ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC (RISK PROF ILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,EARNINGS,
CAPITAL)
(Studi pada PT. BANK BUKOPIN, Tbk periode 2010-2014) Nuzul Asrul Fantri Inggraha Iha
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Email : nuzulasrul@gmail.com
ABSTRACT
The research was carried out aiming to know the financial performance of bank Bukopin with the RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) for the period 2010-2014. The research method used is the type of research descriptive with quantitative approach. Variables are and measurements in this study consists of factors Risk the profile, Good Corporate Governance, Earnings and Capital. The analysis shows that the financial performance of Bank Bukopin of the year 2010 to 2014 as measured by using the method of RGEC as a whole it can be said a healthy bank. Factor Risk Profile is considered through non-performing loans and to deposit the overall trends in the management of risks that have been implemented well. Factors good corporate governance bank Bukopin already has and assign
governance company with good. Factor of Earnings or profitability the assessment using higher in profit but the number of assets it continues to grow until 2014, the bank Bukopin is at the predicate healthy enough. Factor of Capital that was assessed by using, researchers proved that Bank Bukopin have the Capital, a good because the CAR are in for 8 % based on the Bank Indonesia.
Keywoards : method of RGEC, financial performance, risk analysis, the helath of the bank
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan bank Bukopin dengan
menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital)
dengan pendekatan kuantitaif. Variabel dan pengukuran pada penelitian ini terdiri dari faktor
Risk profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kinerja keuangan Bank Bukopin dari tahun 2010 sampai dengan 2014 yang diukur
dengan menggunakan metode RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bank yang sehat.
Faktor Risk Profile yang dinilai melalui NPL dan LDR secara keseluruhan menggambarkan
pengelolaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik. Faktor Good Corporate Governance
Bank Bukopin sudah memiliki dan menetapkan tata kelola perusahaan dengan baik. Faktor
Earnings atau rentabilitas yang penilaiannya menggunakan ROA mengalami penurunan laba
tetapi jumlah asetnya terus bertambah sampai tahun 2014, bank Bukopin berada pada predikat
cukup sehat. Faktor Capital yang dinilai dengan menggunakan CAR, peneliti membuktikan
bahwa Bank Bukopin memiliki faktor Capital yang baik karena nilai CAR berada di atas 8%
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
Kata Kunci : metode RGEC, kinerja keuangan, analisis risiko, tingkatk kesehatan bank
PENDAHULUAN
Pada saat ini kegiatan ekonomi suatu negara tidak lepas dari kegiatan perbankan. Pada
umumnya perbankan mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian negara
karena fungsi bank adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan
kredit dan memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Di Indonesia
jumlah bank meningkat tajam. Dengan jumlah pilihan bank yang demikian banyak, nasabah
harus benar-benar paham dalam memilih bank yang sehat dan dapat dipercaya untuk dijadikan
tempat menyimpan dana yang dimilikinya.
Secara sederhana bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya
dengan baik. Dengan kata lain, kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan dan mampu untuk memenuhi semua
kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengaruh dari
bank yang sehat akan meningkatkan semangat dan kemampuan untuk bekerja. Sedangkan
bank yang tidak sehat akan membahayakan bank itu sendiri dan juga pihak-pihak lain.
Penilaian kesehatan bank itu sangat penting karena diberi kepercayaan untuk megelola dana
dari masyarakat. Dana tersebut bisa saja seaktu-waktu diambil oleh nasabah dan bank harus
sanggup untuk mengembalikan dana tersebut jika ingin terus dipercayakan sebagai bank yang
sehat oleh nasabahnya.
Dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank. Penilaian ini mewajibkan Bank Umum untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
pendekatan Risiko (Risk-Based bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun
konsolidasi. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum mulai diberlakukan pada 1 Januari 2012
dengan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital).
Metode RGEC adalah pengganti tata cara perhitungan pada metode CAMELS 2004 yang
terdiri dari ukuran kinerja perusahaan mulai dari Capital, Asset Quality, Mangamenet, Earning
dan Liquidity serta sensivity to Market Risk.
