• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (44)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (44)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.

Berikut ini adalah pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut para ahli:

1. Menurut Melayu SP. Hasibuan.

MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2. Menurut Henry Simamora

MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja.

MSDM juga menyangkut desain dan implementasi system perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.

3. Menurut Achmad S. Rucky

MSDM adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis, pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya.

4. Menurut Mutiara S. Panggabean

MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan

(2)

C. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam setiap kegiatan atau aktivitas organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul masalah-masalah. Untuk mengatasi masalah–masalah yang timbul ada beberapa pendekatan sesuai dengan periodenya. Maksudnya pendekatan yang lebih akhir menunjukkan lebih baru ditinjau dari segi waktunya. Namun sampai sekarang pun masih ada pimpinan perusahaan yang menggunakan pendekatan lama dalam mengatasi permasalahan. Di bawah ini dikemukakan tiga pendekatan: Pendekatan Mekanis, Pendekatan Paternalisme, dan, Pendekatan Sistem Sosial. 1. Pendekatan Mekanis (klasik)

Perkembangan di bidang Industri dengan penggunaan mesin–mesin dan alat–alat elektronika membawa kemajuan yang sangat pesat dalam efisiensi kerja. Dalam pendekatan mekanis, apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka unsur manusia dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi lain, sehingga pimpinan perusahaan cenderung menekan pekerja dengan upah yang minim sehingga biaya produksi rendah. Pandangan pendekatan ini menunjukkan sikap bahwa tenaga kerja harus dikelompokkan sebagai modal yang merupakan faktor produksi. Dengan hal ini maka di usahakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa di manfaatkan semaksimal mungkin dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk kepentingan pemberi kerja. Pendekatan ini cukup dominan di negara–negara industri barat sampai dengan tahun 1920 – an.

2. Pendekatan Paternalisme (Paternalistik)

Dengan adanya perkembangan pemikiran dari para pekerja yang semakin maju dari para pekerja, yang menunjukkan mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungan manajemen atau pimpinan perusahaan mengimbangkan dengan kebaikan untuk para pekerja. Paternalisme merupakan suatu konsep yang menganggap manajemen sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha telah dilakukan oleh pimpinan perusahaan supaya para pekerja tidak mencari bantuan dari pihak lain. Pendekatan ini mulai hilang pada waktu periode tahun 1930–an.

3. Pendekatan Sistem Sosial (Human Relation)

Manajemen Sumber Daya Manusia atau personalia merupakan proses yang kompleks. Dengan kekomplekan kegiatan manajemen Sumber Daya Manusia, maka pimpinan perusahaan mulai mengarah pada pendekatan yang lain yaitu pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu pendekatan yang dalam pemecahan masalah selalu memperhitungkan faktor – faktor lingkungan. Setiap ada permasalahan, maka diusahakan dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.

D. Proses Tahapan Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Recruitment (pengadaan),

(3)

Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment from within. Recruitment from within merupakan bagian dari upaya pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui pemindahan dengan promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka (open competition) yang didasarkan kepada standar dan mutu yang sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru maupun perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan unsur-unsur antara lain; kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian.

Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peranan penting, dan merupakan tugas utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang penting disini adalah memanfaatkan SDM atau pekerja secara efisien, atau pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan sebesar-besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa diperas karena secara wajar pula orang tersebut menikmati kemanfaatannya.

Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip satisfaction yaitu tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi pendorong untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari yang paling mudah dan sederhana sampai cara yang paling canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap pengadaan, dengan prinsip the right man on the right job.

2. Maintenance (pemeliharaan)

Pemeliharaan atau maintenance merupakan tanggung jawab setiap pimpinan. Pemeliharaan SDM yang disertai dengan ganjaran (reward system) akan berpengaruh terhadap jalannya organisasi. Tujuan utama dari pemeliharaan adalah untuk membuat orang yang ada dalam organisasi betah dan bertahan, serta dapat berperan secara optimal. Sumber daya manusia yang tidak terpelihara dan merasa tidak memperoleh ganjaran atau imbalan yang wajar, dapat mendorong pekerja tersebut keluar dari organisasi atau bekerja tidak optimal. Pemeliharaan SDM pada dasarnya untuk memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama hakikat manusianya. Manusia memiliki persamaan disamping perbedaan, manusia mempunyai kepribadian, mempunyai rasa, karya, karsa dan cipta. Manusia mempunyai kepentingan, kebutuhan, keinginan, kehendak dan kemampuan, dan manusia juga mempunyai harga diri. Hal-hal tersebut di atas harus menjadi perhatian pimpinan dalam manajemen SDM. Pemeliharaan SDM perlu diimbangi dengan sistem ganjaran (reward system), baik yang berupa finansial, seperti gaji, tunjangan, maupun yang bersifat material seperti; fasilitas kendaraan, perubahan, pengobatan, dll dan juga berupa immaterial sepert: kesempatan untuk pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Pemeliharaan dengan sistem ganjaran ini diharapkan dapat membawa pengaruh terhadap tingkat prestasi dan produktitas kerja.

3. Development (pengembangan).

(4)

Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangaan SDM, terutama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau keterampilan pekerja yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tertentu.

Untuk pendidikan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu dilakukan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga aspek, yaitu:

a. Analisis organisasi, untuk menjawab pertanyaan : “Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya”,

b. Analisis pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya” dan,

c. Analisis pribadi, menekankan “Siapa membutuhkan pendidikan dan pelatihan apa”. Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di organisasi tersebut.

E. Peran dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Peranan karyawan bagi sebuah perusahan berupa keterlibatan mereka dalam sebuah perencanaan, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Berbicara mengenai peranan tenaga kerja, harus dibedakan antara mereka yang memiliki pekerjaan dan mereka yang bekerja. R.Kyosaki menyebutnya dalam empat tingkatan (quadrant) yaitu self employed, employe, pebisnis dan investor. Karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain dengan menjual jasa mereka; waktu, tenaga dan pikiran untuk perusahan dan mendapat kopensasi dari perusahan tersebut. Namun berbicara mengenai tenaga kerja ini masih umum. Karena ada yang tidak bekerja, yang bekerja (pada orang lain/negara/swasta) dan mereka yang bekerja sendiri.

