• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Kerja HKTI Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Program Kerja HKTI Tahun 2018"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1. Umum

Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global,

krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga

negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan

produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia,

sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan

stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya adalah mengenai laju

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya

infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.

Pada tahun 2018 pertanian di Indonesia masih dihadapkan pada tantangan

berat antara lain; (1) dampak perubahan iklim pada sektor pertanian yang

berdampak pada menurunnya produktivitas dan menurunnya kualitas hasil panen,

(2) meningkatnya harga pangan yang berkorelasi pada tingkat inflasi dan tingkat

kemiskinan, (3) ketersediaan produksi kedelai, gula dan daging dalam negeri dan

internasional terbatas, di sisi lain kebutuhan konsumsi domestik untuk ketiga

komoditas tersebut meningkat, (4) kenaikan impor bahan pangan dan pakan yang

tentunya akan mengurangi devisa negara, (5) terbatasnya pembiayaan pertanian

yang mudah diakses petani/peternak, (6) terbatasnya infrastruktur lahan dan air, (7)

sistem penyuluhan pertanian yang belum efektif, dan (8) belum optimalnya peran

dan dukungan pemerintah daerah.

Dari sisi pembangunan ekonomi nasional, bukti empiris menunjukkan bahwa

sektor pertanian memiliki peran penting terhadap ekonomi nasional, yang dapat

dilihat dari kontribusi terhadap produk domestik bruto, penyerap tenaga kerja,

neraca perdagangan, penyedia bahan pangan, bahan energi, pakan dan bahan

baku industri, serta sumber pendapatan masyarakat di perdesaan. Besarnya peran

dalam perekonomian nasional tersebut ternyata belum dapat dinikmati secara

proporsional oleh para pelaku usaha pertanian secara memadai. Terkait dengan

manajemen pembangunan nasional, dalam era reformasi dan otonomi daerah,

pemerintah terus melakukan perubahan sesuai perkembangan jaman, antara lain

berupa reformasi manajemen keuangan negara, reformasi birokrasi maupun

(2)

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sebagai bridging institution

Pemerintah turut serta merespon perkembangan tersebut dengan menindaklanjuti

berbagai program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun lalu serta

mengakomodasi perubahan yang terjadi, mengimplementasi program dan kegiatan

di lapangan, guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam mewujudkan hasil

pembangunan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) HKTI 2018-2020.

Dengan berpedoman pada Renstra tersebut, HKTI menyusun Program Kerja

(Progja) yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang meliputi kegiatan

pokok serta kegiatan pendukung untuk mencapai sasaran hasil sesuai program.

Dokumen Progja dirinci menurut indikator keluaran, sasaran keluaran pada tahun

rencana, perkiraan sasaran tahun berikutnya, lokasi, pagu indikatif sebagai indikasi

pagu anggaran.

2. Dasar Hukum.

a. UUD’45 pasal 33 ayat 3 menyatakan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasi oleh Negara dan dipergunakan

sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat .

b. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Pertanian

c. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air.

d. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2020.

e. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2006 tentang Dewan ketahanan

pangan,

f. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

g. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan

Pertanian Berkelanjutan.

h. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumberdaya Lokal.

i. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Ahli Fungsi

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

j. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

k. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani

(3)

Pusat dan Daerah di bidang pertanian.

m. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2012 tentang Sistem Informasi Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan.

n. Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pembiayaan

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

o. Permentan Nomor 72 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Formasi

Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian

p. Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tentang

Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah Segar dan Sayuran

Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tanggal 13 Juni

2012.

q. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani.

r. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Pertanian

Komersial.

s. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

t. Peraturan Presiden Nomor 88 tahun 2017 tentang Percepatan Penyelesaian

Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan.

u. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang

Budidaya Tanaman Pangan yang Baik dan Benar.

v. Peraturan Menteri Pertanian No. 65 Tahun 2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

w. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 07/Permentan/OT.140/2/2012 tentang

Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan

Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

x. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 79/Permentan/OT.140/12/2012 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air

(P3A).

y. Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 42/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13

Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Buah

Segar dan Sayuran Buah Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

z. Peraturan Menteri Pertanian Nomor. 43/Permentan/OT.140/6/2012 tanggal 13

Juni 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran

Umbi Lapis Segar Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia .

