• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL

PERBENDAHARAAN

K

K

A

A

J

J

I

I

A

A

N

N

F

F

I

I

S

S

K

K

A

A

L

L

R

R

E

E

G

G

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

T

T

r

r

i

i

w

w

u

u

l

l

a

a

n

n

I

I

I

I

2

2

0

0

1

1

8

8

Penyusun:

Penanggung Jawab: Dedi Sopandi I Ketua Tim: Made Cana I Editor:

Pahlevie I Desain Grafis: Sugiarsana, Dedy Indrapramana I Anggota:

Darusalam, Wardana, Umroh, Metriyani, Sidikarya, Darmawan

(2)
(3)

Daftar Isi i DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GRAFIK ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR BOKS ... vi

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B. Inflasi ... 2

C. Indikator Kesejahteraan ... 3

1. Tingkat Kemiskinan ... 3

2. Tingkat Pengangguran ... 3

3. Gini Rasio ... 4

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 4

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 6

A. Pendapatan Negara ... 7

1. Penerimaan Perpajakan ... 7

a. Pajak Penghasilan (PPh) ... 7

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ... 7

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ... 8

d. Penerimaan Pabean dan Cukai ... 8

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak ... 8

a. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit (424111) ... 9

b. Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan (424112) ... 9

3. Pendapatan Hibah ... 9

B. Belanja Negara ... 9

1. Belanja Pemerintah Pusat ... 9

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa ... 10

3. Pengelolaan BLU ... 11

4. Manajemen Investasi Pusat ... 11

C. Prognosis Realisasi APBN ... 12

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 13

A. Pendapatan Daerah ... 14

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) ... 14

a. Penerimaan Pajak Daerah ... 14

b. Penerimaan Retribusi Daerah ... 14

c. Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ... 15

d. Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ... 15

2. Pendapatan Transfer ... 15

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... 16

B. Belanja Daerah ... 16

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal ... 16

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 17

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018 ... 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ... 19

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian ... 19

B. Pendapatan Konsolidasian ... 19

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 19

2. Analisis Perubahan ... 20 3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi

(4)

Daftar Isi ii

Pendapatan Konsolidasian ... 21

C. Belanja Konsolidasian ... 21

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 21

2. Analisis Perubahan ... 22

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional ... 22

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 22

1. Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB ... 23

2. Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB ... 23

V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH LAMPIRAN PENDUKUNG ... 24

A. Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Bali ... 24

(5)

Daftar Grafik iii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Bali Menurut

Pengeluaran (Y o Y) ... 1 Grafik 1.2. Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Bali Menurut

Pengeluaran (q o q) ... 1 Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Bulanan Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2018 .. 2 Grafik 1.4. Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Bali Menurut Klasifikasi

Daerah (Ribu Jiwa) ... 3 Grafik 1.5. Perkembangan Gini Rasio Provinsi Bali dan Indonesia Tahun

2014 Sampai Dengan Tahun 2018 ... 4 Grafik 1.6. Perkembangan IPM Provinsi Bali dan Indonesia Tahun 2013

Sampai Dengan Tahun 2017 ... 5 Grafik 2.1. Realisasi Penerimaan Pajak Per Kabupaten/Kota Lingkup

Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) ... 7 Grafik 2.2. Realisasi Penerimaan PPh Per Kabupaten/Kota Lingkup

Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) ... 7 Grafik 2.3. Realisasi Penerimaan PPN Per Kabupaten/Kota Lingkup

Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) ... 7 Grafik 2.4. Realisasi Penerimaan PPnBM Per Kabupaten/Kota Lingkup

Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) ... 8 Grafik 2.5. Realisasi Penerimaan Pabean dan Cukai Per Kabupaten/

Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II

Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 8 Grafik 2.6. Realisasi PNBP Per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali

Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah).. .. 8 Grafik 2.7. Realisasi PNBP Per Jenis Lingkup Provinsi Bali Sampai

Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 8 Grafik 2.8. Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit

Per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan

Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 9 Grafik 2.9. Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan

Per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan

Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 9 Grafik 2.10. Tren Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal

dan Belanja Bantuan Sosial Lingkup Provinsi Bali Sampai

Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 9 Grafik 2.11. Capaian Realisasi Belanja dan Transfer Lingkup Provinsi

Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) .. 10 Grafik 2.12. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi

Bali Sampai ... Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) 10 Grafik 2.13. Profil Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 11 Grafik 2.14. Profil Aset Badan Layanan Umum (BLU) Lingkup .. Provinsi Bali

Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ..11 Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/

Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II

(6)

Daftar Grafik iv

Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) ... 14

Grafik 3.3. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 14

Grafik 3.3. Realisasi Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Kabupaten/ Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 15

Grafik 3.4. Realisasi Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 15

Grafik 3.5. Pendapatan Transfer Per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 15

Grafik 3.6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Per Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 16

Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 16

Grafik 3.8. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 17

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 19

Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Triliun Rupiah) ... 20

Grafik 4.3. Perubahan Pendapatan Pemerintah Konsolidasian Triwulan II Tahun 2017 ke Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 20

Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Daerah Terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian pada Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 21

Grafik 4.5. Perubahan Belanja dan Transfer Pemerintah Konsolidasian Triwulan II Tahun 2017 ke Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) ... 22

Grafik 5.1. Perkembangan Ekspor Provinsi Bali ... 24

Grafik 5.2. Komoditas Ekspor Provinsi Bali Triwulan II Tahun 2018 ... 24

(7)

Daftar Tabel v DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018

(dalam Miliar Rupiah) .. ... 6

Tabel 2.2. Upaya Satker BLU Meningkatkan Pelayanan ... 11

Tabel 2.3. Data Debitur dan Perjanjian Pinjaman Posisi per 30 Juni 2018 . .. 12

Tabel 2.4. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan IV Tahun 2018 .. ... 12

Tabel 3.1. Pagu dan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) .. ... 13

Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan TW II Tahun 2018 .. ... 18

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Bali Sampai Dengan Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah) .. ... 19

Tabel 4.2. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Bali Semester I Tahun 2017 dan 2018 (dalam Miliar Rupiah) .. ... 21

Tabel 4.3. Rasio Realisasi Belanja dan Transfer Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Bali Semester I Tahun 2017 dan 2018 ... 22

Tabel 4.4. Laporan Operasional Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Bali s.d. Triwulan II Tahun 2018 ... 23

Tabel 4.5. Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB ... 23

Tabel 4.6. Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB ... 23

(8)

Daftar Boks vi

DAFTAR BOKS

Boks 1 Laju Pertumbuhan PDRB Bali di Atas Pertumbuhan Nasional ... 1

Boks 2 Inflasi Provinsi Bali di Atas Nasional ... 2

Boks 3 Tingkat Kemiskinan Penduduk Provinsi Bali Menurun ... 3

Boks 4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurun ... 4

Boks 5 Ketimpangan di Bali Semakin Menurun ... 4

Boks 6 Meningkat Tingkat Kesejahteraan di Bali ... 5

Boks 7 Defisit APBN Provinsi Bali Tahun 2018 Cenderung Menurun ... 6

Boks 8 Revisi UU tentang PNBP –“Pengelolaan PNBP Semakin Sederhana dan Akuntabel” ... 9

Boks 9 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) – Mengukur Kualitas Penyerapan Anggaran ... 10

Boks 10 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa di Provinsi Bali ... 10

Boks 11 Kapasitas Keuangan Pemda KArangasem dan Tabanan dalam Melunasi Pinjaman ... 12

Boks 12 Realisasi Pendapatan Masih Belum Maksimal ... 14

Boks 13 Komposisi SDM pada BLUD lingkup Provinsi Bali Tahun 2018 .... 16

Boks 14 Usulan Perbaikan Dalam APBD Pemda se-Provinsi Bali ... 18

Boks 15 Tax Ratio Konsolidasian Mengalami Perlambatan ... 21

Boks 16 Ekonomi Lesu, Pelemahan Rupiah Dibarengi Menurunnya Ekspor ... 24

(9)
(10)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 1 I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL A. Produk Domestik Regional Bruto

Total perekonomian Bali pada triwulan II 2018 berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp58,43 triliun, berdasarkan atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2010 mencapai Rp38,16 triliun.

