• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Ada dua hal yang akan dideskripsikan dalam sub judul ini, yaitu setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Setting penelitian mendeskripsikan gambaran tempat dan waktu dilaksanakannya penelitian, sedangkan karakteristik subjek penelitian mendeskripsikan kondisi siswa dan guru baik secara umum maupun secara khusus terhadap guru dan siswa yang dipilih sebagai responden di SD N Blaru 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Deskripsi selengkapnya sebagai berikut.

3.1.1 Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD N Blaru 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Lokasi SD N Blaru 02 adalah di jalan Mr. Iskandar gang III desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Sebagai sekolah di pinggir perkotaan, sekolah ini mempunyai fasilitas yang mendukung proses pembelajaran. Sarana dan prasarana di SD N Blaru 02 sudah cukup lengkap. Sarana yang dimiliki SD N Blaru 02 yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang kantor guru,1 ruang kepala sekolah, 1 lokal gedung perpustakaan, 1 ruang pembelajaran, 1 ruang alat peraga, 1 ruang UKS, 2 buah kamar mandi/ WC untuk guru dan 2 buah kamar mandi/ WC untuk siswa, kantin sekolah, tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang setiap aktivitas siswa. Tahun pelajaran 2016/2017 ini SD N Blaru 02 menerapkan 2 Kurikulum, yaitu kelas II, III, V dan VI menerapkan KTSP sedangkan kelas I dan IV menerapkan Kurikulum 2013.

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran matematika. Siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober, 3, dan 4 November 2016. Siklus II juga terdiri dari tiga kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7, 10, dan 11 November 2016. Rencana jadwal pelaksanaan tindakan penelitian secara rinci tersaji dalam tabel 3.1 berikut.

(2)

27

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

September Oktober November 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 Perencanaan Pelaksanaan Siklus I Analisis refleksi I Pelaksanaan Siklus II Analisis refleksi II Penulisan laporan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD N Blaru 02 Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Jumlah keseluruhan siswa saat ini adalah 196 siswa yang terdiri dari 98 siswa laki-laki dan 98 siswa perempuan. Sedangkan kelas 5 berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Kondisi sosial ekonomi orang tua sebagian besar berprofesi sebagai pedagang dan buruh pabrik. Karena orang tua siswa terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga dalam belajar di rumah siswa tidak mendapatkan bimbingan dari orang tuanya secara baik. Kondisi tersebut berdampak terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Akibatnya siswa cenderung terbiasa tidak belajar dan sering lupa tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru. Karakterisktik siswa merupakan salah satu faktor eksternal yang menunjang keberhasilan sebuah pembelajaran.

3.2 Variabel Penelitian

Macam variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu: a. Variabel Bebas

Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dari hasil kajian teori dan hasil kajian penelitian yang relevan, model pembelajaran Creative Problem Solving mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika. Jadi, variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (X).

(3)

28

Metode Creative Problem Solving atau metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi merupakan suatu metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Guru hendaknya dapat merangsang siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model Creative Problem Solving ini, siswa mampu mengklarifikasi masalah yang tumbuh untuk dibahas bersama kelompok dengan taraf kemampuan berpikirnya. Setelah mengklarifikasi masalah, siswa kemudian menungkapkan pendapat masing-masing dalam menyelesaikan soal cerita dan mendiskusikannya. Langkah selanjutnya adalah evaluasi dan pemilihan. Dalam kegiatan ini siswa bersama kelompoknya mendiskusikan dan menentukan alternatif jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Langkah terakhir adalah implementasi. Setiap kelompok memilih cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dari pemberian perlakuan berdasarkan variabel bebas dengan penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving diperoleh proses dan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita yang meningkat. Maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses dan hasil belajar matematika dalam menyelesaikan soal cerita (Y). Hasil belajar dalam hal ini merupakan nilai pengetahuan yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran sehingga akan diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

3.3 Jenis dan Prosedur Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya. Prosedur penelitian dilakukan dengan menyusun langkah-langkah penelitian mulai dari perencanaan, pengambilan informasi dan data sampai kepada pengolahan dan analisis data.

(4)

29

3.3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Rafi′uddin, 1996) penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Pada hakekatnya model Kemmis dan McTaggart berupa perangkat-perangkat atau untaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah berdasar pada model PTK ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri.

Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik, (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya, serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi dimana praktik tersebut dilaksanakan.

