• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Umum Tangerang Selatan Dan Ora Art Space Dengan Konsep Arsitektur Betawi Kontemporer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Umum Tangerang Selatan Dan Ora Art Space Dengan Konsep Arsitektur Betawi Kontemporer"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERPUSTAKAAN UMUM TANGERANG SELATAN DAN ORA ART SPACE DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BETAWI KONTEMPORER

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh :

Ahmad Rifqy Rayhan Noor D300150041

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PERPUSTAKAAN UMUM TANGERANG SELATAN DAN ORA ART SPACE DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BETAWI KONTEMPORER

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

Ahmad Rifqy Rayhan Noor D300150041

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Qomarun, MM NIK. 781

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PERPUSTAKAAN UMUM TANGERANG SELATAN DAN ORA ART SPACE DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BETAWI KONTEMPORER

OLEH

AHMAD RIFQY RAYHAN NOOR D 300 150 041

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas………...

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari ………2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Ketua Dewan Penguji Dr. Ir. Qomarun. MM (…………) 2. Anggota I Dewan Penguji Ir. Indrawati, MT (…………) 3. Anggota II Dewan Penguji Yayi Arsandrie, MT, MT (…………)

Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ir. Sri Sunarjono, MT., PhD. NIK. 682

(4)

iii

PERNYATAAN

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dengan kesadaran penuh, tanpa paksaan dari pihak lain. Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Naskah Publikasi Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan mempertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 23 Maret 2017 Penulis

Ahmad Rifqy Rayhan Noor D300150041

(5)

1

PERPUSTAKAAN UMUM TANGERANG SELATAN DAN ORA ART SPACE DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BETAWI KONTEMPORER

Abstrak

Perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam bidang teknologi, sosial dan budaya, membuat masyarakat perlu mendapatkan informasi yang akurat, lengkap serta valid dan juga up to date. Perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap pun akan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum maupun untuk kalangan akademisi. Sayangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perpustakaan dalam meningkatkan minat baca sangat kurang mendapat perhatian. Perpustakaan daerah Kota Tangerang Selatan memiliki bangunan yang kurang menarik minat pengunjung. Oleh karenanya perlu untuk dibangun kembali sebuah perpustakaan yang mampu menarik minat pengunjung dan disertai dengan adanya fasilitas tambahan. Art Space sebagai sebuah galeri kesenian dinilai mampu bersinergi untuk menarik minat masyarakat untuk ke perpustakaan. Selain itu Art Space dapat menjadi wadah untuk para seniman lokal bertemu dan berkumpul dengan masyarakat melalui karya-karya seni baik berupa lukisan, patung, sastra, musik, ataupun seni teatrikal. Pendekatan arsitektur yang kontemporer dengan pencitraan terhadap budaya Betawi dinilai dapat memberikan peremajaan dalam budaya arsitektur Betawi yang cenderung monoton. Penerapan arsitektur Betawi kontemporer pun dapat menjadi sebuah identitas bangunan yang di kota Tangerang Selatan.

Kata Kunci: Art Space, Betawi Ora, Kota Tangerang Selatan, Perpustakaan, Kontemporer

Abstract

The growth of knowledge in all sector, like technology, social and culture, cause the society needs to get information that accurate, complete, valid,and also up to date. A library that have a complete collection would be very useful to public society and also an academics. Unfortunately the society consciousness about the important of libraries to increase reading interest received less intention. Regional library of South Tangerang has a less attractive to visitor. Therefore it needs to build another library that able to attract visitor and accompanied with additional facilities. Art space as an art gallery is considered able to synergize to attract people to the library. Moreover an Art Space can be a place for local artists to meet and gather with the people through art like, painting, sclupture, poet, music, and also theatrical art. Contemporary architectural approach with imaging to Betawi culture is considered capable to provide rejuvenation on architectural Betawi culture which is monotonous. Application of Betawi contemporary architecture can be an identity of a building in South Tangerang City.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan baik dalam bidang teknologi, sosial dan budaya, maka masyarakat butuh mendapatkan informasi yang akurat, lengkap serta valid dan juga up to date. Perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap pun akan sangat bermanfaat bagi masyarakat nantinya terutama oleh para mahasiswa yang membutuhkan rujukan informasi sebagai bahan sumber dari perkuliahan. Perpustakaan juga dapat berguna untuk menyimpan dan mengoleksi serta melestarikan arsip-arsip kepustakaan sebagai hasil budaya dan sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan juga kebudayaan yang mana bermanfaat untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat serta menunjang pembangunan dalam kehidupan bersosial dan bernegara.