(4)

Pedoman Kesesuaian Lahan pada Komoditas Tanaman Pangan.

bb. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 80/Permentan/OT.140/8/2013 tentang

Kriteria dan Tata Cara Penilaian Petani Berprestasi Tinggi pada Lahan

Pertanian Pangan Berkelanjutan.

cc. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 81/Permentan/OT.140/8/2013 tentang

Pedoman Teknis Tata Cara Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan.

dd. Peraturan Menteri LHK Nomor P.81/2016 tentang Kerjasama Penggunaan dan

Pemanfaatan Kawasan Hutan untuk Mendukung Ketahanan Pangan.

ee. Keputusan Menkumham Nomor AHU-14.AH.01.06 Tahun 2011 tanggal 18

Januari 2011 tentang disahkannya HKTI sebagai badan hukum.

ff. Keputusan Rapimnas HKTI Nomor 04/Rapimnas-HKTI/IV/2017 tentang

penetapan Bapak Jenderal TNI (Purn) DR. H. Moeldoko. Sip sebagai Ketua

Umum DPN HKTI masa bakti 2015-2020.

gg. Keputusan Rapimnas HKTI Nomor 05/Rapimnas-HKTI/IV/2017 tentang

Percapatan pelaksanaan Konsolidasi Organisasi dan Program Kerja HKTI Masa

Bakti 2015-2020.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Program Kerja HKTI disusun dengan maksud memberi gambaran

tentang peran dan kinerja strategis HKTI dalam mengemban visi dan misi pada

periode pelaksanaan tahun 2018.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan guna menjawab

isu-isu strategis dan rencana kerja tahunan.

4. Ruang lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Ruang lingkup Progja ini dibatasi pada sector pertanian

dalam arti sempit (di luar perikanan dan kehutanan), membahas garis

besar konsepsi pencapaian tujuan dan sasaran organisasi serta

penjabarannya meliputi uraian tentang sasaran tugas, program dan kegiatan

(5)

b. Tata urut. Disusun dengan tata urut sbb :

1) Pendahuluan.

2) Gambaran Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

3) Pokok-Pokok Kebijakan HKTI dalam Pembangunan Pertanian.

4) Rencana Program/Kegiatan, Sasaran Program/Kegiatan dan Kerangka

Pendanaan.

5) Penutup.

BAB.II

GAMBARAN UMUM

HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)

5. Umum. Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala Nasional, berdiri sendiri dan mandiri

yang dikembangkan berdasarkan kesamaan aktivitas, profesi, dan fungsi dalam

bidang agrikultur dan pengembangan pedesaan, sehingga memiliki karakter

profesional dan persaudaraan. HKTI didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui

penyatuan 14 (empat belas) organisasi penghasil pertanian utama. Sejak berdirinya

hingga saat ini, HKTI mengalami pergantian kepengurusan dari periode ke periode

yang dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional (Munas) sebagai konsekuensi

logis dari pembinaan organisasi. Namun demikian, tugas dan fungsi HKTI tidak akan

pernah berubah.

6. Kepengurusan. Kepengurusan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia HKTI dari waktu ke waktu sebagai berikut :

a. MUNAS Ke- 1 Periode Tahun 1979 s.d. 1984 dengan Ketua Umum Martono.

b. MUNAS Ke- 2 Periode Tahun 1984 s.d. 1989 dengan Ketua Umum Martono.

c. MUNAS Ke- 3 Periode Tahun 1989 s.d. 1993 dengan Ketua Umum Martono.

d. MUNAS Ke- 4 Periode Tahun 1993 s.d. 1999 dengan Ketua Umum H. M.

Ismail.

e. MUNAS Ke- 5 Periode Tahun 1999 s.d. 2004 dengan Ketua Umum Dr. Ir.

Siswono Yudohusodo.

f. MUNAS Ke- 6 Periode Tahun 2004 s.d. 2009 dengan Ketua Umum Letjen TNI

(Purn) Prabowo Subianto.

g. MUNAS Ke- 7 Periode Tahun 2010 s.d. 2015 dengan Ketua Umum Dr.

