• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN APLIKASI MEDIA HIDROPONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMBUATAN DAN APLIKASI MEDIA HIDROPONIK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN APLIKASI MEDIA HIDROPONIK SUBSTRAT

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Kelompok 3/Golongan C

1. Muhammad Huzin A. (131510501172) 2.Yoni Cahyono (131510501142) 3. Marich Nur Maqsalina (131510501146) 4. Desi Hendriyani (131510501149) 5. Deni Rahmawati (131510501157) 6. Lukman Huda (131510501161) 7. Erlin Septiani (131510501177)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATURIUM HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

PEMBUATAN DAN APLIKASI MEDIA HIDROPONIK SUBSTRAT

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh :

Marich Nur Maqsalina NIM. 131510501146 Kelompok 4/Golongan C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI LABORATURIUM HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(3)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah Indonesia karena peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Permasalahan baru yang kini dihadapi oleh pertanian Indonesia yang kian meresahkan yaitu semakin berkurangnya lahan untuk pertanian. Semakin besarnya tekanan penduduk dan aktifitas pembangunan yang dilakukan telah banyak menyita fungsi lahan pertanian untuk menghasilkan bahan makanan yang diganti dengan pemanfaatan lain.

Fenomena ini memacu terjadinya konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian baik itu untuk kompleks perumahan, kawasan industri, kawasan perdagangan, bahkan sarana publik. Akibatnya keadaan ini menyebabkan kemampuan lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi penduduk semakin berkurang. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu usaha untuk dapat mengatasinya dan agar jumlah hasil produksi pertanian tidak berkurang. Sistem hidroponik menjadi salah satu alternatif pilihan untuk mengatasi masalah berkurangnya lahan pertanian.

(4)

Teknik hidroponik dapat diterapkan dalam skala kecil di halaman atau pekarangan rumah sebagai suatu hobi ataupun dalam skala besar dengan tujuan komersial. Tanaman yang sering digunakan atau ditanam secara hidroponik yaitu tanaman sayuran, tanaman buah-buahan dan tanaman hias. Tanaman sayuran yang dapat digunakan seperti brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, pakchoi dan lain-lain. Tanaman buah-buahan seperti melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi, dan paprika. Adapun tanaman hias yang dapat diterapkan dalam teknik hidroponik yaitu krisan, gerberra, anggrek, kaladium, kaktus dan lain-lain. Tanaman-tanaman tersebut memiliki nilai produksi yang tinggi karena cukup digemari dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Hidroponik dapat dibagi menjadi dua berdasarkan media tanam yang digunakan yaitu hidroponik subtrat dan hidraponik non-subtrat. Hidroponik subtat merupakan budidaya tanaman dengan menggunakan media tanam non tanah dalam bentuk padat. Media tanam hidroponik subtrat dapat berupa kerikil, pasir, arang sekam, dan batu bata. Adapun hidroponik non-subtrat merupakan budidaya tanaman dengan menggunakan media tanam non tanah dalam bentuk cair berupa air. Berdasarkan uraian diatas, praktikum kali ini akan membuat dan mengaplikasikan beberapa macam media hidroponik subtrat dengan perbandingan tertentu. Tanaman yang digunakan yaitu bawang putih. Praktikum ini sangat penting karena mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan pada saat kuliah secara langsung sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat dan tidak akan cepat hilang.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengerti dan memahami cara pembuatan media tanam non tanah dalam bentuk padat untuk budidaya sistem hidroponik.

(5)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Hidroponik merupakan teknik bertanam tanpa menggunakan media tanah. Teknik ini mampu meningkatkan hasil tanaman per satuan luas sampai lebih dari sepuluh kali dibandingkan dengan teknik pertanian konvensional (Indrawati dkk, 2012). Prinsip dari hidroponik yaitu penekanan pada konsep produksi tanaman secara berkelanjutan (Nurlaeny, 2014). Media hidroponik subtrat tidak menggunakan air melainkan menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat menyediakan air, nutrisi, oksigen dan dapat menyokong pertumbuhan akar tanaman sehingga dapat berfungsi seperti tanah. Media subtrat meliputi batu apung, arang sekam, serbuk gergaji, pasir, rockwoll, dan gambut (Lingga, 2002). Media subtrat yang lainnya yaitu vermikulit, perlite, dan leca (Lightweight Expanded Clay Aggregat) (Wahome et al., 2011).