Dalam MSDM yang ingin ditelah adalah karyawan (mereka yang menjual jasa-pikiran, tenaga dan waktu- kepada orang lain atau perusahaan. Disini terjadi sebuah ikatan atau kontrak mengenai hak dan kewajiban masing-masing.

1.

Perencanaan

Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection). Persiapan. Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain sebagainya.

2. Rekrutmen & Seleksi

(5)

1. Seleksi tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja/interview dan proses seleksi lainnya.

Menurut Cut Zurnali (2010), sebuah organisasi atau perusahaan harus dapat mencari dan menarik calon karyawan yang memiliki kemampuan bekerja dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, yang biasa disebut sebagai pekerja pengetahuan (knowledge worker). Mengutip pendapat Drucker (2002:135): Kontribusi manajemen yang paling penting yang dibutuhkan pada abad ke-21 ini adalah meningkatkan produktivitas kerja pengetahuan (knowledge work) sekaligus meningkatkan produktivitas pekerja pengetahuan (knowledge worker). Produktivitas kerja pengetahuan (knowledge work) berarti perusahaan meningkatkan cakupan kerjanya pada pemanfaatan teknologi yang berbasis pengetahuan, termasuk didalamnya memanfaatkan semaksimal mungkin penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan profitabilitas sekaligus memperkuat daya saing (competiveness) perusahaan. Kerja pengetahuan adalah kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan atau setiap organisasi, baik organisasi laba (perusahaa atau korporasi) maupun organisasi nirlaba (seperti kantor-kantor pemerintah atau NGO). Sedangkan peningkatan produktivitas pekerja pengetahuan (knowledge worker) bermakna bagaimana memanfaatkan semaksimal mungkin pengetahuan dan kemampuan para pekerja pengetahuan dalam menjalankan setiap pekerjaan atau tugas yang diberikan perusahaan kepada mereka.

Cut Zurnali (2010) mendefinisikan pekerja pengetahuan atau knowledge worker (K-Worker) sebagai karyawan sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk mendesain, membangun, menguji, memelihara, dan mengoperasikan infrastuktur dan aplikasi keorganisasian dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sekaligus dapat memberikan kepuasaan bagi para stake holder organisasi tersebut.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Cut Zurnali tersebut, dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwa pada era sekarang ini sudah saatnya sebuah departemen SDM merekrut karyawan-karyawan dengan kualifikasi knowledge worker agar sebuah organisasi atau perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif dalam jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan kepada para stake holder organisasi tersebut, tidak hanya pada saat ini tapi juga di masa depan.

3. Pelatihan, Pengembangan & Penilaian Prestasi

(6)

2. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection). Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada artikel lain pada situs organisasi.org ini.

4. Promosi, Pemindahan dan Pemisahan

1. Promosi adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi, kadang-kadang disebut transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi pemotongan pembayaran, hak dan kesempatan.

2. Pemisahan, disebut juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, adalah perpindahan sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan perusahaan semakin serius.

3. Terminasi adalah tindakan manajemen berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.

4. Pemberhentian sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi atau kemauan pegawai sendiri.

5. Pengunduran diri adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun

Pengertian, Fungsi Dan Tugas Penting HRD Dalam Perusahan

Pengertian, Fungsi Dan Tugas Penting HRD Dalam Perusahaan– HRD atau Human Resources Development, adalah bagian atau departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut perencanaan SDM, rekrutmen sering disebut Rekrutmen dan Seleksi, pengembangan sering disebut Pelatihan dan Pengembangan, Manajemen Kinerja sering disebut Performance Management, gaji sering disebut Kompensasi dan Benefit dan menumbuhkan hubungan kerja yang sering disebut sebagai Hubungan Industrial atau hubungan Industrial.

Pengertian HRD

(7)

menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi yang tepat dan posisi saat organisasi memerlukannya.

Pada prinsipnya dapat diartikan sebagai mengelolaan sumber daya manusia HRD terdiri dari berbagai kegiatan, yaitu: Perencanaan SDM, HR Mendapatkan, Mengembangkan SDM, HR Mempertahankan, HR Mempertahankan untuk membantu perusahaan menyadari Goal, Visi, Misi dan valuenya.

Sehingga HRD memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang Perencanaan SDM, HR Mendapatkan, Mengembangkan SDM, HR Mempertahankan, HR Mempertahankan.

Tugas, Tanggung Jawab dan Peran HRD dalam perusahaan, antara lain:

Persiapan

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal persiapan, antara faktor internal dan faktor eksternal lainnya. Faktor internal meliputi jumlah kebutuhan dalam persiapan untuk karyawan baru, struktur organisasi, departemen terkait, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal dalam hal persiapan termasuk hukum ketenagakerjaan, pangsa kondisi tenaga kerja, dan sebagainya.

Rekrutmen Tenaga Kerja

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau karyawan yang dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari organisasi atau perusahaan. Pada tahap HRD ini perlu menganalisis posisi yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan (job description) dan juga spesifikasi pekerjaan (job spesifikasi).

Seleksi Tenaga Kerja

Definisi Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses yang dilakukan untuk menemukan pekerjaan yang tepat dari sekian banyak kandidat. Langkah yang diambil dalam proses seleksi tenaga kerja, yang melihat resume / CV, melakukan seleksi awal berdasarkan CV pelamar, memanggil pelamar untuk tes wawancara, tes calon karyawan dengan tes tertulis, proses wawancara / wawancara kerja, dan proses selanjutnya .

Pengembangan dan Evaluasi Karyawan

Agar tenaga kerja atau karyawan dapat memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan atau organisasi, maka dia harus menguasai tugas pekerjaan dan tanggung jawab. Proses pengembangan dan evaluasi karyawan dilakukan sebagai pembekalan agar tenaga kerja dapat lebih terkontrol dan ahli di bidangnya, serta meningkatkan kinerja yang ada.

Penyediaan Kompensasi dan Perlindungan Karyawan

 Kompensasi adalah imbalan atau upah bagi karyawan secara teratur kontribusi organisasi

atau perusahaan.

 Kompensasi harus tepat dan sesuai dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada di

lingkungan eksternal untuk menghindari masalah tenaga kerja atau membahayakan organisasi atau perusahaan.

