• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MAKNA: SUATU KAJIAN SEMANTIK

Oleh Nuryadi

Dosen Program Studi Sastra Inggris Fakultas Komunikasi, Sastra dan Bahasa Universitas Islam “45” Bekasi

Abstract

This paper discusses and explains sense relation. We give different definition between sense and meaning. Sense is a meaning of lexical unit distinguished from other meaning. Meanwhile, meaning is traditionally of something said to be expressed by a sentence. The formal approach to capture the lexical knowledge in a format compatible with the model-theoretical approach is meaning postulates. It would recognize automatically from knowledge rather than state in terms of component meaning of either word. Speaker and hearer have knowledge about many kinds of sense relation. Sense relation is a meaning of a lexical unit within the semantic system of a language. Sense relations discussed in this paper are entailment, inclusion, contradiction, anomaly, ambiguity, polisemy, homonymy, meronymy, referensy, presupposition and synonymy. Besides, we discusses meaning of paraphrase, denotation and connotation.

Keywords : sense relation, sense, meaning, lexical unit. PENDAHULUAN

Semantik mempelajari makna yang ada dalam ujaran. Perlu dijelaskan bahwa terjemahan meaning adalah ‘arti’ sedangkan sense adalah ‘makna’. Matthews (1997 : 220-221, 337) mendefinisikan arti sebagai hubungan antara bentuk bahasa dengan sesuatu diluar bahasa, sedangkan makna didefinisikan sebagai hubungan di antara kata itu sendiri di dalam bahasa. Hubungan makna oleh Brinton (2000 : 131-133) dibedakan menjadi parafrasa, perikutan, inklusi, kontradiksi, anomali, ketaksaan leksikal, konotasi, polisemi, homonimi, meronimi taksonomi dan praanggapan.

PEMBAHASAN

Parafrasa (paraphrase)

Sebuah pernyataan disebut parafrasa jika artinya sama dengan pernyataan lain yang dirujuknya (Brinton 2000 : 131). Dalam bahasa Inggris parafrasa sejajar dengan kesinoniman. Akan tetapi, yang membuatnya berbeda adalah bahwa parafrasa terjadi diantara kalimat, sedangkan kesinoniman terjadi di antara kata. Perhatikan contoh berikut ini :

(1a) Philip purchased an automobile. (1b) Philip bought a car.

Parafrasa kalimat (1a) adalah (1b). Simpulannya adalah sebab akibat dalam parafrasa terjadi dua arah, artinya bahwa (1a) sama dengan (1b) dan (1b) sama dengan (1a). Hal ini dimaksudkan agar tidak tertukardengan perikutan. Maujud dari Simpulan adalah sebagai berikut:

(1c) Philip purchased an automobile = Philip bought a car.

(1b) Philip bought a car = Philip purchased an automobile.

(2)

Philip purchased an automobile maka dengan sendirinya sama dengan Philip bought a car. Begitu pula Philip bought a car dengan sendirinya sama dengan Philip purchased an automobile.

Denotasi (Denotation)

Denotasi adalah relasi yang menerapkan satuan bahasa pada satuan maujud (entity) yang di luar bahasa. Relasi ini dapat merupakan relasi antara satuan bahasa, kata, ataupun frasa. Contoh satuan leksikal house. Berkat denotasi kita dapat berbicara tentang rumah, walaupun wujud yang berbeda. Gambaran house yang ada di benak kita, dengan persetujuan adalah sebuah tempat tinggal dan gambaran house atau maujud yang diterapi oleh satuan bahasa di dalam benak kita itu disebut denotatum (Matthews, 1997 :91) yang bentuk jamaknya adalah deotata. Denotata yang kita bayangkan, house yang berada di kampung halaman, di perumahan kota, di pinggir sungai, yang sesuai dengan gambaran di benak kita saat ini, yang pernah ada, dan yang akan datang itu disebut ekstensi (Cruse, 2004 : 26) Sedangkan cirri khas yang ada pada house, seperti berpintu, berjendela, berkamar tidur, dan beratap, disebut intensi. Maujud memiliki tingkatan. Maujud tingkat pertama adalah maujud yang kongkret seperti house, car, bicycle, animal, dan river. Maujud tingkat kedua adalah maujud yang dapat kita lihat tetapi tidak teraba (intangible) pada umumnya terjadi pada sebuah peristiwa seperti celebration, accident, dan ceremony. Maujud tingkat ketiga adalah adalah bentuk abstrak, sesuatu yang apat kita bicarakan berkat nalar an akal budi kita, yang merupakan sebuah imajinasi, citra, tetapi tidak dapat secara kongkret kita lihat, seperti prosperity, beauty, justice, dan crime.

