PEMODELAN PROSES BISNIS BPR
(STUDI KASUS : PEMBAYARAN UANG KULIAH TUNGGAL DI BANK BTN
YANG BERLAKU DI UNIVERSITAS SAM RATULANGI )
Rizky Mazwar Pratama
Muhamad Nur Hamzah
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Informatika, Universitas Sam Ratulangi
rizkymazwarpratama@gmail.com
muh.hamzah11@gmail.com
Abstract
Payment of Education or UKT is one of the obligations for our students, and as students we can not guess where the tuition course we have to analyze it. With BPR or Business Process Reengineering then we can know where the money goes in the SPP environment especially Sam Ratulangi University Faculty of Engineering BPR itself is a method of analysis and rearrangement of business processes that have been there before.
Keyword – Payment, Remodel , Sam Ratulangi University, BPR, BTN
Abstrak
Pembayaran Uang Pendidikan atau UKT adalah salah satu kewajiban bagi kita mahasiswa, dan sebagai mahasiswa kita tidak bisa menebak – nebak kemana jalannya uang UKT tersebut maka kita harus menganalisanya. Dengan BPR atau Business Process Reengineering maka kita dapat mengetauhi kemana unag SPP itu berjalan dalam lingkungan Universitas Sam Ratulangi khususnya Fakultas Teknik BPR itu sendiri adalah metode analisis dan penataan ulang proses bisnis yang telah ada sebelumnya.
Kata Kunci –Pembayaran, Model Ulang, BTN,Universitas Sam Ratulangi, BPR
I.
PENDAHULUAN
Saat ini penggunaan teknologi informasi
(TI) adalah segala sesuatu yang mendukung
untuk menyimpan, memproses, mendapat
lagi, memancar karena begitu banyak
manfaat yang diperoleh. Pembayaran uang
II.
LANDASAN TEORI
UKT
Sedikit pengertian tentang UKT, UKT itu adalah kepanjangan Uang Kuliah Tunggal yang di bagi lima Kelompok Sebagai Berikut:
Kelompok I dan II adalah mahasiswa dari kalangan ekonomi kurang mampu, kelompok III sedang, serta kelompok IV dan V adalah ekonomi mampu. Mahasiswa yang masuk kelompok I tidak perlu membayar sepeser pun biaya karena akan disubsidi oleh mahasiswa kelompok V. Sementara untuk kelompok II membayar dengan nominal tidak terlalu besar karena akan disubsidi kelompok IV. Kemudian, kelompok III tidak mendapat subsidi dan tidak memberi subsidi.
Jefri menyebutkan UKT untuk Fakultas Ekonomi, Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sebesar Rp5,077 juta. Kelompok I membayar Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III Rp2,38 juta, kelompok IV Rp3,73 juta, dan kelompok V Rp4,76 juta.
UKT terbesar adalah Fakultas Kedokteran, yaitu Rp12,694 juta: kelompok I Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III Rp10,78 juta, kelompok IV Rp11,75 juta, dan kelompok V Rp12,38 juta.
UKT terendah adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yaitu Rp4,112 juta: kelompok I Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III sekitar Rp2,1 juta, kelompok III sekitar Rp3,1 juta, dan kelompok V sekitar Rp3,9 juta. Sementara UKT Fakultas Matematika dan IPA adalah Rp6,499 juta: kelompok I Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III Rp3 juta, kelompok IV Rp4,7 juta, dan
kelompok V Rp6,1 juta.
UKT Fakultas Pertanian berkisar antara Rp5 juta—Rp8,9 juta: kelompok I Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III Rp3 juta, kelompok IV Rp4,7 juta, dan kelompok V Rp6,1 juta. Sementara UKT Fakultas Teknik Rp8,936 juta: kelompok I
Rp0, kelompok II Rp1 juta, kelompok III Rp3,8 juta, kelompok IV Rp6,4 juta, dan kelompok V Rp8,6 juta[1]
BUSINESS PROCESS REENGINEERING (BPR)
Business Process Reengineering
melibatkan disain ulang radikal suatu proses bisnis inti untuk mencapai perbaikan dramatis dalam produktivitas, waktu siklus dan kualitas. Dalam Business Process Reengineering, perusahaan mulai dengan selembar kertas kosong dan memikirkan kembali proses yang ada untuk memberikan nilai lebih kepada pelanggan. Mereka biasanya mengadopsi sistem nilai baru yang menempatkan peningkatan penekanan pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan mengurangi lapisan organisasi dan menghapus kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dalam dua bidang utama. Pertama, mereka mendesain ulang organisasi fungsional ke dalam tim lintas fungsional. Kedua, mereka menggunakan teknologi untuk meningkatkan penyebaran data dan pengambilan keputusan.