Setiap media subtrat memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai media tanam dalam teknik hidroponik. Kelebihan dari media subtrat, misalnya pada arang sekam yaitu dapat menyimpan dan membuang air yang berlebih (Perwtasari dkk, 2012). Media arang sekam juga memiliki sifat netral (tidak memberi sumbangan nutrisi), steril, porous sehingga aerasinya baik, ringan, mudah didapat, dan murah (Mappanganro dkk, 2011). Adapun kelemahan dari media subtrat lainnya seperti pada pasir yaitu memiliki pori-pori besar sehingga kurang baik menahan air. Hal ini menyebabkan kondisi suhu diatas rata-rata pasir lebih cepat kering (Perwtasari dkk, 2012).

(6)

Komposisi, konsentrasi, dan volume larutan nutrisi yang diberikan harus diperhatikan agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Salah satu faktor penting yang perlu diketahui yang berhubungan dengan larutan nutrisi pada sistem hidroponik yaitu konsentrasi larutan nutrisi. Semakin tinggi konsentrasi nutrisi yang diberikan maka kandungan nutrisi yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi. Sebaliknya, pemberian dengan konsentrasi yang berlebihan dapat berakibat tidak baik pada pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pemilihan konsentrasi yang tepat perlu diketahui (Mappanganro dkk, 2011).

Kelebihan dari sistem hidroponik meliputi penggunaan lahan lebih efisien, tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, tidak ada resiko untuk penanaman terus menerus sepanjang tahun, kuantitas dan kualitas produksi lebih tinggi dan lebih bersih. Kelebihan yang lainnya yaitu penggunaan pupuk dan air lebih efisien, periode tanam lebih pendek, dan pengendalian hama dan penyakit lebih mudah. Kekurangan sistem hidroponik meliputi membutuhkan modal yang besar. Apabila ada tanaman yang terserang patogen pada sirkulasi nutrisi maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena serangan tersebut dan pada kultur substrat (Rosliani dan Sumarni, 2005). Kamrani et al. (2013) menambahkan kelebihan dari hidroponik yaitu dapat menghasilkan sayuran yang kualitasnya lebih baik.

(7)

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktikum mata kuliah Hidroponik dengan judul acara “Pembuatan dan Aplikasi Media Hidroponik Subtrat” dilaksanakan pada Kamis, 26 Maret 2015 pukul 05.30-selesai bertempat di Laboratorium Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan

1. Kompos 2. Pasir steril 3. Cocopeat 4. Arang sekam 5. Bawang putih 6. Pupuk cair

3.2.2 Alat 1. Polibag 2. Cetok 3. Timba

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan media padat dengan formulasi perbandingan sebagai berikut: Perlakuan Perbandingan Komposisi Media

Kompos Pasir Steril Arang Sekam Cocopeat

A 1 1 1 1

B 0 2 1 1

C 1 0 2 1

D 1 1 0 2

(8)

2. Memasukkan media tersebut ke dalam polibag yang telah disediakan.

3. Menyiapkan bibit yang baik untuk ditanam, kemudian menghilangkan dan membersihkan kulit umbi paling luar yang sudah kering dan sisa akar yang masih ada. Memotong bagian ujung umbi ± 1/3 bagian.

4. Menanam umbi dengan cara membenamkan sampai ujungnya rata dengan permukaan tanah.

5. Menyiram media dengan air bersih. 6. Melakukan pemeliharaan dan perawatan.

7. Melakukan pengamatan setiap minggu dengan parameter: tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah akar, jumlah umbi dan berat umbi.