Konotasi (Conotation)

Konotasi adalah nilai rasa yang timbul oleh pertautan makna berdasarkan pengalaman. Brinton (2000 : 132) mendefinisikan konotasi sebagai kata yang membangkitkan nilai rasa, sikap dan pendapat. Kadang-kadang, ada kata yang mempunyai makna denotasi mempunyai makna konotasi. Sebagai contoh, bagi orang Barat bilangan tigabelas memiliki konotasi yaitu angka yang membawa ketidakberuntungan. Bagi orang Indonesia, angka duabelas dan juga tigabelas mempunyai konotasi buruk yang dibuktikan dengan adanya ungkapan celaka duabelas.

Nilai rasa bisa berupa ketakziman, kekaguman, keilmuan, kebencian, ketakwaan, ketakutan, yang dialami penutur, kelompok atau masyarakat penutur. Nilai rasa tersebut ditautkan dengan peristiwa di dalam pengalaman. Tidak semua kata mempunyai konotasi. Ada dua ranah dalam konotasi. Pertama adalah ranah adikodrati atau supranatural yang berkaitan dengan kepercayaan seperti yang berhubungan dengan Tuhan. Sebagai contoh kata die atau mati. Karena kata tersebut berhubungan dengan ranah adikodrati atau kepercayaan maka digunakan ungkapan yang lebih halus seperti ’meninggal dunia’,’ berpulang ke rahmat Tuhan’, ’kembali ke pangkuan ibu pertiwi’ atau dalam bahasa Inggris digunakan kata rest in peace, dan pass away.

Kedua adalah ranah fisiologis atau ikhwal yang menggambarkan faal manusia yaitu pencernaan dan sisa pencernaan, pembuangan serta perkembangbiakan dan alat kelamin. Hal yang berhubungan dengan sisa pencernaan dihindari sehingga kata berak dihindari dan digantikan dengan ‘BAB’ atau ‘be-a-be’ karena ‘berak’ berkonotasi dengan barang yang dikeluarkan sebagai sisa pencernaan. Perhatikan contoh berikut ini :

(3a) Dok, BAB saya tidak lancar. (3b) Dok, berak saya tidak lancar.

Orang akan menghindari pernyataan (3b) karena kata ‘berak’ berkonotasi tak sopan sedangkan ‘BAB’ tidak. Untuk sesuatu yang dianggap jijik, konotasi menimbulkan

(3)

eufemisme, menggunakan kata yang dianggap sopan, seperti ‘urin’ dan ‘air kemih’ sebagai pengganti kata ‘air kencing’, ‘buang air besar’ sebagai pengganti kata ‘tinja’ atau ‘feces’.

Semua konotasi ditautkan dengan substansi aslinya yang dianggap jijik. Dalam bahasa Inggris, perbuatan yang dilakukan dengan alat kelamin menggunakan kata ‘making love to’ ‘getting it on’, ‘sleeping with’, dan ‘having sexual intercourse’. Setiap kali kata yang berkonotasi mulai kasar, dicari penggantinya. Lawan dari eufemisme adalah dysphemism yang mengandung kata kasar dan tidak sopan, yang dalam bahasa Inggris disebut swearword. Dunia kedokteran memakai konotasi yang ilmiah, seperti ‘koitus’ untuk kata ‘bersetubuh’, ‘flatus’, untuk ‘buang angin’ dan ‘defekasi’ untuk ‘buang air besar’.

