• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Virtual Link dan Point to Point Tunnelling Pada Multiarea OSPF. Artikel Ilmiah. Peneliti : Denny Wahyu Kuncoro ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kinerja Virtual Link dan Point to Point Tunnelling Pada Multiarea OSPF. Artikel Ilmiah. Peneliti : Denny Wahyu Kuncoro ( )"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kinerja Virtual Link dan Point to Point Tunnelling Pada

Multiarea OSPF

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Denny Wahyu Kuncoro (672014211)

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

(2)
(3)

0

Analisis Kinerja Virtual Link dan Point to Point Tunnelling Pada

Multiarea OSPF

Artikel Ilmiah

Dianjurkan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Denny Wahyu Kuncoro (672014211)

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2018

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

5

Analisis Kinerja Virtual Link dan Point to Point Tunnelling Pada

Multiarea OSPF

1)Denny Wahyu Kuncoro, 2) Dian W. Chandra

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)672014211@student.uksw.edu, 2)dian.chandra@staff.uksw.edu

Abstract

In multiarea network there are several types of protocols that can be used to support the needs of its users. But on the other side, the users will also consider the level of speed and efficiency, or can be called by convergence. Protocol types that can be used on networks such multiarea virtual link and point to point. From the virtual link and point to point protocol type, the research was conducted and looked for a time ratio of convergence between the two, as seen from the time of router down, received hello, synchronized until it reached an adjency. The research was conducted by using a simulator cisco packet tracer and using the same topology. The results of the analysis will be used as a reference in selecting the type of protocol in accordance with the needs of its users.

Keyword : virtual link, point to point, konvergensi, multiarea

Abstrak

Pada jaringan multiarea ada beberapa tipe-tipe protocol yang bisa digunakan guna menunjang kebutuhan para penggunanya. Tetapi disisi lain para pengguna juga akan mempertimbangkan tingkat kecepatan dan efisiensi atau bisa disebut dengan konvergensi. Tipe protocol yang bisa digunakan pada jaringan multiarea diantaranya virtual link dan point to point. Dari tipe protocol virtual link dan point to point dilakukan penelitian dan mencari perbandingan waktu konvergensi diantara keduanya dengan dilihat dari waktu kondisi router down, received hello, synchronized sampai mencapai adjency. Penelitian dilakukan dengan menggunakan simulator cisco packet tracer dan menggunakan topologi yang sama. Hasil dari analisa akan digunakan sebagai acuan dalam pemilihan tipe protocol sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Kata Kunci : virtual link, point to point, konvergensi, multiarea

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga

2)

(9)

6 1. Latar Belakang

Teknologi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Kecepatan dan ketepatan dalam pengiriman data hal yang sangat penting. Jaringan sering digunakan dalam hal pengiriman data dari komputer satu ke komputer yang lainnya. Dengan adanya kebutuhan jaringan yang besar, sangat mendukung kinerja dalam segala aktivitas yang di lakukan oleh banyak pihak,seperti institusi atau seluruh lembaga,yang menunjang bisnis atau perkembangan TI (Teknologi Informasi)

Konvergensi jaringan adalah koeksistensi efisiensi telepon, video, dan komunikasi data dalam suatu jaringan. Hal ini sangat diperlukan dalam membangun suatu jaringan, terlebih lagi pada multiarea guna menunjang penggunaannya.

Untuk menghubungkan antar jaringan,kadang-kadang memerlukan rute yang efisien sesuai dengan topologinya. Tidak jarang pula satu koneksi mempunyai lebih dari satu rute dengan tujuan tertentu. Salah satu routing protocol yang biasa digunakan yaitu OSPF (Open shortest Path First).

OSPF merupakan sebuah routing protocol yang dipergunakan untuk merutekan paket data yang akan dikirimkan dari sebuah komputer ke komputer lain didalam jaringan komputer atau disebut konsep hierarki. Artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diaplikasikan dengan menggunakan system pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep perutean hierarki ini system penyebaran informasi dalam protocol OSPF menjadi lebih teratur dan tersegmentasi alias tidak menyebar kemana-mana secara sembarangan. Dan ketika suatu area tidak terhubung secara langsung, OSPF menyediakan beberapa tipe jaringan salah satunya adalah Virtual Link. Dalam tipe jaringan bukan hanya OSPF yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan pada multiarea, namun bisa juga cara yang dibuat seperti membuat virtual interface untuk melakukan tunneling contohnya adalah Point to Point.