(8)

Internal : HRD bekerja sebagai pelatih untuk karyawan di perusahaan.

Eksternal : HRD Karyawan yang memeilki konseling di luar kategori perusahaan dapat dilihat

dari tingginya tingkat kemampuan dan kemauan dari kemampuan akan me

ngikuti.

Bisa Di Katakan HRD Yang Baik Adalah

 Tidak mudah menyerah, seseorang yang sukses dalam pekerjaan karena dia tidak menyerah

dan terus berusahadengan semua masalah dan hambatan yang ada.

 Berterima kasih atas semua yang diperoleh dan selalu menerima apa yang ia lakukakan,

karena ada pepatah mengatakan apa yang Anda tabur maka itulah yang akan Anda dapatkan.

 Integritas Orang-orang yang berhasil dalam HRD adalah orang yang dapat berbicara dan

dapat menerpakan kata dengan perbuatan, bukan hanya itu ia dapat mengontrol sendiri dengan norma-norma yang ada lingkngan.

 Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain denngan baik dan dapat bergabung

dengan berbagai kelompok dan faksi.

 Keyakinan dapat meningkatkan hasil yang maksimal.

 Tepat waktu, dengan Anda disiplin selalu tepat waktu untuk Anda secara tidak sadar

merhargai diri sendiri dan orang lain.

 Berpikiran terbuka dan selalu mengikuti semua perubahan positif di sana.

 Menghargai, menghormati dan peka terhadap perubahan yang ada di lingkungan sekitar kita.

 Lakukan sebanyak mungkin dan memberikan yang terbaik.

Tugas Terpenting HRD adalah :

Mengembangkan Orang-orang mengembangkan kemampuan karyawan potensial di tempat kerja.

Dapat memecahkan masalah denngan empat tahap, yaitu :

 Observasi

 Empati

 Dialog

 Intropeksi

Meningkatkan kecerdasan, di mana kepala HRD di samping mengembangkan potensi karyawan ia wajib untuk meningkatkan karyawan kecerdasan yang ia miliki.

(9)

Tugas seorang manajer kantor adalah mengawasi kantor untuk mencapai tujuannya dan memberikan pengarahan-pengarahan kepada para bawahannya.

TUGAS-TUGAS POKOK MANAJER

1. Memberi instruksi untuk melaksanakan pekerjaan.

2. mengawasi pegawai-pegawai dalam melaksanakan tugasnya 3. Melatih pegawai-pegawai untuk melaksanakan tugasnya.

4. mengembangkan metode-metode baru untuk melaksanakan pekerjaan.

Tugas Tugas Manajer dan Tanggung Jawab Manajer Terlengkap

Tugas tugas manajer merupakan sesuatu hal yang perlu dipahami dalam sebuah organisasi khususnya   perusahaan.   Tugas   seorang   manajer   memiliki   tempat   khusus   dalam   dunia manajemen  yang  harus   dimengerti   oleh  semua   pihak   khususnya  orang  yang   terlibat   dalam proses   manajemen.   Secara   sederhana   manajer   merupakan   orang   yang   memanage   atau mengatur suatu proses manajemen. Definisi lain manajer yaitu seseorang yang berpengalaman, berwawasan dan berkemampuan baik sehingga disadari oleh organisasi sebagai seorang yang capable untuk mengarahkan, memimpin, memanage, serta melakukan pengembangan terhadap organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.

Oleh   karena   itu   perlunya   mempelajari   tugas   dan   tanggung   jawab   manajer   dalam   proses manajemen untuk lebih memahami dan melaksanakan proses manajemen dengan baik.

1. Tugas Tugas Manajer

Tugas Manajer umum maupun tugas manajer perusahaan/tugas manajer kantor pada intinya memiliki persamaan. Hal ini dikarenakan pada prinsipnya perusahaan juga merupakan suatu organisasi   namun   memiliki   tujuan   pada   laba.  Secara   singkat   tugas   pokok   manajer   adalah sebagai berikut :

1. Manajer memimpin organisasi/perusahaan

Tugas manajer dalam memimpin perusahaan sudah menjadi tugas utama manajer. Khususnya di perusahaan, seorang manajer memiliki tugas yang berbeda­beda tergantung dimana posisi manajer tersebut bekerja. Tugas seorang manajer dalam perusahaan dibagi menjadi tiga lini yaitu   lini   pertama,   menengah   dan   manajer   puncak.   Masing­masing   memiliki   tupoksi   yang berbeda. Sebagai contoh manajer pemasaran memiliki tugas mengatur strategi pemasaran dan melalui   pencapaiannya   akan   semakin   dekat   dengan   tujuan   perusahaan.   Selain   iu,   manajer produksi yang memiliki kewajiban mengatur departemen produksi agar selaras dengan tujuan perusahaan. Begitu pula dengan tugas manajer pada umumnya yang memimpin jalannya proses manajemen   organisasi/perusahaan   sesuai   dengan   posisi   dimana   mereka   berada.   Oleh karenanya   memimpin   proses   manajemen   dalam  organisasi  maupun   perusahaan   merupakan tugas pokok manajer.

2. Manajer mengendalikan dan mengatur organisasi/perusahaan

Tugas   manajer   selain   memimpin   organisasi/perusahaan   juga   memiliki   kewajiban   untuk memastikan   bahwa   langkah­langkah   yang   dilaksanakan   oleh   organisasi/perusahaan   sudah berjalan sesuai dengan rencana atau tujuan awal organisasi. Oleh karenanya tugas seorang manajer dalam hal ini adalah mengatur dan mengendalikan sumberdaya dan proses manajemen di dalam organisasi ataupun perusahaan agar efektif dan efisien.

(10)

Manajer adalah seseorang yang memimpin sekelompok orang dibawah komandonya. Sebagai pemimpin dan pelaksana manajemen tertinggi, manajer harus memahami bahwa keberjalanan manajemen  harus  dilaksanakan  dengan   seni   salah  satunya  adalah   seni   berkomunikasi   dan membangun   kepercayaan   antar   karyawan   khususnya   dalam   satu   tim.   Tugas   manajer perusahaan   pada   khususnya   perlu   membangun   komunikasi   yang   baik   dengan   bawahannya tidak   hanya   untuk   membangun   kepercayaan   antara   manajer   dan   karyawan   namun   dapat menciptakan sikap saling percaya antar karyawan satu dengan lainnya. Hal ini merupakan tugas manajer yang sangat penting karena tanpa adanya soliditas dalam tim pada suatu organisasi maupun perusahaan maka ketercapaian tujuan adalah hal yang mustahil.

