• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan Dan Pendidikan, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Serta Lokasi Departemen Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan Dan Pendidikan, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Serta Lokasi Departemen Sistem Informasi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERLIBATAN PEMAKAI, PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL SERTA LOKASI DEPARTEMEN

SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Studi Empiris pada Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

ANANDITA DWIKI PRASETYO B200120120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH KETERLIBATAN PEMAKAI, PROGRAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN, DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK, KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL SERTA LOKASI DEPARTEMEN

SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

(Studi Empiris pada Universitas Muhammadiyah Surakarta) Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal serta lokasi departemen sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Regresi Linier Berganda. Sampel penelitian ini adalah 42 karyawan Biro dan Lembaga yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan alat analisis regresi berganda melalui program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal serta lokasi departemen sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Kata kunci : keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal, lokasi departemen sistem informasi, kinerja sistem informasi akuntansi

Abstract

This study aims is to examine and analyze the influence of user’s involvement, training and education programs, top management support, personal technical capability, and location of the information system departement toward accounting information system performance. Sampel was determined using convenience sampling method. Data analyses used in this study is multi-linear regresion analysis. The amount of sample used in this study is 42 employess at bureau and institution in Muhammadiyah University of Surakarta. Data were collected using a questionnaire and analyzed using multi-linear regression analysis by SPSS. The results of study showed that user’s involvement, training and education programs, top management support, personal technical capability, and location of the information system departement has significcant effect on accounting information system performance.

Keyword : user’s involvement, training and education programs, top

management support, personal technical capability, and location of information system departement, accounting information system performance

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi yang pesat memiliki berbagai manfaat dalam bidang akuntansi, salah satunya adalah kemajuan penyajian informasi akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem pemrosesan informasi akuntansi berbasis komputer bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para akuntan untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, relevan, tepat waktu, lengkap, dapat dipahami, dan teruji (Antari et al, 2015).

Kesuksesan perkembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesuksesan harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan costumer. Ernawati (2012) menyatakan bahwa perkembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan, karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional.

Banyak perusahaan yang memiliki dan menggunakan sistem informasi akuntansi dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaannya guna membantu dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun tidak sedikit dari perusahaan-perusahaan itu yang merasa tidak puas dengan kinerja suatu sistem informasi akuntansi yang dimilikinya. Hal itu disebabkan karena pemakai sistem informasi akuntansi tidak mengerti cara mengoperasikan sistem tersebut, selain itu juga mereka tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat kinerja sistem informasi tersebut kurang maksimal (Biwi et al, 2015).

Penerapan suatu sistem dalam perusahaan dihadapkan kepada dua hal, apakah perusahaan mendapatkan keberhasilan penerapan sistem atau kegagalan sistem (DeLone dan Raymond,1988) dalam Komara dan Ariningrum, 2013. Menurut Almilia dan Briliantien (2007) baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari kepuasan

(7)

3

pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri. Sejalan dengan pertumbuhan badan usaha, maka bertambahlah jumlah pemakai informasi karena pihak yang terlibat dalam kegiatan usaha semakin banyak. Oleh karena itu dibutuhkan pula peningkatan kinerja sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan.

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi secara langsung akan mempengaruhi kualitas informasi yang dihasilkan. Informasi berperan meningkatkan kemampuan manajemen untuk memahami keadaan lingkungan sekitarnya dan mengidentifikasikan aktivitas yang relevan. Maka dari informasi yang dihasilkan oleh sistem nantinya akan dijadikan alat untuk membuat keputusan. Perusahaan harus mampu menyediakan informasi untuk pihak eksternal dan internal secara akurat, relevan, dan tepat waktu sehingga dituntut untuk memiliki sistem informasi akuntansi yang handal.

Terdapat beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, Mardiana et al (2014) mengungkapkan bahwa keterlibatan pemakai mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi. Pemakai sistem informasi akuntansi yang dilibatkan dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi akan menimbulkan keinginan dari pemakai untuk menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga pemakai akan merasa lebih memiliki sistem informasi yang digunakan sehingga kinerja sistem informasi akuntansi dari sistem yang digunakan menjadi meningkat. Hal ini bertentangan dengan penelitian Prabowo et al (2014) yang tidak menemukan pengaruh keterlibatan pemakai. Hal yang sama juga diungkapkan Almilia dan Briliantien (2007) dikarenakan pemakai sistem informasi kurang dilibatkan dalam pemakaian sistem itu sendiri sehingga pemakai tidak merasa puas.