Secara y-on-y, pada triwulan II-2018 ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,09%, lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 (5,07%), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional triwulan II sebesar 5,27%. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan Bali termasuk 10 Provinsi yang memiliki PDRB di atas 6%.

Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, semua komponen yang memiliki kontribusi besar mengalami pertumbuhan kecuali ekspor dan impor. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi (18,31%), disusul Pengeluaran Konsumsi Lembaga yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 9,62% dan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,88%. Selain itu, komponen ekspor dan impor tercatat tumbuh negatif yakni masing-masing sebesar -18,22% dan -19,34%.

Secara (q-to-q) ekonomi Bali triwulan II-2018 mampu tumbuh sebesar 3,39%, namun memang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang tumbuh sebesar 4,21%. Dari sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) tumbuh

(11)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 2 paling tinggi dengan pertumbuhan sebesar 57,45%. Ekonomi Bali triwulan II-2018 masih didominasi oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (23,19%) diikuti oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (13,95%). B. Inflasi

Tingkat inflasi tahun ke tahun (YoY) untuk Bali yang diwakili Denpasar (3,48%) dan Singaraja (3,43%) menunjukkan trend positif dan secara umum berada pada tingkat yang lebih rendah dari target nasional yang diasumsikan oleh pemerintah sebesar 3,5% (±1), pada triwulan II-2018,

namun berada diatas inflasi nasional (3,12%). Pergerakan inflasi di Provinsi Bali triwulan I dari (Januari-Maret) 2018 dan triwulan II dari (April-Juni) 2018 (m to m) mengalami sedikit peningkatan, dan berbanding terbalik dengan tingkat

inflasi secara nasional yang justru melandai di Triwulan I dan II. Gejolak perekonomian terasa pada sektor pariwisata, pertanian, perkebunan dan pertambangan (pasir, batu). Meningkatnya inflasi di Kota Denpasar pada bulan Juni disebabkan oleh naiknya indeks pada tiga kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar. Kelompok pengeluaran yang tercatat mengalami deflasi adalah kelompok sandang; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.

Meningkatnya inflasi di Kota Singaraja pada bulan Juni disebabkan oleh naiknya

indeks pada kelompok bahan makanan; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok sandang sebesar; kelompok kesehatan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami penurunan indeks atau deflasi.

(12)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 3 C. Indikator Kesejahteraan

1. Tingkat Kemiskinan

Tingkat kemiskinan penduduk di Bali turun. Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) pada bulan Maret 2018 di Bali mencapai 171,76 ribu

orang (4,01%), turun sebesar 4,72 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2017 yang berjumlah 176,48 ribu orang (4,14%). Selama periode September 2017 –

Maret 2018, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan dan perdesaan mengalami penurunan. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 3,46%, turun menjadi 3,32% pada Maret 2018. Demikian juga persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 5,42% pada September 2017 menjadi 5,38% pada Maret 2018.

Selama periode September 2017 – Maret 2018, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,09%, yaitu dari Rp364.064,- per kapita/ bulan pada September 2017 menjadi Rp382.598,- per kapita per bulan pada Maret 2018. Kemiskinan dapat terjadi karena keterbatasan faktor-faktor geografis antara lain karena daerahnya terpencil, terisolasi dan terbatasnya sarana prasarana (contoh: Desa Munti Gunung di Kab. Karangasem dan Desa Trunyan di Kab. Bangli). Selain faktor geografis juga pertumbuhan penduduk Bali yang cukup tinggi yakni 1,2%.

2. Tingkat Pengangguran

Tingkat pengangguran di Bali turun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Bali pada Februari 2018 mencapai 0,86%, turun 0,42 poin dibandingkan TPT Februari 2017 (1,28%). Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, pada Februari 2018 penduduk Bali paling banyak bekerja pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor, yang mencapai 19,74% (510.207 orang) dari total penduduk yang bekerja. Sektor ini masih memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Hal ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja pada sektor ini mencapai 18,17% (469.721 orang). Penduduk yang bekerja pada

(13)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 4 sektor industri pengolahan mencapai 440.296 orang (17,03%), sementara jumlah penduduk yang bekerja pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum mencapai 13,26% (342.651 orang). Penduduk yang bekerja di sektor penyediaan akomodasi dan makan minum naik sebesar 23,70% dibandingkan dengan Februari 2017 (mencapai 277.006 orang atau turun 0,62 poin dibandingkan dengan TPT Agustus 2017 (1,48%). Pengangguran di Bali sangat tergantung pada kondisi pariwisata dan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur yang padat karya. Pengangguran menurun karena adanya proyek yang bersumber dari DAK Fisik dan Dana Desa, serta penduduk yang bekerja di luar negeri sebagai TKI di sektor formal.

3. Gini Rasio

Angka Gini Rasio pada Provinsi Bali mengalami perbaikan. Gini rasio Provinsi Bali Maret 2018 sebesar 0,377. Angka ini turun sebesar 0,002 poin jika dibandingkan dengan September 2017 yang sebesar 0,379. Sementara jika dibandingkan dengan gini rasio Maret 2017 yang sebesar 0,382, gini

rasio Maret 2018 turun sebesar 0,005 poin. Sementara apabila dibandingkan dengan tingkat nasional, gini rasio Provinsi Bali pada Maret 2018 sebesar 0,377 lebih baik dari tingkat nasional sebesar 3,89. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran penduduk di wilayah Provinsi Bali lebih merata dibandingkan dengan tingkat nasional.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM Provinsi Bali pada tahun 2017 tercatat sebesar 74,30, meningkat dibanding tahun 2016 yang sebesar 73,65 dan lebih tinggi dibanding IPM nasional tahun 2017 (70,81) Menempati urutan ke-5 di antara 34 provinsi di Indonesia.

