• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asian Research Midwifery and Basic Science Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asian Research Midwifery and Basic Science Journal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

PENGARUH BLADDER TRAINING TERHADAP ELIMINASI BUANG AIR KECIL PADA IBU POSTPARTUM DI WILAYAH PUSKESMAS TAKTAKAN KOTA SERANG

TAHUN 2020

Asih1,Triana Indrayani2,Bunga Tiara Carolin3

1Mahasiswa Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional 2,3Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional

Coresponding Authors : trianaindrayani@civitas.unas.ac.id

ABSTRAK

Ibu post partum diharapkan agar dapat segera berkemih 6-8 jam setelah persalinan, namun pada kebanyakan wanita terjadi keterlambatan sensasi berkemih. Bladder training dapat dijadikan intervensi nonfarmakologi dalam melatih kandung kemih untuk mengembangkan tonus otot dan spingter kandung kemih agar berfungsi optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu postpartum di Wilayah Kerja Puskesmas Taktakan Tahun 2020. Metode penelitian menggunakan Quasi-Experimental dengan jenis rancangan posstest- only with control groups design. Populasi ibu postpartum normal berjumlah 30 orang dan sampel penelitian 30 orang dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Analisis data yang digunakan adalah Independent t- test. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata waktu pertama eliminasi BAK pada kelompok kontrol 5,53 sedangkan kelompok intervensi 3,67. Hasil uji statistic didapatkan p value = 0,000. Simpulannya bahwa terdapat pengaruh bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu postpartum. Diharapkan ibu postpartum bisa mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan metode Bladder training untuk mencegah terjadinya retensio urine.

Kata Kunci : Eliminasi, Bladder Training, Post Partum

ABSTRACT

Postpartum women are expected to be able to urinate 6-8 hours after delivery, However, most women had a delay in urination sensation. Bladder training can be used as a non-pharmacological intervention to develop muscle tone and bladder sphincter to function optimally. The purpose of this study was to determine the effect of bladder training on the elimination of urination among postpartum women in the Work Area of Taktakan Health Centre in 2020. The research method used a Quasi-Experimental with a posttest-only design with control group design. The population of normal postpartum women was 30 people and the study sample was 30 people divided into 2 which are the control

(2)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

group and the intervention group. The data analysis used was the Independent t -test. The results showed that the average value of the first time elimination of urination elimination in the control group was 5.53 while the intervention group was 3.67. Statistical test results obtained p value = 0.000. The conclusion is that there is an effect of bladder training on the elimination of urination among postpartum women. It is hoped that postpartum women could get midwifery care services during the puerperium with the bladder training method to prevent urinary retention.

Keywords: bladder training, postpartum, elimination time.

PENDAHULUAN

Perawatan yang dilakukan pada periode post partum meliputi perawatan fisik dan psikologis ibu untuk mencapai kesehatan yang optimal. Perawatan post partum ini sangat diperlukan karena dalam periode post partum sering terjadi kematian pada ibu yang disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti perdarahan dan infeksi, hal ini terjadi karena perawatan masa nifas yang kurang baik (Bobak,2014)

Salah satu penyebab perdarahan postpartum adalah gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya retensi urin. Retensi urin menyebabkan distensi kandung kemih yang akhirnya dapat mengganggu kontraksi rahim sehingga dapat menyebabkan perdarahan dan dapat komplikasi infeksi pada masa nifas (Pribakti, 2010). Untuk mengatasi masalah perkemihan salah satunya dapat dilakukan dengan Bladder training.

Bladder training merupakan penatalaksanaan melatih kandung kemih yang bertujuan untuk mengembangkan tonus otot dan spingter kandung kemih agar berfungsi optimal. Pada perawatan maternitas, Bladder training dilakukan pada ibu yang telah mengalami gangguan berkemih seperti inkontinensia urin atau retensio urin. Sesungguhnya Bladder training dapat mulai dilakukan sebelum masalah berkemih terjadi pada ibu postpartum, sehingga dapat mencegah intervensi invasif seperti pemasangan kateter yang justru akan meningkatkan kejadian infeksi kandung kemih. Sehingga dengan Bladder training diharapkan ibu postpartum dapat buang air kecil secara spontan dalam 2 hingga 6 jam postpartum sekaligus menjadi motivasi ibu untuk melakukan mobilisasi dini (Suharyanto, 2019).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasmita (2011), terdapat efektivitas Bladder training pada ibu postpartum dari hasil yang menunjukan adanya perbedaan waktu eliminasi pada dua kelompok yang berbeda. Intervensi ini dilakukan untuk membantu buang air kecil lebih cepat dan dapat mengurangi angka kejadian gangguan kontraksi uterus yang dapat diakibatkan oleh adanya

