• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dialakukan adalah penelitian eksperimen.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dialakukan adalah penelitian eksperimen."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dialakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut W.H. Wermeister dalam “An Introduction to Critical Thinking” dalam bukunya Muhamad Ali “Experimentation . . . . , consists in the deliberate and controlled modification ot thr condition determining an event, and in the observation and interpretation of the esuing changes in the event itself”

Definisi diatas menyatakan bahwa “percobaan merupkaan modifikasi kondidi yang dilakukan secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan pristiwa atau kejadian, serta pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada peristiwa itu sendiri”

Sugiyono (2015:107) penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan metode eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk melihat pengaruh antara kelas eksperimen yang diberikan tritmen dengan kelas kontrol yang digunakan sebagai perbandingan.

Sanjaya (2013:86) metode penelitian eksperimen adalah metode yang digunakan untuk mengetahi pengaruh dari perlakuan atau tindakan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap kondisi tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian simpulkan metode eksperimen adalah sebuah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor atau lebih yang ditimbulkan oleh peneliti terhadap suatu kondisi tertentu. Untuk melihat seberapa besar hubungan tersebut, dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelas eksperimen dan menyediakan kelas kontrol sebagai pembanding dengan syarat kedua kelas yang dijadikan kontrol dan eksperimen dalam kondisi yang sama atau setara serta sesuai dengan standar pendidikan yang berlaku.

(2)

3.1.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Nenoquivalent Control Group Design. Dalam desain Non Equivalent Control Group Design sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil dari populasi tertentu. Paragdigmanya adalah sebagai berikut:

Gambar 1 desain Non Equivalent Control Group Design Keterangan:

𝑄1&𝑄3 : kedua kelompok tersebut diberikan soal pretest untuk mengetahuai hasil belajar awal

𝑄2 : hasil belajar murid setelah mengikuti pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan dongeng

𝑄4 : hasil belajar kelompok kontrol siswa yang diberi pembelajaran seperti

pada biasannya. X : treatment.

Kelompok atas sebagai kelompok ekperimen diberikan treatment. Yaitu pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan dongeng, sedangkan kelompok bawah merupakan kelompok kontrol, pembelajaran dilakukan seperti biasa sesuai dengan standar yang berlaku. Pengaruh pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan dongeng adalah 𝑄2− 𝑄4.

Q1 X Q2

(3)

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian adalah siswa kelas III semester II tahun pelajaran 2015/2016 sebagai kelas ekpserimennya. Sedangkan untuk kelas kontrolnya kelas III di SD N Salatiga 10 semester II tahun pelajaran 2015/2016 sebagai kelas kontrolnya.

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei tahun 2016, perincian dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Kegiatan Penelitian

Waktu/ Kegiatan Maret April Mei

Persiapan Pelaksanaan Analsis Data

Penyusunan Laporan

Validasi Instrumen tes dilakukan dengan uji pakar dengan 2 pakar yang sudah ditentukan. Alasan memilih uji coba pakar karena instrumen yang digunakan berbentuk soal uraian pemecahan masalah dan berjumlah 5 soal sehingga menggunakan validitas isi dan konstruk dengan pakar. Uji coba pakar ini dilakukan pada tanggal 18 April 2016 untuk soal postestnya dan tanggal 20 April 2016 untuk soal pretestnya. Dalam pemberian perlakuan peneliti menggunakan dua tatap muka pada tanggal 25 dan 26 April 2016 untuk kelas eksperimen (Problem Based Learning dengan dongeng) sedangkan tanggal 3 dan 4 April 2016 untuk kelas kontrolnya. Pada saat pelaksanaan tes akhir, kelas eksperimen terlebih dahulu mengerjakan tes pada hari Rabu tanggal 27 April 2016. Sedangkan kelas kontrol mengerjakan tes pada hari Kamis tanggal 5 Mei 2016.