Dalam mendukung pembangunan dan pengembangan perpustakaan tersebut, maka gedung perpustakaan akan dirancang berdampingan dengan gedung Art space. Dalam Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa oleh Natasya (2006) Art Space adalah galeri seni kontemporer dan non-profit yang memiliki tujuan dalam memelihara dan melestarikan seni dengan fokus terutama pada seniman dan penikmat para seni. Melalui art space tersebut para seniman lokal akan dengan mudah untuk memperkenalkan karya seninya dan kemudian akan dengan mudah pula mendapat apresiasi dari masyarakat sehingga para seniman tersebut akan dikenal oleh masyarakat luas dengan karya seninya.

Untuk melestarikan dan menerapkan budaya lokal pada suatu bangunan, maka digunakanlah konsep arsitektur betawi kontemporer sebagai desain bangunan. Budaya betawi yang merupakan salah satu budaya terbesar di kota Tangerang Selatan patut diapresiasi guna memperkenalkannya kepada generasi mendatang. Desain arsitektur betawi pada umumnya simple dan mengutamakan fungsi daripada gaya. Akan tetapi, ornament dan organisasi ruangnya sarat akan makna (Swadarma, 2013). Penerapan konsep kontemporer bertujuan agar budaya betawi dapat diterapkan dengan pendekatan kekinian agar sesuai dengan perkembangan zaman.

(7)

3 1.2RUMUSAN PERMASALAH

Bagaimana merumuskan konsep perencanaan dan perancangan perpustakaan dan ruang seni dalam satu kawasan di Kota Tangerang Selatan dengan penerapan arsitektur Betawi kontemporer yang mencerminkan budaya setempat yang mampu mewadahi kegiatan seni dan juga edukasi sehingga dapat meningkatkan minat baca dan apresiasi masyarakat pada karya seniman lokal.

1.3TUJUAN DAN SASARAN

- Memperoleh suatu wadah berupa bangunan perpustakaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap membaca guna mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara

- Memperoleh suatu wadah berupa bangunan galeri seni yang dimaksudkan sebagai tempat berkumpulnya para seniman lokal guna memperkenalkan karya-karya seninya kepada masyarakat umum

- Memperoleh penerapan konsep arsitektur betawi sebagai wujud melestarikan budaya lokal sekaligus sarana edukasi kepada generasi muda tentang salah satu kebudayaan betawi

- Menggunakan pendekatan kontemporer dalam konsep arsitektur betawi sebagai upaya memajukan unsur budaya lokal agar sesuai dengan perkembangan zaman 2. METODE PEMBAHASAN

1. Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu: a. Studi Literatur

Pengumpulan data dari literartur seperti buku, jurnal, artikel ilmiah, atau data sekunder lainnya yang memiliki kaitan dengan judul laporan.

b. Studi Banding

Melakukan studi banding terhadap bangunan yang sejenis dengan judul perancangan yang ada di beberapa kota.

(8)

4

Survey lokasi dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa kondisi lokasi perancangan di beberapa tempat untuk kemudian dipilih sebagai lahan perancangan.