(9)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Grafik 1. Tinggi Tanaman Bawang Putih

minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4

0

4.1.2 Grafik 2. Jumlah Daun Bawang Putih

minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4

(10)

4.1.3 Grafik 3. Panjang Akar Bawang Putih

0 5 10 15 20 25

Panjang Akar

Panjang

4.1.4 Grafik 4. Jumlah Akar Bawang Putih

0 5 10 15 20 25

Jumlah Akar

Jumlah

4.2 Pembahasan

(11)

dan perkembangan tanaman secara normal. Sistem budidaya hidroponik dapat menjadi solusi alternatif untuk efisiensi penggunaan lahan. Sistem hidroponik juga menjadi solusi menghadapi kendala degradasi tanah di lahan pertanian yang semakin berkurang kesuburannya. Hal ini dikarenakan kebutuhan nutrisi tanaman pada sistem budidaya hidroponik disediakan dalam bentuk larutan hara yang mengandung semua unsur hara esensial yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat tercapai pertumbuhan normal.

Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki beberapa perbedaan dengan budidaya secara konvensional. Berikut merupakan tabel perbedaan antara sistem budidaya hidroponik dengan sistem budidaya konvensional, yaitu sebagai berikut:

b. Tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dan bersih

b. Tanaman berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang rendah e. Dapat diusahakan terus menerus

tanpa tergantung oleh musim

(12)

Media tanam yang bisa digunakan untuk sistem budidaya hidroponik memegang peranan penting bagi pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Media tanam hidroponik memiliki beberapa persyaratan diantaranya yaitu porus, steril, aerasi yang baik, ringan, mudah didapat dan murah. Salah satu syarat media tanam yang baik adalah porus yaitu kemampuan media dalam menyerap air. Tingkat porositas tanaman di setiap daerah berbeda-beda, di daerah dataran rendah yang berudara panas, tingkat penguapannya tinggi, media harus mampu menahan air sehingga tidak mudah kering. Media tanam hidroponik harus memiliki sirkulasi dan ketersediaan udara (aerasi) yang baik sehingga kebutuhan oksigen untuk respirasi tanaman dapat terpenuhi. Media tanam hidroponik harus steril atau terbebas dari organisme yang dapat menyebabkan penyakit, seperti bakteri, spora, jamur dan telur siput. Media tanam hidroponik harus ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan ditempatkan dimana saja. Media tanam hidroponik juga harus mudah didapat karena agar dapat diperoleh dengan mudah dimana saja dan dengan harga media tanam yang murah dapat mengurangi biaya produksi tanaman.

Media yang digunakan dalam praktikum hidroponik substrat kali ini diantaranya yaitu kompos, pasir, cocopeat, dan arang sekam. Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan pada masing-masing media yaitu sebagai berikut :

a. Kompos

Kompos merupakan media tanam yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi bahan organik seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah organik. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

b. Pasir Steril

(13)

setelah dibersihkan lagi, sedangkan kekurangannya yaitu berat, porositas tinggi sehingga perlu sering di siram untuk mencukupi kebutuhan tanaman akan air. c. Cocopeat

Cocopeat adalah serbuk halus sabut kelapa yang dihasilkan dari proses penghancuran sabut kelapa. Kelebihan dari cocopeat yaitu memiliki sifat mudah menyerap dan menyimpan air, porous, dapat menahan kandungan air dan nutrisi serta dapat menetralkan keasaman tanah. Kekurangan cocopeat adalah banyak mengandung zat Tanin. Zat Tanin diketahui sebagai zat yang menghambat pertumbuhan tanaman.

d. Arang sekam

Arang sekam berasal dari sekam padi yang disangrai sampai hitam tetapi bentuknya masih utuh dan tidak sampai menjadi abu. Proses sangrai ini, sekam menjadi arang sekaligus disterilkan, karena dengan suhu yang tinggi benih penyakit yang tersisa akan mati. Kelebihan dari arang sekam yaitu porous, steril, ringan, murah dan memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Adapun kelemahan penggunaan arang sekam adalah mudah hancur dan harus rajin melakukan penggantian media tanam.