(5)

30

Model yang digunakan dalam penelitian ini menurut Kemmis dan McTaggart (dalam Rafi′uddin, 1996) adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Bagan Tahap Pelaksanaan PTK Model PTK Kemmis dan McTaggart

3.3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Model Creative Problem Solving merupakan penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa melakukan penyelidikan dengan strateginya sendiri untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasi masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, serta membuat kesimpulan.

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Creative Problem Solving:

(6)

31

3.3.2.1Rencana Tindakan Siklus I a. Perencanaan

1)Menentukan kelas yang diteliti, waktu penelitian, dan teman sejawat. 2) Merumuskan tujuan pembelajaran sesuai SK, KD, dan indikator.

3) Menyusun RPP untuk siklus I dengan menerapkan model Creative Problem Solving.

4) Mempersiapkan media pembelajaran.

5) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi dengan caramenyusun dan mengisi kolom pernyataan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk siswa dan teman sejawat untuk mengamati selama proses pembelajaran berlangsung.

6) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. 7) Menyerahkan RPP kepada teman sejawat SD N Blaru 02.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini ada tiga tahap, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Pertemuan pertama, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tujuanpembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Creative Problem Solving dalam mempelajari matematika materi menentukan rumus luas trapesium dan layang-layang. Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi menentukan rumus luas trapesium dan layang-layang serta melakukan refleksi kegiatan pembelajaran.

Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi kegiatan pada pertemuan kedua adalah menemukan rumus mencari tinggi, alas bangun datar trapesium dan layang-layang, serta diagonal layang-layang dengan

(7)

32

cara menurunkan dari rumus pokok. Siswa melakukan diskusi tentang materi rumus menemukan rumus mencari tinggi, alas bangun datar trapesium dan layang-layang, serta diagonal layang-layang dengan cara menurunkan dari rumus pokok.

Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus I dan guru menutup pembelajaran dengan salam dan do’a.

c. Observasi

Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaransesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Selain dengan lembar observasi, tindakan observasi juga didokumentasikan melalui foto sebagai bukti nyata hasil penelitian. Foto tersebut meliputi dokumentasi aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran. d. Refleksi

Pada tahap refleksi data yang telah dikumpulkan berupa lembar observasi, dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar siklus I, apakah sudah ada peningkatan proses dan hasil belajar matematika menggunakan model Creative Problem Solving dan mengambil simpulan hasil pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ditemui. Kekurangan pada siklus I tersebut akan dijadikan acuan pada pembelajaran siklus.

3.3.2.2 Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan pembelajaran pada silkus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar matematika dari refleksi hasil belajar siklus I. Pelaksanaan siklus II merupakan upaya perbaikan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan siklus I. Sama halnya dengan pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II ada empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini

(8)

33

tahapan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model Creative Problem Solving.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus II kegiatan perencanaan yang disusun sama dengan kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus 1, namun pada siklus II terdapat kegiatan pembelajaran yang melengkapi kekurangan pada siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan

Sama seperti pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pada siklus II pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.

Pertemuan pertama ada tiga tahap kegiatan, yaitu tahap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan memotivasi siswa agar timbul rasa antusias dalam pemahaman materi yang akan disampaikan oleh guru. Dalam kegiatan inti, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model Creative Problem Solving dalam mata pelajaran matematika materi memecahkan masalah yang berhubungan dengan luas bangun datar trapesium. Selanjutnya dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat simpulan tentang materi memecahkan masalah yang berhubungan dengan luas bangun datar trapesium.

Pertemuan kedua, pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan apersepsi yang berkaitan dengan materi kegiatan pembelajaran yang lalu. Materi kegiatan pada pertemuan kedua adalah memecahkan masalah yang berhubungan dengan luas bangun datar layang-layang. Siswa melakukan diskusi tentang materi memecahkan masalah yang berhubungan dengan luas bangun datar layang-layang.

Pertemuan ketiga, guru melakukan evaluasi siklus II dan guru menutup pembelajaran dengan salam dan do’a.

c. Observasi

Pada tahap observasi dilakukan oleh teman sejawat. Melalui lembar observasi, teman sejawat mengamati dan mengisi setiap kolom lembar observasi sesuai dengan pernyataan yang sudah disusun. Teknik observasi digunakan untuk mengamati serta mengetahui aktivitas dan keaktifan siswa dalam proses

(9)

34

pembelajaran serta kegiatan guru dalam pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

d. Refleksi

Tahap refleksi siklus II dilaksanakan seperti tahap refleksi siklus I, yaitu mengkaji dan menganalisis hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah dilakukan.

Pada tahap refleksi siklus II data yang telah dikumpulkan berupa lembar observasi, dokumentasi dikaji dan dianalisis serta mengevaluasi hasil belajar siklus II untuk mengetahui apakah sudah ada peningkatan proses dan hasil belajar matematika dari siklus I ke silkus II, serta menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving. Hasil refleksi ini berguna untuk menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilaksanakan.

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup penelitian.

Untuk mengumpulkan data, diperlukan cara yang tepat dengan menggunakan alat, perangkat atau alat bantu yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data yang diharapkan karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630) bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

(10)

35

pekerjaannya lebih mudah, dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

3.4.1 Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis data dan sumber data. a. Jenis Data

Menurut Iskandar (2011:75) dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Data Kualitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru serta catatan lapangan yang didapat selama pembelajaran berlangsung.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini antara lain : 1. Guru

Sumber data guru berasal dari observasi aktivitas guru dalam pembelajaran dan hasil wawancara dari siklus pertama sampai siklus terakhir.

2. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil evaluasi individu dan hasil observasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Data Dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes dan catatan lapangan tentang pembelajaran sebelum dilakukan tindakan.

4. Catatan Lapangan

Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari data aktivitas siswa dan aktivitas guru selama proses pembelajaran matematika.

5. Jurnal

Sumber data berupa jurnal digunakan untuk mengetahui data-data hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis.

(11)

36

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes.

a. Metode Observasi

Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati (Poerwanti dkk, 2008: 3-22). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan untuk mengetahui data aktivitas siswa serta ketrampilan guru selama proses pembelajaran matematika berlangsung.

b. Metode Dokumentasi

Dokumen artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto maupun video.

c. Metode Tes

Tes adalah pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu maupun kelompok. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus II.

3.5 Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan

(12)

37

diuji validitasnya berdasarkan content validity dan expert judgement. Content validity dilakukan dengan menyesuaikan instrumen (post test) dengan kurikulum yang dipakai, sedangkan expert judgement dilakukan dengan cara instrumen divalidasi oleh ahli. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Instrumen Observasi

Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar siswa. Lembar observasi diisi oleh teman sejawat dengan memberi tanda (√) pada setiap indikator penilaian aktivitas guru dan siswa. Menurut Sobry Sutikno (2009:134) Checklist adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati. Ada bermacam-macam aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek, kemudian observer tinggal memberikan tanda cek pada tiap-tiap aspek tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya. Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan model Creative Problem Solving. Kegiatan observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II. Kisi–kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan model Creative Problem Solving adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru N o Aspek yang diamati Indikator No. item 1 Kegiatan awal 1. Guru memberikan salam dan mengajak

berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing, serta berkomunikasi tentang kehadiran siswa.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 3. Guru menstimulus siswa dengan

mengajukan pertanyaan

1

2 3

(13)

38 Kegiatan inti a. Klarifikasi masalah b. Pengungkapan pendapat (Brainstorming) c. Evaluasi dan seleksi d. Implementasi

4. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-7 siswa.

5. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok siswa, untuk kemudian dipelajari oleh setiap kelompok.

6. Guru memberikan penjelasan tentang permasalah yang akan dibahas/ dipecahkan bersama kelompoknya.

7. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya tentang strategi apa yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah.

8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS secara mandiri.

9. Guru membimbing siswa bebas mengungkapkan pendapat masing-masing dalam menyelesaikan masalah dan mendiskusikan dengan kelompoknya. 10.Guru membimbing siswa dalam

mendiskusikan hasil LKS dengan kelompoknya, serta memilih cara yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.

11.Guru meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan dikelompoknya ke depan kelas dengan menggunakan strategi sesuai dengan kreatifitasnya.

12.Guru memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa baik individu maupun kelompok. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kegiatan akhir 13.Guru menguatkan kesimpulan yang

diperoleh sesuai hasil kerja kelompok maupun individu.

14.Guru memberikan PR/ tugas yang berkaitan dengan materi yang dibahas. 15.Guru menginformasikan materi selanjutnya

dan meminta siswa untuk mempelajari dirumah

13 14 15

(14)

39

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Lembar Observasi Tindakan Siswa

N o Aspek yang diamati Indikator No. item 1 Kegiatan awal 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang tujuan pembelajaran.

2. Siswa merespon pertanyaan-pertanyaan dari guru. 1 2 2 Kegiatan inti a. Klarifikasi masalah b. Pengungkapan pendapat (Brainstorming) c. Evaluasi dan seleksi d. Implementasi

3. Siswa mendengarkan penjelasan tentang permasalah yang akan dibahas/ dipecahkan bersama kelompoknya.

4. Siswa mencatat keterangan-keterangan penting yang diberikan guru.

5. Siswa mempelajari LKS yang diberikan oleh guru.

6. Siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya tentang strategi apa yang akan digunakan dalam penyelesaian masalah.

7. Siswa berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan mengerjakan LKS secara mandiri.

8. Siswa bebas mengungkapkan pendapat dalam menyelesaikan masalah dan mendiskusikannya dengan kelompok masing-masing.

9. Siswa mendiskusikan hasil LKS bersama kelompoknya.

10.Siswa memilih pemecahan masalah yang tepat dalam kelompok.

11.Siswa mempresentasikan hasil yang telah didiskusikan dikelompoknya ke depan kelas dengan menggunakan strategi sesuai dengan kreatifitasnya. 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Kegiatan akhir 12.Siswa membuat kesimpulan berdasarkan pemecahan yang dipilih oleh kelompok.

12

Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas, baik guru maupun siswa digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2010:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

(15)

40

(1). Menghitung rentang data

R = rentang data

Skor maximal = skor tertinggi yang diperoleh Skor minimal = skor terendah yang diperoleh

Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), sementara skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).

(2). Menghitung Jumlah Kelas Interval

n merupakan jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian. (3). Menghitung Panjang Kelas

Tabel 3.4

Kriteria Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria 0 – 3 Sangat kurang 4 – 6 Kurang 7 – 9 Cukup 10 – 12 Baik 13 – 15 Sangat baik Tabel 3.5

Kriteria Skor Aktivitas Siswa

Rentang Kriteria 0 – 2 Sangat kurang 3 – 4 Kurang 5 – 6 Cukup 7 – 9 Baik 10 – 12 Sangat baik

(16)

41

b. Instrumen Tes

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini berupa tes kemampuan menjawab pertanyaan dalam bentuk soal. Evaluasi berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan isian. Kisi – kisi instrumen hasil belajar matematika kelas 5 siklus I dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Siklus I Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Bentuk Soal 3.1Menghitung luas trapesium dan layang-layang

3.1.1 Menemukan rumus luas

trapesium dan layang-layang. 2,6 PG 3.1.2 Menghitung luas trapesium 3,5,9,11,

13,14,15

PG Isian 3.1.3 Menghitung luas

layang-layang

10 12,16,17

PG Isian 3.1.4 Menemukan rumus mencari

tinggi, alas bangun datar trapesium dan layang-layang, serta diagonal layang-layang dengan cara menurunkan dari rumus pokok. 1,4,7,8, 18,19,20 PG Isian

Kisi – kisi instrumen hasil belajar matematika kelas 5 siklus II dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Siklus II

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal Bentuk

Soal 3.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar.

3.2.1 Menyelesaikan soal cerita yang berhubungan dengan luas trapesium.

1,2,4,6,8,10, 12,14,16,17,20

PG 3.2.2 Menyelesaikan soal cerita

yang berhubungan dengan luas layang-layang.

3,5,7,9,11,13, 15,18,19

PG

c. Instrumen Dokumentasi

Instrumen ini berupa studi dokumentasi dilakukan terhadap buku siswa dan daftar nilai siswa kelas 5 SD N Blaru 02 dan foto selama penelitian.

(17)

42

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Langkah penting yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji kualitas alat penilaian tersebut sebelum digunakan oleh peneliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memenuhi kriteria ketepatan (validitas) dan keajegan (reliabilitas).

3.5.1 Validitas Instrumen Penelitian

Setelah menyusun instrumen, peneliti melakukan uji coba soal (try out). Uji coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 5 SD N Blaru 02 dengan jumlah siswa 32 anak. Dengan jumlah responden (N) = 32, maka nilai rtabel = 0,3494 dengan taraf signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai corrected item to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 15.0 dasar pengambilan keputusan validitas adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan valid; jika rhitung lebih kecil dari nilai rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (spssindonesia.com). Adapun hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus I

Jenis soal No. Item

Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah Pilihan ganda 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15 12 1, 4, 13 3 Isian 1, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 14, 15 11 2, 7, 9, 13 4

Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari tabel 3.8 di atas, terdapat 3 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 4, dan 13 sedangkan 12 soal yang lainnya terbukti valid setelah diuji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows dan hasil uji 15 item soal pada soal isian terdapat 4 soal yang tidak valid yaitu nomor 2, 7, 9, dan 13 sedangkan 11

(18)

43

soal yang lainnya terbukti valid. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Soal Siklus II

Jenis soal No. Item

Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah Pilihan ganda 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11,

13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 30

22 4, 7, 12, 17,

19, 21, 24, 28 8 Berdasarkan hasil uji validitas 15 item soal pada soal pilihan ganda diketahui dari tabel 3.9 di atas, terdapat 8 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 4, 7, 12, 17, 19, 21, 24, dan 28 sedangkan 22 soal yang lainnya terbukti valid setelah diuji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.

3.5.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for windows. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen mengunakan kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam Jasminah (2010), yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (α) sebagai berikut :

α 0,000 - 0,199 : sangat rendah α 0,200 - 0,399 : rendah

α 0,400 - 0,599 : cukup α 0,600 – 0,799 : tinggi

(19)

44

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS 15.0 for Windows pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Bentuk soal pilihan ganda

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,787 15

b. Bentuk isian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,813 15

Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Data Test Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan Ganda 0,787 Tinggi

Isian 0,813 Sangat tinggi

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan menggunakan analisis SPSS 15.0 for Windows pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Bentuk soal pilihan ganda

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,888 30

Berdasarkan data di atas maka dapat dituliskan dalam tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11

Hasil Uji Reliabilitas Data Test Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

(20)

45

Tabel di atas menunjukkan 15 item soal pilihan ganda dan 15 item soal isian yang valid tadi, nilai Cronbach’s Alpha siklus I sebesar 0,787 dan 0,813, serta nilai Cronbach’s Alpha siklus II sebesar 0,888. Hal ini berarti test yang digunakan pada penelitian ini adalah reliabel. Dari tabel hasil uji reliabilitas dengan program SPSS versi 15.0 for Windows di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisisen reliabilitas pada siklus I soal pilihan ganda mencapai 0,787 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori tinggi dan soal isian mencapai 0,813 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sementara koefisien reliabilitas pada siklus II soal pilihan ganda mencapai 0,888 yang berarti bahwa tingkat reliabilitas tersebut termasuk dalam kategori sangat tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan mempunyai tingkat reliabilitas sangat tinggi.

3.6 Uji taraf kesukaran

Nilai tingkat kesukaran (TK) suatu item instrumen dapat ditentukan dengan membagi antara jumlah siswa yang berhasil menjawab benar dengan jumlah keseluruhan siswa yang menikuti tes. Dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

Σ B = jumlah siswa menjawab benar Σ P = jumlah siswa peserta tes

Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 (nol) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar, sementara nilai 1 (satu) terjadi apabila siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Proporsi butir soal dengan kategori sedang sebaiknya lebih banyak daripada butir soal dengan kategori sukar atau mudah, karena apabila butir soal dengan kategori mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa.

(21)

46

Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:

Tabel 3.12

Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang diujikan pada siswa kelas 5 SD N Blaru 02.

Tabel 3.13

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,30 Sukar 3 dan 10 2 0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 4, 6, dan 8 5 0,71 – 1,00 Mudah 5, 7, dan 9 3 Total 10 0,00 – 0,30 Sukar 2 dan 6 2 0,31 – 0,70 Sedang 1, 4, 5, 7, 8, dan 10 6 0,71 – 1,00 Mudah 3 dan 9 2 Total 10

Dari data tabel 3.13 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 10 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 5 soal dengan kategori sedang, dan 3 soal dengan kategori mudah. Sedangkan hasil uji tingkat kesukaran soal isian dengan jumlah soal sebanyak 10 soal terdapat 2 soal dengan kategori sukar, 6 soal dengan kategori sedang, dan 2 soal dengan kategori mudah.

Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:

(22)

47

Tabel 3.14

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II

Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah

0,00 – 0,30 Sukar 4, 12, 13, 17, 19, 5

0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 15, 20, 10

0,71 – 1,00 Mudah 3, 11, 14, 16, 18 5

Total 20

Dari data tabel 3.14 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal terdapat 5 soal dengan kategori sukar, 10 soal dengan kategori sedang, dan 5 soal dengan kategori mudah.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan meliputi Indikator Kinerja dan Indikator Hasil Tindakan. Berikut merupakan penjabaran dari indikator kinerja dan indikator hasil tindakan:

3.7.1. Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving meningkat dengan rata-rata persentase aktivitas guru dan siswa minimal mencapai 70% dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.