Prabowo (2014) menyatakan program pelatihan dan pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Program pelatihan dan pendidikan yang diadakan sangat diperlukan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman responden terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan

(8)

4

untuk membuat responden tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah di kuasainya dengan baik.

Top manajemen bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh top manajemen bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1988) dalam Komara dan Ariningrum (2013). Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan. Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh pengguna informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pengguna informasi tersebut (Biwi et al, 2015).

Almilia dan Briliantien (2007) menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara lokasi departement sistem informasi yang berdiri sendiri dengan lokasi departement sistem informasi yang digabung dengan departement lain. Hal tersebut bertentangan dengan penelitian Susilatri et al (2010) yang menyatakan bahwa kinerja Sistem Informasi Akuntansi lebih tinggi apabila lokasi departemen sistem informasi berdiri sendiri dari pada digabung dengan departemen lain. Pendapat lain dikemukakan Ane dan Anggraini (2012) bahwa apabila lokasi dari bagian sistem informasi semakin terpisah maka akan menurunkan kinerja sistem informasi akuntansi, sebaliknya jika lokasi semakin tidak terpisah atau tergabung dengan bagian lainnya maka kinerja sistem informasi akuntansi akan meningkat.

Berdasarkan ketidak konsistenan hasil penelitian yang sudah ada, penulis mengembangkan penelitian dari Prabowo et al (2014) dengan judul

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Kasus Pada Lingkungan Pemerintah Kabupaten Temanggung).

Perbedaan dari penelitian ini adalah penulis menambahkan variabel Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi dari penelitian Ane dan Anggraini

(9)

5

(2012) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Lingkungan Pemerintahan Daerah Serdang Bedagai.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2010: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Biro dan Lembaga di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan Biro dan Lembaga di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berkenan dijadikan responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling. Dalam metode ini, peneliti dalam memilih sampel tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja (Sugiyono, 20120:122).

2.2 Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan metode survey yaitu metode pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan tertulis melalui kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada responden. Sumber data dari penelitian ini adalah skor total yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada karyawan yang bekerja di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 2.3.1 Variabel Dependen

Menurut (Ane dan Anggraini, 2012) kinerja sistem informasi akuntansi adalah tingkat kemampuan sistem sesuai dengan fungsinya dalam menghasilkan informasi yang di butuhkan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat terlihat

(10)

6

melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dandari pemakai sistem informasi akuntansi itu sendiri.

2.3.2 Variabel Independen 2.3.2.1 Keterlibatan Pemakai

Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Handoko dan Marfuah (2013) mendefinisikan keterlibatan pemakai sebagai kepercayaan dan menunjukkan sejauh mana seseorang percaya bahwa suatu sistem memiliki dua karakteristik, yaitu kepentingan dan relavansi personal.

2.3.2.2 Program Pelatihan dan Pendidikan

Dengan adanya program pelatihan dan pendidikan bagi pemakai dapat meningkatkan pengetahuan pemakai mengenai sistem tersebut dan pemakai menjadi lebih mudah dalam penggunaan sistem Antari et al (2015).

2.3.2.3 Dukungan Manajemen Puncak

Dukungan pimpinan bisa didefinisikan sebagai keterlibatan manajer (pimpinan) dalam kemajuan proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan (Ane dan Anggraini, 2012).

2.3.2.4 Kemampuan Teknik Personal

Ane dan Anggraini (2012) mendefinisikan kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi sebagai tingkat pengalaman dan keterampilan yang diperoleh pemakai dalam hal pemakaian dan pengembangan sistem.

2.3.2.5 Lokasi Departemen Sistem Informasi Akuntansi

Departemen sistem informasi adalah unit organisasi khusus yang bertugas untuk mengembangkan sistem akuntansi yang digunakan oleh badan usaha dan bertugas untuk melaksanakan pemantauan mengenai penerapan sistem tersebut (Ane dan Anggraini, 2012).

(11)

7 2.4 Metode Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah aplikasi SPSS.Analisis data yang di gunakan adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda untuk membuktikan sejauh mana pengaruh keterlibatan pemakai (X1), program pelatihqan dan pendidikan (X2), dukungan manajemen puncak (X3), kemampuan teknik personal (X4), dan lokasi departermen sistem informasi (X5) terhadap kinerja sistem informais akuntansi (Y) .