(3)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

retensi urin yang dapat mengganggu kontraksi rahim sehingga dapat menyebabkan perdarahan dan dapat komplikasi infeksi pada masa nifas. Begitu juga dengan hasil penelitian Utami, et al (2014) bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh ibu post partum yang dilakukan bladder training dapat buang air kecil (BAK) dengan cepat setelah melahirkan dengan rata-rata waktu pertama kali buang air kecil (BAK) 2,7 jam postpartum.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Klinik Mahabah Prima Medika wilayah kerja Puskesmas Taktakan pada bulan April 2020 pada 5 ibu post partum (responden) yang dilakukan Bladder training pada ibu post partum dapat BAK spontan 120 menit setelah melahirkan sebanyak 3 orang (60%), 180 menit setelah melahirkan sebanyak 1 orang (20%) dan 210 menit setelah melahirkan sebanyak 1 orang (20%), sebagian besar responden tidak mengetahui dampak dari retensi urin dengan melakukan segera buang air kecil setelah melahirkan, dan tidak adanya motivasi untuk segera melakukan buang air kecil sedini mungkin setelah melahirkan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang pengaruh Bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Taktakan Tahun 2020.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan Quasi-Experimental dengan jenis rancangan posstest-only with control groups design. Tempat penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Taktakan Kota Serang Tahun 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu postpartum normal. Pada sampel penelitian ini peneliti mengambil keseluruhan dari total populasi yaitu 30 ibu postpartum. Pada sampel penelitian dibagi menjadi 2 yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Berdasarkan hasil ujin normalitas didapatkan data berdistribusi normal sehingga analisis yang digunakan adalah Independent t- test.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Wilayah Kerja Taktakan Kota Serang

Kelompok

Karakteristik Responden Kontrol Intervensi

(4)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

Usia

<20 tahun dan > 35 tahun 1 6,7 0 0

20 tahun – 35 tahun 14 93,3 15 100

Paritas

Primipara 12 80 8 53,3

Multipara 3 20 6 40,0

Grandemultipara 0 0 1 6,7

Berdasarkan tabel 1 menunjukan pada kelompol kontrol sebagian besar berusia 20 tahun – 35 tahun sebanyak 14 responden (93,3%) dan berparitas primipara sebanyak 12 responden (80%) sedangkan pada kelompok intervensi seluruhnya berusia 20 tahun – 35 tahun sebanyak 15 responden (100%) dan sebagian besar berparitas primipara sebanyak 8 responden (53,3%).

Tabel 2 Pengaruh Bladder Training Terhadap Eliminasi Buang Air Kecil Pada Ibu Postpartum Di

Wilayah Kerja Taktakan Kota Serang

Kelompok Mean Std. Deviation Std. Error p value

Kelompok Kontrol 5,53 0,834 0,215

Kelompok Intervensi 3,67 0,617 0,159 0,000

Berdasarkan hasil tabel 2 diketahui bahwa nilai rata-rata waktu pertama eliminasi BAK pada kelompok kontrol 5,53 dengan standar devisiasi 0,834 dan Std. Error 0,215 sedangkan kelompok intervensi rata-rata waktu pertama eliminasi BAK 3,67 dengan standar devisiasi 0,617 dan Std. Error 0,159 berdasarkan uji statistik independent sampel t test didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat pengaruh bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu postpartum.

PEMBAHASAN

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Wilayah Kerja Taktakan Kota Serang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan pada kelompol kontrol sebagian besar berusia 20 tahun – 35 tahun (93,3%) dan berparitas primipara (80%) sedangkan pada kelompok intervensi seluruhnya berusia 20 tahun – 35 tahun (100%) dan sebagian besar berparitas primipara (53,3%).

Hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2014) semakin bertambah umur responden, maka kemampuan dan fungsi otot sistem perkemihan menurun karena degeneratif. Fungsi renal dan traktus urinarius akan berubah bersamaan dengan pertambahan usia. Kelainan struktural atau fungsional yang terjadi pada penuaan dapat menghalangi pengosongan kandung kemih dan risiko infeksi traktus urinarius. Sementara itu pada penelitian ini mayoritas usia responden berkisar antara 20-35 tahun. Pada rentang usia ini otot-otot perkemihan masih

(5)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

berfungsi baik, meski terjadi trauma persalinan, massa dan kekuatan dapat segera kembali normal dengan latihan. Trauma pada persalinan akan mengurangi kekuatan otot pada kandung kemih akan tetapi tonus otot akan segera kembali membaik pada wanita muda yang sehat.