4. Manajer mengembangkan kualitas organisasi/perusahaan

Tugas manajer lainnya adalah memikirkan bagaimana suatu organisasi atau perusahaan dapat berkembang. Apabila memimpin organisasi laba, manajer harus berpikir bagaimana profit dan aset perusahaan dapat meningkat. Pada organisasi pemerintahan, manajer atau pemimpin perlu memikirkan peningkatan kesejahteraan rakyat dan berbagai contoh lainnya. Tugas manajer kali ini juga merupakan tanggung jawab yang besar terhadap apa yang dipimpinnya. Tugas dan tanggung jawab manajer untuk mengembangkan kualitas organisasi/perusahaan tidak hanya dilaksanakan   dalam   pandangan   makro/luas   namun   juga   harus   dilaksanakan   dengan mengembangkan   per   individu   atau   kelompok.   Sebagai   contoh   tugas   seorang   manajer perusahaan pada departemen pemasaran maka salah satu cara untuk meningkatkan kinerja timnya adalah dengan melatih tim dalam strategi pemasaran sehingga dengan tim yang memiliki kemampuan khusus maka pencapaian tujuan perusahaan akan lebh mudah tercapai.

5. Manajer mengevaluasi Aktivitas organisasi/perusahaan

Melakukan   evaluasi   terhadap   sumber   daya   organisasi/perusahaan   merupakan   tugas   pokok seorang manajer. Dalam hal ini manajer harus memahami perencanaan organisasi sehingga dapat   melihat   penyipangan   yang   terjadi.   Berdasarkan   hal   tersbut   maka   manajer   dapat mengevaluasi aktivitas organisai yang dianggap tidak sesuai dengan perencanaan dan tujuan organisasi serta mengarahkan kembali ke langkah yang tepat.

6.   Manajer   menjadi   Problem   Solver   bagi   permasalahan

organisasi/perusahaan

Diantara tugas tugas manajer yang ada, tugas pokok manajer yang tidak kalah penting adalah mampu menjadi problem solver dari setiap permasalahan yang dialami organsiasi. Tidak hanya bertugas dan berkewjiban untuk mengarahkan dan mengevaluasi namun mampu memberikan ide, gagasan dan solusi terkait isu­isu yang terjadi di dalam proses organisasi.

2.

Tanggung Jawab Manajer

Selain memiliki tugas tugas utama, manjer juga memiliki tanggung jawab secara khusus dalam menjalankan   manajemen   pada   organisasi   maupun   perusahaan.   Tanggung   jawab   manajer secara khusus adalah sebagai berikut :

(11)

Tugas   dan   tanggung   jawab   manajer   secara   khusus   ialah   berusaha   bekerja   sama   dengan karyawan/staff   yang   dipimpinnya   untuk   bersama­sama   mencapai   tujuan   perusahaan. Tercapainya tujuan perusahaan maupun departemen merupakan tanggung jawab besar seorang manajer karena melalui manajerlah perencanaan dan langkah­langkah dalam pencapaian tujuan diambil.

2. Bertanggung jawab terhadap proses manajemen secara keseluruhan

Manajer memiliki tugas dan fungsi dalam manajemen. Tugas dan fungsi manajer kali ini lebih pada pelaksanaan fungsi manajemen mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Manajer harus memastikan fungsi manajemen berjalan dengan baik.

3.

Fungsi Manajer

Fungsi manajer dalam organisasi maupun perusahaan lebih menitikberatkan pada tugas pokok manajer dalam menjalankan fungsi manajemen dalam organisasi. Penjelasan fungsi manajer dalam organisasi adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Manajer bersama jajarannya memiliki tugas merencanakan langkah dalam pencapaian tujuan organisasi   sesuai   dengan   kebijakan/aturan   organisasi.   Manajer   perlu   mempertimbangkan sumberdaya yang diperlukan, langkah yang diambil dan memprediksi hasil dari langkah tersebut.

2. Fungsi Pengaturan

Tugas manajer dalam fungsi ini adalah mengatur karyawan atau tim melalui wewenang dan kekuasaan yang dimiliki dan mengkoordinir dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Fungsi Pengawasan

Manajer bertugas untuk menyediakan standard kualitas kerja baik kinerja karyawan maupun barang dan jasa yang diproduksi sehingga dapat menjadi acuan dalam aktivitas manajemen. Standard tersebut juga dapat digunakan untuk proses pengawasan yang ditentukan waktunya oleh pihak manajemen.

4. Fungsi Kepemimpinan

Manajer juga harus mampu membuat orang lain khususnya yang berada di dalam tim untuk bekerja sesuai dengan arahan. Oleh karena itu kemampuan akan kepemimpinan merupakan skill yang harus  dimiliki  oleh manajer atau lebih  tepatnya adalah kepemimpinan merupakan tugas pokok manajer yang harus dikuasai.

5. Fungsi Evaluasi

(12)

berbagai cara seperti SWOT, Balanced Scorcard dll. Melalui langkah ini diharapkan organisasi akan lebih berkembang

Tugas Pokok Manajer SDM dan Peran Departemen HRD

Dalam sebuah perusahaan terutama yang mempekerjakan ratusan hingga ribuan karyawan, Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran yang penting. Manajer SDM ini berperan dalam merencanakan, mengarahkan dan mengkordinasikan fungsi administrasi suatu organisasi.

Mereka mengawasi perekrutan, mewawancarai, dan mempekerjakan karyawan baru, melakukan konsultasi dengan pimpinan puncak mengenai rencana strategis, bertindak sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.

Wewenang dan Peran Manajer Sumber Daya Manusia

Secara ringkas, bisa dijelaskan di bawah ini tugas Manajer SDM. Di antaranya sebagai berikut:

1. Merencanakan dan mengkordinasikan tenaga kerja perusahaan yang hanya mempekerjakan karyawan yang berbakat

2. Menjadi penghubung antara Manajemen dengan karyawannya 3. Melakukan pelayanan karyawan

4. Memberi masukan pada manajer mengenai kebijakan perusahaan, seperti kesempatan yang sama pada karyawan atau apabila terjadi pelecehan seksual.