2.5 Uji Asumsi Klasik 2.5.1 Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2005), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

2.5.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Imam Ghozali (2005) uji multikolinearitasbertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk menguji adanya multikolinearitas dilihat dari nilai

tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Jika hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan tolerance value

diatas 0, 10 dapat disimpulkan bahwa model tersebut bebas dari multikolinearitas.

(12)

8 2.5.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residu suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdasitas atau tidak terjadi Heterokesdatisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser.uji glejser dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independen. Apabila nilai sig > 0,05 maka data bebas dari heteroskedastisitas.

2.6 Pengujian Hipotesis

2.6.1 Uji Regresi Berganda

Model regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel dependen dan variabel independen. Pengujian hipotesis dilakukan setelah model regresi berganda bebas dari pelanggaran asumsi klasik, agar hasil pengujian dapat di intrepresentasikan dengan tepat. Model regresi linier berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini :

KSIA= α + β1Kbp + β2PPP + β3DMP+ β4Ktp + β5LDSI+ e Keterangan:

KSIA = Kinerja Sistem Informasi Akuntansi α = Konstanta

β1-5 = Koefisien Regresi

Kbp = Keterlibatan Pemakai

PPP = Program Pelatihan dan Pendidikan DMP = Dukungan Manajemen Puncak Ktp = Kemampuan Teknik Personal

LDSI = Lokasi Departemen Sistem informasi

(13)

9

2.6.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat(Ghozali, 2005). Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi (Sig.) F yang dibandingkan dengan batas signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F < 0,05 berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Jika nilai probabilitas F > 0,05 berarti bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berati kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen(Ghozali, 2005).

2.6.4 Uji Statistik t

Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005).

(14)

10 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Statistik Deskriptif

Tabel IV.5.

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KBP 42 3.00 10.00 8.6667 1.89565 PPP 42 4.00 10.00 8.8571 1.76098 DMP 42 15.00 25.00 21.1429 3.12013 KTP 42 4.00 10.00 8.5000 1.82463 LDSI 42 3.00 5.00 4.5476 .70546 KSIA 42 33.00 58.00 46.5476 5.85684 Valid N (listwise) 42

Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil statistik deskriptif tersebut diatas diketahui

bahwa keterlibatan pemakai nilai mean sebesar 8,6977 dengan standar

devisiasi 1,88395 dengan demikian dapat diketahui bahwa pemakai

sistem informasi akuntansi paham mengenai seluk beluk sistem informasi

akuntansi yang digunakan. Program pelatihan dan pendidikan diketahui

nilai mean sebesar 8,8837 dengan standar devisiasi 1,74860 dengan

demikian dapat diketahui bahwa adanya program pelatihan dan

pendidikan pemakai untuk meningkatkan pemahaman mengenai sistem

bagi para pemakai. Dukungan manajemen puncak diketahui nilai mean

(15)

11

diketahui bahwa tingkat dukungan yang diberikan oleh top manajemen

bagi sistem sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua

kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Kemampuan teknik

personal diketahui nilai mean sebesar 8,4884 dengan standar devisiasi

1,80439 dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan seseorang

dengan keyakinan diri akan mempengaruhi pilihan-pilihan tentang

perilaku dan usaha dalam menghadapi halangan-halaman dalam

mencapai kinerja. Lokasi departemen sistem informasi diketahui nilai

mean sebesar 4,5581 dengan standar devisiasi 0,70042 dengan demikian

dapat diketahui bahwa unit organisasi khusus yang terpisah dari

departemen lain bertugas untuk mengembangkan sistem informasi dalam

melaksanakan pemantauan mengenai penerapan sistem dapat melakukan

pengembangan sistem.

3.2 Uji Normalitas

Tabel IV.12 Hasil Uji Normalitas Variabel Kolmogorov – Smirrov p-value Keterangan Unstandardized Residual 1,138 0,150 Sebaran data normal Sumber : Data primer diolah, 2017

Dari hasil pengujian Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk model regresi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi untuk model dalam penelitian ini memiliki sebaran data yang normal.

(16)

12 3.3 Uji Multikolinearitas

Tabel IV.13

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan

KBP PPP DMP KTP LDSI 0,936 0,667 0,882 0,604 0,869 1,068 1,500 1,133 1,654 1,151

Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Tidak terjadi multikolineritas Sumber : Data primer diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel IV.13 menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai VIF dibawah angka 10 dan mempunyai nilai tolerance diatas 0,10. Dengan demikian hasil tersebut dinyatakan dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas.