Perikutan (Entailment)

Perikutan atau entailment adalah hubungan makna antara sebuah pernyataan dengan pernyataan lain jika pernyataan yang kedua secara logis merupakan implikasi dari pernyataan pertama (Brinton 2000 : 131). Oleh sebab itu perikutan disebut juga implikasi. Perhatikan contoh berikut ini :

(4a) Susan studies in Minnesota. (4b) Susan studies in USA.

Perikutan kalimat (4a) adalah (4b). Berbeda dengan parafrasa, sebab akibat dalam perikutan hanya terjadi satu arah, artinya bahwa (4a) sama dengan (4b) tetapi (4b) tidak sama dengan (4a). Maujud dari penjelasan itu adalah sebagai berikut :

(4c) Susan studies in Minnesota = Susan studies in USA. (4d) Susan studies in USA

≠ Susan studies in Minnesota.

Susan studies in Minnesota dengan sendirinya Susan studies in USA, tetapi Susan studies in USA tidak dengan sendirinya Susan studies in Minnesota karena bisa saja Susan studies in Michigan, Washington, Maryland, dan sebagainya. Hubungan antara Minnesota dan USA adalah hubungan hiponimi, maka dapat disimpulkan bahwa perikutan sejajar dengan hiponimi.

Peliputan (Inclusion)

Peliputan atau inklusi adalah hubungan makna antara satu pernyataan yang meliputi atau mencakup pernyataan lain (Brinton, 2000 : 131). Perhatikan contoh berikut ini :

(5a) Pamela likes seafood. (5b) Pamela likes shrimps.

Pernyataan (5a) meliputi pernyataan (5b). Seperti perikutan, hubungan dalam inklusi juga satu arah. Bahwa Pamela likes seafood meliputi Pamela likes shrimps karena shrimps hiponim dari seafood. Akan tetapi Pamela likes shrimps tidak meliputi Pamela likes seafood karena shrimps tidak meliputi semua seafood.

Kontradiksi (Contradiction)

Suatu pernyataan disebut kontradiksi jika suatu pernyataan secara logis bertentangan dengan pernyataan lain. Jika yang satu benar maka yang keduanya harus tak benar (Brinton 2000 ; 132). Perhatikan contoh berikut ini :

(6a) Simon is married. (6b) Simon is single.

Pernyataan (4a) bertentangan dengan pernyataan (5b). Kontradiski sejajar dengan antonimi biner.

(4)

Anomali sama dengan ketakberterimaan secara semantik. Anomali terjadi bila kalimat melanggar kaidah semantik (Brinton 2000 : 132). Pernyataan anomali tak berterima atau melanggar kebenaran di dalam dunia nyata. Sebagai contoh kalimat yang diberikan oleh Chomsky Colorless green ideas sleep furiously (Fromkin et al 1993 : 120) adalah anomali karena tak berterima secara semantik. Perhatikan contoh lain berikut ini :

(7) The car coughs when the engine wakes up.

Pernyataan (7) mengandung makna yang tidak berterima secara akal sehat. Di dunia nyata car doesn’t cough dan engine doesn’t wake up. Anomali dibedakan dengan camping. Anomali adalah ketakberterimaan secara semantik, sedangkan camping secara gramatikal.

Dalam semantik, kita mengetahui hubungan dunia nyata, tetapi kita juga mempunyai dunia fiksi yang menjadi anomali dunia nyata, dan hal itu bisa juga berlaku. Dalam metafora, kaidah dan hukum anomali dapat dilanggar, jadi melangar kebenaran dunia nyata seperti dalam ungkapan John is a book worm (John adalah kutu buku).

Ketaksaan (ambiguity)

Ketaksaan adalah pernyataan yang secara leksikal dan struktural mempunyai dua makna. Ketaksaan leksikal timbul bila unsur leksikalnya memiliki dua makna (Cruse 1986 : 51). Brinton memberikan contoh dalam bahasa Inggris yaitu kata bank yang dapat mempunyai dua arti yaitu ’institusi keuangan’ pada (8a) dan ’pinggir sungai’ pada (8b) seperti pada contoh berikut ini :

(8a) John goes to the bank to save the money.

