ANALISIS TERPAAN IKLAN TVC TEH BOTOL TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA KOMUNIKASI UPN ‘VETERAN’ YOGYAKARTA
Ilham Khairul, Hanif Rahmat Kurniawan
Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta [email protected], hanif.rahmad@gm ai l.com,
ABSTRAK
Setiap perusahaan diharapkan menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas diperlukan Proses Produksi yang cermat dan efisien. Pada tahun-tahun terakhir, persaingan antara produsen teh siap minum dalam kemasan di Indonesia semakin marak. Semakin banyak produk teh siap minum dalam kemasan yang sejenis dengan berbagai keunggulan sehingga membuat konsumen lebih leluasa memilih produk yang sesuai dengan keinginannya. Salah satu produk tersebut adalah Teh Botol Sosro yang merupakan pemimpin pasar di segmen teh siap minum dalam kemasan. Para produsen teh siap minum dalam kemasan di Indonesia berkompetisi untuk menciptakan produk teh siap minum dalam kemasan yang berkualitas dan digemari masyarakat. Teh Botol Sosro, sebagai produk teh siap minum dalam kemasan di Indonesia yang banyak di komsumsi oleh para konsumen.
1. Pendahuluan
Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produk mereka melalui komunikasi berbentuk iklan dan memposisikan merek dibenak konsumen. Banyaknya iklan yang ada saat ini membuat konsumen sedikit banyak akan terpengaruh pada iklan tersebut. Periklanan mampu mempromosikan suatu produk dengan daya jangkau yang lebih luas dan dapat membuat citra baik produk agar tetap dapat bertahan dan dikenal konsumen. Pesan dalam iklan juga membuat dan membujuk konsumen agar menimbulkan suatu minat beli pada konsumen. Iklan sebagai salah satu dari empat jenis promosi yang digunakan oleh pemasar untuk mengarahkan komunikasi yang bertujuan untuk meyakinkan konsumen. Iklan merupakan alat penyampaian merek yang baik karena iklan adalah salah satu dari empat jenis promosi yang digunakan pemasar untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan konsumen akan merek dan membuat brand image positif dimata konsumen.
Munculnya berbagai jenis produk dan dengan kualitas yang sudah di standarkan dan mudah untuk ditiru membuat sulitnya perusahaan untuk bersaing dan mempertahankan diri untuk memimpin pasar. Untuk mengatasi persaingan yang dilakukan oleh pesaing, maka perusahaan harus tetap mempertahankan pangsa pasarnya dengan cara membentuk kekuatanmerek dan membuat brand image yang positif. Dengan citra positif, membuat perusahaan mampu bertahan dan mampu menghadapi persaingan dalam pemasaran.
Lalu tahun 1965, usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini dilakukan dengan melakukan strategi Cicip Rasa yakni mendatangi pusat-pusat keramaian seperti pasar. Lalu mulai memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian teh tidak lagi diseduh langsung di pasar. Tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil, karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Akhirnya secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dan dikemas kedalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Pada tahun 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Teh botol Sosro.
Nama tersebut diambil dari nama teh seduh ‘Teh Cap Botol’ dan nama keluarga pendiri yakni ‘Sosrodjojo’. Desain yang digunakan mengalami tiga kali perubahan yakni, tahun 1969 versi pertama, tahun 1972 versi kedua, dan 1974 versi ketiga. Teh botol Sosro hanya menggunakan bahan baku asli dan alami. Daun tehnya dipetik dari perkebunan sendiri. Kemudian diolah menjadi teh wangi yaitu teh hijau yang dicampur bunga melati dan bunga gambir. Sehingga menghasilkan rasa yang unik, ke-khas-annya selalu terjaga dan terjamin kualitasnya.Keunggulan produk Teh Botol Sosro juga telah dikenal banyak orang dan telah menjadi merek yang terpercaya di Indonesia serta memiliki jalur distribusi yang luas.