3.4 Uji Heteroskedastisitas

Tabel IV.14

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel P-value Keterangan

KBP PPP DMP KTP LDSI 0,075 0,465 0,226 0,355 0,816

Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil yang ditunjukan dalam tabel IV.14 tersebut nampak bahwa semua variabel bebas menunjukkan nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut bebas dari masalah heteroskedastisitas.

(17)

13 3.5 Uji Hipotesis

1. Hasil analisis regresi linear berganda Tabel IV.15

Hasil Analisis Linier Regresi Berganda

Variabel

Koefisien

Regresi Std. error thitung Sig.

(Constant) KBP PPP DMP KTP LDSI 3,863 0,630 0,982 0,451 1,138 2,048 5,009 0,279 0,352 0,173 0,357 0,770 0,771 2,285 2,789 2,613 3,189 2,661 0,446 0,028 0,008 0,013 0,003 0,012 Sumber : Data primer diolah, 2017

Hasil pengolahan data dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0 didapatkan persamaan regresi:

KSIA = 3,863 + 0,630KBP + 0,982 PPP + 0,451 DMP + 1,138 KTP + 2,048LDSI

Untuk menginterpretasi hasil dari analisis tersebut, dapat diterangkan: 1) Konstanta menunjukkan koefisian positif (+). Hal ini berarti apabila

variabel Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan dan Pendidikan, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal dan Lokasi Departemen Sistem Informasi konstan maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi akan meningkat.

2) Koefisien regresi Keterlibatan Pemakai (KBP) menunjukkan koefisien yang positif (+). Hal ini berarti apabila Keterlibatan Pemakai (KBP) meningkat maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga meningkat. 3) Koefisien regresi Program Pelatihan Dan Pendidikan (PPP)

(18)

14

Pendidikan dan Pelatihan (PPP) meningkat maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga meningkat.

4) Koefisien regresi Dukungan Manajemen Puncak (DMP) menunjukkan koefisien yang positif (+). Hal ini berarti apabila Dukungan Manajemen Puncak (DMP) meningkat maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga meningkat.

5) Koefisien regresi Kemampuan Teknik Personal (KTP) menunjukkan koefisien yang positif (+). Hal ini berarti apabila Kemampuan Teknik Personal (KTP) meningkat maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga meningkat.

6) Koefisien regresi Lokasi Departemen Sistem Informasi (LDSI) menunjukkan koefisien yang positif (+). Hal ini berarti apabila Lokasi Departemen Sistem Informasi (LDSI) meningkat maka Kinerja Sistem Informasi Akuntansi juga meningkat.

3.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel IV.16

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .855a .731 .694 3.24078

Sumber: Data primer diolah, 2017

Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh dalam analisis regresi berganda diperoleh angka koefisien determinasi dengan adjusted-R2 Model 1 sebesar 0,694. Hal ini berarti bahwa 69,4% variasi variabel kinerja sistem informasi akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal dan lokasi departemen sistem informasi

(19)

15

sedangkan sisanya yaitu 30,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model yang diteliti.

3.7 Uji F

Tabel IV.17 Hasil Uji F

Fhitung Ftabel p-value Keterangan

19,582 2,477 0,000 Ho ditolak

Sumber: Data primer diolah, 2017

Berdasarkan hasil tabel diatas diketahui Fhitung > Ftabel (19,582 > 2,477) yang artinya Ho ditolak, berarti secara bersama-sama variabel keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal dan lokasi departemen sistem informasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit. 3.8 Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui hasil uji t seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel IV.18 Hasil uji t

Variabel thitung ttabel Sig. Keterangan KBP PPP DMP KTP LDSI 2,285 2,789 2,613 3,189 2,661 2,028 0,028 0,008 0,013 0,003 0,012 H1 diterima H2 diterima H3 diterima H4 diterima H5 diterima Sumber: Data primer diolah, 2017

(20)

16

Dari hasil tabel IV.18 tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal dan lokasi departemen sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

Variabel keterlibatan pemakai (KBP) diketahui nilai thitung (2,285) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,028 <  = 0,05. Oleh karena itu, H1 diterima, artinya keterlibatan pemakai (KBP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Variabel program pelatihan dan pendidikan (PPP) diketahui nilai thitung (2,789) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,008 <  = 0,05. Oleh karena itu, H2 diterima, artinya program pelatihan dan pendidikan (PPP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Variabel dukungan manajemen puncak (DMP) diketahui nilai thitung (2,613) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,013 <  = 0,05. Oleh karena itu, H3 diterima, artinya dukungan manajemen puncak (DMP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Variabel kemampuan teknik personal (KTP) diketahui nilai thitung (3,189) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,003 <  = 0,05. Oleh karena itu, H4 diterima, artinya kemampuan teknik personal (KTP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Variabel lokasi departemen sistem informasi (LDSI) diketahui nilai thitung (2,661) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,012 <  = 0,05. Oleh karena itu, H5 diterima, artinya lokasi departemen sistem informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

