A.Judul : Penentuan formalin
B.Tujuan : Untuk menidentifikasi adanya formalin
C.Bahan : Tahu
D.Metode : Kualitatif
E.Prinsip : Formalin dengan adanya Asam Kromatopat dalam asam sulfat di sertai pemanasan beberapa menit akan terjadi pewarnaan Violet.Reaksi Asam kromatoprat mengikuti prinsip kondenisasi senyawa fenol dengan formaldehida membentuk senyawa berwarna.Pewarnaan disebabkan terbentukanya ion karbenium-oksonium yang stabil karena mesomeri.
F. Alat : Labu Erlenmeyer
Pipet Volum Batang pengaduk G.Pereaksi : Asam fosfat 10%
Asam Kromatopat 0.5% dalam asam sulfat 60% G.Cara Kerja : 1.Sampel tahu di haluskan terlebih dahulu.
2.Timbang sampel 50 gram dan masukkan ke labu Erlenmeyer 3.Tambahkan Aquades 100 ml.
4.Dicampur, tambahkan asam fosfat 10% 5.Dan di destilasi.
6.2 ml destilat ditambahan Asam Kromatopat 0.5% dalam asam sulfat 60%.
7.Panaskan dan amati perubahan warna yang terjadi. (berwarna ungu jika mengandung formalin).
H. Hasil : Terbentuk berwarna ungu
A.Judul : Identifikasi Boraks
B.Tujuan : Untuk mengidentifikasi Boraks
C.Bahan : Bakso
D.Metode : Kertas Curcumin
E.Prinsip : Adanya boraks dalam sampel akan memberikan warna khas pada kertas kurkumin yang telah diasamkan dengan HCl pekat
F.Alat : Neraca analitik
Labu erlenmeyer Batang pengaduk Pipet volum Kertas Curcumin
G.Pereaksi : HCL(p)
Cara kerja : 1. Haluskan sampel bakso terlebih dahulu
2.Timbang sampel kurang lebih 15 gram dan masukkan ke labu erlenmeyer .
3.Encerkan dengan aquades 25 ml. 4.Asamkan dengan HCL(P) sebanyak 1 ml
5.Celupkan kertas Curcumin dan keringkan pada suhu kamar. (merah kecoklatan jika positif mengandung boraks)
H.Hasil pengamatan : Kertas curcumin tetap berwarna kuning
A.Judul : Identifikasi Boraks
B.Tujuan : untuk mengidentifikasi Boraks
C.Bahan : Bakso
D.Metode : Uji nyala
F.Alat : Labu Erlenmeyer
Penangas Air
G.Pereaksi : H2SO4
Metanol
Cara kerja : 1.Haluskan Sampel terlebih dahulu
2.Timbang 3 gram sampel masukkan ke labu erlenmeyer 3.Tambahkan 20 ml Aquades dan panaskan hingga mendidih 4.Angkat,Aduk hingga dingin,dan di saring
5.Masukkan sebagian filtrat ke cawan porselin,uapkan diatas penangas air hingga kering.
6.Tambahkan 1 ml H2SO4 dan Metanol 5 ml,lalu di bakar ( Jika Hasil positif (+) akan terjadi nyala api berwarna hijau)
H.Hasil pengamatan :
I.Kesimpulan :
B.Tujuan : Untuk mengidentifikasi adanya Sakarin
C.Bahan : Nutrie Sari
D.Metode : Kualitatif
F.Alat : Cawan Penguap
Pipet Ukur
G.Pereaksi : Larutan Asam pospat 25% Larutan NaOH 5%
HCL 13%
Ferri Khlorida 1 N
H.Cara Kerja : 1.Timbang 100 mg contoh,larutkan dalam 5 ml NaOH. Uapkan sampai kering
2. Residu di keringkan di atas api kecil secara hati hati
3.Setelah Residu dingin,larutkan dalam 20 ml HCL.Kemudian Tambahkan setetes larutan FeCl3.
(jika larutan berwarna violet menunjukkan adanya Asam Salisilat yang terbentuk dari sakarin.
I.Hasil :
J.Kesimpulan :
A. Judul : Penetapan Garam Beriodium
B. Tujuan : Untuk menidentifikasi iodium pada Garam
C. Bahan : Garam dapur
D. Alat : Labu ukur
Labu Erlenmeyer Buret Lengkap E. Pereaksi : Asam phospat (p)
Amilum Kristal KI
Larutan Na2S2O3 (larutan standart)
F. Cara Kerja : Standarisasi Larutan Na2S2O3
1.Timbang 25 gram NaCl masukan ke labu erlenmeyer 2. Tambahkan 125 ml Aquades dan aduk hingga larut. 3.Tambahkan 5,0 ml larutan KIO3 0.05N kosok hingga tercampur rata
4.Sambil di kocok, Tambahkan 2 ml Asam Pospat 85 %, 1 ml Amilum dan 1 gr Kristal KI
5.Titrasi dengan larutan Thio Sulfat sampai biru tepat hilang.
Penetapan Contoh
1.Timbang 25 gram sampel garam masukan ke labu erlenmeyer 2. Tambahkan 125 ml Aquades dan aduk hingga larut.
3. Sambil di kocok, Tambahkan 2 ml Asam Pospat (p) ,1 ml Amilum dan 0,1 gr Kristal KI