5. Mengkordinir dan mengawasi pekerjaan para pegawai khusus dan staf pendukung

6. Mengawasi proses perekrutan, wawancara kerja, seleksi, dan penempatan karyawan baru.

7. Menangani isu-isu ketenagakerjaan, seperti memediasi pertikaian dan mengarahkan prosedur kedisiplinan.

P

eran manajer SDM ini juga berkonsultasi dengan pemimpin perusahaan yang berkaitan dengan rencana-rencana perusahaan yang strategis. Mereka mengidentifikasi cara-cara untuk memaksimalkan karyawan dan memastikan kalau karyawan dipekerjakan seefisien mungkin.

Contohnya, mereka bisa jadi menilai produktifitas seorang pekerja dan merekomendasikan penggantian struktur perusahaan untuk membantu memenuhi tujuan anggaran.

Beberapa manajer SDM mengawasi semua aspek departemen SDM perusahaan, termasuk pemberian kompensasi dan keuntungan atau program pelatihan dan pengembangan. Di perusahaan yang lebih besar, program ini dipimpin oleh manajer khusus, seperti Manager Kompensasi dan Keuntungan (compensation and benefits manager) dan Manager Pelatihan dan Pengembangan (training and development manager).

Berikut ini Contoh Tipe Manajer SDM

Manager hubungan Tenaga Kerja yang juga di sebut juga manajer hubungan kepegawaian. Peran manajer SDM ini adalah mengawasi kebijakan kepegawaian baik yang tergabung dalam serikat pekerja maupun di luar serikat pekerja.

(13)

Peran Departemen Sumber Daya Manusia

Peran Departemen Sumber Daya Manusia terdiri dari:

1. Advisory / Counseling Role. Dalam perannya ini, departemen sumber daya manusia bertindak sebagai konsultan internal yang bertugas mengumpulkan informasi, menentukan solusi atas masalah yang ada dan memberikan panduan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

Peran departemen ini tampak dalam tanggung jawabnya mengenai staffing, evaluasi kinerja pegawai, program latihan dan pemutusan hubungan kerja. Dalam hal ini departemen sumber daya manusia menyediakan masukan yang membantu para manajer untuk mengambil keputusan.

2. Service Role. Peranan ini mencakup aktivitas yang memberikan pelayanan secara langsung kepada pihak manajer. Penarikan, pelatihan orientasi, melakukan pencatatan dan melaporkan pekerjaan merupakan contoh peranan ini.

3. Control Role. Dalam melaksanakan peran ini, departemen sumber daya manusia bertugas mengendalikan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. Departemen Sumber daya manusia mengeluarkan kebijakan dan mengendalikan sumber daya manusia melalui kebijakan tersebut sehingga departemen sumber daya manusia berperan sebagai wakil top manajemen perusahaan. Dengan adanya berbagai peraturan, peran ini semakin penting dalam mengatur masalah keselamatan kerja dan kompensasi.

Menurut Cherrington (1995: 11), fungsi-fungsi SDM adalah sebagai berikut:

1. Staffing/ employment. Fungsi ini terdiri dari tiga aktivitas penting yaitu perencanaan, penarikan dan seleksi. Manajer SDM bertanggung jawab untuk mengantisipasi kebutuhan karyawan. Meskipun dilakukan sepenuhnya oleh departemen SDM, departemen lain tetap terlibat dengan menyediakan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan.

2. Evaluasi Kinerja. Para manajer bertanggung jawab mengevaluasi bawahannya dan departemen SDM mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan. Departemen SDM juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan akurat.

3. Dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen SDM dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam hal kenaikan gaji dan departemen SDM bertanggung jawab mengembangkan struktur gaji yang baik.

Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang diterima karyawan. Manfaatnya meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa, cuti dan sebagainya. Departemen SDM bertanggung jawab untuk memastikan kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan sejenis, adil, dan sesuai dengan hukum yang berlaku dan memberikan motivasi.

(14)

5. Hubungan Karyawan. Departemen SDM berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan dengan pihak serikat pekerja. Setelah persetujuan disepakati, departemen SDM membantu para manajer bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih banyak. Tanggung jawab utama adalah menghindari praktek yang tidak sehat misalnya mogok kerja dan demonstrasi.

6. Keselamatan dan Kesehatan. Setiap perusahaan wajib memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk mengurangi kejadian yang tak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat. Para karyawan perlu diingatkan terus menerus tentang pentingnya keselamatan kerja. Departemen SDM mempunyai tanggung jawab utama mengadakan pelatihan tentang keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang membahayakan tenaga kerja dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.

7. Personnel Research. Dalam usahanya untuk meningkatkan efektivitas perusahaan, departemen SDM melakukan analisa terhadap masalah individu dan perusahaan serta membuat perubahan yang sesuai.

Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik dan penyebab ketidakpuasan karyawan. Departemen SDM bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisa informasi yang menyinggung masalah ini. Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan perubahan atau tidak.

"Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan"

Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.

Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang

sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpinadalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

(15)

o Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

o Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan

tacit knowledge pada rekan-rekannya.

o Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada

o Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Tugas Pemimpin

Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara

efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat

mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

Kriteria Seorang Pemimpin

Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :

1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata:

Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.

(16)

mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan. 3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu

hal/kebijakan.

Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.

4. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.

Pemimpin Sejati

Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:

1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para

pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.

2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.

Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.

3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan

bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.

4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.

Persyaratan Pemimpin

Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:

1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan 2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional 3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel

4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.

Trait Theory (Keith Davis)

Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)

(17)

• Alert To Social Environment

• Dominant (Desire To Influence Others) • Energetic (High Activity Level)

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk

dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:

1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,

2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan

3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.

Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :

1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)

2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu

(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

(18)

tujuan

(Jacobs & Jacques, 1990, 281)

4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

(Slamet, 2002: 29)

5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)

6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan

langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)

7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).

8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

( Ngalim Purwanto ,1991:26)

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di

dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk,

memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada

kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.

Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:

1. Pendayagunaan Pengaruh 2. Hubungan Antar Manusia 3. Proses Komunikasi dan 4. Pencapaian Suatu Tujuan.

Unsur-Unsur Mendasar

Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:

1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).

2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok. 3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan

Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:

1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

(19)

Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat

menunjukkan energi yang positif, seperti;

a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan

kepedulian.

b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan

keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.

d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi

adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja

kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang,

atasan, staf, teman sekerja.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:

1) pemahaman materi;

2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; 3) mengajar materi kepada orang lain;

4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; 5) memonitoring hasil;

6) merefleksikan kepada hasil;

7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; 8) pemahaman baru; dan

9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

Kepemimpinan dalam Kelompok

Pengertian Kepemimpinan

Menurut Tead, Terry, Hoyt (Kartono, 2003) kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

(20)

Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).

Kepemimpinan adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada di atas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin (D. Katz & Khan, 1978, h.528).

Teori Kepemimpinan

1) Teori berdasarkan ciri-ciri

Teori ini didasarkan pada ciri-ciri sebagai berikut

a. Pengetahuan yang luas

b. Kemampuan tumbuh dan berkembang

c. Sifat dan inkuisitif (rasa ingin tahu)

d. Kemampuan analitik

e. Daya ingat yang kuat

f. Kapasitas integratif

g. Keterampilan berkomunikasi secara efektif

h. Keterampilan mendidik

i. Rasionalitas

j. Objektivitas

k. Pragmatisme

l. Kemampuan menentukan skala prioritas

m. Kemampuan membedakan yang urgent dan yang penting

n. Rasa tepat waktu

o. Rasa kohesi yang tinggi

(21)

q. Keteladanan

r. Kesediaan menjadi pendengar yang baik

s. Adabtabilitas

t. Fleksibilitas

u. Ketegasan

v. Keberanian

w. Orientasi masa depan

x. Sikap yang antisipatif

2) Teori ketergantungan pada keadaan

Teori ini dikenal dengan “Teori Contingency”. Inti pemikiran yang terkandung dalam teori ini adalah bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi sangat terhitung pada kemampuannya menyesuaikan gaya kepemimpinan yang menjadi karakteristik utamanya dengan tuntutan pelaksanaan tugas yang harus terselenggara dalam organisasi.

3) Teori Jalan-Tujuan

Menurut teori ini para bawahan dalam organisasi tidak selalu mampu mengidentifikasikan berbagai kebutuhannya secara tepat. Kalaupun kemudian itu ada, mereka tidak selalu mengetahui cara yang paling tepat untuk memuaskannya karena itu seorang pimpinan diharapkan mampu membantu para bawahan tersebut dengan menunjukkan jalan yang seyogyanya ditempuh oleh para bawahan itu hingga berbagai tujuan pribadinya tercapai sebagai bagian dari usaha pencapaian tujuan organisasi sebagai keseluruhan.

4) Teori Keperilakuan

Ditinjau dari segi teori kepemimpinan berdasarkan perilaku, dua dimensi yang menonjol dalam persepsi seorang pemimpin ialah: Pertama, prakarsanya dalam menentukan struktur tugas yang harus dilaksanakan oleh bawahannya. Kedua, tingkat perhatian yang diberikannya kepada bawahan dengan berbagai tujuan, harapan, cita-cita, keinginan, kepentingan, dan kebutuhannya. Keseimbangan antara dua dimensi tersebut sangat penting karena dengan demikian tugas-tugas yang dilaksanakan dalam pencapaian tujuan organisasi benar-benar terlaksana dengan tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi.

5) Teori Situasional

(22)

dewasa ini tidak ada satupun tipe yang menggunakan gaya dasarnya secara konsisten. Teori kepemimpinan mengajarkan bahwa wewenang formal seseorang dapat menghadapi hambatan apabila terlalu ditonjolkan tanpa dibarengi oleh kepemilikan berbagai ciri yang menunjukkan kemampuan manajerial yang tinggi.

6) Teori Pimpinan-Partisipasi

Inti teori ini yaitu pada pandangan bahwa analisis terakhir efektifitas seorang manajer sangat tergantung pada tingkat kemampuannya untuk mengikutsertakan para bawahannya dalam seluruh proses manajemen, terutama dalam proses pengambilan keputusan. Jadi sesungguhnya pengikutsertaan bawahan dalam proses manajemen adalah demi peningkatan kemampuan manajerial seorang pemimpin.

7) Teori Penerimaan

Teori ini disebut dengan istilah Acceptance Theory. Inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang tercermin pada pengakuan dan penerimaan orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan. Peran para pemimpin dalam mengemudikan jalannya roda organisasi sangat dominan dank arena itulah dari mereka dituntut kemampuan yang tinggi menyelenggarakan semua fungsi-fungsi manajerialnya.

Adapun teori lain yaitu sebagai berikut.

1. Great-men theories

Teori ini didasarkan kepada munculnya seorang pemimpin berdasarkan sejarah yang pengaruhnya besar dalam masyarakat. Contohnya, Musa, Lanin, Churcil.

2. Trait Theories

Teori ini mengansumsikan pembawaan, kepribadian, dan watak merupakan kualitas superior pemimpin dan membedakannya dengan pengikut.

3. Environmental theories

Teori ini bertitik tolak dari anggapan munculnya seorang pemimpin besar yang berpengaruh merupakan hasil dari waktu, tempat, dan lingkungan. Seperti dikatakan oleh Hegel, orang besar merupakan ekspresi dari kebutuhan waktu.

4. Personal-Situational Theories

Teori ini menganggap pengaruh interaksi dari individu dan faktor situasional atau lingkungan melahirkan pemimpin.

5. Psychoanalitik Theories

(23)

yang dibutuhkan utk mendistribusikan perasaan cinta dan afeksi secara adil diantara pengikutnya.

6. Interaction-Expectation Theories

Teori ini memandang kepemimpinan sebagai proses interaksi dari harapan yang ada dalam kelompok, baik pemimpin, pengikut, maupun lingkungannya.

7. Humanistic Theories

Teori ini menganggap manusia pada hakikatnya merupakan organisme yang dapat dimotivasi. Fungsi kepemimpinan, memodifikasi organisasi sedemikian rupa sehingga individu-individu yang ada di dalamnya memiliki kebebasan untuk merealisasikan motivasu potensial yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan pada saat yang sama mengkontribusi bagi tercapainya tujuan-tujuan organisasi.