Pengamatan hidroponik subtart kali ini menggunakan beberapa parameter diantaranya yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan jumlah akar. Berikut penjelasan dari masing-masing parameter yaitu sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman

(14)

dipengaruhi oleh jenis dan komposisi media yang digunakan. Komposisi media yang terbanyak lebih mendominasinya. Penggunaan media campuran kompos, arang sekam dan cocopeat dapat menunjang pertumbuhan tinggi tanaman. Hal ini disebabkan semua jenis media tersebut termasuk bahan organik. Bahan-bahan organik tersebut memiliki beberapa kelebihan seperti mampu menyimpan air dan nutrisi dengan baik, sangat cocok untuk perkembangan perakaran, baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme yang bermanfaat, dan kemungkinan mengandung unsur hara esensial dalam jumlah yang cukup.

Berbeda halnya dengan kelompok 2 yang menggunakan bahan organik (arang sekam dan cocopeat) dan bahan an-organik (pasir steril). Komposisi bahan an-organik atau pasir steril lebih mendominasi dibandingkan media lainnya. Bahan an-organik sendiri memiliki beberapa kekurangan yaitu terlalu cepat mengatuskan air sehingga nutrisi yang diberikan sering terbuang, kurang baik untuk perkembangan perakaran dan bukan media yang baik untuk perkembangan organisme yang bermanfaat. Media pasir steril memiliki tingkat porositas yang tinggi sehingga sangat mudah meloloskan air. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penggunaan media ini. Menurut Perwtasari dkk (2012) menyatakan bahwa media pasir memiliki pori-pori yang besar sehingga kurang baik untuk menahan air. Hal ini menyebabkan kondisi suhu diatas rata-rata pasir lebih cepat kering (Perwtasari dkk, 2012).

2. Jumlah Daun

(15)

bawang putih. Jumlah media kompos yang lebih banyak akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman sebagai bahan asupan dasar dalam proses pembentukan sel-sel baru bagi tanaman. Semakin baik kemampuan tanah dalam mengikat air dan menjerap hara, maka tanah tersebut akan semakin baik dalam memberikan tunjangan bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu indikator bagi pertumbuhan tanaman yang baik adalah perkembangan daun tanaman yang baik pula. Menurut Surtinah (2013) menyatakan bahwa media kompos dapat menahan air dalam jumlah yang cukup, dan dapat memperkaya mikroba yang bermanfaat.

3. Panjang Akar

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa panjang akar dari setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Berdasarkan grafik 3, pada kelompok 3 ulangan ke-2 dengan perlakuan media campuran kompos, arang sekam dan cocopeat (1:2:1) menghasilkan panjang akar yang terpanjang, sedangkan pada kelompok 5 ulangan ke-2 dengan perlakuan media campuran kompos, pasir steril dan arang sekam (2:1:1) menghasilkan panjang akar yang terpendek. Apabila dirata-rata, panjang akar tertinggi yaitu pada kelompok 4 dengan perlakuan media campuran kompos, pasir steril, dan cocopeat (1:1:2). Penggunaan media campuran kompos, pasir steril dan cocopeat dapat mendukung perakaran tanaman berkembang lebih luas karena media ini mempunyai struktur yang gembur serta mempunyai daya menyimpan air yang baik pula sehingga akar lebih leluasa untuk berkembang ke segala arah. Campuran media tanam tersebut juga memiliki porositas atau pori-pori media tanam yang baik pula. Menurut Kusuma dkk (2012) memaparkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan akar adalah adanya ruang pori-pori media tanam. Pori-pori media tanam merupakan ruang yang dapat ditembus akar dan berisi udara untuk respirasi akar. Panjang akar dapat meningkat disebabkan oleh pori-pori pada media tanam yang baik sehingga menyebabkan adanya ruang yang dapat ditembus oleh akar.

(16)
(17)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Sistem budidaya hidroponik adalah teknik bercocok tanam yang dilakukan dengan menggunakan media tanam selain tanah yang diberikan nutrisi dalam bentuk larutan hara untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara normal.