Oesman Sapta. Kepengurusan HKTI hasil MUNAS Ke- 7 di bawah

(6)

Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan

Nomor: AHU-14 . AH.01.06. Tahun 2011 tertanggal 18 Januari 2011.

h. MUNAS Ke- 8 Periode Tahun 2015 s.d. 2020 dengan Ketua Umum Jenderal

TNI (Purn) DR. H. Moeldoko, SiP

7. Tugas, Peran, Fungsi dan Pengorganisasian.

a. Tugas. HKTI bertugas meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, harkat dan martabat insan tani, penduduk pedesaan dan pelaku agribisnis lainnya, melalui

pemberdayaan rukun tani, komoditas usaha tani dan percepatan pembangunan

pertanian serta menjadikan sektor pertanian sebagai basis pembangunan nasional

dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam

Pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

b. Peran . Dalam melaksanakan tugasnya, HKTI berperan sebagai :

1) Wadah penghimpun segenap potensi insan tani Indonesia dan atau “Rukun

Tani” jenis komoditas usaha tani.

2) Alat penggerak pengarah perjuangan insan tani Indonesia.

3) Sarana penampung dan penyalur aspirasi amanat penderitaan rakyat tani

penduduk pedesaan.

4) Wahana menuju terwujudnya cita-cita nasional, Indonesia raya.

5) Arena pemberdayaan dan pendidikan insan tani, masyarakat pertanian dan

pedesaan.

6) Bridging Institution Pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan dan

kesejahteraan petani.

c. Fungsi. Fungsi HKTI sesuai Surat Keputusan DPN HKTI Nomor 24/DPN-HKTI/XI/2010 sebagai berikut :

1) Konsolidasi dan Kemitraan.

2) Advokasi.

3) Penguatan Kapasitas Petani.

d. Pengorganisasian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN-HKTI) masa bakti

2017-2020 diorganisir dalam susunan kepengurusan sesuai Surat Keputusan

(7)

a) Dewan Penasehat;

b) Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO);

c) Dewan Pakar;

d) Pengurus Harian (PH), dilengkapi dengan Badan, Komite, Lembaga dan Unsur

Pelaksana lainnya sesuai Surat Keputusan Dewan Pimpinan Nasional

HKTI Nomor 38/SK/DPN-HKTI/VIII/2017 sbb :

e) HKTI Daerah. Dalam melaksanakan tugas, peran dan fungsinya, DPN HKTI menggelar unsur-unsur pelaksana di seluruh pelosok wilayah Indonesia dari

tanah Papua sampai ujung Banda Aceh, baik di tingkat Provinsi maupun tingkat

(8)

e. Struktur Organisasi.

1. Organisasi, Keanggotaan & Kaderisasi. 2. Pengawasan Organisasi.

3. Teknologi, Argo Input & Sarpras. 4. Bio Energi & Energi Terbarukan. 5. Perkebunan & Rempah-Rempah. 6. Peternakan & Perikanan.

7. Kehutanan & Lingkungan Hidup. 8. Tanaman Pangan & Holtikultura. 9. Hukum & Perundang-Undangan. 10. Agraria, Tata Ruang & Perumahan. 11. Kerjasama Lembaga Luar Negeri. 12. Kerjasama Lembaga Dalam Negeri. 13. Proses Inovasi

14. Sistem Inovasi.

15. Perdagangan & Industri. 16. Permodalan & Asuransi.

17. Koperasi & Usaha kecil Menengah. 18. Informasi, Komunikasi & Media

1. WAKIL KETUA UMUM BID ORGANISASI 2. WAKIL KETUA UMUM BID PEMBERDAYAAN 3. WAKIL KETUA UMUM BID ADVOKASI

4. WAKIL KETUA UMUM BID HUB KELEMBAGAAN 5. WAKIL KETUA UMUM BID INOVASI

6. WAKIL KETUA UMUM BID ASET & MANAJEMEN

BRIGADE ANTI HAMA

KOMITE-KOMITE

1. Wasekjen Bid. OKK

2. Wasekjen Bid. Pemberdayaan 3. Wasekjen Bid. Advokasi

4. Wasekjen Bid. Hub antar lembaga 5. Wasekjen Bid. Inovasi

6. Wasekjen Bid.Aset & Manajemen

7. Wasekjen Bid. Kegiatan & Kepemudaannya

BADAN LITBANG

(9)

