• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini menguraikan langkah-langkah kerja yang ditempuh dalam pelaksanaan penelitian terdiri dari subjek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang digunakan.

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian quasy exsperiment (eksperimen semu), penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas yang diberikan treatment (perlakuan), disebut kelas eksperimen dan kelas pembanding disebut dengan kelas kontrol.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Nonequivalent Control Group Design, karena penelitian ini terdapat dua kelompok subjek yang tidak dipilih secara random (Sugiono, 2010: 116).

Gambar 2. Desain Eksperimen Nonequivalent Control Grup Design Keterangan:

O1 = Pengukuran awal hasil belajar kelompok perlakuan O2 = pengukuran akhir hasil belajar kelompok perlakuan O3 = pengukuran awal hasil belajar kelompok kontrol O4 = pengukuran akhir hasil belajar kelompok kontrol

X = perlakuan (pendekatan saintifik melalui model problem based learning (PBL)

Dari desain gambar di atas, dapat dilihat bahwa O1 merupakan tes awal (pretest) yang diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan pendekatan saintifik melalui model problem based learning (PBL) yang akan diketahui hasilnya pada O2 (posttest). Sedangkan untuk O3 di bawah sama merupakan tes awal yang diberikan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensonal sehingga akan diketahui hasilnya pada O4 (posttest). Tujuan dari

O1 x O2 O3 O4

(2)

eksperimen ini, adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dari hasil tes kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika setelah dilakukan treatment.

Adapun prosedur rancangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan subjek penelitian

2. Membuat kisi-kisi tes.

3. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang ada. 4. Menguji cobakan instrumen tes uji coba yang berbentuk isian.

5. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran.

6. Melakukan pretest pada subjek penelitian untuk mengukur bagaimana kemampuan subjek sebelum diberi perlakuan.

7. Melakukan treatment (x) menggunakan pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Problem Based Learning pada kelas eksperimen dan melakukan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

8. Melakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 9. Menganalisis dan mengolah data.

10. Pelaporan.

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 4 dan 5 Gundih Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian terdiri dari 2 sekolah yang setingkat. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri 4 dan 5 Gundih. Kelas 5 di SD Negeri 5 Gundih sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Sementara kelas 5 SD Negeri 4 Gundih sebagai kelas kontrol yang tidak diberikan perlakuan terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Subjek penelitian disajikan pada tabel 4 di bawah ini:

(3)

Tabel 4

Data Siswa Kelas 5 SDN 4 dan 5 Gundih

Kelompok Nama Sekolah Jenis Kelamin Jumlah siswa

Laki-Laki

Perempuan

Kelas Ekperimen SDN 5 Gundih 8 8 16

Kelas Kontrol SDN 4 Gundih 7 8 15

Jumlah keseluruhan 31

Dilihat dari tabel 4 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada SD Negeri 4 dan 5 Gundih berjumlah 31 siswa, masing-masing dengan jumlah kelas 5 di SD Negeri 5 Gundih sebagai kelas ekperimen yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Pada jumlah siswa SD Negeri 4 Gundih sebagai kelas kontrol berjumlah 15 siswa terdiri dari 8 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki.

Pemilihan subjek penelitian berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain SD Negeri 4 dan 5 Gundih pada lokasi yang dekat antar SD. Hal ini memudahkan proses penelitian dan karakteristik siswa SD kelas 5 hampir memiliki kesamaan. Selain itu penggunaan pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning belum dilakukan pada mata pelajaran matematika.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel

Variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 60).

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen atau variabel bebas (x) dan variabel dependen variabel terikat (y).

1. Variabel bebas (variabel independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas (independen) pada penelitian ini adalah pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning.

(4)

2. Variabel terikat (variabel dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi variabel independen. Variabel terikat (dependen) pada penelitian atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

3.3.2 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel seperti yang diuraikan diatas, yaitu pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dan kemampuan menyelesaikan soal cerita. Pembelajaran dengan Pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning didefinisikan secara oprasional sebagai proses pembelajaran matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 5 dan 4 Gundih, sebagai pembelajaran dengan pendekatan yang dirancang agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan ilmiah seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah yang ada seperti mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, merencanakan penyelesaian masalah, dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran ini dimulai dengan adanya suatu masalah, masalah yang diberikan harus bermakna dan berhubungan dengan kehidpan dunia nyata, serta memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan berdasarkan penemuan. Proses pembelajaran ini menggunakan kelompok kecil. Sementara untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita, diberikan dengan soal tes uraian.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa SD kelas 5 yang didefinisikan secara oprasional, merupakan kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan soal yang disajikan berupa kalimat, berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sebagai hasil dari latihan selama proses pembelajaran di kelas dari penguasaan materi tertentu. Kriteria dalam menyelesaikan soal cerita seperti: memahami soal dengan menuliskan apa