2. Budidaya tanaman secara hidroponik memiliki perbedaan yang sekaligus menjadi kelebihannya dibandingkan dengan budidaya secara konvensional. 3. Media yang digunakan dalam praktikum hidroponik substrat kali ini meliputi

kompos, pasir, cocopeat, dan arang sekam diman setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

4. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa parameter dari setiap perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Setiap perlakuan dengan campuran media dan komposisi tertentu memiliki keunggulan dan kelemahan dari setiap parameter yang diuji.

5.2 Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Catur, W. 2011. Effects of Different Hydroponics Systems and Growing Media on the Vegetative Growth, Yield and Cut Flower Quality of Gypsophila (Gypsophila paniculata L.). Agrovigor, 4(1): 21-28.

Hilman, Y., A. Hidayat, dan Suwandi. 1997. Budidaya Bawang Putih di Dataran Tinggi. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Indrawati, R., D. Indradewa, S.N.H. Utami. 2012. Pengaruh Komposisi Media dan Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Hidroponik, 2(1): 1-11.

Kamrani, M.H., H. Khoshvaghti, dan H. Hosseinniya. 2013. Effects of Salinity and Hydroponic Growth Media on Growth Parameters in Tomato (Lycopersicon esculentum Mill.). Agronomy and Plant Production, 4(10): 2694-2698.

Kusuma, A.H., M. Izzati, dan E. Saptiningsih. 2013. Pengaruh Penambahan Arang Dan Abu Sekam Dengan Proporsi Yang Berbeda Terhadap Permeabilitas Dan Porositas Tanah Liat Serta Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L). Anatomi dan Fisiologi, 21(1): 1-9.

Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta : Penebar Swadaya.

Mappanganro, N., E.L. Sengin, dan Baharuddin. 2011. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stroberi pada Berbagai Jenis dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Urine Sapi dengan Sistem Hidroponik Irigasi Tetes. BIOMA, 2(13): 21-30.

Nurlaeny, N. 2014. Teknologi Media Tanam dan Sistem Hidroponik. Bandung: Unpad Press.

Perwtasari, B., M. Tripatmasari, dan C. Wasonowati. 2012. Pengaruh Media Tanam dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) dengan Sistem Hidroponik. Agrivigor, 5(1): 14-25. Rosliani,R dan N. Sumarni. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem

Hidroponik. Bandung : Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

(19)

Surtinah. 2013. Pengujian Kandungan Unsur Hara Dalam Kompos Yang Berasal Dari Serasah Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata). Pertanian, 11(1): 16-25.

Wahome, P.K., T.O. Oseni, M.T. Masarirambi, dan V.D. Shongwe. 2011. Effects of Different Hydroponics Systems and Growing Media on the Vegetative Growth, Yield and Cut Flower Quality of Gypsophila (Gypsophila paniculata L.). Agricultural Science, 7(6): 692-698.

Wicaksono,M.I., M. Rahayu, dan Samanhudi. 2014. Pengaruh Pemberian Mikoriza dan Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Bawang Putih. Ilmu-Ilmu Pertanian, 29(1): 35-43.

Referensi

Dokumen terkait

SETIA BAKTI GG... KRAJAN

Dari penelitian dan analisis mengenai pengaruh material pada fasade bangunan terhadap kenyamanan visual didapati bahwa pencahayaan alami dan buatan yang tercipta di

ketentuan Pasal 1320 ayat (4) KUH Perdata tentang Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian yaitu objek tersebut tidak terlarang menurut undang- undang.Adanya prinsip

Hidroponik merupakan cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, gambut, vermiculite, dan serbuk gergaji,

Kompos daun bambu memiliki berat jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan media lain yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam sistem hidroponik seperti

Dengan sistem irigasi tetes ini media tanam yang digunakan cukup media tanam pot konvensional, harga media tanam konvensional jelas lebih murah dibandingkan media tanam

Akibat bencana banjir tersebut telah merendam 5.043 unit rumah penduduk (5.616 KK/18.840 jiwa menderita), sekolah 6 unit, kantor desa 3 unit, tempat ibadah 2 unit dan 16 kk

Pertanyaan yang perlu dijawab mengenai hal ini ada lah apakah dalam proses penilaian kurikulum itu sebaik- nya digunakan penilai dari dalam (internal evaluators ) ataukah penilai