• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kandungan Timbal (Pb) Pada Terasi Bermerek dan Terasi Hasil Olahan Industri Rumah Tangga Yang Di Jual Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kandungan Timbal (Pb) Pada Terasi Bermerek dan Terasi Hasil Olahan Industri Rumah Tangga Yang Di Jual Dibeberapa Pasar Tradisional Di Kota Medan Tahun 2013"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan manusia di bumi ini sangat bergantung pada lautan, manusia harus menjaga kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia di muka bumi ini. Di lain pihak, lautan merupakan tempat pembuangan benda-benda asing dan pengendapan barang sisa yang diproduksi oleh manusia. Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air dari daerah pertanian dan limbah rumah tangga, dari atmosfer, sampah dan bahan buangan dari kapal, tumpahan minyak dari kapal tanker dan pengeboran minyak lepas pantai, dan masih banyak lagi bahan yang terbuang ke lautan (Darmono, 2001).

Pembuangan limbah yang mengandung logam-logam berat dapat terlarut dalam badan perairan dimana pada konsentrasi tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan. Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh suatu logam berat terhadap semua biota perairan tidak sama, namun kehancuran dari suatu kelompok dapat menjadikan terputusnya suatu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutnya, keadaan ini tentu saja dapat menghancurkan suatu tatanan ekosistem perairan (Palar, 2004). Menurut Darmono (2001), semua spesies kehidupan air sangat terpengaruh oleh hadirnya logam yang terlarut dalam air, terutama pada konsentrasi yang melebihi batas normal.

(2)

pembuangan limbah yang mengandung timbal. Salah satu industri yang dalam air limbahnya mengandung timbal adalah industri aki penyimpanan di mobil, di mana elektrodanya mengandung 93% timbal dalam bentuk timbal oksida (PbO2

Data dari Bappedalda Sumut pada tahun 2003 juga mencantumkan kadar beberapa logam berat (Hg, Zn, Pb) di perairan Belawan telah melewati ambang batas, kadar logam Merkuri (Hg) 0,7012 mg/l batas baku mutunya 0,002 mg/l, Seng (Zn) 0,1882 mg/l batas baku mutunya 0,05 mg/l, sedangkan Timbal (Pb) 0,2884 mg/l batas bakunya 0,03 mg/l. Dari ketiga logam tersubut telah melebihi baku mutu yang di tetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Simanjuntak, 2005).

). Sementara itu, data dari Pemantau Pelindo I (2004) menunjukkan bahwa kadar kandungan logam berat (Pb, Cd, Hg) di perairan Belawan telah melebihi batas maksimum pencemaran pada air laut.

(3)

Dalam kesimpulannya disebutkan bahwa ikan asin jenis kepala batu yang bersumber dari Belawan ternyata memiliki kandungan timbal (Pb) sebesar 2,24 ppm yang melewati batas maksimum dan lebih tinggi dibandingkan ikan asin jenis kepala batu yang berasal dari daerah lainnya.

Biota lain yang terkena pengaruh timbal (Pb) ini adalah udang. Penelitian Siagian (2004) yang meneliti cemaran logam berat pada biota laut di Kelurahan Bagan Belawan ditemukan bahwa kadar timbal (Pb) pada ikan, kerang dan udang telah melebihi ambang batas maksimum pencemaran. Penelitian Armanda (2009) juga menyebutkan bahwa sampel udang windu yang berasal dari Belawan memiliki kadar logam timbal (Pb) sebesar 0,8195 ± 0,0290 mg/kg, ini sangat jauh dari batas maksimum berdasarkan SNI 7387-2009 (batas maksimum 0,5 mg/kg).

Menurut Adawyah (2008), salah satu produk olahan dari hasil perikanan sebagai usaha pemanfaatan ikan dan udang yang berkualitas rendah adalah terasi. Terasi merupakan produk perikanan yang berbentuk pasta. Bahan baku yang biasa digunakan untuk terasi berkualitas baik. Sedangkan terasi bermutu rendah biasanya dibuat dari limbah ikan, sisa ikan sortiran dengan bahan tambahan biasanya tepung tapioka atau tepung beras, dan berbagai jenis ikan kecil (teri) atau udang kecil (rebon).

(4)

masakan sayuran, sambal, rujak dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan.

BPOM RI dalam peraturannya nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009 menyebutkan bahwa terasi memiliki batas maksimum pencemaran timbal (Pb) sebesar 1,0 ppm. Sumber pencemaran timbal (Pb) diduga kuat berasal dari bahan baku terasi sendiri, yakni ikan dan udang. Ini menarik perhatian tersendiri mengingat ikan dan udang merupakan biota laut yang telah tercemar timbal (Pb) melebihi ambang batas seperti yang dijelaskan sebelumnya.

Dari survei pendahuluan yang dilakukan di beberapa pasar tradisional di Kota Medan ditemukan beberapa jenis terasi, baik yang bermerek maupun tidak bermerek. Terasi bermerek umumnya mencantumkan kompasisi pada kemasan terasi tersebut dan berbahan dasar udang. Sedangkan terasi olahan industri rumah tangga umumnya tidak bermerek, dari pengakuan beberapa pedagang mengatakan, komposisi bahan baku yang digunakan merupakan campuran udang dan ikan.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisa kandungan timbal (Pb) pada terasi bermerek dan terasi hasil olahan industri rumah tangga yang dijual di beberapa pasar tradisional di kota Medan tahun 2013.

1.2. Rumusan Masalah

(5)

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kandungan timbal (Pb) pada terasi bermerek dan terasi hasil olahan industri rumah tangga yang dijual di beberapa pasar tradisional di kota Medan tahun 2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui berapa kadar logam timbal (Pb) pada terasi bermerek dan terasi hasil olahan industri rumah tangga.

b. Untuk mengetahui kadar timbal (Pb) pada terasi tersebut apakah memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai informasi seberapa aman terasi yang dijual di beberapa pasar Kota Medan.

b. Adanya upaya meminimasi konsumsi terasi yang mengandung timbal (Pb) melaui metode ADI (Acceptable Daily Intake) agar manusia tidak mengalami keracunan.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang kandungan cemaran timbal (Pb) pada terasi, khususnya cara penentuan kadar timbal (Pb) pada terasi tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Pengurus dapat diberhentikan apabila yang bersangkutan tidak memenuhi syarat menjadi anggota GN-PK dan atau terbukti melanggar AD/ART, Peraturan Organisasi, Kode Etik dan

Dalam hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan kepala keluarga petani kopi di desa Bukit Kemuning yang paling banyak adalah 6 orang dan yang

PANITIA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI

Alternatif pemecahan masalah pada Perumahan Mutiara Depok adalah bagian administrasi keuangan harus dibuatkan suatu program pengelolaan aplikasi administrasi penjualan tunai

Masalah dari penulisan ini bagaimana cara untuk membangun sebuah server intranet dengan biaya yang rendah tetapi dapat berfungsi dengan optimal dan dapat ,melayani kebutuhan

sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa. Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa. Undang-undang Desa menjelaskan bahwa pemberdayaan

Mengingat pentingnya peranan lamun bagi ekosistem perairan laut dan semakin banyaknya tekanan dari aktivitas manusia yang menjadikan kepulauan Raja Ampat sebagai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur