A. Hasil penelitian
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan teknik wawancara, teknik tes, teknik dokumentasi dan teknik observasi. Teknik wawancara ditujukan kepada pihak sekolah, guru mata pelajaran matematika dan siswa-siswi SMPN 2 Pakel untuk menggali informasi tentang bagaimana pembelajaran di SMPN 2 Pakel. Teknik dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data nilai ulangan siswa, data tentang keadaan atau jumlah guru, siswa, susunan organisasi dan sebagainya. Sedangkan teknik observasi digunakan untuk mengetahui tentang obyek yang diteliti secara lebih dekat, agar mendapatkan data yang diperlukan seperti tentang kondisi sekolah, ruang kelas, sarana dan prasarana serta segala aspek yang berkaitan dengan obyek penelitian.
Untuk teknik tes, peneliti memberikan tes berupa soal uraian yang berjumlah 8 butir pertanyaan terkait materi luas permukaan kubus dan balok kepada kelas VIII A (kelas jigsaw) dan kelas VIII B (kelas TGT) yang sebelumnya sudah di uji cobakan untuk mengetahui validitas dan reabelitasnya. Tes bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas Jigsaw dan kelas TGT.
Adapun hasil tes dari kedua kelas tersebut sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Data Hasil Belajar Siswa
KELAS A (JIGSAW) KELAS B (TGT)
NO NAMA NILAI NAMA NILAI
Setelah data terkumpul, dilakukanlah analisis menggunakan t-test.
namun, sebelum analisis menggunakan t-test dilakukan, diadakan uji prasarat. Adapun persyaratan tersebut adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model t-test, mempunyai distribusi normal atau tidak.
Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan hasil uji
Kolmogorof-Smirnov pada tabel 4.2, disimpulkan bahwa data rata-rata
eksperimen TGT memiliki sign. 0,780. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Tabel 4.2
Uji Normalitas Kelas Jigsaw
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kelas_jigsaw
N 18
Normal Parametersa Mean 51.67
Std. Deviation 19.701
Most Extreme Differences Absolute .191
Positive .191
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .809
Asymp. Sig. (2-tailed) .529
a. Test distribution is Normal.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Kelas TGT
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelas TGT
N 16
Normal Parametersa Mean 61.31
Std. Deviation 22.694
Most Extreme Differences Absolute .164
Positive .129
Negative -.164
Kolmogorov-Smirnov Z .658
Asymp. Sig. (2-tailed) .780
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Homogenitas
lanjutan, apabila tidak maka harus ada pembetulan-pembetulan metodologis.
Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan hasil uji homogenitas dari data UTS yang terlihat pada tabel 4.3, dapat dilihat homogenitas melalui nilai signifikan. Jika nilai signifikan > 0,05 maka data bisa dikatakan homogen. Tabel uji homogenitas menunjukkan signifikan 0,056 yang berarti > 0,05, sehingga data bisa dikatakan homogen.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
nilai_UTS
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.908 1 35 .056
Berdasarkan data di atas, data dapat dikatakan normal dan homogen, sehingga dapat dilanjutkan analisis data t-test. berikut adalah tabel perhitungan t-test.
Tabel 4.4
Perhitungan Teknik t-Test
KELAS A (JIGSAW) KELAS B (TGT)
No X2 X22 X1 X12
1 72 5184 72 5184
2 20 400 70 4900
3 53 2809 81 6561
4 44 1936 60 3600
5 56 3136 44 1936
6 53 2809 47 2209
7 100 10000 20 400
∑ 930 54648 981 67873
´
X 51,667 3036 61,312 4242,063
Selanjutnya, untuk rumus t-test yang digunakan adalah sebagai berikut:
X
2 = Mean pada distribusi sampel 2SD
12 = Nilai varian pada distribusi sampel 1
SD
22 = Nilai varian pada distribusi sampel 2
N1 = Jumlah individu pada sampel 1
N2 = Jumlah individu pada sampel 2.
Dari tabel dan rumus di atas maka diperoleh perhitungan t-test sebagai berikut:
a. Mencari nilai masing-masing varian:
SD22=
[
∑
X2¿4242,063−3759,901
¿482,901 b. Memasukkan hasil varian ke rumus t-test
Dari perhitungan diatas diketahui nilai t-test sebesar 1,315 disebut nilai tempirik (te). Untuk menentukan taraf signifikan perbedaannya harus digunakan
nilai tteoritik (tt) yang terdapat di dalam tabel nilai-nilai t. Untuk memeriksa tabel
nilai t harus ditemukan terlebih dulu derajat kebebasan (db) pada seluruh distribusi yang diteliti. Untuk derajat kebebasan (db) dari tes signifikasi dalam
t-test adalah N1+N2-2 dimana N1 = 18 dan N2 = 16, jadi db-nya adalah
18+16-2=32. Nilai db = 32 berada diantara 30 dan 40, digunakan db yang terdekat yaitu 30.
Berdasarkan db = 30, diketahui pada taraf signifikansi 5 % nilai tt
sebesar 2,042. Dari nilai tt ini, dapat dituliskan sebagai berikut: tt (5% = 2,042)
te (= 1,315) Dapat diartikan nilai te berada dibawah nilai t teoritik 5%.