Tabel 5

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Pertemuan

1 2 Post test

Eksperimen 25/04/2016 26/04/2016 27/04/2016 Kontrol 03/05/2016 04/05/2016 05/05/2016

(4)

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian

Berdasarkan tujuan dan identifikasi penelitian variabel dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu variable bebas (X) variabel terikat (Y).

a. Variabel Bebas (X)

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning dengan dongeng). Hal ini dikarenakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning dengan dongeng) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel terkait dalam penelitian sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistika dapat dilakukan dengan benar. Definisi oprasional dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning dengan dongeng) didefinisikan secara operasional sebagai penyampaian pembelajaran dengan memberikan masalah kepada siswa untuk mengidentifikasikan masalah, mengumpulkan data, merencanakan pemecahan masalah, dan penyelesaian masalah yang dikemas dalam sebuah dongeng. Sedangkan untuk melihat ketercapaian penerapan Problem Based Learning dengan menggunakan lembar observasi.

Variabel kedua adalah hasil belajar siswa didefinisikan secara oprasional sebagai besarnya skor yang diperoleh dari skor tes. Peneliti menggunakan hasil belajar aspek pengetahuan siswa yang dapat dinilai dari hasil mereka mengerjakan soal tes uraian.

(5)

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi

Popuplasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2015:117). Populasi dalam penelitian ini adalah SD gugus Kartini meliputi :

1. Seluruh siswa kelas III SD N Salatiga 01 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

2. Seluruh siswa kelas III SD N Salatiga 03 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

3. Seluruh siswa kelas III SD N Salatiga 05 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

4. Seluruh siswa kelas III SD N Salatiga 06 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

5. Sseluruh siswa kelas III SD N Salatiga 10 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

6. Seluruh siswa kelas III SD Marsudirini 78 Semester II tahun pelajaran 2015/2016

Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 6

Jumlah Siswa Kelas III SD Gugus Kartini Salatiga

No Sekolah Jumlah Siswa Keterangan 1. SD Negeri Salatiga 01 42 2. SD Negeri Salatiga 03 33 3. SD Negeri Salatiga 05 38

4. SD Negeri Salatiga 06 54 IIIA =27 IIIB= 27 5. SD Negeri Salatiga 10 39

6. SD Marsudirini 78 45

3.3.2 Sampel

Pada Tabel 6 dapat diketahui Sampel berjumlah 71 siswa terdiri dari siswa kelas III SD N Salatiga 03 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas eksperimen (kelas Problem Based Learning dengan dongeng) dan kelas III SD N

(6)

Salatiga 10 Semester II tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 39 siwa sebagai kelas kontrol.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. (Sugiyono 2015:118). Sampel dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik sampling Cluster Random Sampling. Sampling Cluster Random Sampling ini digunakan karena obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. (Sugiyono 2015:121). Penentuan sample ini melalui II tahapan pemilihan. Tahap I pemilihan gugus dilakukan secara randem. Tahap II pemilihan sample, mengingat sekolah dasar dalam satu gugus tersebut berstrata (tidak sama) maka pengambilan sample menggunakan stratiffied random sampling. Sehingga didapatkan 2 sampel dalam penelitian ini yaitu:

a. Siswa kelas III SD N Salatiga 03. Merupakan kelas eksperimen yang akan diberikan treatment atau perlakuan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan dongeng.

b. Siswa kelas III SD N Salatoga 10 merupakan kelas kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran seperti biasanya.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,2015:308). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode tes, observasi, kuisioner, dokumentasi, dan sebagainya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan tes sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument (Suharsimi Arikunto, 2010: 272). Tehnik Obsevasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati kegiatan dan tingkah laku guru pada saat mengajar dengan menerapkan pembelajaran Problem Based

(7)

Learning dengan dongeng di dalam kelas ekperimen. Saat praktikan mengajar di kelas dengan menerapkan pembelajaran Problem Based Learning dengan dongeng, guru lain sebagai observer mengamati dan mengisi lembar observasi yang telah diberikan.