8. Sumberdaya HKTI.

a. Sumberdaya Personil. Personil HKTI yang bertugas di bidang pelayanan dan pengurusan administrasi perkantoran direkrut dari personil yang memiliki standard

kompetensi sesuai bidang tugasnya, didasari dedikasi, motivasi, keahlian dan

pengalaman dibidangnya. Dalam hal pemecahan masalah yang memerlukan

keahlian khusus, personil HKTI direkrut dari kelompok ahli, aktivis, pengusaha

agribisnis, dan para pengemban misi pertanian lainnya yang memiliki keahlian dan

pengalaman dibidangnya.

b. Sarana dan Prasarana. Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, tidak hanya didukung oleh personil yang terampil, tetapi juga didukung dengan

ketersediaan sarana dan prasarana yang siap pakai walaupun belum memadai.

Kondisi yang perlu ditindaklanjuti adalah mengenai daya dukung sarana penunjang

operasional termasuk pelaksanaan koordinasi dan evaluasi ke berbagai daerah

untuk mengefisienkan penyelenggaraan tugas dan fungsi mencakup

terakomondirnya administrasi, kearsipan, perencanaan, dan pengendalian. Faktor

pendukung lainnya dalam rangka penyelenggaraan berbagai pelayanan untuk

monitoring pelaksanaan kegiatan belum dapat berjalan secara maksimal.

c. Pendanaan. Dalam mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan perannya, pendanaan dilaksanakan secara mandiri sesuai karakter dan kedudukannya sebagai

organisasi social kemasyarakatan.

9. Kinerja HKTI.

Sampai saat ini HKTI telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam merespon

dinamika perkembangan pertanian melalui pemberdayaan kelembagaan dan

kemitraan dengan segenap komunitas social. Berbagai capaian kinerja HKTI

menunjukkan bahwa keberhasilan pencapaian tugas dan fungsi dalam

mendorong laju pertanian selain ditentukan oleh komitmen yang kuat, keterlibatan

dan dukungan aktif dari segenap komponen aparatur Negara, juga didukung oleh

segenap masyarakat dan dunia usaha.

Meski demikian masih terdapat beberapa masalah pokok yang harus terus

(10)

a. Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan pemahaman dan kesadaran

seluruh masyarakat untuk ikut ambil bagian berkontribusi nyata dalam proses

menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.

b. Bagaimana upaya untuk terus meningkatkan kualitas kinerja HKTI dengan

memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang tersedia.

c. Bagaimana menjembatani kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan

pemerintah dan kepentingan berbagai lapisan masyarakat aktivis pertanian

agar pembangunan pertanian menjadi tepat sasaran.

BAB. III

POKOK-POKOK KEBIJAKAN HKTI DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

10. Umum. Pokok pokok kebijakan HKTI mencakup visi dan misi merupakan rumusan fundamental yang menjadi landasan dalam menentukan tujuan

dan sasaran yang hendak dicapai, strategi dan kebijakan operasional. HKTI sebagai

organisasi social berskala Nasional adalah bagian yang tidak terpisah dalam system

pembangunan Nasional khususnya pembangunan sektor pertanian.

11. Visi HKTI. Mengacu pada kondisi pertanian Indonesia saat ini , potensi, masalah dan tantangannya, maka visi HKTI 2018-2020 adalah:

“Mewujudkan Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani, berbasis Inovasi dan Teknologi”.

Adapun makna dari visi tersebut adalah sbb :

VISI MAKNA

Mewuju dkan

 HKTI sebagai organisasi sosial mandiri menyadari bahwa tengah terjadi transformasi sektor pertanian ke sektor industry. HKTI harus mampu mengawal reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran strategis pertanian dalam mendukung pembangunan nasional.