2. Pengujian Hipotesis a. Menentukan hipotesis
Ha : Ada perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang
menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament dan Jigsaw
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa antara
yang menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament dan Jigsaw
b. Menentukan dasar pengambilan keputusan berdasarkan t-hitung Jika tempirik > t-teoritik, maka Ha diterima/ H0 ditolak
Jika tempirik < t-teoritik, maka Ha ditolak/ H0 diterima
Berdasarkan pada perhitungan diatas diketahui tt (5% = 2,042) te (=
ditolak yang artinya “tidak ada perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan Jigsaw”.
B. Pembahasan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pakel tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif. Sampel purposif (purposive
sampling) yaitu dikenakan pada sampel yang karakteristiknya sudah
ditentukan dan diketahui lebih dulu berdasarkan ciri dan sifat populasinya. Peneliti menggunakan pengambilan sampel tersebut dikarenakan kebijakan dari pihak sekolah yang hanya mengizinkan melakukan penelitian pada siswa kelas VIII, dan pihak sekolah yang memilihkan kedua kelas (kelas VIII A dan VIII B) tersebut sebagai objek penelitian maka dari itu pada penelitian ini diambil sampel dari kelas VIII A dan VIII B yang mulanya kelas VIII A berjumlah 20 siswa dan VIII B berjumlah 17 siswa. Pada praktiknya kelas VIII A diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sedangkan kelas VIII B diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.
matematika. Adapun tes yang dilakukan pada akhir penelitian adalah tes hasil belajar berupa soal uraian. Soal berjumlah 8 butir.
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data kuantitatif. Teknik digunakan untuk menghitung data-data yang bersifat kuantitatif atau dapat diwujudkan dengan angka yang didapat dari lapangan untuk menganalisa data, peneliti menggunakan analisis statistik. Dalam statistik, teknik yang digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan antara dua buah distribusi data adalah tehnik t-Test dan chi-square. Dalam hal ini untuk mengetahui perbedaan mean dari hasil belajar antara kelas yang diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dan jigsaw peneliti menggunakan rumus t-test.
Namun, sebelum menggunakan rumus t-test data penelitian harus memenuhi beberapa asumsi yaitu data berdistribusi normal, bersifat
homogen. Dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windowhasil uji
Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data rata-rata berdistribusi normal karena
memiliki Asymp. Sign > 0,05. Hasil belajar kelas VIII A memiliki Sig 0,529 dan kelas VIII B memiliki Sig 0,780. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan uji homogenitas diperoleh Tabel menunjukkan Sig 0,056 yang berarti > 0,05, sehingga data bisa
dikatakan homogen. Setelah diketahui bahwa kelas berdistribusi normal dan bersifat homogen, dilakukanlah perhitungan menggunakan t-test yang ternyata didapat nilai tempirik berada dibawah nilai tteoritik baik 5%. yaitu nilai
Hipotesis alternatif (Ha)ditolak karena nilai tempirik berada dibawah nilai
tteoritik baik 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa “tidak ada perbedaan hasil
belajar matematika siswa antara yang menggunakan Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan Jigsaw”. Hal ini disebabkan pada proses
pembelajaran berlangsung terdapat kendala yang terjadi seperti pada kelas VIII A yang diterapkan jigsaw, siswa yang mempunyai kepercaya diri kurang cenderung sulit untuk berdiskusi dan menjelaskan hasil diskusi kepada teman dikelompok asal. Sesuai dengan pendapat Roy killen dalam makalah yang ditulis Danang Iswahyudi salah satu kendala yang menghambat model pembelajaran jigsaw yaitu “Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan meteri pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri”. 2 Peneliti menyadari bahwa nilai separuh lebih siswa pada nilai
harian dan UTS memang dibawah KKM. Selain itu banyaknya siswa yang tidak hadir ketika proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi salah satu penyebab hasil belajar yang kurang sehingga mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini.
Pada umumnya kelas VIII B yang diterapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament hampir sama dengan kelas VIII A yang diterapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament , pada saat pembelajaran teams siswa yang mempunyai kepercaya diri kurang juga cenderung sulit untuk berdiskusi dan menjelaskan hasil diskusi kepada teman satu kelompoknya. Pada dasarnya setiap model pembelajaran kooperatif
mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing dan kebutuhan akan model pembelajaran setiap siswa juga tidak sama. siswa yang tinggal di desa, siswa yang tinggal dikota, siswa yang tinggal dipesisir dan yang tinggal dipinggir hutan mereka semua mempunyai karakter yang berbeda dan lingkungan yang menyuguhkan sumber daya alam maupun sumberdaya manusia yang berbeda. Namun, sebagai peneliti dan calon pendidik/guru kita tidak bisa menyalahkan begitu saja karakter siswa dan lingkungan yang membesarkan mereka, sudah sepantasnya kita sebagai calon pendidik/guru muda berusaha membuat perubahan yang baik untuk generasi pendidikan dibelakang kita. Untuk guru, sebaiknya mau membuka diri dan tidak bosan meng-update informasi tentang model pembelajaran terbaru untuk