• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan suatu wilayah memiliki dimensi yang sangat banyak mulai dari dimensi sosial, ekonomi, lingkungan dan sebagainya. Namun pada akhirnya yang harus dijadikan tujuan akhir suatu pembangunan adalah keterpaduan pencapaian seluruh dimensi-dimensi tersebut.

Pembangunan yang dilakukan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sewajarnya memiliki maksud - maksud antara lain, pembangunan wilayah memberikan perlindungan sosial dan ekonomi, pembangunan wilayah menyediakan media bagi beroperasinya mekanisme pasar secara efisien pembangunan wilayah dapat menyediakan perangkat-perangkat bagi aspek perencanaan pembangunan dan pembangunan wilayah merupakan upaya-upaya pembangunan sistem kelembagaan sebagai kerangka perbaikan dan penyempurnaan pembagunan. Perkembangan suatu wilayah tidak terlepas dari interaksi antara wilayah tersebut dengan wilayah lainya.

Menurut Undang – Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Bab 1 Pasal 1 ayat 8, Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Pembangunan yang sedang dilaksanakan sekarang ini, baik yang berskala nasional maupun regional merupakan pembangunan nasional jangka panjang dalam rangka meningkatkan taraf hidup, harkat dan martabat manusia Indonesia seutuhnya.

Namun demikian dalam kenyataannya, pelaksanaan pembangunan yang didasarkan pada asas pemerataan dan pertumbuhan, masih ditemukan banyak kendala dan kepincangan. Hal ini terlihat di dalam proses pembangunan di daerah pedesaan yang sangat lamban dan tidak merata serta kurangnya partisipasi masyarakat.

Pernyataan di atas, sebenarnya menghendaki adanya pembangunan daerah pedesaan dengan memanfaatkan segala potensi dana yang tersedia untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang merupakan daya dukung bagi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan desa.

(2)

Pembangunan desa yang bertujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur mencakup berbagai segi, seperti yang dilakukan di desa Totok, dimana satu diantaranya adalah pembangunan fisik desa, seperti rehab kantor desa, pembangunan gedung paud, pembangunan jalan desa 2 km dan pengaspalan jalan 3 km.

Sebagai realisasi dari tujuan tersebut, maka pemerintah terus mengupayakan memberikan dana bantuan pembangunan desa untuk dapat terus meningkatkan pembangunan di daerah pedesaan. Pemberian dana bantuan pembangunan dengan didasar pada prinsip Bottom Up Planning dengan pengertian bahwa pelaksanaan pembanguan desa harus dimulai dari belakang, dengan kata lain bahwa pembangunan harus dipusatkan di daerah pedesaan sehingga masyarakat tidak saja menikmati hasil-hasilnya saja akan tetapi lebih berfungsi sebagai subyek pembangunan desa.

Pemerintah Daerah kabupaten Sumba Barat Daya mencanangkan empat isu strategis utama yang terus disosialisasikan untuk mendapatkan support maksimal mulai dari aparat pemerintah, stake holders sampai kalangan akar rumput. Keempat isu tersebut adalah desa yang berkecukupan pangan, desa berair, desa bercahaya serta desa tentram dan tertib. Isu – isu tersebut tidak saja dikumandangkan sebagai slogan tetapi berbagai langkah dilakukan oleh Pemerintah daerah agar isu-isu pembangunan tersebut dapat dioperasionalisasikan.

Desa Totok adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Loura kabupaten Sumba Barat Daya yang mempunyai penduduk sebanyak 2.113 jiwa dengan 4 dusun.