2. Tes

Instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto, 2010:266). Teknik pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan menyelesaikan soal matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan dongeng lebih baik dari pada diajar dengan konvensional bagi siswa kelas III SD Negeri Salatiga 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dan siswa kelas III SD Negeri Salatiga 10 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 diukur dengan menggunakan teknik tes.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Menyusun instrument penelitian untuk Pretest dan postest. 2. Menentukan pedoman pemberian skor terhadap setiap jawaban. 3. Mengujikan instrument kepada pakar.

4. Menentukan kelas eksperimen, dari siswa kelas III yang ada di SD Negeri Salatiga 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang pembelajarannya menggunakan model Problem Based Learning dengan dongeng (kelas eksperimen )

5. Menentukan kelas kontrol dari siswa kelas III SD Negeri Salatiga 10 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

6. Melakukan mangang di SD N Salatiga 10 karena SD Salatiga 03 sudah merupakan tempat PPL.

7. Melakukan Pretest untuk uji prasarat awal sebelum perlakuan.

8. Sebelum melakukan eksperimen, terlebih dahulu melakukan uji prasyarat untuk uji keseimbangan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi populasi, selanjutnya melakukan uji keseimbangan sebelum perlakuan.

(8)

9. Melakukan pembelajaran, kelas III SD Negeri Salatiga 03 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan dongeng dan kelas III SD Negeri Salatiga 10 Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 diajar sesuai dengan standar yang berlaku sebagai kelas kontrol. Selanjutnya melakukan tes untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa masing-masing kelas. Kemudian diperoleh nilai siswa dalam mengerjakan soal setelah perlakuan.

10. Melakukan uji prasyarat untuk uji hipotesis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi populasi selanjutnya melakukan uji hipotesis terhadap hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, dibutuhkan instrumen yang berbentuk soal tes. Sebelum pelaksanaan maka dibuatlah kisi-kisi dan butiran soal. Dimana instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang sudah ditentukan peneliti.

1. Variabel X

Instrumen yang digunakan dalam variabel X adalah lembar

observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur guru dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning dengan dongeng dengan memberikan tanda cek () pada kolom jawaban yang tersedia untuk setiap aspek yang diamati. Kisi-kisi pembelajaran dengan menerapkan Problem Based Learning dengan dongeng yaitu :

Tabel 7

Kisi-Kisi Observasi Implementasi Problem Based Learning

No Aspek Indikator Rumusan

Item

1. Kegiatan pendahuluan

a. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran

c. Guru memotivasi siswa dengan memberikan cerita dongeng “Kerajaan Kilung”

d. Guru mengondisikan siswa menjadi beberapa kelompok

1

2

3 4

(9)

No Aspek Indikator Rumusan Item 2. Kegiatan Inti pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi) Eksplorasi

a. Guru membagi pazzle pada setia kelompok

b. Guru membimbing siswa merencanakan kegiatan untuk menyelesaikan masalah perapian kebun binatang dan pembuatan pagar dalam bentuk pazzle

c. Siswa bersama kelompok mengumulkan informasi dari penyusunan pazzle guna menjawab lembar kerja

d. Guru berkeliling mengamati, mefasilitasi, dan memotivasi serta memberikan bantuan pada siswa yang memiliki kesulitan

Elaborasi

a. Perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi dan kerja kelompok dengan menuliskan dalam dalam tabel yang telah disediakan.

b. Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi kelompok.

Konfirmasi

a. Dengan mengacu pada hasil diskusi kelompok guru membahas penyelesaian masalah dalam sebuah kesimpulan

5 6 7 8 9 10 3. Kegiatan Penutup a. Guru dan siswa membuat penegasa atau

kesimpulan cara mencari luas, bangun persegi dan persegi panjang

b. Guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini mengenai hal-hal yang belum siswa pahami dan kesan dan pesan selama pembelajaran.