Menganalisis kondisi kesehatan bank maupun kinerja bank dapat menggunakan laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk diperlajari dalam mengukur dan
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat
informasi penting berupa informasi tentang hasil usaha maupun posisi finansial dari
perusahaan bank tersebut. Laporan keuangan juga berisikan informasi keuangan yang
mencerminkan kesehatan dan kemampuan perusahaan yang bersangkutan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan PT Bank Bukopin,
Tbk jika diukur dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) selama periode tahun 2010-2014.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam pernelitian ini adalah jenis penletian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi
terhadap masalah yang sudah diidentifikasi secara terini terhadapt suatu perusahaan.
Variabel dan pengukuran ini berfungsi untuk membatasi informasi yang tidak berkaitan
dengan penelitian. Adapaun yang menjadi variabel dan pengukuran dalam penelitian ini :
1. Faktor Risk Profile
Faktor risk profile demgan menggunakan indicator pengukuran pada faktor risiko kredit
dengan menggunakan rumus Non Performing Loan (NPL) dan Risiko Likuiditas dengan menggunakan rumus Loan to Deposit Ratio (LDR) saja dikarenakan pada risiko tersebut peneliti dapat memperoleh data kuantitatif yang tidak dapat diperoleh
pada factor risiko operasional, risiko hokum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko
2. Faktor Good Corporate Governance (GCG)
Dengan menganalisis laporan GCG berdasarkan atas aspek penilaian yang mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum.
3. Faktor Earnings (Rentabilitas)
Earning yaitu penilaian kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan rasio Return on Asset (ROA).
4. Faktor Capital (permodfalan)
Capital (permodalan), yaitu metode penilaian bank berdasarkan permodalan yang dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Risk Proifle
a. Risiko Kredit
Dengan menghitung rasio Non Performing Loan :
= Total Kredit ℎ � %
b. Risiko Likuiditas
Dengan menghitung Loan to Deposit Ratio (LDR)
� =Total dana pihak ketiga � �� %
2. Analisis Good Corporate Governance (GCG)
Dengan menganlisis laporan GCG berdasarkan atas aaspek penilaian yang mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum yang terdiri dari :
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
d. Penanganan beturan kepentingan
e. Penerapan fungsi kepatuhan bank
f. Penerapan fungsi audit intern
g. Penerpan fungsi audit ekstern
h. Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern
j. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan
laporan internal
k. Rencana strategis bank.
3. Analisis Earnings (rentabilitas)
Dengan menghitung Return on Asset (ROA) :
� =Rata − rata total Aktiva � %
4. Analisis Capital (Permodalan)
Dengan menghitung Capital Adequacy Ratio
� = ATMR � % HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Risk Profile
a. Risiko Kredit
Tabel 1
Komponen Perhitungan NPL (disajikan dalam jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio NPL Bank Bukopin
Tahun 2010
= . . . � % = , %
Tahun 2011
= .. .. � % = , %
Tahun Kredit Bermasalah Total Kredit
2010 980.265 30.173.015
2011 1.152.650 40.748.306
2012 1.264.513 45.530.740
2013 1.175.772 48.461.043
Tahun 2012
Sumber : Data diolah oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio kredit tersebut selama lima tahun yaitu dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014, bank Bukopin memperoleh rasio NPL yang mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 tetapi mengalami penurunan di tahun
2014. Di tahun 2010 dimana bank Bukopin memperoleh nilai rasio NPL sebesar 3,25% dengan
perolehan kredit bermasalah Rp 980.625, kemudian pada tahun 2011 nilai rasio NPL sebesar
Rp 2,83% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.152.650. Kemudian pada tahun 2012 nilai
rasio NPL sebesar 2,78% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.264.513, kemudian pada
tahun 2013 nilai rasio NPL sebesar 2,43% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.175.772
dan kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan rasio NPL sebesar 2,77% dengan
perolehan kredit bermasalah Rp 1.529.494. Rasio NPL (Non Performing Loan) menunjukkan bahwa semakin kecil NPL pada bank., maka bank tersebut mempunyai kredit bermasalah yang
kecil. Pada tahun 2011 dengan rasio 2,83%, bank Bukopin menunjukkan perubahan yang
cukup baik dari tahun sebelumnya yaitu 2010 dengan nilai rasio NPL sebesar 3,25%. Kemudian
di tahun 2012 mengalami peningkatan dengan menurunnya nilai rasio NPL menjadi 2,78%. Di
tahun 2013 menunjukkan NPL sebesar 2,43% dan di tahun 2014 mengalami penurunan rasio
sebesar 2,77%, bank Bukopin masih memiliki peringkat komposit NPL yang Sehat dan masih
baik dalam menangani kebijakan kredit yang dikeluarkan oleh pihak bank.
