Soal dan Jawaban Tentir UTS Asas-Asas Hukum Dagang 2016
oleh M. Feby Faisal dan Maudy Purliayu
A. Soal Teori
1. Sebutkan dan jelaskan syarat sah perjanjian dalam konteks hukum dagang! Jawab:
a. Persyaratan subjektif
Contractual capacity -> apakah seseorang memiliki kapabilitas untuk membuat suatu kontrak.
1. Faktor usia
Orang yang belum dewasa (di bawah umur) dianggap belum meiliki kemampuas untuk memahami akibat dari suatu tindakan hukum dan karenanya oleh undang-undang dinyatakan tidak cakap melakukan tindakan hukum (1330 KUHPerdata).
Menurut KUHPerdata, seseorang dianggap dewasa jika telah berusia lebih dari 21 tahun atau sudah menikah. UU Perkawinan menentukan batas usia dewasa bagi laki-laki adalah 19 tahun dan bagi perempuan adalah 16 tahun.
2. Faktor mental
Apakah seseorang secara mental memahami apa yang dilakukannya. Misalnya, orang tua yang pikun, orang yang cacat dari lahir yang tidak memahami tindakannya. Jadi, faktor mental tidak hanya sekadar mengenai seseorang yang berada di bawah pengampuan (Pasal 1330 (2) KUHPerdata).
Kecakapan ditentukan oleh undang-undang. Semisal UU PT yang mengatur bahwa direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dalam hal ini, direksi diberikan wewenang oleh UU untuk melakukan tindakan hukum atas nama PT yang bersangkutan.
Kehendak bebas untuk bersetuju
4. Tidak ada kekhilafan pada diri subjek maupun objek
Terjadi jika para pihak yang saling berjanji atau barang yang diperjanjikan sebenarnya bukanlah orang atau barang yang dimaksud dalam membuat perjanjian.
5. Tidak ada paksaan kepada subjek untuk membuat suatu persetujuan
Paksaan terjadi jika para pihak menyetujui apa yang diperjanjikan karena suatu ancaman yang tidak benar dan ketakutan yang mengekang kehendak bebas para pihak atau salah satu pihak.
6. Tidak ada penipuan dalam pembuatan persetujuan
Penipuan terjadi jika salah satu pihak sengaja memberikan keterangan-keterangan yang tidak benar disertai dengan tipu daya sehingga para pihak yang menyetujui karena adanya tipu daya tersebut, maka niscaya tidak akan memberikan persetujuan apabila mengetahui keterangan yang sebenarnya. b. Syarat Objektif
7. Objek perdagangan adalah kebendaan yang dapat diperdagangkan dengan bebas 8. Objek perdagangan dapat ditentukan
9. Tidak melanggar ketentuan UU 10. Tidak melanggar kesusilaan
Apabila ada kekurangan mengenai syarat yang subjektif, maka perjanjian itu bukannya batal demi hukum, tetapi dapat dimintakan pembatalan oleh salah satu pihak. Sedangkan apabila suatu syarat objektif tidak terpenuhi, maka perjanjiannya batal demi hukum.
2. Apakah perbedaan perjanjian konsensual dan formal?
Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang tidak memerlukan bentuk tertentu (formal) asalkan sudah memenuhi semua syarat perjanjian yang diatur dalam Buku III Bab 2 Bagian 2 KUHPerdata, maka kontrak itu sudah mengikat (mempunyai akibat hukum). Sedangkan perjanjian formal mensyaratkan bentuk tertentu misalnya perjanjian damai dan surat berharga.
3. Barang-barang seperti apakah yang dapat dijadikan objek suatu kontrak?
a. Objek perdagangan adalah kebendaan yang dapat diperdagangkan dengan bebas. Misalnya, penjualan morfin dilarang karena barang tersebut tidaklah dijual secara bebas walaupun UU membolehkan. Sebab, barang tersebut merupakan medical goods yang tidak diperjualkan secara bebas.
b. Objek perdagangan dapat ditentukan.