11

12

2. Variabel Y

Instrumen yang akan digunakan dalam variabel Y adalah tes berbentuk soal cerita. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Analisis awal atau uji prasyarat terdiri dari uji normalitas, homogenitas, dan uji keseimbangan dengan menggunakan nilai pretest matematika yang diberikan untuk kelas III di SD Negeri Salatiga 03 dan SD Negeri Salatiga 10 Semester II tahun Pelajaran 2015/2016. Postest dilaksanakan setelah eksperimen untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa setelah diadakan perlakuan dengan kisi-kisi instrumen sebagai berikut.

(10)

Tabel 8

Kisi-Kisi Instrumen Postest

NO SK/KD Indikator Banyak butir No Butir Teknik 1. Standar Kompetensi (SK) 5.Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang, serta penggunaannya dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar (KD) 5.1Menghitung luas persegi dan persegi panjang

Materi Pokok Pembelajaran

Luas persegi dan persegi panjang

1) luas bangun persegi yang sudah diketahui panjanag sisinya. 2) Menentukan luas

bangun persegi panjang yang sudah diketahui panjanag dan lebarnya.

3) Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan luas persegi panjang 4) Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan luas persegi.

5) Menyelesaikan

masalah yang

berkaitan dengan luas persegi dan persegi panjang. 1 1 1 1 1 1 2 3 4 5 Tes Uraian Tes Uraian Tes Uraian Tes Uraian Tes Uraian Penskoran instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan oleh Polya dalam menyelesaikan soal cerita matematika yaitu: (1) Memahami masalah yang terdapat dalam soal cerita;(2) Membuat rencana penyelesaian; (3)Membuat model (kalimat) matematika dan melakukan perhitungan; (4) Menarik kesimpulan, yaitu siswa menginterpretasikan hasil jawaban dalam bentuk verbal sesuai dengan pertanyaan yang ada di dalam soal. Langkah-langkah tersebut dilakukan secara runtut dan terstruktur. Penskoran instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 9

Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah

No Kriteria Skor

Total Kategori Item Penilaian

1 Memahami Masalah

25 5 Siswa membaca soal dengan

teliti

10 Jika siswa menuliskan hal-hal yang diketahuai dalam soal 10 Siswa menuliskan apa yang

ditanyakan dalam soal 2 Merencanakan

Penyelesaian Masalah

25 25 Siswa mengubah soal cerita dalam bentuk operasi matematika

(11)

No Kriteria Skor

Total Kategori Item Penilaian

Masalah operasi matematika yang telah

dibuat

10 Siswa dapat memasukan hal yang dikatahui dalam soal ke dalam bentuk operasi

10 Siswa melakukan perhitungan untuk menyelesaiakan soal hingga akhir jawaban

4 Melakukan Pengecekan Kembali

20 10 Siswa mengoreksi hasil jawaban 10 Siswa menginterpretasikan hasil

jawaban dalam bentuk verbal

3.5 Validitas dan Tingkat Kesukaran Instrumen 3.5.1 Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen, validitas instrumen dikatakan valid apabila mengukur apa yang seharusnnya diukur. Dalam penelitian ini uji validitas untuk menguji instrumen dari variabel terikat (Y) yang berupa tes uraian. Tes kemampuan awal menggunakan soal pretest dan setelah perlakuan menggunakan soal postes.