8. Exchange Theories

Asumsi teori ini adalah, interaksi sosial merupakan suatu bentuk pertukaran dimana anggota-anggota kelompok memberikan sesuatu sebagai pengorbanan dan menerima seseuatu sebagai imbalannya. Dengan demikian kepemimpinan merupakan proses pertukaran yang seimbang antara pemimpin dan pengikutnya.

9. Behavioral Theories

Inti dari teori ini adalah kepemimpinan merupakan alat yang dapat mendorong atau mempengaruhi perubahan perilaku bawahan sesuai dengan yang dikehendaki. Perilaku pemimpiin mengubah bawahan pada suatu perilaku tertentu yang dikehendaki.

10. Perceptual dan Cognitive Theories

Karena persepsi anggota tentang pemimpin bisa berbeda satu sama lain, maka menurut teori ini tiap anggota memiliki teori kepemimpinan sendiri. Jika ingin memahami perilaku pemimpin harus “memasuki kepala” pemimpin untuk mengetahui apa yang dia pikirkan tentang situasi yang dihadapinya.

1.4.3. Gaya – Gaya Kepemimpinan

1) Berdasarkan pendekatan Path-Goal

a. Gaya Kepemimpinan Direktif (pemimpin pengarah)

Pemimpin seperti ini mengutamakan pemberian pedoman dan petunjuk kepada bawahan bagaimana melakukan pekerjaan serta memberitahukan mengenai apa yang diharapkan dari mereka.

(24)

Pemimpin seperti ini memberi pertimbangan atas kebutuhan bawahan, memberi perhatian bagi kesejahteraan dan menciptakan keakraban dengan bawahan dan lingkungan kerja yang menyenangkan.

c. Gaya kepemimpinan partisipatif (pemimpin partisipatif)

Gaya kepemimpinan ini, yaitu beruding dengan bawahan, memberi peluang kepada bawahan untuk memberi masukan berupa saran dan gagasan sebelum mengambil keputusan atau mempengaruhi keputusan yang telah dan akan dibuat.

d. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada prestasi (pemimpin yang berorientasi pada prestasi)

Pemimpin ini menetapkan tujuan menantang, mengupayakan bawahan meningkatkan prestasi, serta mendorong bawahan untuk mencapai tujuan dan hasil karya yang lebih tinggi.

2) Berdasarkan Sondang P. Siagian (2002)

1. Tipe Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang

 Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

 Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

 Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

 Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

 Terlalu tergantung pada kekuasaan formalnya

 Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan approach yang

mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat menghukum)

2. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Seorang pemimpin yang bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

 Kebanyakan sistem perintah yang sering digunakan

 Senang bergantung pada pangkat dan jabatan

 Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

(25)

3. Tipe Kepemimpinan Paternalistik

Ciri-ciri dari tipe kepemimpinan ini adalah sebagai berikut.

 Menganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa

 Bersikap terlalu melindungi

 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

keputusan

 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil inisiatif

 Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan daya

kreasi dan fantasi

 Sering bersikap mau tahu

4. Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Dalam keadaaan tertentu, tipe kepemimpinan ini sangat diperlukan karena dapat menutupi sifat negatifnya dengan kharisma positif yang dimilikinya. Terkadang para bawahannya tidak memiliki alasan yang kuat untuk memilih seseorang tersebut sebagai pemimpin.

5. Tipe Kepemimpinan Demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena:

 Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan dari bawahan.

 Selalu berusaha mengutamakan kerjasama teamwork dalam usaha mencapai

tujuan.

 Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya.

 Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai

pemimpin.

6. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

(26)

1.4.4. Level Konseptualisasi Kepemimpinan

1) Proses Individual

Potensi kontribusi dari pendekatan intra individu terhadap kepemimpinan sangatlah terbatas, karena tidak mencakup sebagian besar teori yang dianggap merupakan proses penting dari kepemimpinan, yaitu pengaruh atas orang lain. Dalam studi tentang ciri kepemimpinan yang tidak membahas perilaku pemimpin dan proses pengaruh, sulit menentukan mengapa beberapa ciri atau keterampilan itu berhubungan dengan efektivitas atau kemajuan kepemimpinan. Pengetahuan tentang proses intra individu memberikan beberapa pemahaman yang membantu dalam menyusun teori kepemimpinan yang lebih baik, tetap teori itu sendiri sebaiknya tidak berfokus pada level ini.

2) Proses Dyadic

Fokus dari pendekatan dyadic adalah pada hubungan antara seorang pemimpin dan individu lain yang biasanya merupakan seorang pengikut. Sebagian besar teori dyadic memandang kepemimpinan sebagai proses pengaruh timbal balik antara pemimpin dengan orang lain.

3) Proses Kelompok

Pandangan lain mengenai kepemimpinan memandang kepemimpinan sebagai proses kelompok. Dua topik utamanya adalah sifat peran kepemimpinan dalam tugas kelompok dan bagaimana kontribusi pemimpin terhadap efektivitas kelompok.

4) Proses Organisasi

Kelangsungan hidup dan kemakmuran organisasi tergantung pada efektivitas adaptasi terhadap lingkungan, yang berarti berhasil memasarkan outputnya (barang dan jasa), memperoleh sumber yang dibutuhkan, dan menghadapi ancaman eksternal. Adaptasi membaik dengan mengantisipasi kebutuhan dan keinginan pelanggan, selalu meninjau tindakan dan rencana competitor, selalu mngevaluasi kemungkinan kendala dan ancaman, dan mengidentifikasi prosuk dan jasa yang dapat dipasarkan dimana organisasi mempunyai kemampuan unik untuk memenuhinya.

Jadi, fungsi esensial kepemimpinan adalah membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan dan mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Tanggung jawab kepemimpinan disini adalah mendesain struktur organisasi yang tepat, menentukan hubungan kewenangan dan mengkoordinasikan proses antar spesialisasi sub-unit dalam organisasi.