(14)

Perkembangan dan Analisis Ekonomi Regional 5 Meningkatnya IPM Provinsi Bali Tahun 2017, dipengaruhi oleh peningkatan komponen pembentuk IPM yaitu Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), dan Pengeluaran Perkapita. Pada tahun 2017, UHH Provinsi Bali mencapai 71,06 tahun. Nilai ini meningkat 0,16 tahun dibanding tahun sebelumnya, 70,90 tahun. Dimensi pengetahuan HLS dan RLS pada tahun 2017 mencapai 12,85 tahun dan 8,10 tahun. Hal ini berarti bahwa anak-anak yang pada tahun 2017 berusia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 12,85 tahun, lebih lama 0,13 tahun dibanding tahun 2016. Untuk daya beli masyarakat Pendapatan perkapita PDRB Perkapita Bali Tahun 2017 sebesar Rp50,71 Juta per tahun naik dari Tahun 2016 sebesar Rp46,52 juta pertahun. Penyebab IPM naik di bidang kesehatan karena tingkat Universal Health Coverage JKN semakin meningkat (2017 tercapai 73%) dan tumbuhnya rumah sakit baru, antara lain: RS Mata Bali Mandara dan RS Internasional Bali Mandara, serta semakin aktifnya Posyandu di setiap banjar/sub desa. Di bidang pendidikan diadakannya SMA Bali Mandara dan SMK Bali Mandara untuk mengakomodir siswa-siswi berprestasi yang kurang mampu secara finansial.

(15)
(16)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 6 II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Anggaran Pendapatan Tahun 2018 tercatat sebesar Rp10.693,49 miliar, naik sebesar 5,26% dari pagu Tahun 2017 disebabkan naiknya target penerimaan pajak yang dilatarbelakangi upaya optimalisasi bidang perpajakan dengan target yang realistis berdasarkan basis data terkini. Sedangkan anggaran Belanja tercatat sebesar Rp22.068,52 miliar, turun sebesar 0,26% karena turunnya pagu Dana Bagi Hasil (DBH) yang signifikan sebesar 46,47%.

Tabel Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bali

s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017 dan Tahun 2018(dalam Miliar Rupiah)

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 11.761,85 4.814,05 12.357,21 5.317,62

I. Penerimaan Dalam Negeri 11.761,85 4.814,05 12.357,21 5.317,62

1. Penerimaan Pajak 10.693,49 4.075,29 11.256,36 4.508,25

2. PNBP 1.068,36 738,76 1.100,85 809,37

II. Hibah 0 0 0 0

B. BELANJA NEGARA 22.068,52 10.282,02 22.010,16 9.820,40

I. Belanja Pemerintah Pusat 9.545,93 3.871,79 10.101,03 3.689,71

1. Belanja Pegawai 3.904,93 1.772,46 4.009,57 1.925,54

2. Belanja Barang 3.904,93 1.772,46 4.134,82 1.374,49

3. Belanja Modal 1.725,75 324,17 1.944,84 387,20

4. Belanja Bantuan Sosial 10,32 2,71 11,79 2,48

5. Belanja Lain-lain - - - -

II. Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa 12.522,59 6.410,23 11.909,13 6.130,70

1. Transfer ke Daerah 11.985,33 6.087,87 11.378,93 5.812,57 a. Dana Perimbangan 11.246,31 5.642,14 10.403,22 5.589,82 1) Dana Alokasi Umum 7.075,62 4.160,45 7.092,13 4.129,15 2) Dana Bagi Hasil 1.102,38 349,37 590,07 232,38 3) DAK Fisik 1.022,12 260,79 629,11 117,66 4) DAK Nonfisik 2.046,19 871,54 2.091,91 1.110,63 b. Dana Insentif Daerah 201,76 123,38 445,50 222,75 c. Dana Keistimewaan DIY - - - - d. Dana Transfer Lainnya - - - -

2. Dana Desa 537,26 322,36 530,21 318,12

C. SURPLUS DEFISIT (10.306,67) (5.467,97) (9.652,95) (4.502,78)

Sumber: SPAN; Simtrada DJPK; Kanwil DJP Bali; Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT (data diolah)

Perkembangan Realisasi APBN di wilayah Provinsi Bali sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 mencapai 43,03% untuk Pendapatan, dan 44,62% untuk Belanja. Dari sisi Pendapatan, sampai dengan 30 Juni 2018 naik sebesar 10,46% dari periode sebelumnya. Sedangkan untuk Belanja turun sebesar 4,49%.

(17)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 7 A. Pendapatan Negara

1. Penerimaan Perpajakan

Realisasi penerimaan perpajakan per 30 Juni 2018 sebesar Rp4.508,25 miliar didominasi oleh Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp3.127,64 miliar diikuti oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp1.008,60 miliar. Realisasi tertinggi pada bulan April 2018 sebesar Rp978,43 miliar. Kota Denpasar tercatat dengan realisasi pendapatan pajak tertinggi.

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) sampai dengan 30 Juni 2018 di wilayah Provinsi Bali sebesar Rp3.127,64 miliar, meningkat sebesar Rp252,69 miliar sekitar 8,79% dari periode yang sama Tahun

2017 sebesar Rp2.874,95 miliar, disebabkan oleh pajak yang berasal dari karyawan hotel dan restoran di daerah wisata (Denpasar, Badung dan Gianyar) dan tingkat kepatuhan WP PPh Badan yang sangat baik terutama

pada batas waktu SPT Tahunan pada bulan April 2018. Daerah yang tercatat dengan realisasi PPh tertinggi adalah Kota Denpasar diikuti oleh Kabupaten Badung.

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sampai dengan 30 Juni 2018 sebesar Rp1.008,60 miliar, turun sebesar Rp33,75 miliar, sekitar 3,24% dari periode yang sama pada Tahun 2017. Penurunan ini salah satunya

(18)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 8 disebabkan oleh pengembalian PPN (restitusi) yang terjadi di bulan Februari 2018 sebesar Rp29,69 miliar dari Kabupaten Badung (Rp24,43 miliar) dan Klungkung (Rp5,26 miliar). Daerah dengan realisasi PPN tertinggi tercatat pada Kota Denpasar. c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Penerimaan PPnBM sampai dengan 30 Juni 2018 di wilayah Provinsi Bali mengalami tren pertumbuhan berfluktuatif. Realisasi PPnBM tercatat sebesar Rp2.854,36 juta, meningkat sebesar Rp196,83 juta sekitar 7,41% dari dari periode sebelumnya.

d) Penerimaan Pabean dan Cukai

Penerimaan Pabean dan Cukai sampai dengan 30 Juni 2018 sebesar Rp308,95 miliar, 42,90% dari target Tahun 2018. Penerimaan terdiri dari realisasi Pabean sebesar Rp32,24 miliar dan Cukai sebesar Rp276,71 miliar. Untuk triwulan II penerimaan cukai cenderung turun karena Pemerintah Daerah Provinsi lain sudah mulai menerapkan larangan minuman keras (Pemda Maluku dan Pemda Papua).

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP sampai dengan 30 Juni 2018 tercatat sebesar Rp809,37 miliar mengalami peningkatan sebesar 9,56% dari periode sebelumnya. Jenis PNBP dengan realisasi

tertinggi adalah Pendapatan BLU sebesar Rp522,15 miliar. Sedangkan Pendapatan BLU dengan realisasi tertinggi terdapat pada Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit (424111) sebesar Rp318,17 miliar dan

Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan (424112) sebesar Rp194,94 miliar. Kota Denpasar mencatat penerimaan PNBP tertinggi.

(19)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 9 a) Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit (424111)

Sampai dengan 30 Juni 2018, total realisasi Pendapatan Pelayanan Rumah Sakit sebesar Rp318,17 miliar, seluruhnya berasal dari Kota Denpasar yaitu BLU RSUP Sanglah Denpasar dan Rumkit Bhayangkara Denpasar.

b) Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan (424112)

Total realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan sebesar Rp194,94 miliar bersumber dari Kota Denpasar (BLU Universitas Udayana dan Balai Diklat Transportasi Darat Bali) sebesar Rp160,84 miliar dan Kabupaten Buleleng (BLU Universitas Ganesha) sebesar Rp34,10 miliar.