Uji validitas instrumen uraian pada penelitian ini menggunakan validitas isi dan validitas konstruk (tampilan muka) yang diuji oleh pakar (expert Jugement). Setelah instrumen dibuat sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur, selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Dalam penelitian ini pakar yang dipilih untuk menguji ada dua yaitu Supriyadi S.Pd dan Yustinus M,Pd. Validitas isi ini meliputi: hubungan antara isi tes dan konstruk yang ingin diukur yang mengacu pada tema, pemilihan kata, format butir soal, pertanyaan pada butir tes, dan prosedur penskotran. Sedangkan validitas konstruk (tampang) dilakukan dengan memeriksa item-item tes umtuk membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang relevan. Bukti validitas isi berupa judgment pakar untuk menyatakan hubungan antara isi dan konstruk tes. Kepada para ahli diberikan perangkat tes serta lembar penilaiannya terhadap kesesuaian setiap indikator dengan cara memberi tanda (√ ) pada kolom penilaian yang telah disediakan. Pada kolom saran perbaikan para ahli dapat memberikan komentar terhadap item tes tersebut bila diperlukan. Pada penelitian ini menggunakan dua ahli matematika. Hasil pertimbangan dua para ahli sebagai berikut :

(12)

Tabel 10

Rekap validasi pakar soal pretest dan posttest

Pemberi saran Konstruk Keterangan Isi

Validator 1 1. Perbaiki pada ukuran agar lebih realistik 2. Perbaikan pada pemilihan kata

Setuju Validator 2 1. Perbaiki pada ukuran dan bahasa agar lebih

rasional

2. Perlu dilengkapi dengan format pedoman penskoran

Setuju

Tabel 11 Revisi Soal Pretest

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1. Anita baru saja dibelikan meja belajar berbentuk persegi oleh orang tuannya dengan panjang sisi 50cm. Berapa keliling meja belajar Anita?

1. Anita baru saja dibelikan meja belajar oleh orang tuannya. Permukaan meja tersebut berbentuk persegi dengan panjang sisi 50cm. Berapa keliling meja belajar Anita?

2. Halaman rumah Ina berbentuk persegi panjang dengan panjang 6m dan lebar 4m. Jika di sekeliling halaman akan ditanami pohon pinus dengan jarak 1 m. Berapa jumlah pohon pinus yang akan ditanam?

2. Halaman rumah Ina berbentuk persegi panjang dengan panjang 8m dan lebar 6m. Jika di sekeliling halaman akan ditanami pohon pinus dengan jarak 2 m. Berapa jumlah pohon pinus yang akan ditanam? 3. Perhatikan gambar denah taman

kota berikut.

Agar tanaman tidak rusak pemerintah berencana untuk membuat pagar kawat disekeliling taman. Berapa panjang kawat dibutuhkan untuk membuat pagar?

3. Perhatikan gambar denah taman sekolah berikut.

Agar tanaman tidak rusak pihak sekolah berencana untuk membuat pagar kawat di sekeliling taman. Berapa panjang kawat dibutuhkan untuk membuat pagar?

Tabel 12 Revisi Soal Postest

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

1. Pak Tomo adalah seorang petani. Ia memiliki sebidang tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 15m. Berapa luas lahan pak Tomo?

1. Halaman rumah pak Tomo berbentuk persegi dengan panjang sisi 15m. Berapa m2 luas halaman rumah pak Tomo ?

2. Dinding kamar Anit akan dipasang stiker berukuran 50cm x 40cm. Jika dinding kamar Anit memiliki panjang

2. Dinding kamar Anit akan dipasang stiker berukuran 50cm x 40cm. Jika dinding kamar Anit memiliki panjang

12m 4m 3m 4m 4m 12m 4m m 3m

(13)

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

4m dan lebar 3m. Berapa jumlah stiker yang harus di beli Anit?

4m dan tinggi 3m. Berapa banyak stiker yang harus dibeli Anit ?

3. Ayah berencana memasang ubin di ruang keluarga. Ruang keluarga berbentuk persegi dengan panjang sisi 6m. Ubin yang akan dipasang berbentuk persegi dengan panjang sisi 30cm. Berapa banyak ubin yang dibutuhkan ?

3. Ayah berencana memasang ubin di ruang keluarga. Ruang keluarga berbentuk persegi dengan panjang sisi 4m. Ubin yang akan dipasang berbentuk persegi dengan panjang sisi 40cm. Berapa banyak ubin yang dibutuhkan ?