(11)

yang kuat dalam mendukung ambisi mulia Pemerintah, untuk selalu hadir bahu membahu ditengah masyarakat tani dalam mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dan mengeksploitasi peluang yang tersedia dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Kedaul atan Pangan

 Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI sebagai perwujudan cita-cita mulia bagi kedaulatan Negara dan kedaulatan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin dan memberi hak atas pangan bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumberdaya local yang dijamin Undang undang Dasar 1945 dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

 Kedaulatan Negara dan kedaulatan Bangsa tidak bisa melepaskan diri dari kedaulatan pangan dan tentunya tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan petani.

Keseja hteraan Petani

Kondisi yang ingin dicapai oleh HKTI, yaitu kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya sebagai aktor utama pelaku usaha pertanian yang diperoleh dari kegiatan di lahan dan usaha yang digelutinya dengan cucuran keringat.

Berbasi s Inovasi dan Teknol ogi

 HKTI tak pernah berhenti mendorong generasi muda cerdas terdidik untuk ikut ambil bagian, menyumbangkan karya nyata melalui pengembangan inovasi dan teknologi, menyongsong perwujudan petani modern yang mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi yang dibutuhkan pasar.

 Tanpa keikutsertaan Pemuda, HKTI akan kesulitan melaksanakan mandat mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Visi tersebut merupakan gambaran terhadap apa yang ingin diwujudkan

HKTI pada akhir pelaksanaan Renstra yaitu bagaimana HKTI mampu mengawal

berlangsungnya reforma agrarian agar tetap mengedepankan peran strategis

pertanian dalam pembangunan nasional. HKTI harus mampu mengakomodir,

membangun dan mensinergikan sumberdaya yg tersedia guna memberi dukungan

kepada masyarakat tani dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing

komoditas pertanian, menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.

Langkah konkrit yang akan dilakukan HKTI ke depan adalah upaya mewujudkan

(12)

pendekatan terhadap petani dan memberikan pendampingan, sosialisasi, dukungan

alat pertanian dan pemberian bibit guna mewujudkan serta dukungan terhadap

keselarasan program Pemerintah. HKTI akan bekerjasama dengan berbagai pihak,

menggerakan dan menggunakan berbagai lahan produktif untuk petani dan

memajukan pertanian Indonesia.

12. Misi HKTI. Dalam rangka pencapaian visi maka misi HKTI adalah :

a. Mencari solusi ditengah keterbatasan.

b. Menciptakan kondisi hidup layak bagi petani dan keluarganya.

c. Membangun karakter profesional dan persaudaraan antar sesama aktivis

pertanian.

d. Mendorong pengembangan inovasi dan teknologi.

Adapun makna dari misi sebagai berikut :

MISI MAKNA

1. Mencari solusi ditengah keterbatasa n.

 HKTI tidak hanya sekedar hadir ditengah masyarakat tani untuk menawarkan jasa, tetapi selalu berada dalam satu semangat dan komitmen untuk bersama-sama mencari jawaban dari persoalan yang dihadapi ditengah keterbatasan yang ada. Tujuan solusi bukan sekedar memperoleh manfa’at yang dihasilkan hari ini akan tetapi juga bisa memberikan jaminan bagi anak keturunan manusia dimasa datang.

 HKTI sebagai bridging institution Pemerintah, menjembatani kebutuhan masyarakat tani dengan kebijakan dan langkah operasional Pemerintah agar tepat sasaran sesuai kearifan lokal. Untuk itu, HKTI selalu memberi saran masukan kepada Pemerintah baik diminta maupun tidak diminta, dalam mewujudkan keserasian sesuai keterbatasan yang ada.

2. Menciptakan kondisi hidup layak bagi petani dan

keluarganya.

(13)

3. Membangun

HKTI menempatkan para aktivis pertanian sebagai mitra utama dalam mendorong tercapainya kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Didasari atas kesamaan visi dan misi, para aktivis sebagai kelompok intelektual dibutuhkan dalam merumuskan konsep-konsep cerdas melalui kajian-kajian akademik dalam memecahkan persoalan yang ada.

4. Mendorong pengemban gan inovasi dan

teknologi

Mendorong terbangunnya kesadaran petani muda sebagai generasi penerus dalam mengembangkan rekayasa alamiah sesuai keanekaragaman hayati dengan pendekatan teknologi agar dapat menunjang sebesar-besarnya pencapaian produksi tanaman tanpa mengganggu keseimbangan lestari.