Misalnya, barang berwujud dapat ditentukan berapa meter panjangnya, berapa kilogram beratnya, dsb. Sedangkan untuk barang tidak berwujud seperti jasa dapat ditentukan harga sesuai dengan jasa yang diberikan, contohnya jasa cukur rambut, dsb.
c. Tidak melanggar ketentuan UU d. Tidak melanggar kesusilaan
Misalnya perjanjian pelayanan seksual atau perjanjian jual beli video porno adalah dilarang karena bertentangan dengan norma kesusilaan.
e. Tidak melanggar ketertiban umum
Misalnya menjadikan preman sebagai bodyguard yang membuat masyarakat ketakutan
4. Jelaskan apakah itu unsur kekhilafan dalam suatu perjanjian!
Unsur kekhilafan dapat terjadi karena subjek ataupun objek. Kekhilafan menyangkut subjek terjadi jika para pihak yang saling berjanji sebenarnya bukanlah orang yang sesungguhnya dimaksudkan untuk membuat perjanjian itu. Misalnya Maudy sebagai penanggung jawab sebuah acara bermaksud mengadakan suatu kontrak dengan manager Raisa untuk mengisi acara. Namun ternyata bukan Raisa yang dimaksudkan Maudy yang didatangkan oleh pihak manager, melainkan Raisa yang lain, namun namanya sama. Dalam hal ini, manager juga keliru dengan Raisa yang dimaksudkan Maudy.
Kekhilafan menyangkut objeknya terjadi jika hal yang dijadikan objek perjanjian itu sesungguhnya bukan yang dimaksud pihak-pihak. Misalnya Ayu membeli sebuah sepatu bermerek dengan sole berwarna merah yang dikiranya asli dengan merek Christian Loubotin melalui online shop. Namun ternyata, sepatu tersebut adalah sepatu KW dengan sole berwarna merah. Pihak penjual mengira bahwa Vidya sepatutnya tahu jenis sepatu berdasarkan harga yang jauh lebih murah dari aslinya.
5. Sebutkan perbedaan Persekutuan Perdata, Firma dan CV! PERSEKUTUAN
FIRMA CV
Definisi Suatu persetujuan Suatu perseroan Perseroan (persekutuan) antara dua orang atau (persekutuan) yang yang terbentuk dengan lebih, yang berjanji didirikan untuk cara meminjamkan untuk memasukkan melakukan suatu usaha uang, didirikan antara sesuatu ke dalam di bawah satu nama seseorang atau antara perseroan itu dengan bersama. beberapa orang persero maksud supaya (Pasal 16 KUHD) (sekutu) yang
keuntungan yang bertanggung jawab
diperoleh dari secara tanggung-
perseroan itu dibagi di renteng untuk
antara mereka. keseluruhannya, dan
(Pasal 1618 BW) satu orang atau lebih
sebagai pemberi pinjaman uang.
(Pasal 19 KUHD) Dasar Pasal 1618 – 1652 BW Pasal 16-35 KUHD Pasal 19-21 KUHD
Hukum
Ciri-Ciri dan a. Persekutuan a. Firma adalah a. Persekutuan
Sifat Perdata adalah persekutuan Komanditer adalah
perjanjian perdata6 persekutuan firma (kontrak) b. Dijalankan dengan yang mempunyai b. Prestasi masing- nama bersama satu atau beberapa
masing pihak c. Firma menjalankan adalah kegiatan usaha7
6 Hal ini menyimpulkan bahwa, setiap hal yang termuat dalam pengertian persekutuan perdata berlaku bagi firma kecuali jika diatur secara khusus ataupun menyimpang oleh KUHD mengenai firma.
7 Seperti yang ditentukan dalam Ps. 16 KUHD, maka unsur menjalankan perusahaan adalah merupakan unsur mutlak bagi persekutuan firma (Hadikusuma & Sumantoro, 1991: 21). Sejak istilah pedagang dan perdagangan sebagaimana diatur Ps. 2-5 KUHD dihapus, maka telah diperkenalkan istilah batu yaitu “menjalankan perusahaan” atau “bedrift”. Suatu kegiatan dianggap “bedrift” apabila kegiatan
tersebut memenuhi setidak-tidak empat kriteria, yaitu:
a. Status atau Kedudukan Tertentu
Seseorang atau sekelompok orang itu dikenal, dalam konteks ini, sebagai pedagang atau orang yang menjalankan usaha atau perusahaan
b. Terus-menerus
ngat, gelar anda ketika lulus adalah S.H. (Sarjana Hukum) bukan S.D. (Sarjana Diktat) baca juga referensi dari buku dan sumber lain yang terpercaya serta dengarkanlah penjelasan dosen saat kuliah. Waspadalah, diktat ini bisa saja sesat!