Diperkuat juga oleh hasil penelitian sebelumnya dilakukan Ermiati, (2018) diperoleh hasil distribusi karakteristik ibu postpartum pada kedua kelompok mayoritas berusia 20-35 tahun. Dari hasil analisis bivariat, tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kemampuan eliminasi BAK secara spontan pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Pada paritas pada kelompok kontrol sama antara ibu primipara dan multipara masing-masing (50%). Ada perbedaan kemampuan eliminasi BAK secara spontan dengan paritas ibu postpartum (p 0,023). Paritas pada kelompok intervensi lebih dari setengahnya ibu multipara (58,8%). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang menemukan kejadian retensio urin pada ibu postpartum pada usia 26-30 tahun sebanyak 63,6% dan sebanyak 18,2% berusia di atas 35 tahun dan hasil uji statistic tidak ada perbedaan kemampuan. Hal ini dikarenakan semakin bertambah umur responden, maka kemampuan dan fungsi otot sistem perkemihan menurun karena degeneratif. Fungsi renal dan traktus urinarius akan berubah bersamaan dengan pertambahan usia. Kelainan struktural atau fungsional yang terjadi pada penuaan dapat menghalangi pengosongan kandung kemih dan risiko infeksi traktus urinarius. Sementara itu pada penelitian ini mayoritas usia responden berkisar antara 20-35 tahun. Pada rentang usia ini otot-otot perkemihan masih berfungsi baik, meski terjadi trauma persalinan, massa dan kekuatan dapat segera kembali normal dengan latihan. Trauma pada persalinan akan mengurangi kekuatan otot pada kandung kemih akan tetapi tonus otot akan segera kembali membaik pada wanita muda yang sehat.

Menurut analisis peneliti pada karateristik responden dapat mempengaruhi keberhasilan bladder training mulai dari usia resiko > 35 tahun disebabkan semakin bertambah umur responden, maka kemampuan dan fungsi otot sistem perkemihan menurun dan selanjutnya dipengaruhi paritas disebabkan seringnya kejadian partus lama pada primipara yang mengakibatkan terjadinya kerusakan saraf, otot dasar panggul, dan otot kandung kemih. Hal ini yang menyebabkan terlambatnya dirasakan sensasi berkemih pada ibu primipara.

Pengaruh Bladder Training Terhadap Eliminasi Buang Air Kecil Pada Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Taktakan Kota Serang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nilai rata-rata waktu pertama eliminasi BAK pada kelompok kontrol 5,53 sedangkan kelompok intervensi rata- rata waktu pertama eliminasi BAK 3,67. Berdasarkan uji statistik terdapat pengaruh bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu postpartum.

(6)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik. bladder training digunakan untuk mencegah atau mengurangi buang air kecil yang sering atau mendesak dan inkontinensia urin (tidak bisa menahan pengeluaran urin). Pada hasil penelitian ini sesuai tujuan bladder training dapat dilakukan sebelum masalah berkemih terjadi pada ibu post partum sehingga dapat mencegah pemasangan kateter. mengembalikan fungsi kandung kencing yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenic, mengembalikan pola kebiasaan berkemih. (Potter dan Perry, 2015). Penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Fitri dan Putri (2017) bahwa memberikan dukungan kepada ibu untuk mengadaptasi posisi dan rutinitas yang ia gunakan untuk membantu urinasi. Dampak masalah tidak diatasi adalah perdarahan pada ibu postpartum yang dapat menyebabkan kematian pada ibu. Tindakan lain untuk meningkatkan relaksasi dan kemampuan berkemih adalah memberikan stimulus sensorik. Suara air yang mengalir membantu klien untuk berkemih melalui kekuatan sugesti. Menepuk paha bagian dalam dapat menstimulasi saraf sensorik dan meningkatkan refleks berkemih. Meletakkan tangan klien dalam panci yang berisi sebuah air hangat sering dapat meningkatkan berkemih. Petugas kesehatan juga dapat menuangkan air hangat ke atas perineum klien dan menciptakan sensasi untuk berkemihm. Menawarkan cairan yang akan diminum klien juga dapat meningkatkan berkemih. Hasil dari penelitian Yarsih (2014) juga menyatakan

waktu terjadinya fungsi eliminasi BAK pada ibu post partum spontan diperoleh nilai p value = 0,001, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara tindakan bladder training terhadap waktu pertama buang air kecil (BAK) pada ibu post partum spontan. penelitian ini membuktikan bahwa bladder training dapat mengembalikan fungsi eliminasi BAK ibu post partum