13. Tujuan dan Sasaran. Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan Misi yaitu pencapaian suatu upaya atau yang dihasilkan dalam tahun 2018-2020.

Sedangkan sasaran merupakan implementasi dari tujuan yaitu hasil yang akan

dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dan terperinci dapat

diukur dan dapat dicapai dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Tujuan

dan sasaran yang akan dicapai oleh HKTI pada tahun 2018-2020

digambarkan sebagai berikut :

MISI TUJUAN SASARAN

Membangun Terjalinnya kerjasama segenap pengemban

(14)

karakter

misi pertanian yang didasari kesamaan

14. Arah Kebijakan dan Strategi.

Arah kebijakan strategis sebagai rumusan perencanaan komperhensif merupakan

rambu-rambu diperlukan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam

penerapan strategi guna tercapainya tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.

Arah kebijakan strategis HKTI mencakup arah kebijakan umum dan arah kebijakan

khusus. Arah Kebijakan Umum adalah arah kebijakan HKTI jangka panjang yaitu :

a. Mendukung pemerintah untuk terus melanjutkan upaya reforma agrarian

dengan prioritas pada pertumbuhan industry pengolahan hasil pertanian

(Agroindustri) di pedesaan.

b. Mendukung pemerintah untuk menegakkan kedaulatan pangan dengan

meningkatkan produksi pangan dalam negeri.

Arah Kebijakan Khusus adalah arah kebijakan HKTI jangka pendek yaitu arah

kebijakan strategis dalam mendukung Renstra HKTI 2018-2020 sesuai misi yang

(15)

Strategi yang diterapkan pada dasarnya bersifat grend design (agenda) yaitu suatu

pola atau cara, guna merespon tantangan yang dihadapi sesuai arah kebijakan

jangka pendek yang telah digariskan. Strategis yang diterapkan merupakan acuan

dalam menentukan kebijakan operasional.

Kebijakan operasional merupakan rambu-rambu yang ditetapkan untuk dijadikan

pedoman, pegangan atau petunjuk dalam menentukan langkah-langkah operasional

sesuai dengan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sedangkan

langkah operasional adalah rencana tindakan nyata sebagai petunjuk dalam

menentukan rencana program dan kegiatan.

Kebijakan strategis, strategi dan kebijakan operasional serta langkah-langkah

operasional digambarkan sebagai berikut :

KEBIJAKAN

Tujuan : Meningkatnya pemahaman masyarakat tani dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi Sasaran : Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia Menumbuhkan Tujuan : Meningkatnya penghasilan petani dan keluarganya

Sasaran : Pemberdayaan petani agar semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Memenuhi Tujuan : Terjalinnya kerjasama yang didasari kesamaan aktivitas, profesi, fungsi dan kesamaan tanggungjawab.

(16)

Menguatkan

Tujuan : Meningkatnya kualitas sumberdaya HKTI sesuai tuntutan tugas dan fungsi didasari profesionalisme dan disiplin yang kuat. Sasaran : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI.

Mendorong Tujuan : Terbangunnya kesadaran petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.

Sasaran : Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.

(17)

inovasi dan

SASARAN PROGRAM/KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN

15. Umum. Program adalah penjabaran langkah-langkah operasional sebagai instrumen kebijakan operasional yang berisi 1 (satu) atau lebih kegiatan

yang akan dilaksanakan oleh 1 (satu) bidang/lembaga/badan-badan HKTI dalam 1

(satu) organisasi, untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan serta memperoleh

alokasi anggaran. Sedangkan kegiatan adalah bagian dari program yang

dilaksanakan oleh satu atau lebih unit/komite kerja HKTI sebagai bagian dari

pencapaian sasaran terukur pada suatu program.