Berdasarkan hasil studi awal yang peneliti lakukan di desa Totok, pembangunan desa yang dilakukan di kabupaten Sumba Barat Daya khususnya desa Totok tahun anggaran 2012 - 2014 antara lain penataan kelembagaan desa, pembangunan fisik seperti jalan dan gedung. Berikut ini adalah data tentang pembangunan fisik desa yang dilakukan :

Tabel 1.1

Kegiatan Pembangunan Desa di Desa Totok, Kecamatan Loura Tahun Anggaran 2012 - 2014

No. Jenis Kegiatan Pembangunan Fisik

Rencana Hasil Prosentase Hasil (%) 1. Pembangunan Jalan

desa (Dusun 4)

4 km Sudah Selesai 100%

(3)

Penampung air

3. Pemasangan Listrik (Dusun 2 dan Dusun 3)

3 km Sudah selesai 100%

4. Rehab Gedung Balai Desa

1 buah Belum selesai 50 %

5. Pembangunan Gedung Paud

1 buah Belum selesai 50 %

6. Pembangunan Jalan Desa (Dusun 1 dan Dusun 2)

2 km Belum selesai 30 %

7. Pengaspalan Jalan 3 km Belum selesai 50 % Sumber : Arsip Kantor Desa Totok, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembangunan fisik desa di desa Totok, kecamatan Loura, kabupaten Sumba Barat Daya kurang berhasil sepenuhnya dan masih dalam tahap pembangunan, karena dilihat dari beberapa kegiatan pembangunan fisik di atas tidak semua mencapai target yang diharapkan (100%), dimana keempat jenis kegiatan pembangunan fisik di atas dari perencanaan semula harus diselesaikan dalam tahun 2014. Kegiatan pembangunan tersebut dalam pelaksanaan dibagi perdusun dan dalam pelaksanaannya setiap dusun harus melaksanakan kegiatannya sebanyak 12 kali, namun didalam pelaksanaan tidak mencapai target, dimana setiap dusun hanya melaksanakan 6 kali kegiatan. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengadaan bahan baku dari keempat jenis kegiatan ini dibagi perdusun dimana setiap dusun dibebankan seperti :

a. Batu perdusun 2 kubik b. Pasir 3 kubik

c. Balok dan usuk masing – masing dusun 10 batang

Namun dalam realisasinya tidak mencapai apa yang direncanakan, dimana masing – masing dusun dalam memberikan bahan baku tersebut kurang dari apa yang diharapkan.

Partisipasi masyarakat yang kurang inilah yang menjadi kendala atau masalah dalam proses pembangunan fisik di desa Totok. Kurangnya partisipasi aktif masyarakat inilah yang menjadi penyebab kurang berhasilnya pembangunan fisik yang dilakukan di desa Totok, kecamatan Loura, kabupaten Sumba Barat Daya.

Partisipasif aktif masyarakat mempunyai arti yang sangat penting dalam proses pembangunan, baik dari perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan. Oleh karena itu,

(4)

Kepala Desa dalam merencanakan suatu program pembangunan fisik desa harus melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dan benar- benar bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.

Dalam rangka mensukseskan pembangunan fisik desa yang dimaksud, maka Kepala Desa disamping sebagai Kepala Pemerintahan tertinggi di desa, juga harus berperan sebagai komunikator dan motivator dalam usaha mempertinggi partisipasi masyarakat demi mensukseskan pembangunan desa, sehingga tujuan dari pada pembangunan desa tersebut dapat tercapai dengan baik. Demi tercapainya tujuan yang dimaksud, maka sangat dibutuhkan adanya aparatur pemerintah yang bersih dan berwibawa serta mampu melaksanakan tugas dan memiliki sikap pengabdian yang tinggi.

Sebagai komunikator, Kepala Desa harus mengatasi tentang unsur – unsur tujuan maupun aspek – aspek dari komunikasi dan bagaimana mengadakannya, karena tujuan komunikasi bukan sekedar memberitahu, akan tetapi yang terpenting pemberitahuan itu dimengerti, dipikirkan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Sasaran komunikasi adalah masyarakat dimana diharapkan adanya keterlibatan secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan bobot dan kemampuannya.

Sebagai motivator maka Kepala Desa mengadakan usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga masyarakat mau dan ingin melakukan kegiatan – kegiatan pembangunan. Keberhasilan pembangunan desa sangat tergantung pada peranan Kepala Desa untuk memberi daya perangsang atau daya dorong kepada masyarakat desa agar bekerja dengan segala daya upaya dengan wujud berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan pembangunan desa.