Banyaknya jenis iklan dan maraknya proses periklanan sedikit banyak membawa dampak pada minat beli konsumen. Karena iklan telah menjadi pemandangan sehari-hari yang membuat persepsi terhadap suatu produk. Hal ini menyebabkan konsumen terpengaruh. Iklan teh dalam kemasan pesaing Teh Botol Sosro juga mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan televisi Teh Botol Sosro yang berjudul ‘makan’ merupakan iklan yang unik dan masih melekat di benak konsumen, karena iklan tersebut memvisualisasikan kebiasaan sebagian besar masyarakat yang ada di Indonesia.
Pada penulisan karya ilmiah ini akan fokus meneliti kepada terpaan iklan televisi Teh Botol Sosro terhadap minat beli mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :
3. Pembahasan 3.1 Kerangka Teori
3.1.1 Teori Kognitif Respon Model
Cognitive Response Model (Model Respon Kognitif) adalah sebuah teori untuk mengenali proses kognisi pada iklan, melalui tahap pengolahan informasi (kognisi), perubahan sikap terhadap merek (afeksi), yang pada akhirnya menuju pada keputusan pembelian (konasi). Skema berikut ini adalah model respons kognitif yang menggambarkan skema dari proses kognisi dalam benak konsumen yang pada akhirnya sampai pada proses pengambilan keputusan pembelian.
3.1.2 Iklan
Masyarakat Periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Secara sederhana iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Sedangkan menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan. Iklan adalah segala bentuk presentasi non pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang dimaksudkan untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang keungulan dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor tertentu.
Definisi lainnya, iklan adalah bentuk komunikasi non personal yang dibayar tentang suatu organisasi produk, jasa, atau ide dari suatu sponsor yang dikenal. Iklan menjadi bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak didiskusikan, juga menjadi bentuk promosi yang paling penting terutama bagi perusahaan yang menargetkan produknya untuk konsumsi massa. Ada beberapa alasan mengapa iklan dapat menjadi bagian yang penting dalam bauran pemasaran, yaitu iklan dapat menjadi metode yang paling efektif dari segi biaya untuk menjangkau khayalak yang mass, iklan dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolik terhadap perusahaan, dan kemampuan iklan yang dapat memberikan hubungan responsif terhadap konsumen ketika diferensiasi elemen dalam bauran pemasaran sulit untuk dicapai.
3.1.3 Iklan Televisi
kompetitor produk yang sama, serta mencari tahu idiom-idiom bahasa dalam masyarakat yang dijadikan target konsumennya teramat penting.
3.1.4 Merk (Brand)
Merek (brand) adalah identifikasi dari sebuah produk, namun bukan hanya sekedar nama saja tapi juga meliputi citra produk di benak konsumen yang merefleksikan pemikiran konsumen terhadap produk, dan bagaimana konsumen memberikan value terhadap produk tersebut. Nama merek adalah bagian dari merek yang dapat diucapkan, seperti kata-kata, huruf, dan angka. Pengertian lainnya adalah totalitas atas apa yang telah konsumen pertimbangkan sebelum membuat keputusan pembelian.
ketersediaan produk di pasar, advice: saran produsen untuk menggunakan produk, finance: keuangan/ pembayaran, add-ons: tambahan/ bonus, warranties: jaminan, guarantees: garansi. Image product adalah bagian yang berhubungan dengan persepsi konsumen, yaitu keseluruhan dari makna atau penilaian terhadap sebuah produk, dan merupakan bagian produk yang tidak terlihat (intangible). Bagian ini terdiri dari: value perception: persepsi tentang nilai produk, other user influences: pengaruh dari pengguna lain, reputation: reputasi produk, corporate image: citra perusahaan, brand name: nama merek, organization: organisasi, quality perception: persepsi tentang kualitas produk.
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Morissan, M.A. 2014. Periklanan – Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group.
Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi Periklanan. Jakarta: Gramedia.
Sumber
https://emjaiz.wordpress.com/2009/09/04/strategi-iklan-teori-pesan-kreatifitas/ (17 Mei 2018)
http://belajartanpabuku.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-iklan-televisi.html (17 mei 2018)