16. Program dan Kegiatan.

Program pada pelaksanannya diarahkan dan memberikan kontribusi terhadap

upaya pencapaian tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah

ditetapkan, disertai jenis capaiannya pada saat program dilaksanakan pada tiap

tahun anggaran. Program terdiri dari beberapa kegiatan (sekumpulan tindakan)

(18)

daya manusia), barang, modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau

kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya, sebagai masukan (input)

untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk pendampingan, penyuluhan, pelatihan, informasi, komunikasi visual maupun elektronis atau bantuan dalam bentuk

barang.

Mengalir dari visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan strategis, strategi,

kebijakan operasional dan langkah operasional, maka program yang akan

dilaksanakan sbb :

a. Perlindungan, budidaya dan pengolahan hutan non kayu serta Pelestarian

Lingkungan hidup.

b. Penguatan kerjasama lembaga dalam negeri dan lembaga luar negeri.

c. Pengelolaan Tanaman Pangan dan Holtikultura.

d. Pengelolaan Perkebunan dan rempah-rempah.

e. Pengelolaan Peternakan dan perikanan.

f. Program Pengembangan Teknologi, Agro Input, Sarana dan Prasarana

pertanian.

g. Pengembangan System Inovasi dan Proses Inovasi.

h. Program Penelitian dan Pengembangan.

i. Agraria, Tata Ruang dan Perumahan.

j. Pengembangan System Informasi, Komunikasi dan Media.

k. Peningkatan peran serta dan aktivitas Pemuda Tani.

l. Peningkatan peran serta dan aktivitas Perempuan Tani.

m. Pengembangan Perdagangan dan Industri.

n. Pendayagunaan Brigade Anti Hama.

o. Penyelenggaraan Ivent Organizer.

p. Program Pelatihan dan Sertifikasi.

q. PenegakkanHukum dan Perundang-undangan.

r. Permodalan dan Asuransi.

s. Pengembangan Bio Energi dan Energi terbarukan.

t. Pembinaan Koperasi dan UKM.

u. Pembinaan Organisasi , Keanggotaan dan Kaderisasi.

v. Pembinaan Kesekretariatan.

w. Pengelolaan Perbendaharaan.

x. Pengawasan Organisasi.

(19)

Dalam program tersebut ditentukan pula sasaran program yang hendak

dicapai. Mengingat kompleksnya sasaran program maka perlu dijabarkan kedalam

kegiatan-kegiatan turunannya, sasaran kegiatan, indicator keberhasilan dan target

yang hendak dicapai setiap tahun.

Titik berat kegiatan adalah pada kegiatan pelatihan, penyuluhan,

pendampingan dan sosialisasi kepada kelompok/lembaga petani di desa yang dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh satuan-satuan tugas yang dibentuk oleh HKTI yaitu

Satuan Tugas Indonesia Barat, Satuan Tugas Indonesia Tengah dan Satuan Tugas

Indonesia Timur.

Kelompok/lembaga petani yang telah mengakar serta disegani di kalangan

petani seperti KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional), Lembaga Masyarakat

yang Mandiri dan Mengakar (LM3), Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi Petani

Padi, Kedelai, APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), BK-APTRI (Badan

Koordinasi Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia), Himpunan Nelayan Seluruh

Indonesia (HNSI) yang selama ini telah tumbuh dan ditumbuhkan untuk

memperjuangkan petani dan masyarakat pedesaan, adalah mitra HKTI dalam

membangun petani dan pertanian Indonesia.

(Rincian program dan kegiatan sesuai lampiran ……)

17. Kerangka Kelembagaan.

Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan

melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata

kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat

kelurahan/desa dengan didasari semangat untuk mendorong terwujudnya struktur

HKTI yang ramping dan mampu mengemban amanah. Pembenahan aspek

kelembagaan tersebut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).

Hal tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan pembangunan pertanian ke

depan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis, baik domestik maupun

(20)

a. Mewujudkan organisasi yang proporsional, profesional, ramping dan mampu

mengemban amanah;

b. Mewujudkan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

terukur dan sesuai prinsip-prinsip organisasi yang sehat;

c. Mewujudkan perencanaan yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif;

d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berintegritas, netral, kompeten,

capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera;

e. Mewujudkan pengayoman petani sesuai kebutuhan dan harapan mereka.