Dengan dilaksanakannya peran Kepala Desa sebagai komunikator dan motivator di Desa Totok seperti yang digambarkan diatas, sejauh ini walaupun pembangunan desa yang dilakukan belum maksimal namun dengan melihat prosentase hasil pada kegiatan rehab gedung balai desa, pembangunan gedung paud dan pengaspalan jalan desa yang sudah mencapai 50%, dimana kegiatan rehab balai desa yang dalam perencanaannya berupa perbaikan atap, tembok, jendela dan pintu serta lantai, sudah menyelesaikan perbaikan atap dan jendela serta pintunya. Sedangkan dalam kegiatan pengaspalan jalan desa sudah mencapai 2 km dari rencana awalnya yakni 3 km. Berdasarkan hasil prosentase inilah yang

(5)

menunjukkan bahwa sejauh ini peran Kepala Desa sebagai komunikator dan motivator sudah berjalan namum belum maksimal karena kurangnya partispasi masyarakat tersebut.

Oleh karena itu, Kepala Desa dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus bekerja sama, baik dengan aparatur pemerintahnya maupun dengan seluruh masyarakat khususnya dalam perannya sebagai komunikator dan motivator desa untuk mencapai tujuan pembangunan desa.

Bertolak dari pemikiran –pemikiran diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan peran Kepala Desa sebagai komunikator dan motivator dalam proses pembangunan desa. Oleh karena itu, peneliti akan mengkaji dalam sebuah penelitian yang berjudul : PERAN KEPALA DESA SEBAGAI KOMUNIKATOR DAN MOTIVATOR DALAM PROSES PEMBANGUNAN DESA DI DESA TOTOK, KECAMATAN LOURA, KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA, PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR.

3.1. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah pokok dalam tulisan ini adalah “Bagaimanakah peran Kepala Desa sebagai komunikator dan motivator dalam proses pembangunan di desa Totok, kecamatan Loura, kabupaten Sumba Barat Daya?”

3.2. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

a. Untuk menggambarkan peran Kepala Desa sebagai komunikator dalam proses pembangunan desa di desa Totok

b. Untuk menggambarkan peran Kepala Desa sebagai motivator dalam proses pembangunan desa di desa Totok.

2. Manfaat

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Daerah khususnya Desa Totok dalam hal peran Kepala Desa.

b. Sebagai peningkatan kemampuan penulis untuk penelitian ilmiah dalam rangka pengembangan ilmu dan pegetahuan bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis struktur narasi pada artikel storytelling project sunlight yaitu “Menyebarkan kebiasaan baik” dan “Simak Tips” dengan menerapkan model

Kegiatan pembelajaran tersebut berjalan 2 jam pelajaran akan tetapi diselingi dengan pemberian reward kepada anak dan pembelajaran dilakukan sesuai dengan

Sudjijo (1996) menyatakan bahwa besarnya unsur hara yang diserapkan tanaman bergantung pada pupuk yang diberikan, dimana hara yang diserap oleh tanaman akan

Ringkasnya, meskipun struktur kristal serbuk ferit hasil sintesis telah sama dengan produk komersial, namun sifat-sifat magnetik magnet yang dihasilkan masih belum dapat

Ratio, Net Profit Margin Ratio, Debt to Total Asset Ratio serta Debt to Total Equity Ratio sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi, sehingga penelitian ini berjudul

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas siswa, respon siswa dan hasil belajar siswa melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis

LTD di Jepang tahun 1981, 1 (satu) baling-baling dan digerakkan dengan mesin merk Akasaka 2600 BHP, kapal di klaskan di Biro Klasifikasi Indonesia. ANU BHUM, kapal barang

Dalam pendekatan psikoanalisa ini, penulis dapat meneliti kepribadian dan psikologis tokoh utama yang tergambar melalui sikap tokoh dalam menghadapi konflik atau