(5)

yang diketahui, menuliskan apa yang ditanyakan soal, merencanakan penyelesaian dengan mengubah soal ke dalam oprasi hitung, melakukan oprasi hitung, dan memasukan apa yang diketahui pada soal dalam oprasi hitung dengan memeriksa kembali dan menuliskan jawaban akhir dari pertanyaan soal. Kemampuan menyelesaikan soal cerita yang dimaksud dari penelitian ini memfokuskan pada perubahan belajar kognitif yang diukur melalui tes tertulis 8 soal uraian. Penerapan pembelajaran dalam penelitian ini ditekankan pada mata pelajaran matematika pada siswa SD kelas 5.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Tenik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian, penulis menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data sesuai dengan variabel yang diteliti. Berikut adalah beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti:

3.4.1.1Observasi

Dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, yaitu instrumen pengamatan yang berisi daftar jenis kegiatan yang kemungkinan terjadi dan kegiatan yang akan diamati selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai akhir. Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan guru dalam mengajar di dalam kelas dan aktivitas siswa dalam pembelajaran, sehingga di dalam kelas pelaksanaan pembelajaran sesuai kondisi dan proses yang diharapkan. 3.4.1.2 Tes

Alat yang digunakan untuk memperoleh data peneliti ini, adalah tes kemampuan menyelesaikan soal cerita, yaitu dengan memberikan tes formatif. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa uraian. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, sesuai langkah-langkah dalam polya untuk menyelesaikan masalah, yaitu memahami masalah (menuliskan apa yang diketahui dan dianyakan dari soal), menyusun rencana (mengubah soal cerita dalam bentuk kalimat atau oprasi matematika),

(6)

pelaksanaan rencana (melakukan komputasi/penghitungan), dan memeriksa kembali (jawaban akhir dari pertanyaan untuk mengoreksi dan jawaban akhir dari pertanyaan) sehingga dapat diketahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dan berpedoman pada kurikulum KTSP, RPP, dan kisi-kisi soal tes.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, disusun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk lembar observasi dan lembar soal tes. Sebelum digunakan intrumen ini, maka disusun terlebih dahulu kisi-kisi dan butir-butir soalnya. Intrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang sudah ditentukan, sebagai berikut:

3.4.2.1 Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini, digunakan untuk mengetahui dan mengkontrol kerlaksanaan perlakuan dalam proses pembelajaran. Selain itu, lembar observasi ini digunakan untuk mengukur aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pada pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning. Untuk mengetahui keterlaksanaan perlakuan, maka lembar observasi disusun berdasarkan sintak pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning dengan cara memberikan daftar chek (√). Berikut kisi-kisi pembelajaran pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning.

Tabel 5

Kisi-Kisi Lembar Observasi Implementasi Pembelajaran Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning untuk Aktivitas Guru

Aspek Indikator Item

Kegiatan Pendahulu an

Mengkondisikan siswa dalam pembelajaran 1 Guru bersama siswa menyanyikan yel-yel 2 Melakukan apersepsi dari pembelajaran sebelumnya 3

(7)

Menyampaikan tujuan pembelajaran, membagi kelompok kecil, dan Melakukan motivasi untuk pengajuan permasalahan

4,5,6

Kegiatan inti

Guru mendampingi siswa mengorganisasikan (mendiskusikan) tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut dengan mengarahkan pembagian tugas dalam kelompok.

7

Guru membimbing siswa merencanakan penyelidikan untuk mendapatkan informasi penyelesaian masalah

8 Guru membimbing dan memfasilitasi pengalaman siswa dalam penyelidikan menyelesaikan masalah di dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi dan solusi yang tepat.

9

Guru mendampingi siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil jawaban yang sesuai seperti laporan, dan mendampingi mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.

10

Guru membimbing siswa pemaparan dari hasil yang diperoleh dalam pemecahan masalah. Dengan memberikan alur penyelesaian yang dilakukan.