(21)

17 3.9 Pembahasan

3.9.1 Pengaruh keterlibatan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Variabel keterlibatan pemakai (KBP) diketahui nilai thitung (2,285) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,028 <  = 0,05. Oleh karena itu, H1 diterima, artinya keterlibatan pemakai (KBP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin besar keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem, akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dan sebaliknya karena setiap personel yang terlibat dalam proses pengembangan sistem akan melaksanakan perannya dengan penuh tanggung jawab. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Handoko dan Marfuah (2013).

3.9.2 Pengaruh program pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Variabel program pelatihan dan pendidikan (PPP) diketahui nilai thitung (2,789) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,008 <  = 0,05. Oleh karena itu, H2 diterima, artinya program pelatihan dan pendidikan (PPP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Jika program pelatihan dan pendidikan semakin tinggi maka kinerja akan semakin baik dan adanya program pelatihan dan pendidikan sangat diperlukan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman para pengguna terhadap sistem informasi akuntansi yang akan digunakan untuk membantu pekerjaannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Prabowo et al (2014).

(22)

18

3.9.3 Pengaruh dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Variabel dukungan manajemen puncak (DMP) diketahui nilai thitung (2,613) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,013 <  = 0,05. Oleh karena itu, H3 diterima, artinya dukungan manajemen puncak (DMP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Semakin tinggi tingkat dukungan yang diberikan manajemen puncak terhadap sistem informasi akuntansi maka kepuasan pemakai sistem akan semakin meningkat sekaligus meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian ini konsisten dengan Mardiana et al (2014).

3.9.4 Pengaruh kemampuan teknik personal terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Variabel kemampuan teknik personal (KTP) diketahui nilai thitung (3,189) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,003 <  = 0,05. Oleh karena itu, H4 diterima, artinya kemampuan teknik personal (KTP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Tingkat kemampuan pengguna dalam menjalankan sistem sangat memadai, walaupun pemakai tidak dilibatkan secara langsung pada saat proses perancangan sistem, namun dalam pengoperasian sistem pemakai memiliki tingkat kemampuan yang tinggi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pekerjaannya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Handoko dan Marfuah (2013).

3.9.5 Pengaruh lokasi departemen sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi

Variabel lokasi departemen sistem informasi (LDSI) diketahui nilai thitung (2,661) lebih besar daripada ttabel (2,028) atau dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,012 <  = 0,05. Oleh karena

(23)

19

itu, H5 diterima, artinya lokasi departemen sistem informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila departemen sistem informasi terpisah dan berdiri sendiri, karena sebuah organisasi mampu menghasilkan sistem yang berkualitas jika departemennya terpisah dari departemen yang lain. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Handoko dan Marfuah (2013).

4. PENUTUP 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis tersebut penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel keterlibatan pemakai (KBP) mempunyai nilai thitung (2,285) lebih besar daripada ttabel (2,028), artinya keterlibatan pemakai (KBP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

2. Variabel program pelatihan dan pendidikan (PPP) mempunyai nilai thitung (2,789) lebih besar daripada ttabel (2,028), artinya program pelatihan dan pendidikan (PPP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

3. Variabel dukungan manajemen puncak (DMP) mempunyai nilai thitung (2,613) lebih besar daripada ttabel (2,028), artinya dukungan manajemen puncak (DMP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

4. Variabel kemampuan teknik personal (KTP) mempunyai nilai thitung (3,189) lebih besar daripada ttabel (2,028), artinya kemampuan teknik personal (KTP) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

5. Variabel lokasi departemen sistem informasi (LDSI) mempunyai diketahui nilai thitung (2,661) lebih besar daripada ttabel (2,028),

(24)

20

artinya lokasi departemen sistem informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

4.2 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini terbatas pada satu obyek penelitian yaitu di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Jumlah sampel yang diteliti terbatas pada karyawan bagian biro dan lembaga saja sebanyak 42 responden.