Menurut analisis peneliti, dilakukannya bladder training dapat mempengaruhi pengeluaran urine, karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan rata-rata pengeluaran urin pada ibu yang dilakukan bladder training ini kurang dari 6 jam. Hal tersebut terjadi karena pada langkah-langkah bladder training yang paling berpengaruh adalah pemberian air minum sebanyak 200 ml dan membawa pasien ke kamar mandi serta menyuruh klien untuk duduk sambil menyiram- nyiram perineum nya dengan air, hal ini dapat merangsang pengeluaran urin karena posisi duduk dapat meningkatkan kontraksi otot panggul dan intra abdomen yang membantu mengontrol sfingter serta mambantu kontraksi kandung kemih, tetapi ada 1 ibu yang mengalami pengeluaran urin > 6 jam meskipun sudah dilakukan bladder tarining ini, hal ini disebabkan karena keadaan psikologis ibu, yaitu ibu merasa cemas kalau jahitan pada perineum nya akan lepas, dan ibu merasa tidak nyaman dalam melakukan bladder tarining ini, karena ketidaknyamanan dalam melakukan bladder training ini sangat berpengaruh terhadap pengeluaran urin ibu postpartum.

(7)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Taktakan Tahun 2020 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata- rata waktu pertama eliminasi BAK pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi serta pada hasil uji statistik terapatpengaruh bladder training terhadap eliminasi buang air kecil pada ibu postpartum. Diharapkan ibu postpartum bisa mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan metode Bladder training untuk mencegah terjadinya retensio urine. DAFTAR PUSTAKA

1. Bobak., dan Lowdermilk, Jensen. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

2. Ermiati, E., Rustini, Y., Rachmawati, I., & Sabri, L. (2018). Efektivitas bladder

training terhadap fungsi eliminasi Buang Air Kecil (BAK) pada ibu postpartum spontan. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology.

3. Fitri, M., Putri, A. (2017). Pengaruh Bladder Trainingterhadap Percepatan

Pengeluaran Urin Pada Ibu Post Partum Spontandi RS Islam Ibnu Sina Bukittinggi Tahun 2017. 'AFIYAH, 4(2).

4. Hasmita, M. (2011). Efektivitas Bladder Training Sitz Bath Terhadap Fungsi

Eliminasi Berkemih Spontan Pada Ibu Post Partum Spontan Di RSUP. H. Adam Malik–RSUD. Dr. Pirngadi Medan Dan RS. Jejaring. Master's thesis. Universitas Sumatera Utara

5. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2015). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses dan praktik volume 1. (Edisi 4). Jakarta: EGC

6. Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2015). Fundamentals of nursing. 8th ed.St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby

7. Pribakti, (2010). Tinjauan kasus retensio urin postpartum di RSUD Ulin Banjarmasin 2002-2003. Dexa Medica, 19 (1), 10-3

8. Suharyanto, T,. & Abdul, M. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System Perkemihan. Jakarta: Cv Trans Info Media

9. Utami, H. E., Suparni, S., & Ersila, W. (2014). Waktu Pertama Buang Air Kecil

(BAK) pada Ibu Postpartum yang Dilakukan Bladder Training. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 6(1), 96717.

10. Wiknjosastro (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: JNPK-KR – POGI bekerjasama dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

11. Yarsih, R. D. Pengaruh Bladder Training Terhadap Fungsi Eliminasi Buang

(8)

Asian Research Midwifery and Basic Science

Journal

Gambar

Tabel 2 Pengaruh Bladder Training Terhadap Eliminasi Buang Air Kecil Pada Ibu Postpartum Di    Wilayah Kerja Taktakan Kota Serang

Referensi

Dokumen terkait

Enjo Kōsai adalah kegiatan atau praktek yang dilakukan oleh remaja putri yang dibayar oleh laki-laki tengah umur dengan menemani mereka berkencan ataupun sampai berhubungan

Penelitian ini dilaksanakan untuk melakukan simulasi model potensial aksi membran dengan persamaan nonlinier Hodgkin-Huxley, melakukan simulasi dan pemodelan bursting

Surfaktan APG kombinasi perlakuan jenis alkohol lemak C 16 dengan konsentrasi katalis MESA 2,5% memiliki karakteristik nilai rata-rata kemampuan menurunkan

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Tri Kaya Parisudha mengarah pada pembentukan nilai, moral, dan sikap yang baik. Dengan berlandaskan konsep Tri Kaya Parisudha sebagai landasan dalam bersikap

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) dengan pendekatan Balanced Scorecard adalah cukup baik dengan total skor

Bilangan peserta perkhemahan dari sekolah T adalah sama dengan 40% daripada jumlah peserta perkhemahan dari empat sekolah itu. Piktograf 1 menunjukkan bilangan guli yang dipunyai

Kita berdoa bagi Persidangan ke-V Majelis Jemaat GKI Gunung Sahari yang dilaksanakan pada hari, Minggu, 12 Agustus 2012, agar setiap keputusan yang diambil dapat