Bagaimana
Business Process Reengineering
bekerja:
Business Process Reengineering adalah inisiatif perubahan dramatis yang berisi lima langkah utama. Manajer harus:
• nilai-nilai perusahaan Memfokuskan kembali pada kebutuhan pelanggan
• Redesign proses inti, yang sering menggunakan teknologi informasi untuk memungkinkan perbaikan
fungsional dengan tanggung jawab end-to-end untuk proses
• Pikirkan kembali dasar masalah organisasi dan orang-orang
• Meningkatkan proses bisnis di seluruh organisasi
Maka dari itu kita ingin memodelkan kembali menggunakan proses bisnis ini.[2][3]
Melihat proses bekerja
Kita menggunakan peta standar ASME (American Society Of Mechanical Engineers). Metode ini memiliki kenggulan khusus yaitu pada suatu tahap bisa memberikan nilai tambah atau tidak.
III. PEMBAHASAN
Efisiensi throughput = (20160 / 20174) * 100% = 99.93060374739764%
Implementasi BPR
Keterangan:
Meneleminasi (Eleminate)
Beberapa kegiatan yang dapat di eleminasi dari proses pembayaran UKT
a. Waktu tunda pada proses nomor 10 bisa di hilangkan karena mahasiswa tidak perlu menunggu lagi saat setelah membayar UKT.
Menyederhanakan (Simpilfy)
Berikut Proses yang akan di sederhanakan
a. Kita bisa menggunakan kartu SmartCard bagi mahasiswa yang sudah memilikinya hanya tinggak menyiapkan uang UKT dan kartu itu tinggal langsung di scan oleh pihak bank untuk mengetauhi identitas mahasiswa (hanya berlaku pada mahasiswa yang mempunyai SmartCard) akan membuat proses antrian lebih cepat.
Menintegrasikan (Integrate)
Tidak ada proses yang dapat di integrasikan
Otomatisasi (Automate)
a. Cukup menggunakan SmartCard untuk Penyediaan biodata mahasiswa tanpa melaui kertas yang terkadan sulit di baca, dan juga demi mendukung penghematan kertas.
PERANCANGAN ULANG PROSES PEMBAYARAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)
Fakulta s
Peg awa i
8
Pihak Fakultas Mengars ipkan Data Mahasis wa yang telah Membay ar.
~ Peg awa i
9
Pihak Fakultas Membu ka Pengisia
n KRS
Online Langsun g Untuk Mahasis wa Yang Telah Membay ar
1 5
Peg awa i
Jml Tahap 0 3 1 2 0 3
Total Waktu 0 2
2 10 ~ 0 ~ ~ 32
Hasil Analisa:
a. Total waktu sebelum perancangan ulang adalah 20174 menit dan pada proses perancangan ulang adalah 32 menit yang ber arti lebih cepat 99.2%, Berarti penambahan 0.8% untuk lebih memaksimalkan keluaran troughput. b. Efesiensi Thorugput = (32/32) *100% =
100%
IV. HASIL DAN KESIMPULAN
a. Meningkatkan efiseiensi output dari 2.974125111529692% menjadi 100% b. Meningkatkan kecepatan proses sebesar
90%
c. Penerapan system informasin pada UKT dengan menggunakan SmartCard jauh lebih effisien ketimbang secara manual.
V. DAFTAR PUSTAKA
Reference
1.
Kepala
Subbagian
Hubungan
Masyarakat
Universitas
Lampung
(Kasubbag Humas Unila) M. Jefri
2. http://www.bain.com/publications/articl es/management-tools-business-process-reengineering.aspx
Cititation
3. Darrel K. Rigby ”Management Tools an Executive’s Guide”, Buiness Process Reengineering, 18 – 19. ISBN 0-9656059-7-3, www.bain.com
External Link
www.bain.com