1.4.5. Fungsi Kepemimpinan

1) Membantu menetapkan tujuan kelompok

(27)

3) Memberi simbol untuk identifikasi

4) Mewakili kelompok terhadap kelompok lain

5) Memandu, menuntun, membimbing suatu kelompok

6) Menggerakan orang lain yang dipimpin menuju tujuan kelompok

1.5.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam sebuah organisasi tentunya harus mempunyai seorang pemimpin yang dapat mengatur sumber daya organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien sehingga berdaya guna dan berhasil guna. Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Dewasa ini, terdapat enam tipe kepemimpinan yang sering digunakan oleh para pemimpin besar maupun dalam ruang lingkup kelompok sampai organisasi besar. Efektivitas dalam sebuah kelompok dapat ditentukan juga oleh sikap dan perilaku seorang pemimpin.

Tidak ada tipe kepemimpinan yang paling benar atau baik untuk digunakan dalam sebuah kelompok. Tipe kepemimpinan yang efektif yaitu tergantung pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi oleh sebuah kelompok. Misalnya, jika suatu kelompok tersebut sedang mengalami berbagai masalah yang kompleks atau dalam situasi yang genting, maka tipe kepemimpinan yang dibutuhkan oleh kelompok tersebut adalah tipe otokratik. Dimana pengambilan keputusan dilakukan dengan sepihak yaitu oleh pemimpin kelompok itu sendiri. Tipe kepemimpinan yang ada dalam diri seorang pemimpin itu didasarkan pada teori-teori kepemimpinan yang ada.

Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa mengayomi para bawahannya. Pergunakanlah tipe kepemimpinan yang ada sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, agar tujuan kelompok atau organisasi dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien. Seorang pemimpin tidak disarankan memiliki sifat yang egois, karena seorang pemimpin yang baik harus bisa menerima kritik dan saran dari bawahannya.

8 Tugas Utama Seorang Pemimpin

Seorang pemimpin adalah orang yang memiliki beban tanggung jawab di pundaknya, sehingga ada tugas-tugas yang harus ia jalankan selama memimpin. Dalam artikel ini, sedikitnya terdapat 8 tugas utama seorang pemimpin yang perlu diketahui oleh Anda para pemimpin. Seorang pemimpin diharuskan untuk mengetahui peranannya secara spesifik agar mampu memimpin secara terarah.

Memimpin berarti menjalankan kepercayaan. Memimpin suatu kelompok berarti

(28)

dengan peranannya dalam menjalankan kepemimpinan. Berikut beberapa peranan seorang pemimpin yang menjadi landasan tugas yang perlu diketahui.

Bersikap Adil (Arbitrating)

Dalam menjalankan suatu tanggung jawab, sudah tentu pemimpin akan dihadapi dengan permasalahan kelompok yang berujung pada pemberian keputusan. Pemimpin

diharuskan untuk mampu bersikap adil dalam memberikan keputusan dari berbagai macam persoalan yang ada. Bersikap adil berarti mampu menentukan segala keputusan dari dua permasalahan yang ada. Pemimpin yang mampu bersikap adil tentunya secara taktis akan mampu memberikan keputusan yang bijak untuk memecahkan suatu

masalah

.

Memberikan Sugesti (Suggesting)

Seorang pemimpin diharuskan untuk mampu memberikan sugesti kepada anggota kelompoknya. Pemberian sugesti secara baik dan benar bermanfaat kepada hasil yang diperoleh pada akhir suatu tujuan. Pemberian sugesti

ditujukan untuk merangkul seluruh anggota dalam satu kesatuan agar koordinasi dan kekompakan anggota dalam partisipasinya di suatu kelompok dapat terjaga.

Mendukung Tercapainya Tujuan (Supplying Objectives)

Dalam menjalankan fungsinya sebagai penggerak anggota di suatu kelompok, seorang pemimpin diharuskan untuk mampu mendukung segala hal baik yang dapat menjadi faktor dari tercapainya suatu tujuan kelompok. Seorang pemimpin diharuskan untuk mampu bersikap tegas dan mendukung segala aspek pemicu keberhasilan tujuan kelompok. Dengan demikian, visi dan misi dari kelompok tersebut akan berjalan secara maksimal. Pemimpin diharuskan untuk memiliki semangat yang tinggi dalam mendukung pencapaian tujuan

.

Menjadi Katalisator (Catalysing)

Secara umum, katalisator dalam istilah kimia adalah penggerak atau

sesuatu yang mempercepat berjalannya reaksi. Seorang pemimpin dapat

dikatakan sebagai katalisator apabila mampu menunjang segala aspek

kemajuan kelompoknya dengan ide-ide dan tindakan yang baik.

Keberhasilan tujuan kelompok ditentukan oleh

kemampuan pemimpin untuk bersikap seperti ini.

Menciptakan Rasa Aman (Providing Security)

Anggota dari suatu kelompok sudah sepatutnyamendapatkan rasa aman dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin dikatakan mampu menciptakan rasa aman apabila ia mampu untuk terus berfikiran positif, teguh pendirian dan mampu memegang segala kendali dengan jujur yang bijaksana. Pemimpin yang mampu menciptakan rasa aman adalah pemimpin yang sangat dapat

diandalkan.

Referensi

Dokumen terkait

1) Mengacu pada hasil penelitian terhadap Pengembangan karir yang signifikan terhadap kinerja karyawan, maka pemimpin harus menentukan sistem Pengembangan Karir

melaksanakan dengan bimbingan kegiatan membimbing guru dalam kegiatan proses belajar mengajar atau praktek atau bimbingan dan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi tentang pengaruh biaya produksi terhadap kinerja

Adapun manfaat penelitiannya sebagai berikut : dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu sosial ekonomi pedesaan, wawasan bagi peneliti dan pertimbangan untuk

seperti yang telah diketahui, banyak sekali program non kependidikan yang di selenggarakan di UNNES, selain kedua program di atas, terdapat juga program pendidikan yang bertujuan

Disarankan kepada masyarakat yang menggunakan sumber air dengan kadar besi yang tinggi dapat menggunakan briket kulit durian sebagai media filter dalam penyaringan

Dalam erti kata lain, individu berdaya tahan tidak akan mudah berputus asa kepada tekanan yang dihadapi, malah mereka menjadikan cabaran atau kekurangan itu sebagai

Maka perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan bioherbisida yang berasal dari ekstrak kirinyuh pada stadia pertumbuhan yang berbeda dengan beberapa konsentrasi,