(8b) John goes to the bank to play golf.

Ketaksaan struktural biasanya terjadi pada frase yang dapat memiliki dua makna yang berbeda seperti pada contoh berikut ini :

(9a) The lawyer was offered a unique case.

(9b) Visiting relatives can be so interesting.

A unique case dapat berarti kasus yang unik atau kotak yang menarik, sedangkan visiting relative dapat berarti the activity of visiting relative atau the relatives who are visiting. Polisemi (Polisemy)

Polisemi adalah banyaknya makna kata yang masing-masing saling berkaitan (Brinton, 2000 : 132). Berikut ini contoh yang dikutip dari Longman Dictionary of Contemporary English (1989) :

(10) Dirty : adj 1. not clean or

covered or marked with dirt, or likely to make dirt.

2. (of thoughts or words) concern with sex in an unpleasant way.

3. (informal) unpleasant.

Leksem dirty pada (10) menunjukkan tiga hubungan makna yang saling berkaitan. Dengan kata lain, meskipun memiliki tiga makna yang berbeda, makna dirty berkaitan satu dengan yang lain.

(5)

Dua contoh lain polysemi adalah kata fire dan mouth. Kata fire dapat bermakna ‘membakar’, ‘menembak’, atau ‘memecat’, sedangkan kata mouth dapat bermakna ‘pangkal saluran makanan’, dan ‘muara saluran air sungai ke danau atau laut’.

Homonimi (Homonimy)

Homonimi adalah hubungan dua kata yang bentuk tulisan dan pelafalannya sama tetapi mempunyai makna yang berbeda (Brinton, 2000 : 133). Fromkin et al (2003 : 179) memberikan definisi yang lebih rinci yakni hubungan kata-kata yang pelafalannya sama tetapi ejaannya bisa berbeda. Berikut beberapa contoh yang dikutif dari Longman Dictionary of Contemporary English (1989) :

(11a) bank 1 : (nomina) riverside (11b) bank 2 : (nomina) financial institution

Supaya jelas perbedaan maknanya, kata bank dapat digunakan dalam kalimat sebagai berikut :

(12a) I’l meet you by the bank, in front of the automated teller machine.

(12b) I’l meet you by the bank, we can go skinny – dipping.

Kalimat (12a) berarti ‘ Saya akan menemuimu di bank, di depan mesin ATM’, sedangkan (12b) ‘Saya akan menemuimu di pinggir sungai, kita dapat menyelam’.

Contoh polisemi yang lain adalah sebagai berikut : (13a) swallow 1 : (verb transitif) to

move (food or drink) down to the throat from the mouth and towards the stomach.

(13b) swallow 2 : (nomina) a small bird with pointed wings and a double pointed tail, which comes to the northern countries in summer.

Meronimi (meronymy)

Meronimi adalah hubungan bagian-keseluruhan. Cruse (1986 : 159) menyatakan bahwa meronimi adalah hubungan makna antara satuan leksikal yang merupakan satu bagian makna dari keseluruhan. Agar lebih jelas, perhatikan hubungan antara house dengan floor, door, window, wall, dan roof

Hubungan antara floor dan house adalah meronimi. Floor adalah meronim dari house. Hubungan antara floor dan house adalah hubunggan makna bagian keseluruhan. Dalam meronimi kita dapat mengatakan lantai adalah bagian rumah atau jendela adalah bagian rumah. Floor, door, window, wall dan roof menjadi unsur yang membangun house. Dengan kata lain, tidak ada hubungan makna antara floor dengan house.

Taksonomi (Taxonomy)

Taksonomi adalah sub bagian dari hiponimi yang berkaitan dengan makna superordinatnya dalam hal-hal tertentu (Cruse 2004 : 150). Bagian bawahan disebut taksonim sedangkan bagian atasannya disebut superordinat. Dalam bidang biologi dikenal sebutan taksonomi yang satuannya disebut takson yang merupakan hiponim dari superordinatnya, misalnya mamalia terbagi ke dalam herbivora, karnivora, dan omnivora. Refleksi bahasa

(6)

taksonomi disebut taksonimi. Yang dibicarakan dalam taksonomi adalah kata bukan maujud diluar bahasa, misalnya kata ‘kepala’ dibanding kata ‘badan’, yang dibandingkan bukan maujudnya tetapi katanya. Oleh karena itu, taksonim bisa berupa kepala, hulu, sedangkan badan bisa berupa tubuh, raga, jasad, atau bodi.