2. Metode Analisis Data

Melakukan analisis secara deskripsi yang berupa uraian terhadap masalah serta menggali potensi berdasarkan pada data yang telah terkumpul dan analisis berdasarkan pada landasan teori yang berasal dari literatur.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 GAGASAN PERENCANAAN

Kebutuhan akan perpustakaan yang dapat digunakan masyarakat umum sebagai sebuah sarana penunjang pendidikan dan peningkatan minat baca yang kemudian diselaraskan dengan kebutuhan akan ruang seni sebagai tempat berkumpulnya seniman dan masyarakat untuk mengapresiasi karya seni lokal. Kemudian konsep digabungkan pula dengan sebuah plaza yang luas dan amphiteater sebagai “gather point” dan tempat bersosialisasi masyarakat dengan harapan agar kemudian masyarakat dapat lebih meningkatkan kesadaran pentingnya membaca, dan juga lebih mengapresiasi karya seni lokal baik tradisional khas daerah maupun karya seni kontemporer sehingga masyarakat di Kota Tangerang Selatan khususnya jauh dari sifat konsumtif yang berlebihan. 3.2 KONSEP PERANCANGAN

3.2.1 KONSEP TATA MASSA

Analisa konsep tata massa bertujuan dalam penentuan bentuk dasar kawasan perancangan perpustakaan dan art space sehingga mampu mengoptimalkan fungsi pola hubungan ruang juga mampu menjadi daya tarik pengunjung. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan konsep tata massa ialah sebagai berikut :

 Keadaan site lokasi dan hubungannya dengan lingkungan sekitar  Jenis kegiatan dan aktifitas pengguna bangunan

(9)

5

 Orientasi view yang baik yang mampu mengoptimalkan fasad ialah menghadap ke arah Utara.

 Efisiensi serta efektifitas lahan perancangan Konsep :

Gambar 3. 1 Konsep Tata Massa Perancangan (Sumber: Dok. Pribadi, 2017)

3.2.2 KONSEP GUBAHAN MASSA

Bentuk dasar massa bangunan mengambil dari bentuk peci/songkok Betawi yang berwarna merah. Peci sangat erat sekali dengan kehidupan masyarakat Betawi mengingat mayoritas etnis Betawi ialah beragama Islam dan nilai-nilai agama sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Betawi.

Gambar 3. 2 Konsep Gubahan Massa (Sumber: Dok. Pribadi, 2017)

Bentuk peci menjadi bentuk dasar kedua massa bangunan yaitu perpustakaan dan art space dengan menggunakan metode disjunction (penggabungan) dan stilation (pengurangan). Pada bangunan perpustakaan bentuk dasar peci digabungkan dengan bentuk persegi atau balok di bagian Utara sebagai penanda bangunan dan pada bangunan art space bentuk dasar

(10)

6

peci dikurangi sebagai bentuk variatif dan penyesuaian dengan pola ruang. Bentuk dasar peci memiliki falsafah. Peci yang diletakkan di atas kepala sebagai aksesoris pelindung kepala dan kepala ialah anggota tubuh manusia yang menyimpan organ vital otak dimana otak ialah sumber dari segala buah pikir dan perilaku manusia. Buah pemikiran dan perilaku manusia tersebut ialah ilmu pengetahuan, seni, dan kreatifitas lainnya. Oleh karenanya peci yang menjadi bentuk dasar bangunan ini dapat juga bermakna sebagai sebuah bangunan yang melindungi hasil-hasil pemikiran dan kreatifitas manusia seperti koleksi pustaka, karya seni visual, grafis dan lain sebagainya.

3.2.3KONSEP PENEKANAN ARSITEKTUR

Penekanan arsitekur Betawi kontemporer pada perancangan bangunan perpustakaan dan art space terletak pada beberapa hal sebagai berikut :

 Penggunaan ornamen ragam hias Betawi pada fasad bangunan sebagai bentuk yang menampilkan ciri khas etnik Betawi.

Gambar 3. 3 Ragam Hias Gigi Balang dan Langkan (Sumber: Swadarma, 2013)

 Pada bangunan perpustakaan, ditambahkan secondary skin yang berguna untuk menghalau panas sinar matahari berlebih. Secondary skin dirancang dengan bentuk ornamen Betawi Gigi Balang.

 Pada bangunan art space, ditambahkan secondary skin dengan bentuk ornamen Betawi Tumpal dan Langkan .

 Bangunan pendukung seperti Exhibition Center yang berisi café, art shop, dan lain sebagainya dirancang penambahan secondary skin dengan bentuk ornamen Betawi Tapak Dara.