Berdasarkan latar belakang yang dimaksud pada penelitian ini akan dilakukan suatu analisis untuk mencari perbandingan konvergensi antara Virtual Link dan Point to Point dengan menggunakan simulator jaringan yaitu Cisco Packet Tracer. Hasil yang akan diambil adalah waktu yang diperlukan suatu jaringan dari down ke up yang menggunakan Virtual Link dan Point to Point pada jaringan yang berbeda tetapi mengunakan topologi yang sama.

2. Tinjauan Pustaka

Acuan yang menjadi dasar pada penelitian ini terdapat beberapa sumber penelitian salah satunya penelitian yang berjudul Analisis Konvergensi Routing Protokol OSPF dan IS-IS untuk Multiple Failure dan Recovery. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa OSPF dan IS-IS merupakan jenis protocol yang bersifat link state, yang artinya bahwa routing akan melakukan update ketika ada perubahan pada topologi jaringan, kedua protocol tersebut membutuhkan waktu konvergensi sehingga routing table dapat digunakan kembali pada penelitian ini juga dijelaskan cara kerja OSPF dan IS-IS untuk pengalamatan, routing, format paket, area dan domain. Pada proses analisis ditekankan pada multiple failure untuk melihat update routing tercepat antara kedua protocol tersebut dan juga multiple recovery. Hasil

(10)

7

analisis antara kedua routing protocol tersebut, bahwa routing protocol IS-IS memiliki waktu konvergensi lebih baik.[1].

Mengacu pada penelitian terdahulu, maka akan dilakukan penelitian menggunakan simulator jaringan Cisco Packet Tracer terhadap multiarea OSPF yang dimana masing-masing jaringan yang berbeda akan dikonfigurasi menggunakan routing OSPF dengan membandingkan antara Virtual Link dan Point to Point. Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan membandingkan hasil waktu konvergensi yang didapat di masing-masing jaringan tersebut. Percobaan yang dilakukan mencapai 30 kali, dari router diposisi down sampai ke up dan mencapai adjency.

Waktu konvergensi merupakan total waktu yang dibutuhkan oleh sebuah router selesai melakukan konvergensi, diantaranya menghitung jalur terbaik dan memperbarui routing table. Nilai konvergensi dapat diketahui ketika terdapat perubahan pada jaringan, konvergensi OSPF dapat berkisar antara 6-46 detik, tergantung pada tipe kegagalan, pengaturan waktu, dan ukuran jaringan [2].

Open Shortest Path First (OSPF) adalah routing protocol yang bersifat link state dan protocol routing yang termasuk ke dalam klasifikasi interior gateway routing dan merupakan salah satu routing protocol yang paling banyak digunakan untuk routing dalam satu system Autonomous System (AS) yang sama. Area 0 adalah daerah backbone OSPF domain, semua area OSPF harus terhubung ke area backbone ini yang mengelola semua routing antar daerah. OSPF memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya menjadi routing yang sangat popular, fitur konvergensi cepat ketika topologi perubahan dan akan mendukung beberapa rute ke tujuan dengan costing yang berbeda terkait dengan setiap rute. Ini berarti bahwa backup rute akan tersedia jika rute mengalami link down. Multiarea OSPF dibangun berdasarkan kebutuhan yang diperlukan, dalam kondisi skalabilitas, resource, struktur data yang sama meskipun menggunakan tipe jaringan yang berbeda.

(11)

8

Gambar 1 Contoh Virtual Link [5]

OSPF didesain menggunakan area pada tiap-tiap interface. Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa area backbone harus tersambung pada area non-backbone, antara area yang tersedia tidak bisa langsung terhubung antar router maka dari itu diperlukan adanya Area Border Router (ABR). ABR berfungsi sebagai jembatan agar seolah-olah sudah “directly connected” pada area 0.

Gambar 2 Contoh Point to Point

Point to point (PPP) adalah sebuah protocol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada suatu jaringan, terutama Wide Area Network (WAN).

(12)

9

Protocol ini merupakan standar industry yang berjalan pada lapisan data-link. PPP mendukung autentikasi kedua jenis clear text PAP (Password Authentication Protocol) dan enkripsi CHAP (Chalenge Handshake Authentication Protocol). CHAP direkomendasikan sebagai media authentication PPP protocol yang memberikan suatu autentikasi terenkripsi dua arah yang mana lebih aman daripada PAP.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize).

Gambar 1.Metode PPDIOO [6]

Tahap PPDIOO dimulai dengan prepare yang merupakan tahapan persiapan yang dibutuhkan. Pada tahap awal (prepare) ini, akan dilakukan pengumpulan data dan informasi kemudian akan melakukan pemilihan sumber yang tepat guna melancarkan analisis yang dibuat dengan menggunakan simulator jaringan Cisco Packet Tracer.