11

Guru bersama-sama siswa melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipersentasikan setiap kelompok maupun seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan.

12

Guru memberikan reward bagi kelompok siswa yang sudah mempresentasikan hasil diskusi dengan baik

13 Guru mendampingi siswa untuk membuat kesimpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui.

14,1 5

Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa melakukan refleksi 16 Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya/mengerjakan soal tes

17 Guru menutup pembelajaran 18

(8)

Tabel 6

Kisi-Kisi Lembar Observasi Implementasi untuk Aktivitas Siswa

Aktifitas Item

Mempersiapkan buku catatan, buku pelajaran, dan alat tulis 1

Merespon melakukan yel-yel 2

Menjawab apersepsi 3

Memperhatikan pemaparan tujuan pembelajaran dari guru, menempati tempat sesuai dengan kelompok dan memperhatikan masalah yang diajukan oleh guru

4,5,6

Merespon pembagian tugas sesuai arahan dari guru 7

Mengamati masalah yang disajikan guru 8

Merencanakan penyelidikan untuk mendapatkan informasi penyelesaian masalah

9 Melakukan penyelidikan untuk mengumpulkan informasi dan solusi yang tepat.

10 Membuat laporan sesuai hasil jawaban dan berbagai tugas dengan temannya.

11 Mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain..

12 Siswa dengan bimbingan guru melakukan evaluasi terhadap proses pemecahan masalah yang dipersentasikan setiap kelompok maupun seluruh aktivitas pembelajaran yang dilakukan

13

Siswa dengan bimbingan guru menyampaikan kesimpulan berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan, serta bertanya jawab hal-hal yang belum diketahui

14

Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi 15 Menyimak informasi yang disampaikan guru untuk mempelajari materi selanjudnya/mengerjakan soal tes

16

3.4.2.2 Lembar Soal Tes

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar soal untuk memperoleh data terkait dengan keberhasilan dari kemampuan menyelesaikan soal cerita. Jenis tes yang digunakan tes formatif sebanyak 8 butir soal berupa tes uraian. Tes kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam penelitian ini menggunakan pretes (tes kemampuan awal) dan posttes (tes kemampuan akhir). Tujuan dari instrumen ini, untuk mendapatkan hasil skor dari kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa seperti empat tahapan polya, yaitu memahami masalah, menyusun rencana, pelaksanaan rencana, dan memeriksa

(9)

kembali atau menuliskan jawaban akhir dari pertanyaan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengumpulan instrumen guna menjamin bahwa intrumen tes bentuk uraian layak, maka dilakukan langkah-langkah penyusunuan soal. Langkah-langkah tersebut meliputi menyusun kisi-kisi soal tes, mengadakan uji coba, dan menganalisis hasil uji coba (uji validitas dan reliabilitas).

Adapun kisi-kisi instrumen soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa pada tabel dibawah ini:

Tabel 7

Kisi-kisi Soal Postest

SK/KD Indikator No. Item Bentuk Soal 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala 1. Menentukan perbandingan dari sebuah soal cerita 2. Menentukan nilai

menggunakan perbandingan 3. Menentukan skala dari

suatu keadaan

4. Menghitung ukuran sebenarnya dari gambar berskala.

5. Menghitung ukuran gambar berskala dari ukuran sebenarnya 1,2,3, 4,5,6,7, 8,9, 10,11, 12,13 Uraian Uraian Uraian Uraian Uraian

(10)

Adapun cara pemberian skor dalam kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel 8

Cara Pemberian Skor dengan Langakah-Langkah Polya

No Kriteria Skor Item Penilaian

1 Pemahaman

soal 2

Siswa menulis hal-hal yang diketahui dalam soal

Siswa menulis apa yang ditanyakan dalam soal

2 Perencanaan Penyelesaian

3 Siswa mengubah soal dalam bentuk oprasi matematika

3 Melaksanakan rencana

4 Siswa memahami bentuk oprasi matematika yang telah dibuat

Siswa dapat memasukan hal yang diketahui dalam soal ke dalam oprasi Siswa membuat tahap penyelesaian soal 4 Memeriksa

kembali

1 Siswa mengkoreksi hasil jawaban

Jawaban akhir (menuliskan jawaban akhir sesuai dengan permintaan soal)

5.5 Uji Coba Instrumen 5.5.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas intrumen merupakan suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur. Sebelum melakukan penelitian, intrumen yang telah dibuat diuji validitas untuk memperoleh data valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Kevalitan, instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono (2010: 173).

Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows dengan cara Analyze – Correlate– Bevariate kemudian untuk mengetahui hasilnya yang valid atau tidak dapat dilihat dari output hasil perhitungan. Dasar pengambilan keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2010: 178) bahwa suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3. Uji validitas juga digunakan untuk menguji variabel Y (dependent) yaitu kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang diukur menggunakan tes, yaitu hasil uji validitas soal pretest, dan soal posttes.

(11)

Berikut hasil uji validitas pada soal untuk tes kemampuan menyelesaikan soal cerita dapat dilihat pada di bawah ini.

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Instrumen Postest Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika

Indikator No item soal Nilai r Keterangan Menentukan perbandingan dari

sebuah soal cerita

Item 1 0.446 Valid Item 2 0.555 Valid Item 3 0.486 Valid Menentukan nilai menggunakan

perbandingan

Item 4 0.639 Valid Item 5 0.255 Tidak Valid Item 6 0.678 Valid Item 7 0.747 Valid Mentukan skala dalam suatu

keadaan

Item 8 0.663 Valid Item 9 0.648 Valid Menghitung ukuran sebenarnya

dari gambar berskala

Item 10 0.702 Valid Item 11 0.160 Tidak Valid Menghitung ukuran gambar

berskala dari ukuran sebenarnya

Item 12 0.597 Valid Item 13 0.598 Valid Pada tabel 9, telah dilakukan uji validitas posttest dari 13 soal, diketahui bahwa 11 butir soal yang dinyatakan valid dan 2 butir soal tidak valid. Dari 11 butir soal valid diambil 8 soal yang digunakan sebagai intrumen penelitian. Setiap indikator pada soal mewakili minimal 1 soal, untuk indikator yang memiliki beberapa soal yang valid digunakan beberapa soal disesuaikan kebutuhan penelitian dengan tingkat validitasnya yang paling tinggi dan memperhatikan reliabel intrumen.

5.5.2 Uji Reabilitas Instrumen

Pengujian reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Menurut Sugiyono (2010: 173), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program

(12)

komputer SPSS 16.0 for windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Azwar (2005: 29) adalah sebagai berikut:

α ≤ 0,7 = Tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 = Dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 = Reliabilitas bagus α > 0,9 = Reliabilitas memuaskan

Hasil uji reliabilitas yang diperoleh melalui program komputer SPSS 16.0 for windows dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini.

Tabel 10

Hasil Uji Reliabilitas Intrumen Posttest Kemampuan Menyelesaiakan Soal Cerita

Cronbach's

Alpha N of Items

.841 11

Berdasarkan tabel 10 di atas Cronbach's Alpha dari 11 soal yang valid didapat hasil Cronbach's Alpha 0.841. Hal ini menunjukan intrumen dalam penelitian ini reliabilitas dapat diterima atau reliabel.

5.5.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Tes

Untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, yaitu adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks (Naniek dkk, 2012: 338).

(13)

Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal uraian adalah:

P=

∑ᵪ 𝑆𝑚. 𝑁 Keterangan: P = tingkat kesukaran ∑𝑥 = Jumlah skor 𝑆𝑚 = Skor maksimal 𝑁 = Jumlah siswa

Aiken dalam Naniek, dkk (2012: 338) tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besar berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran dapat ditentukan dengan melihat kriteria rentang nilai tingkat kesukaran, adalah:

1. 0,00-0,25 = sukar 2. 0,026-0,75 = sedang 3. 0,76-1,00 = mudah

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah intrumen dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil akhir uji tingkat kesukaran instrumen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 11

Kategori Tingkat Kesukaran Butir Soal Posttest Kategori Soal Item Soal Jumlah

Mudah 1,2 2

Sedang 3,4,5,6,7,8,9,10,12 9

Sukar 11,13 2

Total 13

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada soal uraian terdapat 2 butir soal yang termasuk kategori soal mudah adalah soal nomor 1, 2, terdapat 9 kategori dengan soal sedang adalah soal nomor 3,4,5,6,78,9,10, 12, dan 2 kategori 9 soal sukar adalah soal nomor 11,13.

