PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 12
A‐2 TEOREMA GOURSAT
Konstruksi subgrup dari grup darab langsung
M.V.Any Herawati,S.Si.,M.Si.
Program Studi Matematika
Universitas Sanata Dharma
Abstrak
Darab langsung G×H dari grup G dan H adalah grup terhadap perkalian per komponen. Selain itu bila A adalah subgrup dari G dan C adalah subgrup dari H, maka A×C adalah subgrup dari G×H. Sedangkan bila S×T adalah subgrup dari G×H, belum tentu S merupakan subgrup dari G dan T merupakan subgrup dari H. Teorema Goursat memberikan prosedur yang sistematis untuk mencari semua subgrup dari suatu grup darab langsung.
Kata kunci : darab langsung, grup, subgrup.
1.Pendahuluan
1,1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkuliahan tentang teori grup, mahasiswa diperkenalkan dengan
bermacam‐macam metode untuk mengkonstruksi contoh‐contoh yang merupakan
grup atau bukan grup. Apa yang kelihatannya luput dalam silabus perkuliahan teori
grup adalah sebuah teorema, yang pertama kali dibuktikan oleh Edouard
Jean_Baptiste Goursat (1858‐1936) pada tahun 1889, yang menunjukkan hubungan
yang ‘indah’ antara beberapa topik elementer dari teori grup. Pembahasan tentang
subgrup dari suatu darab langsung, bila ada, biasanya singkat dan tidak lengkap.
Goursat dikenal di kalangan matematikawan karena bukunya Cours d’analyse mathematique ( A Course in Mathematical Analysis ), yang dalam buku tersebut
Goursat memperbaiki teorema integral Cauchy, yang kemudian dikenal secara luas
sebagai Teorema Cauchy‐Goursat. Teorema tersebut menyatakan bahwa integral dari
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 13
Tulisan ini akan membahas teorema Goursat yang lain, yang secara lengkap
menjelaskan tentang subgrup dari suatu darab langsung. Selanjutnya teorema tersebut
akan disebut sebagai Teorema Goursat. Adapun bukti dari Teorema Goursat cukup
didasarkan pada beberapa topik dasar dari teori grup: subgrup, subgrup normal, koset,
grup kuosien, indeks, order,darab langsung, bijeksi, dan isomorfisma. Dengan demikian
mudah diterima oleh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan aljabar abstrak,
khususnya teori grup. Di samping itu penulis akan mencoba menyusun kembali bukti
Teorema Goursat tersebut dan Corollarynya ke dalam barisan teorema‐teorema — yang dalam perkuliahan bisa dijadikan sebagai kumpulan soal‐soal latihan — dengan
maksud agar pada akhir semester, teorema tersebut dapat dipahami dan dibuktikan
tanpa banyak kesulitan.
Digunakan notasi A<B untuk menyatakan A adalah subgrup normal dari B ,
notasi eG untuk menyatakan elemen identitas dari grup G (atau dengan e bila
konteksnya jelas), dan notasi 1 untuk menyatakan subgrup trivial dari G. Notasi teori
grup yang lainnya adalah standar. Dalam tulisan ini untuk menyingkat penulisan, bukti
teorema tidak disertakan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dituliskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1.Bagaimana bunyi Teorema Goursat yang mengenai konstruksi subgrup dari
grup darab langsung?
2. Bagaimana langkah‐langkah pembuktian teorema tersebut?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi
terhadap pengembangan matematika khususnya bidang aljabar abstrak dan
pengajarannya.
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 14 2. Pembahasan
2.1.Subgrup dari suatu darab langsung
Teorema 1. Bila A adalah subgrup dari G dan C adalah subgrup dari H, maka A×C
adalah subgrup dari G×H.
Teorema 2. Diagonal dari G×G, yang didefinisikan dengan D = {(g,g)|g∈D},
adalah subgrup dari G×G.
