• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di setiap negara.

Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya

cenderung rendah. Karena jumlah penduduk di desa tidak begitu banyak, maka

biasanya hubungan kekerabatan antarmasyarakatnya terjalin kuat. Masyarakat

desa juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan

para leluhur.

Pada umumnya, desa identik dengan pertanian dan keramahan

masyarakatnya. Dimana pertanian merupakan komponen utama yang menopang

kehidupan masyarakat desa kebanyakan. Perubahan yang terjadi pada pertanian

akan secara langsung berpengaruh pada masyarakat dan begitu juga sebaliknya,

perkembangan pertanian tidak terlepas dari peranan masyrakat. Meski demikian,

bukan hal yang mutlak jika suatu desa memiliki lahan pertanian yang sedikit dan

tidak dikenal dengan pertaniannya. Hal itu dikarenakan Indonesia yang kaya akan

sumber daya alamnya sehingga ada beberapa sumber pendapatan masyarakat

selain pertanian yang mampu menopang kehidupan di pedesaan, seperti sektor

pariwisata.

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi dalam

penerimaan, pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Didukung dengan kekayaan

alam yang dimiliki oleh Indonesia, kedatangan wisatawan ke suatu daerah akan

(2)

penunjang angkutan dalam pengelolaan obyek dan daya tarik wisata sehingga

peluang tersebut akan memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk

memperoleh pendapatan dan meningkatkan pendapatan.

Otonomi Daerah yang sudah berlangsung sejak 1 Januari 2001 telah membuat

pemerintah daerah sibuk mengatur daerahnya masing-masing agar sesuai dengan

aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Penyelenggaraan otonomi daerah yang luas

harus dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat,

pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki oleh

daerah. Oleh karena itu, pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah harus

dapat menentukan prioritas pembangunannya sesuai dengan potensi yang dimiliki

oleh daerahnya masing-masing yang salah satunya adalah potensi dalam sektor

pariwisata.

Secara historis, tujuan pemerintah serta asosiasi industri dalam hal upayanya

mengembangkan potensi dalam sektor pariwisata adalah untuk menjadikan sektor

pariwisata tersebut sebagai sumber penghasil devisa dan penerimaan negara, serta

mampu menciptakan lapangan kerja. Akhir-akhir ini pemerintah menyadari bahwa

potensi pada sektor pariwisata adalah sebagai alat untuk membangun

perekonomian suatu daerah dimana sektor pariwisata berada. Pada tahun 2012

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia merilis bahwa

pariwisata menduduki tempat kedua sebagai pemasok devisa negara setelah

minyak dan gas bumi.

Selain itu, tujuan pengembangan pariwisata juga tercantum dalam

(3)

“Penyelenggaraan kepariwisataan ditujukan untuk pendapatan nasional dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan

memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan, mendorong

pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek wisata dan

daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat

persahabatan antar bangsa.

Melihat perkembangan pariwisata di Indonesia, salah satu provinsi yang

memiliki potensi dan berkontribusi dalam pendapatan daerah adalah Sumatera

Utara. Hal tersebut dapat dilihat dalam catatan Badan Pusat Statistik Propinsi

Sumatera Utara tentang jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke

Sumatera Utara dimuat pada Tabel 1.1. berikut.

Tabel 1.1. Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Sumatera Utara Menurut Pintu Masuk (orang) Tahun 2011 – 2015.

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara dari tahun

2011 sampai 2014 mengalami kenaikkan terus menerus dan pada tahun 2015

mengalami penurunan. Meski terjadi penurunan jumlah wisatawan, namun angka

tersebut menunjukkan bahwa Sumatera Utara memiliki potensi pengembangan

(4)

pariwisata lebih lanjut dan diantara daerah wisata yang ada di Sumatera Utara

Bukit Lawang dikenal sebagai daerah pariwisata yang telah berkembang.

Salah satu destinasi wisatawan di Desa Bukit Lawang adalah Pusat

Pengamatan Orangutan Sumatera yang berada di kawasan Taman Nasional

Gunung Leuser (TNGL). Berikut data jumlah wisatawan yang berkunjung ke

TNGL mulai Januari 2014 sampai November 2016.

Tabel 1.2. Rekapitulasi Pengunjung ke Stasiun Pengamatan Orangutan Sumatera di Bukit Lawang Tahun 2016

Sumber : Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, Bukit Lawang 2016.

Berdasarkan tabel di atas, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan

TNGL pada tahun 2016 hingga bulan November menurun sebesar 22,09%. Hal

ini akan mempengaruhi pendapatan masyarakat yang sumber matapencahariannya

berasal dari sektor pariwisata.

(5)

Melihat potensi pariwisata di desa tersebut, maka dilakukan penelitian dengan

judul: “KONTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT DARI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN KELUARGA”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum kegiatan pariwisata di Desa Perkebunan Bukit

Lawang?

2. Berapa besar pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata ?

3. Berapa besar pendapatan masyarakat dari sektor non pariwisata ?

4. Berapa besar kontribusi pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata terhadap

total pendapatan keluarga ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah disusun, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. Mengetahui gambaran umum kegiatan pariwisata di Desa Perkebunan Bukit

Lawang.

2.Mengetahui pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata.

3.Mengetahui pendapatan masyarakat dari sektor non pariwisata.

4.Menganalisis kontribusi pendapatan masyarakat dari sektor pariwisata terhadap

(6)

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi dan pengalaman bagi peneliti.

2. Sebagai sumber informasi atau referensi bagi peneliti selanjutnya dan

pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai bahan informasi bagi pembaca ataupun masyarakat.

4. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah dalam

pembangunan ekonomi daerah.

Gambar

Tabel 1.1. Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Sumatera Utara Menurut Pintu Masuk (orang) Tahun 2011 – 2015
Tabel 1.2. Rekapitulasi Pengunjung ke Stasiun Pengamatan Orangutan Sumatera di Bukit Lawang Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Assembly language is less cryptic than machine language, since it uses names for the different instructions and variables, instead of just

Snoek menjelaskan bahwa pengangkatan seorang hakim bagi Israel di dalam konteks PL tidak dapat dilepaskan dari tugas kepemimpinan yang dibebankan Allah

Prioritas strategi yang dihasilkan dari matriks QSPM dengan nilai STAS tertinggi yaitu meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia dan kualitas manajerial dalam

Rasio aktivitas ( activity ratio ) atau yang disebut rasio manajemen aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas publik yang tersedia di Kabupaten Karo (sebelum dan sesudah otonomi daerah dilaksanakan)

Hal tersebut karena data non-parametrik sehingga untuk menghitung ui beda tiga rata-rata data gain nya menggunakan uji-h (Kruskal-Wallis). Karena nilai Sig. Yang diperoleh lebih

peningkatkan literasi sains siswa kelas V SD pada kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan men ggunakan media komik Hari Ini Hujan ; dan untuk mengetahui

buruknya kegiatan pembelajaran seni khususnya seni musik di SD/MI saat ini. Harapan pendidikan seni sebagai sarana pendidikan kreativitas, pendidikan emosi,