b. Risiko Likuiditas
Tabel 3
Komponen Perhitungan LDR (disajikan dalam jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio LDR Bank Bukopin
Tahun 2010
� = .. .. � % = , %
Tahun 2011
� = . .
. . � % = , %
Tahun 2012
� = .. .. � % = , %
Tahun 2013
� = .. .. � % = , %
Tahun 2014
� = .. .. � % = , % Tahun Kredit yang
diberikan Dana Pihak ketiga
2010 30.173.015 41.377.255
2011 40.748.306 47.929.226
2012 45.530.740 53.957.758
2013 48.461.043 55.822.392
Tabel 4
Ringkasan Penilaian LDR Bank Bukopin
Sumber : Data diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel LDR di atas, pada tahun 2010 total kredit yang diberikan bank
Bukopin sebesar Rp 30.173.015 dan total dana pihak ketiga sebesar Rp41.377.255 dan di
peroleh tingkat LDR sebesar 72,92%. Di tahun 2011 bank Bukopin mengalami peningkatan
pada total kredit yang diberikan dan total dana pihak ketiga, untuk total kredit yang diberikan
menjadi Rp 40.748.306 dan dana pihak ketiga sebesar Rp 47.929.226 dan diperoleh tingkat
LDR sebesar 85,02%. Kemudian pada tahun 2012 total kredit yang diberikan meningkat
menjadi Rp 45.530.740 dan dana pihak ketiga pun juga meningkat menjadi Rp 53.957.758,
maka diperoleh tingkat LDR sebesar 84,38%. Pada tahun 2013 total kredit yang diberikan
semakin meningkat menjadi Rp 48.461.043 dan dana pihak ketiga juga meningkat menjadi Rp
55.822.392 dengan tingkat LDR sebesar 86,81% dan pada tahun 2014 total kredit yang
diberikan meningkat cukup besar menjadi Rp 55.262.577 dan dana pihak ketiga juga ikut
meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 65.390.790 dan tingkat LDR menjadi 84,51%. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa selama periode 2010-2014 tingkat LDR mengalami
peningkatan dan dapat dikatakan sehat, karena berada pada posisi ideal yaitu sekitar 50% -
100%.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Tabel 5
Hasil Penilaian Self Assesment GCG
Tahun Nilai Komposit Keterangan
2013 2 Baik
2014 2 Baik
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin
Berdasarkan penilaian tabel di atas, pada tahun 2010 hasil penilaian self assessment
untuk bank Bukpoin berada di peringkat 1,525 atau mendapat predikat “Baik” yang
mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance
yang secara umum baik. Pada tahun 2011 bank Bukopin masih berada pada predikat “Baik”
dengan peringkat komposit 1,5, hal ini terlihat dari pemenuhan yang memadai terhadap
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Kemudian pada tahun 2012 bank Bukopin mengalami penurunan predikat komposit menjadi 2,5 dari “Baik” menjadi “Cukup Baik” yang berarti manajemen bank telah melakukan penerapan umum cukup baik. Namun pada tahun 2013-2014
bank Bukopin mengalami peningkatan menjadi 2 yang berarti manajemen bank telah
melakukan penerapan umum yang “Baik”
3. Earnings (Rentabilitas)
Tabel 6
Komponen Perhitungan ROA (disajikan dalam jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio ROA Bank Bukopin
Tahun 2010
� = . . . � % = , %
Tahun 2011
� = . . . � % = , %
Tahun 2012
� = .. .. � % = , %
Tahun 2013
� = .. .. � % = , %
Tahun 2014
� = . . . � % = , %
Tabel 7
Ringkasan Penilaian ROA Bank Bukopin
Sumber : Data diolah oleh penulis
Dari hasil perhitungan rasio ROA (Return on Asset) di atas, bank Bukopin menunjukkan penurunan yang cukup besar dari 2010 ke 2014 dimana terjadi penurunan sebesar