3. Pendapatan Hibah

Sampai dengan 30 Juni 2018 tidak terdapat realisasi Pendapatan Hibah di wilayah Provinsi Bali, namun pendapatan hibah dicatat di Kantor Pusat DJPPR.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Total realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan 30 Juni 2018 sebesar Rp3.689,71 miliar, 36,53% dari pagu Tahun 2018 sebesar Rp10.101,03 miliar. Jenis belanja dengan persentase realisasi tertinggi berada pada Belanja Pegawai yakni 48,02% atau Rp1.925,55 miliar,

sedangkan terendah pada Belanja Modal yakni 19,91% atau Rp387,20 miliar. BOKS 7

(20)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 10 Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa

belanja yang bersifat konsumtif lebih tinggi dibandingkan belanja produktif. Hampir seluruh jenis belanja menunjukkan tren realisasi menurun pada bulan Juni, kecuali Belanja Pegawai yang tercatat mengalami

kenaikan cukup signifikan mencapai Rp499,81 miliar (12,47%). Hal ini disebabkan karena pencairan Tunjangan Hari Raya Tahun 2018.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Sampai dengan 30 Juni 2018, capaian realisasi dana transfer dan dana desa tercatat sebesar Rp6.130,70 miliar atau 51,48% dari total pagu. Jika dilihat dari persentase, realisasi tertinggi tercatat pada Dana Desa yakni sebesar 60% atau Rp318,12 miliar dan terendah pada DAK Fisik yakni sebesar 18,70% atau Rp117,66 miliar. Secara umum penyaluran Dana Transfer dan Dana Desa telah sesuai dengan target dan ketentuan yang diatur dalam peraturan terkait. Hal ini menunjukkan komitmen setiap pemda di wilayah Provinsi Bali untuk memenuhi dokumen yang dipersyaratkan dalam pencairan Dana Transfer dan Dana Desa.

(21)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 11 3. Pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)

Terdapat lima Badan Layanan Umum di wilayah Provinsi Bali dengan RSUP Sanglah Denpasar tercatat sebagai BLU dengan pagu belanja terbesar yakni Rp842,16 miliar meningkat sebesar 23,35% dari periode sebelumnya, sedangkan Rumkit Bhayangkara Denpasar merupakan BLU dengan pagu belanja terkecil yakni Rp27,99 miliar turun sebesar 7,07%. Jika dianalisa lebih lanjut, seluruh BLU di wilayah Provinsi Bali

mengalami defisit dan secara nominal RSUP Sanglah Denpasar tercatat memiliki defisit yang terbesar yakni Rp55,52 miliar sekaligus memiliki rasio pendapatan terhadap belanja tertinggi (84,90%) yang menunjukkan bahwa RSUP

Sanglah Denpasar adalah BLU yang memiliki kemampuan keuangan yang paling baik. Upaya peningkatan layanan yang dilakukan oleh tiap-tiap BLU di Provinsi Bali sesuai tabel di bawah ini:

Tabel Upaya Satker BLU Meningkatkan Pelayanan

Aset pada masing-masing BLU per 30 Juni 2018 tercatat meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2017, bahkan Universitas Udayana dan RSUP Sanglah tercatat mengalami peningkatan yang signifikan disebabkan oleh pelaksanaan penilaian kembali (revaluasi) aset oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

4. Manajemen Investasi Pusat

Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali menatausahakan penerusan pinjaman atas 2 debitur, yaitu Pemerintah Kabupaten Tabanan dan Pemerintah Kabupaten

(22)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBN 12 Karangasem. Berikut ini adalah rincian data debitur dan perjanjian pinjaman posisi per 30 Juni 2018:

No Nama Debitur No. Perjanjian Loan ID Hak Tagih Status

1 Pemkab Tabanan SLA-1116/DP3/1999 2135601 117.052.941,16 Active Loan 2 Pemkab Karangasem SLA-1134/DP3/2000 2135701 261.745.834,68 Active Loan

Sumber: Aplikasi SLIM

C. Prognosis Realisasi APBN

Untuk menentukan prognosis realisasi APBN di Provinsi Bali, yang menjadi pertimbangan: pertama, asumsi makro ekonomi sesuai RKP 2018 bahwa target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,1%, tingkat kemiskinan sebesar 12,5%, tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,44% dan laju inflasi sebesar 3,5%. Kedua, kebijakan fiskal terkait optimalisasi penerimaan negara dengan tetap menjaga iklim investasi, target penerimaan negara yang lebih realistis, tren realisasi sampai dengan 30 Juni 2018. Dengan menggunakan analisis forecasting metode regresi linier maka diperkirakan capaian realisasi pendapatan negara sampai dengan Triwulan IV Tahun 2018 sekitar 95,13%. Untuk belanja negara dengan kebijakan efisiensi belanja, peningkatan belanja produktif, tren realisasi belanja dari periode sebelumnya, serta realisasi belanja sampai dengan 30 Juni 2018, diperkirakan realisasi belanja negara sampai akhir tahun 2018 mencapai 93,52%.

Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bali s.d. Triwulan IV Tahun 2018

Uraian

Pagu (Miliar Rupiah)

Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV Rp. (Miliar) % Realisasi Thd Pagu Rp. (Miliar) % Perkiraan Realisasi Thp Pagu Pendapatan Negara 12.357,21 5.317,62 43,03% 11.755,36 95,13% Belanja Negara 22.010,16 9.820,40 44,62% 20.582,99 93,52% Surplus/Defisit (9.652,95) (4.502,78) 46,65% (8.827,63) 91,45%

(23)
(24)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 13 III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

APBD diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan, menekan pengangguran, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, dana APBD digunakan untuk pembangunan tata kelola pemerintahan yang baik yang dapat meningkatkan efektivitas serta sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Tabel Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bali

s.d. Akhir Triwulan II Tahun 2017dan Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah)

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN 21.946,54 10.313,36 25.442,87 11.417,12

PAD 9.810,08 4.470,60 11.969,08 4.852,03

Pajak Daerah 7.712,66 3.285,65 9.556,25 3.551,09

Retribusi Daerah 355,56 170,98 412,34 173,80

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 440,55 524,49 498,11 479,42

Lain-Lain PAD yang Sah 1.301,32 489,47 1.502,38 647,71

Pendapatan Transfer 13.171,49 6.014,77 12.622,33 6.259,07

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 10.738,16 5.354,54 10.432,20 5.534,41

Dana Bagi Hasil Pajak 561,63 271,24 579,37 212,06

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 12,90 2,53 9,62 3,72

Dana Alokasi Umum 7.285,05 4.037,02 7.092,13 4.128,39

Dana Alokasi Khusus 2.878,58 1.043,77 2.751,08 1.190,24

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 722,60 399,58 659,20 383,00

Dana Otonomi Khusus 0 0 0 0

Dana Penyesuaian 722,60 399,58 659,20 383,00

Transfer Pemerintah Provinsi 1.084,47 203,81 1.009,82 155,85

Pendapatan Bagi Hasil Pajak 1.080,98 180,43 1.009,82 155,85

Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 3,49 23,38 0 0

Transfer Bantuan Keuangan 626,26 56,85 521,11 185,82 Bantuan Keuangan dari Pemda Lainnya 626,26 56,85 521,11 185,82