(14)

5.6 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk memperoleh data hasil kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada kelas ekperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji-t (uji beda rata-rata). Teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan mean hitung dari dua kelompok kelas, yaitu kelompok kelas ekperimen dan kelas kontrol guna mencari pengaruh. Teknik uji t yang dipilih adalah uji Independent Samples Test. Dalam penelitian ini, sebelum melakukan uji-t, dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas yang dihitung dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.

5.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data empirik yang diperoleh berasal dari populasi dengan distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah responden yang diteliti kurang dari 30 siswa. Data dikatakan dalam distribusi normal apabila nilai signifikan > 0,05 maka data tersebut normal, sedangkan nilai signifikan < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal.

5.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan, untuk mengetahui apakah diantara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak. Data dikatakan homogen jika nilai signifikansi > 0.05 sedangkan jika nilai signifikan < 0,05 maka data tersebut tidak homogen.

5.6.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh hasil dari kemampuan meneyelesaikan soal cerita matematika dengan menggunakan pendekatan santifik melalui model problem based learning dan pembelajaran konvensional yang biasanya diterapkan di sekolah tersebut. Maka dilakukan posttest. Uji hipotesis yang dipilih menggunakan uji t, untuk menguji perbedaan mean hitung dari kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol guna mengetahui pengaruh signifikansi dari hasil penelitian berupa perbandingan dua rata-rata sampel. Dengan dilakukan uji t diharapkan dapat menemukan pengaruh dari hasil tes kemampuan

(15)

menyelesaikan soal cerita matematika, setelah menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik melalui model Problem Based Learning.

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis dengan uji t dua pihak (Two Tail Test) . Dasar pengambilan keputusan penelitian ini berdasarkan signifikan adalah:

1. Jika signifikan > 0,05 maka HO diterima H1 ditolak. 2. Jika signifikan < 0,05 maka HO ditolak H1diterima.

Untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji dua pihak dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (Sugiyono, 2011: 119-120)

Hipotesis:

HO : μ1= μ2 (Berarti tidak ada pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui melalui Model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika)

H1 : μ1≠ μ2 (Berarti ada pengaruh penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui melalui Model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika)

Analisis uji yang dilihat adalah nilai signifikan pada tabel Independent Samples Test. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H1 ditolak dan HO diterima, berarti tidak ada pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui melalui Model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Jika nilai signifikan < 0,05 maka H1 diterima dan HO ditolak yang berati adanya pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik melalui Model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika. Hasil uji tersebut dapat mengetahui perbedaan mean hitung hasil kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas 5 SD kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Perbedaan rata-rata kemampuan menyelesaikan soal cerita berikutnya digunakan sebagai acuan dalam menentukan pengaruh pembelajaran Pendekatan Saintifik melalui Model Problem Based Learning terhadap kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas 5

(16)

SD Negeri Gundih Gugusan Kihajar Dewantoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penggunaan uji hipotesis dengan uji dua pihak dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 3. Uji Dua Pihak 𝟏 𝟐 ⁄ α Daerah penolakan HO 𝟏 𝟐 ⁄ α Daerah penerimaan HO Daerah penolakan HO

Gambar

Gambar 2. Desain Eksperimen Nonequivalent Control Grup Design  Keterangan:
Gambar 3. Uji Dua Pihak

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa variabel Enveronmental Consequence, Brand Preference, Brand Awareness, Core Brand Image, Attitude Advertisement, Brand

EFEKTIVITAS TERAPI SENGAT LEBAH TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KLINIK APITHERAPY “KUSUMA”.. MOYUDAN SUMBERRAHAYU MOYUDAN

46 Dengan demikian, pembatasan tidak boleh didasarkan pada fatwa MUI saja, walaupun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Rapat Kerja Nasional MUI November 2007 menyatakan

This paper seeks to implement simple stress-test analysis using OLS method to understand banking industry sensitivity to macroeconomic risk in US financial market from 2005

Realisasi belanja APBD murni kabupaten/kota 1 (satu) tahun terakhir untuk pengelolaan air limbah juga merupakan jenis data yang harus dipenuhi dalam proses penyusunan

[r]

Jutaan skalar transistor semikonduktor dapat dibuat dalam bentuk rangkaian terinterasi (Integrated Circuit), yang dapat melakukan pemprosesan data digital dengan

Penelitian dilakukan dengan mensintesis Fe 3 O 4 dengan pengadukan menggunakan gelombang ultrasonik untuk sintesis magnetit pada sistem co-presipitasi, menggunakan natrium