4.

Sebuah foto berbentuk persegi dengan panjang sisi 9cm. Foto tersebut di tempel pada bingkai seperti pada gambar di atas. Berapa luas bingkai yang tidak tertutup foto?

4.

Sebuah foto berbentuk persegi dengan panjang sisi 9cm. Foto tersebut ditempel pada bingkai seperti pada gambar di atas. Berapa luas bingkai yang tidak tertutup foto?

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen disetujui untuk digunakan dalam pengukuran tes hasil belajar matematika dengan catatan revisi sesuai dengan saran perbaikan yang telah diberikan oleh para pakar. Hal ini dapat disimpulakan bahwa instrumen tersebut valid.

3.5.2 Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar atau salah pada tingkat kemampuan tertentu yang bisa dinyatakan dalam indeks (Zainal Arifin, 2014:134). Analisis ini dilakukan setelah soal di uji validitas. Analisis tingkat kesukaran soal ini dilakukan untuk pemilihan instrument soal yang baik. Menurut Zainal Arifin instrumen yang baik dikategorikan menjadi mudah, sedang dan sukar. Penggolongan sedang, mudah dan sukar dalam penelitian ini menggunakan expert Judgement. Dari hasil expert Judgement dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

12cm

9cm

32cm 32cm

9cm 12cm

(14)

Tabel 13

Uji Tingkat Kesukaran soal Pretes dan Postest Nomor soal kriteria Validator Pretest Posttest 1 2 1 2 1. Sukar Sedang Mudah √ √ √ √ 2. Sukar Sedang √ √ √ √ Mudah 3. Sukar Sedang √ √ √ √ Mudah 4. Sukar Sedang Mudah 5. Sukar Sedang √ √ √ √ Mudah

Soal dikatakan baik jika mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya 25 % soal dalam kategori mudah 50% soal kategori sedang dan 25% soal dalam kategori sukar. Dalam penelitian ini terdiri 5 soal uraian yang berarti 1 soal yaitu nomor 4 dikategorikan sukar, 3 soal dalam kategori sedang yaitu nomor 2,3, dan 5 dan 1 soal dalam kategori mudah yaitu soal nomor 1.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Teknik Analisis Data Sebelum Perlakuan

Teknik analisis data sebelum perlakuan dilakukan sebagai uji prasyarat analisis untuk uji keseimbangan. Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1) Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Menurut Budiyono (2009:170) untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(15)

a. Hipotesis Uji

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf Signifikansi : α = 0,05 c. Statistik Uji L = Maks F Zi – S Zi Zi = Xi−X s Keterangan : F Zi : P Z ≤ Zi ; Z~N(0,1)

S Zi : proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh cacah Zi

Xi : Data ke i dari semua kelompok data

Zi : Simpangan baku untuk kurva normal standard

X

: Rata-rata kelompok s : Simpangan baku

d. Daerah Kritik (DK)= L|L > Lα;n ; n adalah ukuran sampel

e. Keputusan Uji H0 ditolak jika L ∈ DK dan H0 diterima jika L ∉ DK

Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science(SPSS) 22.0.

2) Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Menurut Budiyono (2009: 174) untuk menguji homogenitas ini digunakan metode Bartlett dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis Uji Ho : σ12 = σ22 = ⋯ = σ𝑘2 H1 : σ12 ≠ σ22 ≠ ⋯ ≠ σ𝑘2 b. Taraf Signifikansi : α = 0,05 c. Statistik Uji: X2 = 2,303 c (f log RKG − fjlog sj 2)

(16)

Dengan:

X2~X2(k − 1)

k : banyaknya populasi = banyaknya sampel N : banyaknya seluruh nilai

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj ∶ nj − 1 = derajat kebebasan untuk Sj2 ; j = 1,2, … , k f ∶ N − K = kj=1fj = derajat kebebasan untuk RKG c ∶ 1 + 1 3 k − 1 1 fj − 1 f RKG : rataan kuadrat galat = SS fj

i SSj ∶ Xj2− ( Xj)2 nj = nj− 1 sj 2 d. Daerah Kritik: DK = x2 x2 > x α;v2 }; v = r − 1 × (c − 1) e. Keputusan Uji

f. Kepututusan uji : H0 ditolak jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∈ 𝐷𝐾 dan

H0 diterima jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∉ 𝐷𝐾

Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan software Statistical Package for Social Science(SPSS) 22.0.

3) Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas (kelas eksperimen (Problem Based Learning dengan dongeng) dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak, sebelum kelas eksperimen mendapat perlakuan. Statistik uji yang digunakan adalah uji-t. Adapun data yang digunakan berasal dari data nilai pretest belajar matematika siswa dalam kelas yang digunakan sebagai sampel penelitian. Menurut Budiyono (2009:157) uji keseimbangan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Hipotesis

𝐻0: 𝜇1 = 𝜇2 (kedua kelas populasi sama kemampuannya) 𝐻1: 𝜇1 ≠ 𝜇2 (kedua kelas populasi tidak sama kemampuannya)

(17)

2) Taraf Signifikasi : 𝛼 = 0,05 3) Statistik Uji t = 𝑋 1− 𝑋 2− d0 sp 𝑛1 1 + 1 𝑛2 ~ t(n1+ n2− 2) 4) Komputasi : 𝑠𝑝2 = 𝑛1 − 1 𝑠1 2 + 𝑛 2− 1 𝑠22 n1 + n2− 2 Keterangan:

t = harga statistik yang diuji t Sp = standar deviasi gabungan

X1 = nilai rata-ratasebelum perlakuan kelas eksperimen

X2 = nilai rata-ratasebelum perlakuan kelas kontrol s12 = variansi sebelum perlakuan kelas eksperimen

s22 = variansi sebelum perlakuan kelas kontrol

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen n2 = jumlah siswa kelas kontrol

d0 = 0 (sebab tidak membicarakan selisih rataan)

5) Menentukan Daerah Kritik: DK = t|t < −tobsatau t > tobs 6) Keputusan Uji: Tolak H0 jika harga tobs∈ 𝐷𝐾

Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan SPSS 22.0 for windows.

3.6.2 Teknik Analisis Data Setelah Perlakuan

Uji prasyarat hipotesis setelah perlakuan meliputi uji normalitas dan homogenitas. Langkah-langkah uji normalitas dan uji homogenitas setelah perlakuan sama seperti langkah-langkah uji normalitas dan homogenitas sebelum perlakuan.

1. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Menurut Budiyono (2009:170) untuk menguji normalitas ini digunakan metode Lilliefors dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(18)

a. Hipotesis Uji

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf Signifikansi : α = 0,05 c. Statistik Uji

L = Maks F zi – S zi

Z

i

=

Xi− X

s dengan s adalah standar deviasi Keterangan :

F(zi) : P Z ≤ Zi ; Z~N(0,1)

S zi) : proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh cacah Zi

Xi : skor responden

Zi : Simpangan baku untuk kurva normal standard X

: Rata-rata kelompok s : Simpangan baku

d. Daerah Kritik (DK)= L|L > Lα;n ; n adalah ukuran sampel e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika L ∈ DK dan

H0 diterima jika L ∉ DK

Untuk proses penghitungan, digunakan SPSS 22.0 for windows. 2. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Menurut Budiyono (2009:174) untuk menguji homogenitas ini digunakan uji Bartlett dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis Uji Ho : σ12 = σ22 = ⋯ = σ𝑘2 H1 : σ12 ≠ σ22 ≠ ⋯ ≠ σ𝑘2 b. Taraf Signifikansi : α = 0,05 c. Statistik Uji: X2 = 2,303 c (f log RKG − fjlog sj 2)

(19)