memasukkan d. Adanya orang sekutu sesuatu atau pertanggungjawaban komanditer.9
memberikan sekutu yang bersifat Terdapat 2 macam kontribusi modal ke pribadi untuk sekutu, yaitu sekutu dalam persekutuan keseluruhan (Pasal 18 aktif dan sekutu pasif c. Tujuannya adalah KUHD) yaitu (komandit).
membagi tanggung jawab keuntungan (profit)3 renteng bagi 4
perjanjian-
d. Adanya sifat perjanjian/perikatan- kepribadian, bahwa perikatan persekutuan masing-masing (hoofdelijk voor het sekutu dalam geheel aansprakelijk)8 persekutuan saling mengenal secara pribadi (intuitues personae). e. Memiliki affection societatis, yaitu keinginan para
Status tertentu yang dimaksud di atas dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara terus-menerus sebagai pekerjaan atau profesinya
c. Sah atau Legal
Status yang dijalankan secara terus-menerus itu tidak melanggar hukum, atau dengan kata lain, sah di mata hukum.
d. Tujuan Mencari Laba (for profit)
Tiap-tiap yang dilakukan oleh orang atau sekelompok orang itu dimaksudkan untuk mencari laba. Dengan demikian, unsur profit merupakan unsur terpenting dari empat kriteria menjalankan perusahaan atau “bedrift”
Dalam perkembangannya, kriteria menjalankan perusahaan ini kemudian digunakan sebagai suatu definisi hukum dalam UU No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, yang menyatakan bahwa, “perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Repubik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. Hal yang sama juga diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan yang mengatur bahwa perusahaan adalah
setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang-perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia. (Sardjono & et.al, 2014: 30-32)
3 Agus Sardjono, et.al, Pengantar Hukum Dagang, cet. 2 (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 29
4 Di dalam pengertian persekutuan perdata tidak ada pengertian atau definisi yang tegas, apakah persekutuan perdata itu menjalankan kegiatan usaha (perusahaan) atau tidak. Dengan kata lain, BW tidak membatasi bahwa persekutuan yang dibahas di dalam undang-undang ini hanyalah yang dimaksudkan untuk menjalankan kegiatan usaha (for
profit). Namun menurut Ps. 1623 BW terdapat ketentuan bahwa bisa saja pembentukan persekutuan perdata itu dimaksudkan untuk menjalankan kegiatan usaha (for profit). Dalam istilah lain, persekutuan perdata juga diterjemahkan menjadi maatschap atau
general partnership, yang terbuka bagi siapa
pun untuk membentuknya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yang tidak selalu untuk urusan bisnis dalam arti for profit.
8 R.T. Sutantya R. Hadikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum Perusahaan:
Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), hlm. 21
9 Ibid, hlm. 31
pihak untuk bekerja
sama sebagai
sekutu atau mitra.5
Jenis atau Umum (Pasal 1621 Hanya dikenal satu CV Diam-Diam
Macam & 1622 BW) bentuk Firma, (Pasal 19-21 KUHD)
BW) CV dengan Saham10 Penamaan Tidak dibawah nama Ada nama bersama Ada nama bersama
bersama (hanya untuk sekutu
aktif. Nama sekutu pasif
tidak boleh digunakan
untuk nama bersama)
Pendirian Didirikan atas dasar Berdasarkan akta otentik Berdasarkan akta perjanjian, baik lisan (Pasal 22 KUHD), otentik (Pasal 22 maupun tertulis didaftarkan pada KUHD), didaftarkan Kepaniteraan Pengadilan pada Kepaniteraan Negeri (Pasal 23 Pengadilan Negeri
KUHD), dan diumumkan (Pasal 23 KUHD), dan
melalui Berita Negara diumumkan melalui
(Pasal 28 KUHD) Berita Negara (Pasal 28
KUHD)
Sekutu Sekutu Statuter, Hanya ada sekutu biasa Sekutu
diangkat degan Aktif/Komplementer,
mengubah anggaran aktif menjalankan dasar (atas perjanjian) perusahaan (melakukan
Sekutu Mandater, pengurusan)
diangkat tanpa Sekutu
mengubah anggaran Pasif/Komanditer,
dasar (atas sekutu yang
penunjukan) menyertakan modal
Bila ada pihak ketiga dalam persekutuan, ingin bergabung, maka namun tidak melakukan harus ada izin dahulu pengurusan
dari sekutu yang lain
(Pasal 1641 BW)
Pengurusan Setiap sekutu hanya Setiap sekutu berhak Hanya sekutu aktif yang bertindak untuk melakukan pengurusan berhak melakukan mewakili dirinya terhadap firma. Kecuali pengurusan dan sendiri. Para sekutu bila ada sekutu yang mewakili CV. Sekutu
tidak mempunyai hak dikecualikan, maka pasif tidak untuk melakukan sekutu tersebut tidak diperkenankan 5 Ibid, hlm.