Praanggapan (Presupposition)

Praanggapan adalah hubungan andaian yang dipraanggapkan sebelum pernyataan atau yang diterima kebenarannya (Brinton : 2000 : 133). Lawan praangapan adalah perikutan atau entailament. Di dalam praangapan kita mempraanggapkan sesuatu yang menjadi prakondisi keadaan sekarang. Perhatikan contoh berikut ini :

(14a) Samantha drank another glass of bear.

Praanggapan dari kalimat (14a) adalah sebelumnya Samantha sudah minum satu gelas bir. (14b) I just bought a house but the

kitchen needed to be repaired.

Praanggapan dari (14b) adalah rumah memiliki dapur. Referensi (Referency)

Referensi adalah pengacuan atau penunjukkan maujud yangberkonteks di luar bahasa oleh satuan bahasa yang dapat diidentifikasi baik oleh pembicara maupun pendengar (sekurang-kurangnya oleh pendengar), maupun oleh keduanya (Cruse 2004 : 317). Perhatikan contoh berikut ini :

(15a). We will go to Pangandaran beach, over there, to see beautiful scenery.

(15b). Mr. Rosevelt will lead our team, he is a good leader.

Penunjukkan atau pengacuan pantai Pangandaran (15a) dan Mr. Rosevelt (15b) adalah referensi. Penunjukkan dapat secara kongkrit atau abstrak. Secara kongkrit, penunjukkan dapat langsung pada objeknya, misalnya dengan menggunakan tangan (Saeed 1997 : 209) seperti contoh (15a) dan (15b). Penunjukkan secara abstrak adalah penunjukkan sesuatu yang khusus, yang secara nyata tidak ada di sekitar kita tetapi bisa diidentifikasi baik oleh pembicara maupun pendengar, atau oleh keduanya. Perhatikan contoh lain berikut ini : (16a). We will spend our holiday in

Yogya Royal Palace. (16b). We will go shopping at Kramatjati market.

Royal Palace in Yogya dan Pasar ‘Kramatjati’ adalah referen (the referent) abstrak yang diketahui oleh pendengar. Referensi yang mengacu ke maujud yang ada diluar bahasa disebut eksoforis, sedangkan yang mengacu ke dalam bahasa disebut endoforis. Beda antara referensi dan denotasi adalah bahwa dalam denotasi yang dibicarakan sesuatu diluar konteks dan tidak punya acuan khusus.

Sinonimi (Synonymy)

Sinonimi adalah relasi makna antar satuan bahasa yang pelafalannya atau ejaannya atau bentuknya berbeda tetapi mempunyai makna yang sama (Matthews, 1997 :367). Di dalam suatu bahasa sangat jarang ditemukan dua kata yang bersinonim mutlak (Darmojuwono et al, 2005:117). Konsep sinonimi dengan jelas mengacu pada kesamaan makna (Brinton 1984:134). Perhatikan contoh berikut ini :

(17a) flourish/thrive (17b) huge/enormous

(7)

(17c) casual/informal (17d) present/gift

Sinonimi bergantung pada konteksnya. Contoh kata pedigree, ancestry, genealogy, lineage, dan descent adalah sinonim karena mengacu pada arti yang sama yaitu silsilah atau keturunan tetapi pemakaiannya berbeda. Pedigree untuk binatang, ancestry, genealogy, dan lineage untuk manusia, sedangkan descent mungkin mengacu pada salah satu (Brinton, 1984:134). Selanjutnya Brinton mengatakan bahwa dua kata mungkin mempunyai arti yang sama dalam konteks tertentu tetapi tidak dalam konteks lain.