Untuk melihat bahwa Teorema 1 dan 2 belum memberikan daftar yang lengkap
dari subgrup‐subgrup, misalkan Z3 = x = { , , 2}
x x
e , dan perhatikan darab langsung 3
3 Z
Z × . Mudah diperiksa bahwa himpunan {( , ),( , 2),( 2, )}
x x x x e e adalah subgrup
yang bukan merupakan darab langsung dari subgrup‐subgrup, bukan pula subgrup
diagonal. Seperti yang dikatakan di depan bahwa Teorema Goursat akan
memperlihatkan prosedur yang sistematis untuk memeriksa setiap subgrup dari darab
langsung.
2.2.Teorema Goursat
Kita akan menggunakan istilah grup kuosien atau disingkat kuosien, untuk bentuk
B
A/ , di mana A adalah grup dan B<A. Bila A = B, maka A/B disebut kuosien trivial
karena isomorfis dengan grup trivial berorde 1.
Teorema Goursat. Misal G dan H adalah grup. Maka terdapat bijeksi antara himpunan S yang terdiri dari subgrup dari G×H dan himpunan T yang terdiri dari semua tripel
) , / , /
(A B C D ϕ di mana A/B adalah kuosien dalam G, C/D adalah kuosien dalam H,
dan ϕ:A/B→C/D adalah isomorfisma.
Atau secara sederhana, Teorema Goursat mengatakan bahwa struktur subgrup
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 15
bahwa, di samping isomorfisma identitas, isomorfisma yang lain mungkin ada antara
kuosien‐kuosien tak trivial yang isomorfis, masing‐masing berkorespondensi dengan
subgrup tunggal dalam darab langsung. Alasan mengapa Z3×Z3 memuat subgrup
yang tidak dapat diperoleh dari Teorema 1 dan 2 (lihat paragraf di bawah Teorema 2)
adalah bahwa kedua teorema tersebut hanya meneliti subgrup‐subgrup yang
berkorespondensi dengan isomorfisma trivial atau identitas.
Alat yang dipakai untuk membantu menggambarkan struktur subgrup dari
suatu grup adalah diagram Hasse. Dalam diagram Hasse, subgrup dinyatakan dengan
titik, dan relasi termuat dinyatakan dengan garis yang menghubungkan subgrup‐
subgrup. Dengan ketentuan bahwa subgrup yang memuat subgrup yang lain digambar
lebih tinggi. Diagram Hasse dalam Gambar 1 menunjukkan subgrup‐subgrup yang
relevan dengan subgrup U dari G×H. Subgrup‐subgrup antara dua subgrup di sana
tidak digambar.
Gambar 1. Visualisasi subgrup U dari G×H.
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 16 2.2.Pembuktian Teorema Goursat
Misal G dan H adalah grup, misal S adalah himpunan semua subgrup dari G×H, dan
misal T adalah himpunan semua tripel (A/B,C/D,ϕ) di mana B<A≤ G , D<C≤ H,
dan ϕ:A/B→C/D adalah isomorfisma grup.
Teorema 3. Misal (A/B,C/D,ϕ) adalah tripel dalam T, dan didefinisikan
} ) ( | ) , {(g h A C gB hD Uϕ = ∈ × ϕ = .
Maka Uϕadalah subgrup dari G×H.
Teorema 4. Untuk subgrup U dalam S, misalkan
U h g G g AU ={ ∈ |( , )∈ untuk suatu h∈H}, BU ={g∈G|(g,1)∈U},
CU ={h∈H |(g,h)∈U untuk suatu g∈G}, dan DU ={h∈H |(1,h)∈U},
dan didefinisikan pemetaan ϕU :AU /BU →CU /DU dengan U
U
U(gB )=hD
ϕ bila (g,h)∈U.
Maka
(a). AU adalah subgrup dari G dan CU adalah subgrup dari H. (Subgrup ini
kadang disebut proyeksi dari U pada grup faktor .)
(b). BU adalah subgrup normal dari DU adalah subgrup normal dari CU.
(c). ϕUadalah isomorfisma grup.