3.7.2. Indikator Hasil tindakan

Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya perubahan yang ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving. Kriteria Ketuntasan Minimal di SD N Blaru 02 pada mata pelajaran matematika adalah 70. Pembelajaran berhasil jika persentase siswa yang tuntas minimal mencapai 80% dari jumlah siswa dan rata-rata kelas mencapai 75.

(23)

48

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang telah dikemukakan pada BAB I adalah analisis kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari tes yang dilakukan di akhir kegiatan setiap siklusnya. Analisis data kuantitatif dilakukan secara diskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap sikulsnya. Sedangkan analisis data kualitatif dilakukan dengan cara analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi aktivitas kinerja guru dan observasi aktivitas siswa. 3.8.1 Data Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil PTK pada kelas 5 SDN Blaru 02 adalah data kuantitatif berupa angka yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai evaluasi siklus I, nilai evaluasi siklus II, skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran matematika melalui model pembelajaran Creative Problem Solving di setiap siklusnya. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan model pembelajaran Creative Problem Solving dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, sehingga dapat dibandingkan nilai hasil belajar matematika setelah tindakan siklus I dan siklus II.

Analisis hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar matematika secara klasikal dan rata-rata nilai siswa. Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar matematika berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

x = nilai tes evaluasi hasil belajar matematika ∑ S = jumlah skor

∑ SM = jumlah skor maksimum

KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 70, KKM ini merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B dengan skor 3,00.

(24)

49

Sedangkan itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= nilai rata-rata

= jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah siswa

Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70) N = jumlah siswa

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar matematika melalui model Creative Problem Solving dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15

Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal Data Kuantitatif

Rentang Kriteria 1% - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik 3.8.2 Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus I dan siklus II. Observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk mengukur apakah

(25)

50

guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan pembelajaran Creative Problem Solving. Lembar observasi guru terdiri dari 15 indikator yang terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Sedangkan untuk lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 12 indikator yang terbagi dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru dan siswa selama dua siklus. Tugas observer adalah mengisi lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan skala checklist (Sutikno, 2009:134). Yaitu dengan memberikan tanda centang atau checklist pada kolom keterlaksanaan tidak (jika pernyataan tidak dilakukan guru atau siswa) dan ya (jika pernyataan dilakukan guru dan siswa). Analisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, maka kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran dengan model Creative Problem Solving dapat digolongkan menjadi lima kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal adalah sebagai berikut:

Tabel 3.16

Kriteria Hasil Observasi Klasikal Data Kualitatif

Rentang Kriteria 1% - 20% Sangat Kurang 21% - 40% Kurang 41% - 60% Cukup Baik 61% - 80% Baik 81% - 100% Sangat Baik

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Tahap Pelaksanaan PTK Model PTK Kemmis dan  McTaggart
Tabel di atas menunjukkan 15 item soal pilihan ganda dan 15 item soal  isian yang valid tadi, nilai Cronbach’s Alpha siklus I sebesar 0,787 dan 0,813,  serta  nilai  Cronbach’s  Alpha  siklus  II  sebesar  0,888

Referensi

Dokumen terkait

Pemeriksaan dalam tingkat Banding dilakukan dengan memeriksa berkas. perkara pemeriksaan Pengadilan Negeri Meliputi berita acara sidang,

Nilai rasio tersebut diperoleh dari hasil bagi antara komponen-komponen High Quality Liquid Asset (HQLA) dibandingkan dengan proyeksi arus kas keluar bersih ( Net

Pengaruh price earnings ratio, dividend yield dan market to book ratio terhadap stock return di Bursa Efek Indonesia.. Jurnal Bisnis

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING KELASKITA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

Sistem yang diterapkan pada ruang koleksi refrense yaitu sistem layanan terbuka dimana pengunjung dapat mengambil buku secara langsung di rak yang tersedia, namun

[r]

Dari pengujian yang telah dilakukan yaitu ketika client di konfigurasi bandwidth yang sama dan berbeda tanpa menggunakan prioritas membuktikan bahwa konsep link sharing

Peristiwa masa lalu yang berkesan dan bernilai dalam masyarakat Banjar, khususnya pada periode Revolusi Fisik (1945-1950) menjadi lembaran-lembaran sejarah yang harus