Lain-lain pendapatan daerah yang sah 270,40 127,08 851,46 306,02

Pendapatan Hibah 80,81 36,68 534,60 114,78

Pendapatan Dana Darurat 0 0 0 0

Pendapatan Lainnya 189,58 90,39 316,86 191,25 JUMLAH PENDAPATAN 21.946,54 10.313,36 25.442,87 11.417,12 BELANJA 21.274,70 6.062,13 23.244,65 7.427,55 Belanja Pegawai 8.655,73 3.214,58 8.866,63 3.694,88 Belanja Barang 5.674,06 1.591,86 6.997,73 2.106,94 Belanja Bunga 10,29 2,22 16,95 4,59 Belanja Subsidi 19,34 0,40 19,53 0,63 Belanja Hibah 2.020,66 821,09 2.484,82 1.160,56

Belanja Bantuan Sosial 113,65 19,47 295,56 25,89

Belanja Bantuan Keuangan 0 0 0 0

Belanja Modal 4.740,21 403,15 4.505,00 431,41

Belanja Tidak Terduga 40,76 9,35 58,44 2,64

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 4.216,60 1.118,20 4.577,80 1.838,90

Transfer/Bagi Hasil ke Desa 1.706,01 347,28 1.959,65 501,24 Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah 481,53 84,33 1.794,00 434,90 Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 1.224,48 262,95 165,65 66,34 Transfer Bantuan Keuangan 2.510,59 770,92 2.618,16 1.337,66 Transfer Bantuan Keuangan ke Pemda Lainnya 1.308,39 230,71 1.166,72 639,75 Transfer Bantuan Keuangan ke Desa 712,47 280,49 1.325,16 620,38 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 489,74 259,72 126,27 77,52 JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 25.491,30 7.180,33 27.822,45 9.266,45

SURPLUS/DEFISIT (3.212,57) 3.247,23 (2.379,59) 2.150,68

(25)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 14 A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi PAD pada Triwulan II Tahun 2018 turun signifikan yaitu dari 45,57% pada tahun 2017 menjadi 40,54% pada tahun 2018. Tumbuhnya penerimaan pajak daerah selama Triwulan II Tahun 2018 menjadi pengaruh utama peningkatan PAD.

PAD Pemda Lingkup Provinsi Bali sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 mencapai Rp4.852,03 miliar, bersumber dari pendapatan pajak, pendapatan retribusi, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Kenaikan Pajak Daerah Pemda se-Provinsi Bali didominasi oleh realisasi kenaikan pajak hotel dan restoran, serta kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. Pendapatan pajak daerah tertinggi sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 diperoleh Pemda Kabupaten Badung mencapai Rp1.470,41 miliar bersumber dari pajak hotel, pajak restoran dan pajak hiburan.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Penerimaan retribusi daerah tertinggi sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 diperoleh Pemda Kabupaten Badung mencapai Rp65,10 miliar yang bersumber

(26)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 15 dari sektor pariwisata seperti retribusi tempat penjualan minuman beralkohol, retribusi tempat rekreasi, retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan retribusi jasa usaha. c) Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2018, penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tertinggi diperoleh Pemda Kabupaten Badung dan Provinsi Bali. Ini bersumber dari bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD) yaitu PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, PT. Puri Raharja, PT. Asuransi Bangun Askrida sebesar Rp168,2 miliar.

d) Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2018, penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah tertinggi diperoleh Pemda Provinsi Bali mencapai Rp217,79 miliar. Kenaikan yag utama disebabkan oleh pendapatan bunga deposito Rp15 miliar, pendapatan denda pajak Rp34 miliar.

2. Pendapatan Transfer

Pendapatan transfer Pemerintah Daerah Se-Provinsi Bali sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 sekitar Rp12.622,33 miliar, bersumber dari Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan, Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya, Transfer Pemerintah Daerah Lainnya/Provinsi, dan Transfer Bantuan Keuangan.

Pemda Provinsi Bali memperoleh realisasi pendapatan transfer tertinggi mencapai Rp1.388,62 miliar, tetapi jika dilihat dari perbandingan dengan pagu Kabupaten Jembrana memiliki persentase realisasi yang tertinggi sebesar 53,62%. Terjadi perubahan penyaluran bantuan keuangan khusus (BKK). Pada tahun-tahun sebelumnya, BKK untuk enam kabupaten yang bersumber dari PHR Kabupaten Badung disalurkan melalui Pemprov Bali. Mulai Tahun 2018, Pemkab Badung

(27)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 16 menyalurkan langsung ke enam kabupaten tersebut. Penurunan anggaran BKK terjadi di APBD Provinsi Bali cukup besar disebabkan adanya perubahan kebijakan Pemkab Badung terkait BKK untuk enam kabupaten lainnya di Bali, yang pada tahun 2017 sebesar Rp286 Miliar lebih. Selain di atas, juga adanya tambahan Dana Insentif Daerah sebesar Rp274 miliar karena opini WTP dari BPK dan perbaikan tata kelola. 3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Pendapatan Hibah, Pendapatan dari Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya. Sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah lingkup Provinsi Bali mencapai Rp306,02 miliar.

Pemda dengan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah tertinggi adalah Kabupaten Tabanan yakni mencapai Rp61,03 miliar, sedangkan Kabupaten

Karangasem memperoleh persentase realisasi tertinggi jika dibandingkan dengan pagu anggarannya yaitu sebesar 60,97%.

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 Belanja Pegawai merupakan belanja dengan nominal realisasi tertinggi sebesar Rp3.694,88 miliar, sekitar 41,67% dari pagu anggarannya.

Rasio belanja pegawai terhadap total belanja

Komposisi SDM pada BLUD lingkup Provinsi Bali Tahun 2018

Selain BLU, di wilayah Bali juga terdapat beberapa BLUD yang seluruhnya masuk dalam jenis layanan kesehatan. Salah satu unsur pola tata kelola BLUD adalah pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Pengelolaan SDM berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif, dan produktif. Pemenuhan SDM secara kuantitatif merupakan kegiatan awal pengelolaan SDM. Berdasarkan data dalam grafik, terdapat hal menarik dimana RSUD Buleleng tercatat memiliki pegawai Non PNS sebesar 61,61% dari total 1.305 orang pegawainya dan tercatat sebagai BLUD dengan jumlah pegawai terbanyak dibandingkan BLUD lainnya lingkup Provinsi Bali. Jika diteliti lebih lanjut, dengan jumlah bed sebanyak 336 buah maka jumlah ideal pegawai di RSUD Buleleng adalah 739 orang (336×2+10%). Dengan demikian, RSUD Buleleng memiliki kelebihan pegawai sebanyak 581 orang atau mengalami “obesitas pegawai”.

(28)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 17 daerah mencapai 59,03%, dikarenakan adanya pembayaran THR sedangkan belanja bantuan sosial dengan realisasi paling rendah yaitu sekitar Rp25,89 miliar memiliki rasio hanya sebesar 0,41%. Ini menandakan bahwa di Provinsi Bali pada periode Triwulan II Tahun 2018, belanja yang bersifat konsumtif jauh lebih tinggi dibandingkan belanja produktif.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Hampir seluruh pemda lingkup Provinsi Bali telah mengalokasikan anggaran bidang pendidikan diatas 20% dari belanja daerahnya sesuai dengan amanat UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hanya Pemda Buleleng (16,96%), Denpasar (14,45%), dan Badung (11,70%) yang

belum memenuhi alokasi minimal 20%. Sedangkan untuk alokasi belanja di bidang kesehatan sesuai amanat UU No 36/2009 tentang Kesehatan, hanya Pemda Badung (9,10%) yang belum memenuhi alokasi minimal 10%.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018

Untuk menentukan prognosis realisasi APBD di Provinsi Bali, yang menjadi pertimbangan, yaitu pertama, target asumsi makro ekonomi sesuai Kebijakan Umum APBD Tahun 2018 antara lain: target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,60 - 7,20%, tingkat kemiskinan sebesar 2,60 - 2,80%, inflasi sebesar 5,35 - 5,76%, PDRB per Kapita sebesar 43,04 - 45,11 jt/th, Gini Rasio sebesar 0,330 - 03,350, dan IPM sebesar 74,03 - 74,47. Kedua, berdasarkan kebijakan fiskal terkait optimalisasi pendapatan daerah. Peningkatan pendapatan asli daerah terutama didorong oleh kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan sumber pendapatan yang bersumber dari pajak Hotel, pajak Restauran, dan pajak Hiburan. Pendapatan transfer masih menyumbang bagian terbesar dari pendapatan daerah yakni mencapai 54,82%. Jika dilihat perbandingan pendapatan transfer yang diperoleh dengan kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghasilkan PAD, dikhawatirkan terjadi flypaper effect di hampir semua pemda di Provinsi Bali mengingat ketergantungan Pemerintah Daerah di Provinsi Bali terhadap dana transfer dari pusat cukup besar di tahun 2018 (kontribusi PAD terhadap belanja daerah tergolong rendah, tidak mencapai 50%). Hal yang tidak terduga lainnya adalah terjadi defisit APBD Provinsi Bali sebesar 11% karena PAD tidak memenuhi target dan belanja pegawai THR-tunjangan kinerja yang belum dialokasikan, sehingga perlu APBD Perubahan yang akan dilaksanakan pada masa

(29)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan APBD 18 bakti Gubernur Baru yang dilantik tanggal 17 September 2018. Berdasarkan target pendapatan daerah, realisasi pendapatan Triwulan II, dan ditambah dengan pelaksanaan kegiatan IMF-WB Annual Meetings 2018 yang akan dihadiri 17.000 delegasi diperkirakan meningkatkan realisasi pendapatan daerah Provinsi Bali. Dengan kondisi capaian realisasi pendapatan sampai dengan 30 Juni 2018, menggunakan analisis forecasting metode regresi linier diperkirakan capaian realisasi pendapatan daerah sampai dengan Triwulan IV Tahun 2018 sekitar 95,74%.

Dengan realisasi belanja dan transfer sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 masih sekitar 33,31% diperkirakan sampai akhir Tahun 2018 realisasinya 86,44%. Tahun anggaran 2018 merupakan tahun terakhir implementasi RPJMD Provinsi Bali tahun 2013-2018, anggaran yang disusun telah berorientasi pada akselerasi penuntasan program Bali Mandara.

Tabel Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bali Sampai Dengan TW II Tahun 2018

Uraian Pagu

(Miliar Rupiah)

Realisasi s.d. Triwulan II Perkiraan Realisasi

s.d. Triwulan IV Rp. (Miliar) % Realisasi Terhadap Pagu Rp. (Miliar) % Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu** Pendapatan Daerah 25.442,87 11.417,12 44,87% 24.359,00 95,74% Belanja dan Transfer Daerah 27.822,45 9.266,45 33,31% 24.049,73 86,44% Surplus/Defisit (2.379,59) 2.150,68 (90,38%) (1.138,63) 47,85%

(30)
(31)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 19 IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian

Tabel Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian

Tingkat Wilayah Provinsi Bali s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam Miliar Rupiah)

Uraian 2018 2017

Pusat Daerah Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi

Pendapatan Negara 5.317,62 5.286,43 10.604,05 17,34% 9.036,76

Pendapatan Perpajakan 4.508,25 3.551,09 8.059,34 9,61% 7.352,59 Pendapatan Bukan Pajak 809,37 1.300,94 2.110,30 42,43% 1.481,61 Hibah 0 306,02 306,02 734,31% 36,68 Transfer 0 6.259,07* 128,38 (22,61%) 165,88 Belanja Negara 3.689,71 9.266,45 12.956,15 24,17% 10.434,26 Belanja Pemerintah 3.689,71 7.427,55 11.117,25 19,33% 9.316,06 Transfer 6.130,70* 1.838,90 1.838,90 64,45% 1.118,20 Surplus/(Defisit) 1.627,92 (3.980,02) (2.352,10) 68,31% (1.397,50) Pembiayaan 0 1.733,43 1.733,43 175,75% 628,62 Penerimaan Pembiayaan Daerah 0 1.779,04 1.779,04 175,17% 646,53 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0 45,61 45,61 154,68% 17,91 SILPA/(SIKPA) 1.627,92 (2.246,59) (618,67) (19,54%) (768,88)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bali Triwulan II 2018 (diolah) * Catatan :

Seluruh Pengeluaran Transfer pemerintah pusat sampai dengan Triwulan II 2018 sebesar Rp6.130,70 miliar dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Pendapatan Konsolidasian mengalami kenaikan sebesar 17,34% dari periode sebelumnya sebesar Rp10.604,05 miliar. Kenaikan ini disebabkan adanya hibah daerah (naik 734,31%) untuk KPU, Bawaslu dan Polres dalam rangka pelaksanaan pilkada serentak Tahun 2018 (Gubernur Provinsi Bali, Bupati Kab. Gianyar, dan Bupati Kab. Klungkung). Untuk Belanja Konsolidasian mengalami kenaikan sebesar 24,17% dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini karena kenaikan belanja Pemerintah untuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) dan Dana Insentif Daerah.

B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan konsolidasian sampai dengan Triwulan II Tahun 2018 didominasi oleh Pendapatan Pajak (Rp8.059,34 miliar) dan PNBP (Rp2.110,30 miliar). Pendapatan Perpajakan mengalami peningkatan disebabkan adanya pertumbuhan ekonomi khususnya di bidang pariwisata pasca erupsi Gunung Agung (dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 52%). Selain itu terdapat pula perbaikan upaya pemungutan pajak daerah dan retribusi (di Kab. Tabanan sudah diterapkan e-parkir), namun jika dilihat dari porsinya tercatat mengalami

(32)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 20 penurunan yakni dari 81,36% menjadi 76,00%. Pendapatan Bukan Pajak mengalami peningkatan secara porsi naik dari 16,40% menjadi 19,90%. Peningkatan Pendapatan Bukan Pajak didorong dengan upaya peningkatan layanan Satker BLU antara lain: pengembangan sistem teknologi berbasis online (SIMDOS, SIMPEG, SIMDIR, SILUNA, dan billing system), peningkatan sarana dan prasarana fasilitas medik (ruang dan peralatan khusus jantung, tranplantasi ginjal dan terapi oksigen hiperbarik).

Pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kontribusi yang hampir seimbang terhadap Pendapatan Konsolidasian Provinsi Bali, dimana Pendapatan Pemerintah Pusat tercatat sebesar Rp5,32 triliun memberi kontribusi sebesar 50,14% sedangkan Pendapatan Pemerintah Daerah tercatat sebesar Rp5,29 triliun memberi kontribusi sebesar 49,86%. Pada Grafik Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah tercatat hanya Pendapatan Perpajakan didominasi oleh Pendapatan Pemerintah Pusat, sedangkan Pendapatan Bukan Pajak, Hibah dan Transfer didominasi oleh Pemerintah Daerah. 2. Analisis Perubahan

Pendapatan Konsolidasian sampai dengan Triwulan II 2018 tercatat sebesar Rp10.604,05 miliar, meningkat sebesar Rp1.567,29 miliar (17,34%) dibanding periode Triwulan II 2017 yang dipengaruhi oleh pendapatan perpajakan, pendapatan bukan pajak dan pendapatan hibah yang meningkat. Pendapatan Perpajakan meningkat sebesar 9,61%.

Kenaikan ini terjadi seiring naiknya pertumbuhan ekononi dan optimalisasi penerimaan negara di bidang perpajakan, namun kenaikannya tidak signifikan dalam penerimaan pajak. Berbeda dengan Pendapatan Bukan Pajak yang mengalami peningkatan sebesar 42,43%, paling dominan

dipengaruhi oleh pendapatan denda pajak daerah dan pendapatan denda retribusi. Pendapatan Hibah naik seiring dengan meningkatnya penerimaan hibah untuk Pilkada 2018. Sementara Pendapatan Transfer mengalami penurunan sebesar 22,61% yang dipengaruhi oleh penurunan alokasi Dana Desa akibat penurunan jumlah penduduk

(33)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 21 miskin di seluruh kabupaten/kota di Bali serta penyaluran DAK Fisik Tahap I yang belum optimal karena kelemahan perencanaan di Pemda.

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian

Tabel Realisasi Pendapatan Konsolidaian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Bali Semester I Tahun 2017 dan 2018

Uraian Semester I 2017 Semester I 2018

Realisasi Kenaikan Realisasi Kenaikan

Penerimaan Perpajakan 7.352,59M 59,07% 8.059,34M 9,61% PNBP 1.481,61M 20,26% 2.110,30M 42,43% Total 8.834,20M 50,90% 10.169,65M 15,12% PDRB/Pert. Ekonomi 103,97T 10,21% 114,72T 10,34%

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bali Semester I Tahun 2018, BPS (data diolah)

Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh terhadap naiknya realisasi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi naik sebesar 9,31% dan pendapatan Pemerintah naik 15,12%. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif terhadap kenaikan pendapatan konsolidasian Pemerintah.

C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Porsi terbesar Belanja Konsolidasian tercatat pada Belanja Pegawai sebesar Rp5.620,42 miliar, diikuti oleh Belanja Barang sebesar Rp3.481,43 miliar. Hal ini mengindikasikan belanja operasional masih mendominasi di wilayah Provinsi Bali. Tingginya belanja pegawai pada Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh jumlah pegawainya. Untuk dapat menekan belanja pegawai, pemerintah daerah perlu melakukan rasionalisasi jumlah pegawai dengan melakukan analisis beban kerja.

Tax Ratio Konsolidasian Mengalami Perlambatan

Pada triwulan II 2018 tax ratio konsolidasian mengalami perlambatan. Pendapatan perpajakan konsolidasian pada

semester I 2018 mampu tumbuh 9,61%. Tax ratio konsolidasian mengalami penurunan yakni dari 7,07% pada

semester I tahun 2017 menjadi 7,02 pada semester I 2018. Penurunan tax ratio ini dikarenakan pertumbuhan

pendapatan pajak lebih rendah dari PDRB yang sebesar 10,34. Untuk meningkatkan tax ratio maka aparat pajak harus

melakukan extra effort untuk menggali dan mengoptimalkan potensi pajak di Bali.

Tabel Pendapatan Perpajakan Konsolidasian terhadap PDRB

Uraian Semester I 2017 Semester I 2018

Pendapatan Perpajakan 7.352,59M 8.059,34M

PDRB 103,97T 114,72T

Tax Ratio 7,07 7,02

(34)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 22 2. Analisis Perubahan

Belanja dan Transfer Pemerintah Konsolidasian secara agregat mengalami kenaikan sebesar Rp2.521,89 miliar (24,17%). Dilihat dari nominalnya, belanja pegawai tercatat mengalami kenaikan paling tinggi dipengaruhi oleh realisasi belanja Tunjangan Hari Raya (THR). Dilihat dari persentase peningkatannya, belanja bunga tercatat mengalami persentase peningkatan paling tinggi (106,85%) dibandingkan periode sebelumnya, khususnya untuk Pemda Kab. Tabanan dan Karangsem.

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional

Tabel Rasio Realisasi Belanja dan Transfer Konsolidasian Pempus dan Pemda di Wilayah Provinsi Bali Semester I Tahun 2017 dan 2018

Uraian Semester I 2017 Semester I 2018

Belanja 7.352,59M 8.059,34M

Transfer 1.481,61M 2.110,30M

Belanja dan Transfer 8.834,20M 10.169,65M

PDRB/Pert. Ekonomi 103,97T 114,72T

Rasio Belanja & Transfer thd

PDRB 8,49% 8,87%

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bali Triwulan II Tahun 2018, BPS(diolah)

Rasio belanja dan transfer pemerintah terhadap PDRB Provinsi Bali tercatat mengalami peningkatan dari 8,49% pada semester I 2017 menjadi 8,87% pada semester I 2018, menunjukkan kenaikan tingkat produktivitas dan efektivitas belanja dan transfer Pemda, dan ketepatan kebijakan fiskal yang berdampak positif terhadap kenaikan PDRB.

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto

Sampai dengan akhir triwulan II 2018, Provinsi Bali tercatat mengalami surplus LO sebesar Rp1.316,15 miliar. Hal ini menandakan bahwa pendapatan yang diterima di Bali telah mampu membiayai seluruh belanja/beban yang ada. Berikut adalah ringkasan Laporan Operasional sebagai salah satu komponen Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah Provinsi Bali s.d. Triwulan II Tahun Pelaporan 2018:

(35)

Perkembangan dan Analisis Pelaksanaan Anggaran Konsolidasian 23 Kegiatan Operasional Pendapatan Operasional 21.652.074.522.579 Perpajakan 8.208.859.097.786 PNBP 7.384.673.710.268 Transfer 6.014.699.524.569

Lain-lain Pendapatan yang Sah 43.842.189.956

Beban Operasional 20.352.322.390.448

Beban Pegawai 5.893.944.722.292

Beban Persediaan 308.068.561.131

Beban Barang dan Jasa 2.794.257.179.346

Beban Pemeliharaan 119.217.422.160

Beban Perjalanan Dinas 138.899.214.809

Beban Barang dan Jasa BLU 315.643.793.564

Beban Barang untuk diserahkan kepada Masyarakat 60.750.971.862

Beban Subsidi 630.955.000

Beban Hibah 1.160.563.092.606

Beban Bantuan Sosial 30.343.249.150

Beban Penyusutan dan Amortisasi 1.758.349.947.208

Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 209.281.520.887

Beban Transfer 7.557.779.639.502

Beban Bunga 4.592.120.930

Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Operasional 1.299.752.132.131

Kegiatan Non Operasional

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 1.414.499.450

Beban Pelepasan Aset Non Lancar 13.703.711.300

Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Non Operasional (12.289.211.850)

Kegiatan Non Operasional Lainnya

Pendapatan Kegiatan Non Operasional Lainnya 61.562.419.301

Beban Kegiatan Non Operasional Lainnya 32.876.538.578

Surplus/(Defisit) Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 28.685.880.723

Surplus/(Defisit) LO 1.316.148.801.004

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Bali Triwulan II Tahun 2018 (diolah) 1.Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 10,36 triliun rupiah

PDRB 114,72 triliun rupiah

Kontribusi Belanja Pemerintah terhadap PDRB 10,36% Sumber : BPS Prov. Bali

Kontribusi belanja pemerintah dalam PDRB di Provinsi Bali tercatat sebesar 10,36% menunjukkan bahwa APBN dan APBD dapat menjadi stimulus fiskal yang berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Bali.

2. Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 37,36 triliun rupiah

PDRB 114,72 triliun rupiah

Kontribusi Investasi Pemerintah terhadap PDRB 32,57% Sumber : BPS Prov. Bali

Kontribusi investasi pemerintah dalam PDRB di Provinsi Bali (sebesar 32,57%) sangat berpengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa investasi Pemerintah, khususnya belanja modal dari proyek infrastruktur di Bali menjadi stimulus fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Provinsi Bali. Kontribusi investasi pemerintah yang lebih tinggi dari kontribusi belanja pemerintah terhadap PDRB menunjukkan bahwa kondisi perekonomian di wilayah Provinsi Bali relatif baik.

(36)
(37)

Berita/Isu Fiskal Regional Terpilih 24 V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH

A. Perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Bali

Di bagian awal disampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali Triwulan II 2018 naik karena semua Lapangan usaha naik, kecuali pertumbuhan ekspor yang tidak dapat mengimbangi tingginya pertumbuhan impor. Sampai dengan Triwulan II

2018, nilai ekspor mencapai USD 128,2 juta, lebih tinggi dibandingkan Triwulan II 2017 yang sebesar USD 121,7 juta. Dari grafik perkembangan ekspor terlihat kenaikan ekspor pada triwulan II 2018 tumbuh 5,27% (yoy) dibandingkan triwulan II 2017. Komoditas ekspor utama dari Bali adalah perikanan (25,46%), perhiasan (17,48%) dan pakaian jadi (16,36)%.

Untuk nilai impor mencapai USD 81,8 juta sampai dengan triwulan II 2018, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di Tahun 2017 yang sebesar USD 52,1 juta. Dari grafik perkembangan impor terlihat kenaikan impor pada triwulan II 2018 yang tumbuh sebesar 39,98% (yoy) dibandingkan triwulan II 2017. Komoditas utama impor adalah barang konsumsi (67%), bahan baku (27%) dan barang modal (6%). Dominasi impor barang konsumsi berarti impor yang dilakukan kurang produktif sehingga perlu dipikirkan subsitusi barang impor untuk mengurangi devisa. Hal inilah yang mesti diupayakan oleh sektor riil dalam mengatasi masalah defisit transaksi berjalan.

(38)

Berita/Isu Fiskal Regional Terpilih 25 B. Persiapan IMF & World Bank Annual Meeting 2018

Ajang pertemuan ekonomi tingkat dunia ini akan dihadiri sekitar 17.000 delegasi dari 189 negara pada 8-14 Oktober 2018. Adapun persiapan infrastruktur dibawah ini: Bandara I Gusti Ngurah Rai

Pemerintah meminta Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk meningkatkan kapasitasnya. Saat ini Bandara I Gusti Ngurah Rai tengah memulai persiapan pengembangan beberapa fasilitas utamanya. Pengembangan beberapa fasilitas utamanya, antara lain landas pacu (runway), parkir pesawat dan terminal penumpang dengan biaya mencapai Rp2,2 triliun yang bersumber dari kas internal perusahaan, pinjaman, dan obligasi. Jam operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai pun nantinya akan menjadi 24 jam. Pihak bandara harus melakukan reklamasi di arah Barat seluas 81 hektar.

Pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai

Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM)

Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini telah

memulai pekerjaan pembangunan

Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai,

Kabupaten Badung, Bali. Dari hasil studi kelayakan (FS), kehadiran Underpass dapat mengurangi kemacetan hingga 50 persen dari kondisi semula. Kontrak pekerjaan sudah ditandatangani pada 26 September

2017, dengan nilai Rp168 miliar. Underpass akan memiliki panjang 712 meter, lebar 17

meter, dan tinggi 5,2 meter. Progres

pembangunan Underpass Simpang Tugu Ngurah Rai Tuban terus berjalan. Tampak akan segera rampung, keseluruhan pembangunan saat ini sudah mencapai 92 persen.

Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung ( MYC )

Proyek Revitalisasi TPA Regional Sarbagita Suwung merupakan salah satu persiapan untuk mengamankan Bali. Sampah rencananya akan ditangani dalam dua proyek, yakni sanitary landfill management dan waste to energy. Perkembangan Proyek saat ini Pekerjaan Penataan dan Penutupan TPA Existing Realisasi sudah 28,50%, lebih progresif dari rencana awal sebesar 10,38 persen. Adapun target rampung adalah pada Oktober 2019 yang diharapkan TPA ini menjadi ecopark.

(39)

GEDUNG KEUANGAN NEGARA I

Jl. Dr. Kusuma Atmaja Renon Denpasar 80235 Telp. (0361) 235051 ; Fax : (0361) 222844 Email : kanwildjpbbali@kemenkeu.go.id

Gambar

Grafik 1.1.   Laju Pertumbuhan PDRB Triwulanan Provinsi Bali Menurut
Tabel Upaya Satker BLU Meningkatkan Pelayanan
Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Bali s.d. Triwulan IV Tahun 2018  Uraian
Tabel Realisasi APBD Lingkup Provinsi Bali
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia dalam konsep Bani Adam, adalah sebuah usaha pemersatu (persatuan dan kesatuan) tidak ada perbedaan sesamanya, yang

Dari penelusuran dan penelitian hingga penulisan artikel ini, penulis menemukan identitas Islam yang dipengaruhi kawasan-kawasan tertentu di Indonesia: Islam Nusantara,

Tanaman karet di desa tersebut, merupakan tanaman unggulan program pengkayaan oleh pemerintah, tanaman karet menjadi unggulan karena lebih menghasilkan dari tanaman lain yang ada,

PP Nomor 66 tahun 2010 yang menjadi peraturan yang digunakan saat masa transisi Universitas Indonesia dari BHMN ke bentuk baru sebelum UU Nomor 12 tahun 2012 disahkan

Abstrak—Fungsi hash dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit bilangan acak semu karena pada tiap pemrosesan blok pesan, dihasilkan nilai message digest yang jauh

“Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) membangun tegakan konservasi ex-situ pada tahun 2005 namun pertumbuhannya belum pernah dievaluasi. Tujuan penelitian ini adalah i) untuk

Pada proses Open-Hearth ( dapur Siemens Martin ) digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat atau cair dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge).. Pada