Teorema 5. Didefinisikan pemetaan α:S →T dan β :T →S dengan
= ) (U α (AU /BU,CU /DU,ϕU ) dan ϕ ϕ β(A/B,C/D, )=U .
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 17
Teorema 3 dan 4 menunjukkan bagaimana membentuk subgrup dalam S bila
diberikan suatu tripel dalam T, dan sebaliknya.Yaitu, bila diberikan tripel
) , / , /
(A B C D ϕ dalam T, kita tentukan bayangan dari koset gB terhadap ϕ. Maka Uϕ
tidak lain adalah himpunan semua pasangan terurut elemen‐elemen dari gB dan hD .
Sebaliknya, bila diberikan subgrup U, himpunan koordinat pertamanya membentuk A,
dan himpunan koordinat pertamanya yang dipasangkan dengan elemen identitas
membentuk B; subgrup C dan D dibentuk dengan cara sama. Isomorfisma ϕ kemudian
dapat ditentukan. Contoh‐contoh di bawah ini menunjukkan langkah‐langkah tersebut.
2.3.Contoh‐contoh
Contoh 1. Misal G = Z3= x ,dan misal H =Z9= y . Dalam G×H, enam subgrup
1
1× , 1× y3 , 1×Z9, Z3×1, Z3× y3 , dan Z3×Z9 diperoleh dari kuosien trivial.
Satu‐satunya kuosien tak trivial dari Z3 adalah Z3/1, yang isomorfis dengan kedua
kuosien Z9 / y3 dan y3 /1 dalam Z9. Masing‐masing pasangan ini berkorespondensi dengan dua subgrup, yaitu yang diperoleh dari dua isomorfisma
yang berbeda dari grup siklik berorde 3 ke dirinya sendiri. Diagram Hasse untuk 9
3 Z
Z × lengkapnya ditunjukkan dalam Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Hasse dari Z3×Z9
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 18 Contoh 2. Misal G =
3 6
Z = x , dan misal H adalah grup yang terdiri dari enam simetri
dari segitiga samasisi di mana dua rotasi berorde 3 dinyatakan dengan r dan r2, dan
pencerminan berdorde 2 dengan s1, s2, dan s31. Tabel 1 mendaftar kuosien‐kuosien
yang dipakai.
Tabel 1. Kuosien‐kuosien untuk Contoh 2
Kuosien dalam G Orde Kuosien dalam H Orde
G G/ 1 H/H 1 2 2 / x x 1 r / r 1 3 3 / x x 1 s1 / s1 1 1/1 1 s2 / s2 1 s3 / s3 1 1/1 1 2 / x G 2 H/ r 2 1 / 3 x 2 s1 /1 2 s2 /1 2 s3 /1 2 3 / x G 3 r /1 3 1 / 2 x 3 G/1 6 H/1 6
Misalkan kita akan mencari subgrup U yang berkorespondensi dengan tripel
(G/ x3 , r /1,ϕ), di mana ϕ: G/ x3 → r /1 didefinisikan dengan ( 3 ) 21 r x x = ϕ . Karena } { }) , ({ 3 H G x e e = ϕ ,
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 19 } { }) , ({ 4 2 r x x = ϕ , } { }) , ({ 2 5 r x x = ϕ , maka {( , ),( 3, ),( , 2),( 4, 2),( 2, ),( 5, )} r x r x r x r x e x e e U = G H H .
Sebaliknya, misal diberikan subgrup V, akan dicari tripel yang berkorespondensi
dengan subgrup tersebut. Sebagai contoh, bila ) , {(eG eH V = , (eG,r), (eG, 2 r ), (x,s1), (x,s2), (x,s3), ( 2 x ,eH), ( 2 x ,r), (x2,r2), (x3,s1), ( 3 x ,s2), ( 3 x ,s3), (x4,eH), (x4,r), (x4,r2), (x5,s1), ( 5 x ,s3), (x5,s3)},
maka A adalah himpunan semua koordinat pertama, B adalah himpunan semua
koordinat petama yang dipasangkan dengan eH, C adalah himpunan semua koordinat
kedua, dan D adalah himpunan semua koordinat kedua yang dipasangkan dengan eG.