3. Penelitian ini terbatas pada variabel yang diteliti yaitu keterlibatan pemakai, program pelatihan dan pendidikan, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal, lokasi departemen sistem informasi dalam mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi 4.3 Saran

1. Bagi peneliti yang akan datang sebaiknya obyek penelitian tidak hanya pada satu instansi saja melainkan pada instansi dengan ukuran yang lebih besar.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya juga menambah jumlah sampel yang dijadikan responden agar dimungkinkan hasilnya lebih baik lagi. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya juga menambah variabel yaitu

formalisasi pengembangan sistem informasi, keberadaan konsultan, komitmen organisasi, dan motivasi kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana Spica dan Briliantien, Irmaya. 2007. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum

Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo. Surabaya : STIE

PERBANAS.

Ane, La dan Anggraini, Putri Nanda. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Di Lingkungan Pemerintahan

Daerah Serdang Bedagai. JURNAL TELAAH AKUNTANSI Volume :

14 No : 02 ISSN : 1693 – 6760.

Antari, Kadek Rilly Widhi., Diatmika, Putu Gede. dan Adiputra, Made Pradana. 2015. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Kabupaten Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan GaneshaVol 3 No 1.

(25)

21

Biwi, Arzia., Atmaja, Ananta Wikrama Tungga., dan Darmawan, Nyoman Ari Surya. 2015. Pengaruh Kapabilitas Personal Dan Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pt. Tirta Mumbul

Jaya Abadi Singaraja. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Vol 3 No. 1.

Chomasatu, Yuli. 2014. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Performance Of Accounting Information Systems. Jurnal Paradigma Vol. 12, No. 01 ISSN : 1693-0827.

Ernawati, Wiwik. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Pt. Garam. Skripsi. Surabaya : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadriansyah, Muhammad Adib. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Studi Pada Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo). Skripsi. Surakarta : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Handoko, Akbar dan Marfuah. 2013. Determinan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi: Studi Empiris Pada Bank Syariah Di Wilayah Daerah

Istimewa Yogyakarta. EKBISI, Vol. VIII ISSN:1907-9109.

Jogiyanto. 1989. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Komara, Acep dan Ariningrum, Hardini. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Riset

Akuntansi dan Manjemen, Vol. 2, No. 1.

Mardiana, Gede Eka Putra., Sinarwati, Ni Kadek., dan Atmadja, Anantawikrama Tungga. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Sia) Pada Lembaga Perkreditan Desa (Lpd) Di Kecamatan Susut. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Volume: 2 No. 1.

Prabowo, Galang Rahadian., Mahmud, Amir. dan Murtini, Henny. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Accounting Analysis Journal 3 (1) ISSN 2252-6765.

Rivaningrum, Ajeng. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Rumah Sakit Saras Husada Purworejo.

(26)

22

Skripsi. Semarang : Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Romney. Marshall B., dan Steinbart, Paul John. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : ALFABETA

.Susilatri., Tanjung, Amris Rusli., dan Pebrina, Surya. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum

Gambar

Tabel IV.5.
Tabel IV.12  Hasil Uji Normalitas  Variabel  Kolmogorov –  Smirrov  p-value  Keterangan  Unstandardized  Residual   1,138  0,150  Sebaran data normal               Sumber :  Data primer diolah, 2017
Tabel IV.13
Tabel IV.16
+2

Referensi

Dokumen terkait

Adapun secara khusus tujuan pengabdian masyarakat ini adalah melakukan pendampingan implementasi Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 untuk memberikan sosialisasi, pelatihan

Hal ini juga tidak sejalan dengan tujuan dari program pemberdayaan yang dilakukan oleh CV Cabai Merah, karena kurang menyadarkan, kurang bisa koordinasi, kurang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usaha Ekonomi Desa Simpan pinjam (UED-SP) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Mayang Pongkai Kecamatan Kampar Kiri

Dalam penelitian ini diharapkan multimedia pembelajaran berbasis game petualangan dengan menggunakan algoritma Floyd-Warshall pada mata pelajaran Sistem Operasi ini

Hasil penelitian yang dilakukan pada 84 responden didapatkan hasil yang memiliki kategori tinggi dalam melakukan penyalahgunaan minuman keras yaitu 42 orang (50%) data

[r]

Kemampuan tersebut terkait dengan ciri-ciri dalam individu yang memiliki well-being, sehingga dapat disimpulkan kedekatan yang positif antara orangtua dan anaknya merupakan

Rancang Bangun Alat Simulator Alarm, Power Window, dan Power Mirror Pada Mobil.. ( 2015 : 14 + 118 Halaman + Daftar Gambar + Daftar Tabel