Plan merupakan tahapan rencana yang diperlukan. Skenario pengujian pertama dilakukan dengan menentukan desain jaringan dan topologi yang akan digunakan beserta alamat-alamatnya pada protocol OSPF.

Design merupakan tahap awal dalam proses analisis data. Setelah menentukan desain jaringan, yang dilakukan selanjutnya adalah merancang jaringan yang dibutuhkan beserta memasukan beberapa perangkat yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan data seperti penggunaan syslog pada server beserta perintah yang dikonfigurasi pada masing-masing router.

(13)

10

Implement merupakan tahap lanjutan dari design dengan mengacu pada design yang telah dirancang. Hasil dari tahap design akan digunakan sebagai acuan dalam pemberian rekomendasi yang tepat pada penggunaan antara Virtual Link dan PPP. Setelah dilakukan analisis pengujian jaringan yaitu dengan melihat kembali routing yang telah dibuat apakah sudah berhasil atau belum. Dan melihat waktu konvergensinya lalu membandingkan tingkat efisiensinya.

Operate adalah tahap pengujian. Pada tahap operate dilakukan pengujian pada jaringan Virtual Link dan PPP dengan cara mem-ping antar area. Lalu dilakukan analisis dari router yang down, ke up, sampai menuju konvergensinya. Dalam tahap ini dijelaskan mengenai kinerja yang disediakan pada Virtual Link dan PPP.

Optimize berarti mengevaluasi efektivitas yang bertujuan mengidentifikasi dan memecahkan masalah sebelum masalah nyata timbul. Jika hasil dari pengujian tidak sesuai maka akan di ubah desain pengujian dan scenario pengujian nya, sehingga hasil atau output menjadi valid.

4. Hasil dan Pembahasan

Dari topologi yang dibangun pada Gambar 1, terdapat 4 router pada masing-masing interface tetapi pada router 2 dan router 3 memegang 2 interface yang dimana bertugas sebagai router border guna mengkoneksikan ke area 0 (backbone).

(14)

11

Diketahui dari 30 percobaan yang dilakukan pada tipe protocol Virtual Link didapatkan hasil konvergensi waktu sebagai berikut.

Virtual Link

R1 R2 R3 R4

9.06 11.5 3.8 2.4

Tabel 2 Tabel hasil rata-rata

Dari tabel diatas, didapat hasil rata-rata yang telah dikalkulasi dari 30 percobaan yang dilakukan. Hasilnya pada router 1 didapatkan rata-rata 9.06 detik, pada router 2 didapatkan hasil 11.5 detik. Router 3 didapatkan hasil 3.8 detik dan router 4 didapatkan hasil 2.4 detik. Dari data yang dimaksud, pada tiap router diukur waktu konvergensinya dari received hello, synchronized sampai mencapai adjency. Dan hasil dari percobaan yang dilakukan, maka dibutuhkan waktu 11.5 detik dari router 2 untuk mencapai tingkat konvergensinya pada tipe protocol Virtual Link.

Sedangkan topologi pada Gambar 3 konsepnya sama seperti Gambar 1

namun pada konfigurasi yang dibangun terdapat perbedaan dengan Virtual Link. Point to Point menggunakan tunneling yang terdapat pada router bagian tengah yang berfungsi sebagai virtual interface guna menghubungkan antar interface.

Gambar 3 Topologi Point to Point

Pada tipe protocol Point to Point, didapatkan hasil tingkat konvergensinya pada tiap-tiap router adalah sebagai berikut.

(15)

12

Virtual Link

R1 R2 R3 R4

9.5 12.7 11 9.4

Tabel 4 Tabel hasil Point to Point

Dari data yang didapat pada tipe protocol Point to Point adalah router 1 mendapatkan 9.5 detik, router 2 mendapatkan 12.7, router 3 mendapatkan 11 detik, dan router 4 mendapatkan 9.2 detik. Pada Point to point didapatkan waktu konvergensinya adalah 12.7 detik pada router 2. Sama seperti Virtual Link, percobaan dilakukan pada tiap router dan diukur waktu konvergensinya dari received hello sampai mencapai adjency.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara Point to Point terhadap protocol Virtual Link. Dimana pada posisi router 3 dan router 4 didapatkan perbandingan jarak waktu yang cukup jauh. Berbeda dengan Virtual Link, Point to Point menggunakan konsep tunneling, konsep tunnel yang dibangun adalah untuk menghubungkan interface lain ke area 0. Bisa dilihat perbandingan antara router 1 dan router 2 antara protocol Virtual Link dan Point to Point tidak terlalu jauh. Hal yang membuat router 3 dan router 4 memiliki waktu yang signifikan adalah karena pada penggunaan tunnel itu sendiri, dimana dibuat virtual interface yang langsung menuju ke area 0, karena area 0 adalah konsentrasi untuk mencapai konvergensi tertinggi. Maka dari itu router 3 dan router 4 mengalami pengaruh tingkat konvergensi karena langsung terhubung ke area 0. Namun tingkat konvergensi seluruhnya tidak terlalu jauh dibandingkan Virtual Link.