Dengan

X2~X2(k − 1)

k : banyaknya populasi = banyaknya sampel N : banyaknya seluruh nilai

nj : banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

fj ∶ nj − 1 = derajat kebebasan untuk Sj2 ; j = 1,2, … , k f ∶ N − K = kj=1fj = derajat kebebasan untuk RKG

c ∶ 1 + 1 3 k − 1 1 fj − 1 f RKG : rataan kuadrat galat = 𝑆𝑆𝑗

𝑓𝑖 𝑆𝑆𝑗 ∶ 𝑋𝑗2− ( 𝑋𝑗) 2 𝑛𝑗 = 𝑛𝑗 − 1 𝑠𝑗2 d. Daerah Kritik: DK = x2 x2 > x α;v 2 }; v = r − 1 × (c − 1)

e. Keputusan Uji:H0 ditolak jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∈ 𝐷𝐾 dan H0 diterima jika 𝑥𝑎𝑏𝑐2 ∉ 𝐷𝐾

Untuk proses penghitungan, digunakan bantuan SPSS 22.0 for windows. 3. Uji Hipotesis

Berdasarkan hipotesis penelitian sehingga uji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H0 : µ1 ≤ µ2 diartikan tidak terdapat pengaruh penerapan model Problem Based

Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016

H1 : µ1> µ2 diartikan terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning

dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji t dua pihak. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis Uji b. Keterangan:

(20)

H0 diartikan tidak terdapat pengaruh penerapan model Problem Based

Learning dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

H1: diartikan terdapat pengaruh penerapan model Problem Based Learning

dengan dongeng terhadap hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Salatiga 03 semester II tahun pelajaran 2015/2016.

c. Taraf Signifikansi: α = 0,05 d. Statistik Uji t = 𝑋 1− 𝑋 2− d0 sp 𝑛1 1 + 1 𝑛2 ~ t(n1+ n2− 2) 𝑠𝑝2 = 𝑛1 − 1 𝑠12 + 𝑛2− 1 𝑆22 n1 + n2− 2 Keterangan:

t = harga statistik yang diuji t 𝑆𝑝 = standar deviasi gabungan

𝑋1 = rerata nilai kelompok yang pembelajarannya Problem Based

Learning dengan dongeng 𝑋 2 = rerata nilai kelompok kontrol

𝑠12 = variansi kelompok (Problem Based Learning dengan dongeng) 𝑠22 = variansi kelompok (Kontrol)

𝑛1 = jumlah siswa dalam kelompok (Problem Based Learning dengan dongeng)

𝑛2 = jumlah siswa dalam kelompok (Kontrol) do = 0

e. Menentukan Daerah Kritik DK = 𝑡|𝑡 > 𝑡1−𝛼

2 atau 𝑡 > 𝑡 𝛼 2

f. Keputusan Uji : Tolak H0 jika p < α, sebaliknya diterima H0 jika p ≥ α.

Gambar

Gambar 1 desain Non Equivalent Control Group Design  Keterangan:
Tabel 4  Kegiatan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan

Tingkat profitabilitas pada suatu perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi, sehingga laba yang dijadikan sebagai

Permasalahan dalam penelitian pada rancang bangun cross section water tube boiler adalah ingin mengetahui pengaruh level ketinggian air di dalam steam drum terhadap

Merupakan wisata yang berhubungan dengan makanan dan minuman yang memiliki aneka cita rasa.. disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi

Penelitian tentang produksi polihdroksialkanoat (PHA) sudah lama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Departemen Teknik Kimia ITB, namun cara yang

Asisten II melaksanakan tugas dan fungsi koordinasi dan pelayanan administrasi kepada dinas Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota, dinas perhubungan, dinas pemberdayaan masyarakat,

Misalnya pada 1620 VOC telah mengusir dan membunuh seluruh penduduk yang tidak mau menyerahkan rempah-rempahnya pada mereka (Ricklefs, 1991). Demikian juga