18. Kerangka Pendanaan.

Dalam menjalankan program dan kegiatan dibutuhkan pendanaan yang

memadai. Sumber pendanaan tersebut diperoleh dari :

a. Uang Pangkal dan Iuran Anggota.

b. Sumbangan pihak lain.

c. Usaha yang sah.

Dukungan dana dari berbagai sumber tersebut, diperlukan guna memperluas

cakupan kegiatan-kegiatan dalam program yang sudah dirumuskan. Oleh sebab

itu HKTI baik di pusat maupun di daerah harus mampu menggali dan memanfaakan

sumber dana yang diperoleh untuk mendukung pelaksanaan program seoptimal

mungkin. Disamping itu, sumber pendanaan lainnya yang cukup potensial adalah

yang berasal dari swasta dalam bentuk kerjasama kemitraan atau sistem avalis.

Perkiraan kebutuhan dana yang diperlukan untuk mencapai target sesuai rencana

(21)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

19. Kesimpulan

Program kerja pada dasarnya merupakan turunan dari rencana strategi

program. Agar peningkatan kinerja dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan

dan memenuhi target sasaran yang ditetapkan, diperlukan gambaran permasalahan

dan tantangan pembangunan pertanian Indonesia yang akan dihadapi pada jangka

waktu 3 (tiga) tahun ke depan. Permasalahan dan tantangan tersebut pada

dasarnya adalah bagaimana HKTI mampu mengawal berlangsungnya reforma

agrarian dengan tetap memperhatikan peran strategis pertanian yaitu

mempertahankan kontribusi multifungsi pertanian terhadap berbagai aspek

kehidupan.

Sebagai implementasinya, Program Kerja HKTI merumuskan 5 (lima) sasaran

dari rencana strategis yaitu; 1) Tumbuhnya pemahaman masyarakat tani dalam

memanfaatkan sumberdaya pertanian yang tersedia; 2) Pemberdayaan petani agar

semakin mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik; 3) Mewujudkan komitmen

yang kuat seluruh pengemban misi pertanian di dalam dan di luar negeri; 4)

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasana HKTI ; dan 5)

Meningkatnya motivasi petani muda dalam mengembangkan inovasi dan teknologi.

20. Saran

Salah satu upaya untuk mencapai kinerja HKTI yang optimal, diawali dengan

melakukan pembenahan aspek kelembagaan yang dilakukan dengan menata

kelembagaan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai ketingkat

kelurahan/desa yang akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi (PO).

Oleh karena itu, program kerja ini juga menjadi pedoman umum atau acuan bagi

HKTI Provinsi dan Kabupaten/Kota dan seluruh jajaran HKTI dalam mewujudkan

pembangunan pertanian di tingkat nasional dan wilayah yang disesuaikan dengan

potensi sumber daya manusia, serta karakteristik permasalahan dan kearifan lokal

(22)

BAB VII PENUTUP

1. Demikian program kerja HKTI tahun 2018 ini disusun sebagai bahan kerja dan

acuan atau masukan kebijakan selanjutnya bagi setiap pengurus di daerah di

seluruh Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH HEGEMONI BUDAYA KOREAN WAVE ( HALLYU ) TERHADAP RASA CINTA TANAH AIR REMAJA DI

Hasil penelitian meliputi data penetapan kadar NaCl pada telur Itik, data kadar kolesterol pada telur mentah, telur asin yang dijual dipasaran dan telur asin

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tersebut dengan judul “PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA, LINGKUNGAN USAHA, STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN, DAN PERMODALAN TERHADAP

merupakan suatu model pembelajaran yang intinya membantu guru untuk mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi siswa mengkaitkan antara

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian menggunakan spasial SEM dengan pendekatan Partial Least Square (PLS) dalam membentuk model struktural yang diterapkan

Hasil: DidapatkanT6 pasien rinosinusitis tronis yang dilakukan pemeriksaan tomografi komputer sinus paranasal untuk persiapan- opirasi bedah sinus endoskopi , terdiri

Perkiraan Tanggal Efektif 28 Oktober 2010 Perkiraan Masa Penawaran 1-3 November 2010 Perkiraan Tanggal Penjatahan 5 November 2010 Perkiraan Tanggal Distribusi Saham