Sinonim mengabaikan konotasi dan hanya mengacu pada denotasi. Sinonim dalam kenyataannya berbeda tidak hanya berkenaan dengan konteksnya, tetapi juga dalam tingkat intensitasnya. Contohnya kata rain, shower, srinkle, down pour. Walaupun bersinonim tetapi kata tersebut mempunyai tingkat intensitas yang berbeda. Arti kata shower adalah brief fall of rain, sedangkan arti down pour adalah heavy fall of rain.

Sinonim juga mengabaikan aspek sosial dan distribusi geografis (dialek). Contoh berikut ini menunjukkan perbedaan dalam hal formalitas dan distribusi geografis di tiga negara yang berbeda yaitu Kanada, Amerika dan Inggris.

(18a) sofa, couch, chesterfield, davenport

(18b) privy, loo, w.c., bathroom, restroom, washroom, toilet (18c) dear, expensive, costly

Menurut Cruse (2004:154) sinonim adalah kata yang persamaan arti semantiknya lebih penting daripada perbedaannya. Berdasarkan perbedaan yang demikian, sinonimi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu sinonimi mutlak, sinonimi proposisional, dan sinonimi sepadan.

Sinonimi dapat terjadi pada berbagai kelas kata, seperti adjektiva sick dan ill, nomina baby dan infant, dan adverbial quickly and speedily. Sinonimi kadang bergantung pada konteks seperti dalam bahasa Inggris death dan expired. Death berlaku hanya untuk makhluk hidup sedangkan expired pada benda mati, walaupun maknanya sama. Sinonimi kadang memiliki makna yang sama untuk konteks tertentu tetapi berbeda untuk konteks lain seperti student dan pupil pada contoh berikut :

(19a) The student is studying English. (19b) The pupil of his left eye is irritated.

Pada kalimat di atas student dapat diganti dengan pupil tetapi pupil tidak dapat diganti dengan student.

SIMPULAN

Dalam semantik makna dibedakan dengan arti. Arti didefinisikan sebagai hubungan antara bentuk bahasa dengan sesuatu diluar bahasa, sedangkan makna didefinisikan sebagai hubungan di antara kata-kata itu sendiri di dalam bahasa. Ketika berhubungan dengan arti kata, pendekatatan yang digunakan adalah model teoretis yang menekankan pada makna denotasi.

DAFTAR PUSTAKA

Brinton, Laurel J. 2000. The

Structure of Modern English : A Linguistic Introduction. Amsterdam : John Benjamin Publishing.

(8)

Cruse, D.A. 2004. Meaning in Language : An Introduction to Semantics and Pragmatics. Second Edition. Oxford : Oxford University Press.

Darmojuwono, Setiawati., Kushartanti, Untung Yuwono, 2005. Pesona Bahasa : Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta : Gramedia Utama

Fromkin, Victoria, R. Rodman, dan N. Hyams. 2003. An Introduction to Language (edisi ke tujuh). Boston : Thomson Heinle.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta. Balai Pustaka.

Matthews, Petter H. 1997. The Concise Oxford Dictionary of Linguistics. Oxford : Oxford University Press.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh dari uji kuat tekan dan kuat tarik belah beton kertas adalah beban maksimum yaitu pada saat beton hancur menerima beban maksimum tersebut, dari

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak bahwa akhirnya penulis berhasil menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir Karya (Non

Propagasi line of sight, disebut dengan propagasi dengan gelombang langsung (direct wave), karena gelombang yang terpancar dari antena pemancar langsung berpropagasi menuju

Hal ini disebabkan adanya kegiatan (penugasan) yang belum dapat dilaksanakan dengan jumlah pegwai yang tersedia pada saat yang bersamaan... 2 Rencana dan realisasi penugasan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk Mengkaji dan menganalisi fenomena curah hujan ekstrim menggunakan sebaran teori nilai ekstrim sehingga member solusi atas

Menurut Fengel dan Wegener (1995) sepanjang menyangkut komponen kimia kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel yaitu selulosa,

Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan tambahan pengetahuan mahasiswa tentang keperawatan medikal bedah atau penyakit dalam, khususnya tindakan keperawatan mandiri seperti

Pengorganisasian (organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di