32
10 Secara teoretis, CV jenis ini merupakan bentuk peralihan dari CV menjadi PT. Dikatakan bentuk peralihan karena bentuk hukum CV itu sejatinya masih berupa perskutuan dan bukan perseroan. Perbedaannya hanya pada sifat transferability dari kedudukan sekutu komandit lewat peralihan sahamnya. Agus Sardjono, et.al, Op.cit, hlm. 64
tindakan atas nama dapat mengurusi firma. melakukan pengurusan. persekutuan (Pasal (Pasal 17 KUHD) Apabila sekutu pasif
1642-1644 BW) melakukan pengurusan
maka akan menjadi sekutu aktif dan bertanggung jawab penuh. (Pasal 20
KUHD)
Tanggung Apabila seorang sekutu Tiap-tiap sekutu Sekutu aktif
Jawab mengadakan bertanggungjawab bertanggungjawab
hubungan hukum secara tanggung- secara tanggung- dengan pihak ketiga, menanggung untuk menanggung untuk maka hanya sekutu seluruhnya atas segala seluruhnya atas segala yang bersangkutan perbuatan hukum dari perbuatan hukum dari yang persekutuan tersebut persekutuan tersebut, bertanggungjawab (Pasal 18 KUHD), tidak dan tanggung jawab secara pribadi atas terbatas pada harta tersebut meliputi harta perbuatan hukum kekayaan firma saja kekayaan pribadi tersebut (Pasal 1642 namun meliputi harta masing-masing sekutu
dan 1644 BW), kecuali kekayaan pribadi aktif. (Pasal 18 KUHD) ia secara nyata masing-masing sekutut. Bagi sekutu pasif dikuasakan untuk itu bertanggung jawab
(Pasal 1639 BW) sebatas modal yang
tanpa harus
mengembalikan apa yang telah diperoleh dari CV tersebut (Pasal
20 KUHD)
Modal Tiap sekutu diwajibkan Tiap sekutu diwajibkan Tiap sekutu diwajibkan memasukan (inbreng) memasukan (inbreng) memasukan (inbreng) dalam kas persekutuan dalam kas persekutuan dalam kas persekutuan berupa uang, benda berupa uang, benda atau berupa uang, benda atau tenaga/keahlian. tenaga/keahlian. atau tenaga/keahlian.
(Pasal 1619 BW) (Pasal 1619 BW) (Pasal 1619 BW)
Pembubaran Berakhir/bubar karena Berakhir/bubar karena Berakhir/bubar karena
(Pasal 1646 BW) (Pasal 1646 BW) (Pasal 1646 BW)
1. Waktu yang 1. Waktu yang 1. Waktu yang ditentukan telah ditentukan telah lampau; ditentukan telah lampau; 2. Barang musnah atau lampau;
2. Barang musnah atau usaha yang menjadi 2. Barang musnah atau usaha yang menjadi tugas pokok telah usaha yang menjadi tugas pokok telah selesai; tugas pokok telah selesai; 3. Seorang atau lebih selesai;
sekutu mengundurkan
3. Seorang atau lebih diri, meninggal dunia, di 3. Seorang atau lebih sekutu mengundurkan pengampuan atau pailit; sekutu mengundurkan diri, meninggal dunia, diri, meninggal dunia, di di pengampuan atau 4. Kehendak dari seorang pengampuan atau pailit; pailit; atau beberapa sekutu. 4. Kehendak dari
4. Kehendak dari seorang atau beberapa seorang atau beberapa sekutu.
sekutu.
*Tabel diambil dari Catatan Hukum Organisasi Perusahaan oleh Adrianus Eryan, Randy Pongtiku, dan Desy Purliana.