0,17% meski pun diantara tahun 2010-2013 terjadi naik turunnya rasio ROA. Dilihat dari tahun
2010 bank Bukopin memperoleh nilai rasio ROA sebesar 1,40% dimana laba sebelum pajak
sebesar Rp 667.065 dan memperoleh total asset Rp 47.489.366 dan kemudian mengalami
peningkatan rasio ROA sebesar 0,24% di tahun 2011 menjadi 1,64% dengan laba sebelum
pajak sebesar Rp 940.404 dan memperoleh total asset Rp 57.183.463. Kemudian di tahun 2012
mengalami penurunan rasio sebesar 0,03% menjadi 1,61% dimana laba sebelum pajak sebesar
Rp 1.059.370 dan total asset sebesar Rp 65.689.830 , di tahun 2013 mengalami peningkatan
rasio sebesar 0,11% menjadi 1,72% dimana laba sebelum pajak sebesar Rp 1.193.605 dan total
asset sebesar Rp 69.457.663 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan rasio yang cukup
besar dari 1,72% menjadi 1,23% dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 971.121 dan total asset
sebesar Rp 79.051.268. Dalam hal ini bank Bukopin masuk kedalam kategori bank yang sehat
karena berada pada rasio ROA < 1,25%4. Capital (Permodalan)
Tahun Komponen ROA %
2010 ROA 1,40 %
2011 ROA 1,64 %
2012 ROA 1,61 %
2013 ROA 1,72 %
Tabel 8
Komponen Perhitungan CAR (disajikan dalam jutaan Rupiah)
Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio CAR Bank Bukopin
Tahun 2010
� = . .
. . � % = , %
Tahun 2011
� = .. .. � % = , %
Tahun 2012
� = .. .. � % = , %
Tahun 2013
� = .. .. � % = , %
Tahun 2014
� = .. .. � % = , %
Tahun Modal ATMR
2010 2.891.958 22.129.345
2011 4.374.094 30.851.552
2012 4.996.742 35.620.713
2013 6.213.369 43.468.860
Tabel 9
Ringkasan Penilaian CAR Bank Bukopin
Sumber : Data diolah oleh penulis
Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas pada tahun 2010 modal bank Bukopin
sebesar Rp 2.891.958 dan total ATMR sebesar Rp 22.129.345 dan tingkat CAR sebesar
13,07%. Untuk tahun 2011 Modal bank Bukopin mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp
4.374.094 dan total ATMR juga meningkat menjadi sebesar Rp 30.851.552 dengan tingkat
CAR sebesar 14,18%. Kemudian di tahun 2012 modal dan total ATMR bank Bukopin
meningkat lagi menjadi Rp 4.996.742 dan Rp 35.620.713 dengan tingkat rasio CAR sebesar
14,03%. Pada tahun 2013 modal dan total ATMR bank Bukopin mengalami peningkatan lagi
menjadi sebesar Rp 6.213.369 dan Rp 48.551.547 dengan tingkat CAR 14,29% dan pada tahun
2014 modal bank bukopin meningkat sebesar Rp 6.821.480 dan disertai meningkatnya juga
total ATMR sebesar Rp 48.551.547 dengan CAR 14,05%. Dari uraian di atas selama periode
2010-2014 dapat disimpulkan bahwa tingkat CAR bank Bukopin mengalami peningkatan dan
dapat dikategorikan sehat karena nilar CAR berada diatas 8%.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian dan pembahasan adalah tingkat kesehatan
PT Bank Bukopin, Tbk selama periode tahun 2010-2014 yang diukur dengan menggunakan
metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,Earnings, Capital) secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa bank Bukopin merupakan bank yang sehat walaupun
dalam satu indikator mendapatkan predikat cukup sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam
penilaian kesehatan bank umum tersebut telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
ketetapan dan ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan efektif dan efisien. Pernyataan
kesimpulan tersebut didukung dengan data-data sebagai berikut :