Dalam penelitian yang dibuat, routing protocol yang dibangun adalah menggunakan OSPF. Pada fungsinya sendiri masing-masing topologi memiliki fungsi yang sama dari segi skalabilitas, resource, struktur data. Hanya yang membandingkan adalah waktu konvergensi yang dicapai oleh tiap-tiap topologi.

(16)

13

Pada dasarnya semua tipe protocol yang akan digunakan semuanya mempunyai waktu konvergensi yang tidak terlalu jauh jarak waktu konvergensinya, namun pada keperluan penggunaan layak dipertimbangkan. Dari hasil yang telah dianalisis, data yang diambil antara tipe protocol Virtual Link dan Point to Point menggunakan cara yang sama, data diambil dengan cara mematikan router lalu menyalakannya kembali, data bisa dilihat pada service syslog yang tersedia pada masing server. Dari situlah bisa dilihat waktu yang dihasilkan dari masing-masing tipe protocol dari down, received hello, synchronized, sampai mencapai adjency. Hasil yang didapat bahwa Virtual Link bisa dikatakan lebih baik dari Point to Point dengan selisih waktu mencapai 1.2 detik untuk mencapai tingkat konvergensi. Dari analisis yang dilakukan bisa saja hasil yang didapatkan berbeda tergantung dari masalah yang terjadi pada tiap-tiap jaringan.

Pada penelitian yang akan datang disarankan untuk melakukan uji coba dari awal proses down, secara keseluruhan jaringan terutama pada tipe protocol Point to Point, apakah akan lebih memakan waktu lagi untuk mencapai tingkat konvergensinya dengan adanya pembuatan tunnel.

(17)

14

[1] Iqbal, Muhammad. Analisis Konvergensi Routing Protokol OSPF dan IS-IS untuk Multiple Failure dan Recovery. Jurnal Penelitian Universitas Telkom, Bandung

[2] Dwi, Yolanda, dkk. Simulasi Kerja Routing Protokol OSPF dan Enchanced Interior Gateway Routing Protokol Mengggunakan Simulator Jaringan Opnet Modeler v. Jurnal Penelitian Universitas Brawijaya, Malang

[3] Alfida, Tomi, (2014). Analisis perbandingan Kinerja Point To Point Tunneling Protocol Dan Layer Two Tunneling Protocol Menggunakan Metode Quality Of Service Untuk Teknologi Virtual Private Network. [4] Pratama, Adia, (2018). Distribusi Jaringan Menggunakan Routing OSPF

Dengan Metode Redistribution. Jurnal Penelitian Universitas BSI, Bandung [5] http://cisco-journey.blogspot.com/2014/01/virtual-link-ospf.html Diakses

14 November 2018

[6] Cahyono, Alief, (2018). Analisis Roaming WIFI UKSW Diponegoro (Studi kasus Wifi Gedung Perkuliahan di UKSW Diponegoro) Proposal penelitian Teknik Informatika, Salatiga

Gambar

Gambar 1 Contoh Virtual Link [5]
Gambar 1.Metode  PPDIOO  [6]
Gambar 1 Topologi Virtual Link
Gambar 3 Topologi Point to Point
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap identifikasi ini, kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pendataan terhadap hasil tes awal yakni siswa yang menunjukkan sikap optimis yang masih tergolong

Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan perbaikan kegiatan maintenance yang lebih efektif bagi mesin Rotari STORK dan juga optimasi penentuan waktu perawatan mesin dengan

Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika berbasis PISA dengan subjek siswa kelas XI OC SMK Muhammadiyah

Penelitian ini bertujuan untuk menggali nilai-nilai pembelajaran yang terkandung dalam kisah Nabi Yusuf, yang dapat diteladani oleh para pendidik (guru) dalam

Now, answer the Mother Confessor’s question.” “My plans were as I told you: to kill Richard Rahl and you.” “How long ago did Jagang give you these orders?”.. “Nearly

informasi keuangan dan kinerja Pemerintah daerah masih dalam bentuk berita. Sedangkan untuk pengungkapan informasi keuangan utama dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah anugerah dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini