor for mortality (OR= 18.485).

Conclusion Severe malnutrition was the major risk factor for mortality in pediatric tuberculous meningitis.

Keywords tuberculous meningitis, mortality, children

Referensi

Dokumen terkait

Dari pemaparan hasil penelitian yang telah diperoleh selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ko- operatif tipe make a match terdapat ke-

Khusus bagi siswa yang memiliki prestasi akademik / non akademik perorangan /beregu tingkat Nasional dan/atau tingkat Propinsi , sebagaimana tersebut di bawah

psikologi dengan umur dalam kalangan warga emas yang tinggal di rumah perlindungan..

Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih.. .Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai

Berdasarkan hal tersebut di atas diperoleh hasil bahwa pada tanah jenis lempung berdebu memiliki zat organik yang lebih rendah dari tanah berliat dan juga karena

Formula optimum masker wajah peeloff gel sarang burung walet putih (Aerodramus fuciphagus) dapat diperoleh menggunakan konsentrasi kombinasi PVA 9,20%, konsentrasi HPMC

Uji laboratorium feromon seks Lucilia sericata dilakukan dengan menggunakan tabung “Y” (olfaktometer) dengan bahan uji berupa ekstrak kelenjar feromon seks betina yang belum

Mengasihi Lingkungan: Bagaimana Orang Kristen, Keluarga dan Gereja Mempraktikkan Kebenaran Firman Tuhan untuk Menjadi Jawaban atas Krisis Ekologi dan Perubahan