1. Risk Profile (Profile Risiko)
Berdasarkan faktor risk profile yang penilaiannya terdiri dari penilaian risiko kredit dengan menggunakan rasio NPL menunjukkan pengelolaan risiko kredit Bank Bukopin telah
dilaksanakan dengan baik, karena dari tahun 2010-2014 mengalami penurunan walaupun
masih berada di atas 2%. Dengan nilai rasio tersebut Bank Bukopin masih dalam kategori bank
yang sehat. Pada penilaian risiko likuiditas yang dihitung dengan rasio LDR menunjukkan
bahwa Bank Bukopin mendapatkan predikat yang baik dan hal tersebut membuktikan bahwa
bank Bukopin memiliki profitabilitas yang baik terhadap pengembalian kembali dana pihak
ketiga.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Berdasarkan faktor Good Corporate Governance (GCG), Bank Bukopin pada tahun 2010 sampai dengan 2014 sudah memiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik.
Dapat dilihat dari hasil penilaian self assessment yang dilakukan perusahaan selama tahun 2010 sampai 2014 berada pada predikat baik walaupun pada tahun 2013 berada pada predikat cukup
baik. Hal ini menunjukkan bahwa bank Bukopin dalam menjalankan operasional usaha
mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders, corporate value dan menjamin pertumbuhqn yang berkelanjutan.
3. Earnings (Rentabilitas)
Berdasarkan faktor Earnings (Rentabilitas) yang penilaiannya dengan menggunakan rasio ROA mulai pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan sehingga
bank mendapat predikat sehat, tetapi di tahun 2014 rasio ROA turun menjadi 1,23% dan bank
Bukopin mendapat predikat Cukup Sehat. Hal ini menandakan bahwa bertambahnya jumlah
asset tidak dikuti dengan bertambahnya jumlah keuntungan yang didapatkan oleh bank
Bukopin.
4.. Capital (Permodalan)
Berdasarkan faktor Capital atau permodalan yang penilaiannya menggunakan rumus
Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank Bukopin pada tahun 2010 sampai dengan 2014 memiliki rasio CAR yang sudah di atas ketentuan Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bank
Bukopin mampu melakukan pengelolaan permodalan dengan sangat baik sesuai dengan
karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha perseroan, disamping hal tersebut bank
Bukopin juga memiliki tingkat kecukupan modal yang baik atas pemenuhan kewajiban yang
DAFTAR PUSTAKA
Aswajun, Febryani. 2014. Analisis Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode RGEC pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Universitas Gunadarma, Depok.
Bank Bukopin 2010-2014. Laporan Keuangan PT. Bank Bukopin, Tbk. Diunduh dari www.bukopin.co.id (diakses tanggal 7 Mei 2015)
Bank Indonesia. 2001. Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001.
Bank Indonesia. 2011. Lampiran Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011.
Heidy, Arrvida Lasta, Zainul Arifin dan Nilai Firdausi Nuzula. 2014. Analisis Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC. Universitas Brawijaya, Malang.
Kasmir. 2008. Bankdan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi. Rajawali Pers, Jakarta.
Tri, Yusnia Efendi. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank pada PT. Bank DKI Kantor Pusat dengan Metode RGEC. Universitas Gunadarma, Depok.
Undang-undang Republik Indonesia. 1998. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Di unduh dari www.bi.go.id (diakses tanggal 31 Mei 2015)