Dngan demikian A = {eG, x, 2 x , x3, x4, x5} = G B = {eG, 2 x , x4} = x2 C = {eH, r, r2, s1, s2, s3} = H D = {eH, r, 2 r }.
Karena A/B dan C/D berorde 2, isomorfisma ϕ harus isomorfisma identitas. Maka,
subgrup V berkorespondensi dengan tripel (G / x2 , H / r , ϕ) , di mana ϕ: G / x2 → H / r didefinisikan dengan ϕ(x x2 )=s1 r .
Perhatikan bahwa kuosien yang berorde 6 hanyalah G/1 dan H/1, yang tidak
isomorfis, sehingga G×H tidak mempunyai subgrup yang berkorespondensi dengan
kuosien‐kuosien ini.
2.4.Aplikasi Teorema Goursat
Kita dapat membentuk subgrup dari suatu darab langsung bila diberikan dua
kuosien yang isomorfis yaitu dengan mencari semua pasangan terurut yang mungkin
yang koordinat pertamanya diambil dari A dan koordinat keduanya diambil dari
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 20
orde dan indeks subgrup dari suatu darab langsung berhingga, seperti yang dinyatakan
dalam Teorema 6 berikut, yang diambil dari buku [ 1 ].
Teorema 6. Misal G dan H adalah grup berhingga, dan misal U adalah subgrup dari
H
G× . Maka :
(a). |AU |.|DU | = | U | = |BU |.|CU |.
(b). [G:AU].[H :DU] = [G×H:U] = [G:BU].[G:CU].
Teorema 7. Misal G=H1×...×Hn adalah grup berhingga di mana orde subgrup Hi
dan
i j
H adalah relatif prima bila i≠ j. Bila U adalah subgrup dari G, maka
n H U H U U = I 1×...× I .
3.Kesimpulan dan Saran
Bila A adalah subgrup dari G dan C adalah subgrup dari H, maka A×C adalah
subgrup dari G×H. Selain itu diagonal dari G×G, yang didefinisikan dengan D =
} |
) ,
{(g g g∈D , juga merupakan subgrup dari G×G. Akan tetapi subgrup dari suatu
darab langsung belum tentu merupakan darab langsung dari subgrup‐subgrup.
Teorema Goursat yang intinya mengatakan bahwa struktur subgrup dari suatu darab
langsung bergantung pada struktur kuosien dari grup faktor, memberikan prosedur
yang sistematis untuk mencari semua subgrup dari suatu darab langsung. Dan secara
persisnya diperoleh bahwa bila G=H1×...×Hn adalah grup berhingga di mana orde
subgrup Hi dan i j
H adalah relatif prima bila i≠ j. Bila U adalah subgrup dari G, maka
n H U H U U = I 1×...× I .
Disarankan mengingat keterbatasan waktu dalam perkuliahan, materi tersebut
dibahas dalam bentuk kumpulan soal‐soal latihan dan dijadikan tugas kelompok —
dengan maksud agar pada akhir semester, teorema tersebut dapat dipahami dan
dibuktikan tanpa banyak kesulitan.
PROSIDING ISBN : 978‐979‐16353‐3‐2
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 5 Desember 2009 21 Daftar Pustaka
Crawford, R.R. and Wallace, K.D., On the number of subgrup of index two—an application of Goursat’s theorem, Math.Mag.48 (1975) 172‐174.
Gallian, J.A., Contemporary Abstract Algebra, 4th ed., Houghton Mifflin, Boston, 1998.
Hungerford, T.W., Abstract Algebra: An Introduction, 2nd ed., Brooks/Cole, Pacific
Grove CA, 1997.
Petrillo, J., Goursat’s Other Theorem, The College Mathematics Journal, Vol.40, No.2
(2009) 119‐124