(11)

7

 Arsitektur dengan gaya kontemporer memiliki karakteristif yang dinamis, simple dan maskulin. Oleh karenanya penerapan ornamen Betawi yang menjadi kulit luar bangunan hanya akan ditempatkan dibeberapa bidang sisi dan tidak menyelimuti seluruh massa bangunan. hal ini juga untuk menghindari kesan fasad bangunan yang terlalu “ramai” dengan pernak pernik.

 Material yang digunakan sebagai fasad massa bangunan perpustakaan ialah perpaduan antara material Beton Ekspos, batu bata ekspos, dinding kaca, stainless steel, ACP dan juga batu alam. Sementara itu fasad massa bangunan art space akan menggunakan perpaduan material batu alam, dinding kaca dan beton semen. Perpaduan material bangunan tersebut merupakan ciri khas dari gaya kontemporer yang banyak diterapkan pada arsitektur terkini di Indonesia.

Aspek Analisa Pendekatan Aplikasi pada Bangunan

Bentuk Bangunan Desain bangunan yang sederhana mengadopsi bentuk peci/kopiah khas Betawi, dengan desain yang simple mencirikan konsep arsitektur kontemporer Fasad Bangunan Penggunaan ornamen ragam

hias Betawi pada fasad bangunan sebagai bentuk yang menampilkan ciri khas etnik Betawi. Fasad utama dari masing-masing bangunan akan dirancang dengan adanya hiasan berupa Ornamen Ragam Hias, seperti Gigi balang,

(12)

8

Tumpal, langkan, dan tapak dara.

Kawasan/ Tata Massa Kawasan dirancang dengan menempatkan plaza dan amphiteater sebagai ruang penghubung ketiga

bangunan dan meletakkanya di bagian depan sebagai area penerimaan

pengunjung

Interior Tata ruang dalam dirancang dengan konsep sederhana dengan penataan yang sesuai dengan kebutuhan ruangan. Penggunaan furniture khas Betawi yang terbuat dari kayu akan mendominasi area penerimaan pada masing-masing bangunan.

3.3 KUTIPAN DAN ACUAN 3.3.1 STUDI LITERATUR

3.3.1.1 PERPUSTAKAAN UMUM

Perpustakaan Umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya, sebagai sumber belajar untuk memeperoleh dan meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.

(13)

9

Perpustakaan umum memiliki berbagai macam kategori yaitu: perpustakaan umum kabupaten/kota, perpustakaan umum tingkat kecamatan, perpustakaan umum desa/kelurahan, perpustakaan cabang, taman bacaan rakyat, dan perpustakaan keliling. (Sutarno, 2006).

3.3.1.2 ART SPACE

Dalam Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa oleh Natasya (2006), Art Space adalah galeri seni kontemporer dan non-profit yang memiliki tujuan dalam memelihara dan melestarikan seni dengan fokus terutama pada seniman dan penikmat para seni. Art Space tersebut merupakan suatu media untuk mempertemukan dan berkumpulnya para seniman lokal dengan masyarakat umum melalui karya-karya mereka yang kemudian akan dipublikasikan di depan khalayak umum. Melalui media tersebut pula, masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai karya-karya seni terbaru atau kontemporer yang sedang berkembang. Para seniman lokal juga dapat menuangkan ide-ide kreatifnya yang nantinya bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat sehingga para seniman tersebut dapat dikenal melalui karya-karya seninya.

3.3.1.3 ARSITEKTUR BETAWI A. Betawi Ora

Betawi Ora ialah sebutan lain untuk etnis Betawi pinggiran atau Betawi udik. Etnis Betawi Ora ini terdapat di wilayah pelindung kota Jakarta yang meliputi wilayah Kabupaten Tangerang, Kotamadya Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Bekasi, Kotamadya Bekasi, Kotamadya Depok, dan sebagian Kabupaten Bogor. (Swadarma, 2013). Di kota Tangerang Selatan khususnya, etnis Betawi Ora memiliki pengembangan kebudayaan yang berbeda dengan Betawi yang ada di kota Jakarta. Perbedaan ini dapat terlihat dari kebudayaan berarsitektur yakni dalam arsitektur rumah Betawi. Dalam hal ini pada tahun 2010 pemerintah kota

(14)

10

Tangerang Selatan mengidentifikasi adanya kekhasan yang terdapat pada rumah etnik Betawi yaitu pada bagian teras rumah yang biasa disebut dengan “blandongan”. Blandongan inilah yang kemudian menjadi simbol utama dalam logo resmi pemerintah kota Tangerang Selatan. (http://www.kompasiana.com/, 2016).

B. Ragam Hias

Pada dasarnya arsitektur Betawi memiliki berbagai macam aspek yaitu tipologi bentuk bangunan, tata pola ruang, struktur bangunan, meterial bangunan dan ornamen atau ragam hias. Dari berbagai macam aspek tersebut ornamen berupa ragam hiaslah yang paling menonjol pada sebuah bangunan etnik Betawi dikarenakan memiliki ciri khas tersendiri.

Ragam hias pada arsitektur etnik Betawi merupakan ornamen dekorasi yang menghiasi bangunan. Biasanya ragam hias tersebut mengikuti simbol-simbol tertentu yang berasal dari alam dan memiliki makna filosofis. Ragam hias tidak hanya menghiasi bagian interior, tetapi juga pada bagian eksterior bangunan seperti, langkan, list plank, tiang utama, garde, serta siku yang berada di luar plafon. (Swadarma, 2013).

3.3.1.4 ARSITEKTUR KONTEMPORER

Menurut Peter Cook (1970 dalam Wijayanti, 2009) secara garis besar arsitektur kontemporer merupakan metode perancangan yang mengontekstualkan konvensi yang sudah ada secara bertanggung jawab, karena cerdas menyadari bahwa ambiguitas kebenaran membutuhkan visi dan misi : sublimasi sosial budaya menuntut ketegasan seorang arsitek untuk menentukan “kebaruan”.

Langgam kontemporer memberikan tampilan gaya desain yang lebih baru dan bentuk yang lebih segar serta berbeda dari gaya lama yang biasa. Sebagai contoh, modern kontemporer, klasik kontemporer, atau etnik kontemporer yang semua desainnya menyajikan gaya kombinasi dengan kesan kekinian. (Wijayanti, 2009).

(15)

11 3.3.2 STUDI KOMPARASI

Objek Gambar Bangunan Keterangan

Perpustakaan Universitas Indonesia

Konsep yang diterapkan pada gedung Perpustakaan Universitas Indoensia ini ialah green architecture dan sustainable yaitu arsitektur hijau yang berkelanjutan. Tidak terdapat bentuk yang mencirikan etnik

kedaerahan namun lebih menonjolkan bentuk-bentuk modern yang kekinian dalam hal ini bangunan dibentuk menyerupai tumpukan kristal, yang oleh karenanya gedung ini memiliki nama Gedung Crystal of Knowledge atau Gedung Kristal Pengetahuan.

Selasar Sunaryo Art Space

Baskoro Tedjo sebagai arsitek yang merancang bangunan Selasar Sunaryo melakukan pendekatan konsep berdasarkan tiga kriteria yaitu, yang pertama bangunan dirancang dengan fungsi yang bagus untuk menampilkan karya-karya seni Sunaryo yang kedua seluruh rancangannya menggunakan elemen-elemen arsitektur khas Jawa Barat dan yang ketiga rancangan bangunan

merepresentasikan karakter dan identitas dari karya seni Sunaryo. (Tedjo, 2012)

(16)

12 Galeri

Nasional Indonesia

Galeri Nasional Indonesia memiliki gaya arsitektur khas kolonial Belanda yaitu

arsitektur neo-klasik. Hal ini karena bangunan ini dibangun pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tidak terdapat bentuk-bentuk yang memiliki sentuhan khas etnik maupun kontemporer pada bangunan ini dikarenakan bangunan ini ialah bangunan konservasi yang dijaga keasliannya.

4. PENUTUP

Berdasarkan analisis dari perencanaan dan perancangan Perpustakaan Umum dan Art Space di Kota Tangerang Selatan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang dan merencanakan suatu bangunan diperlukan studi yang cukup mendalam mengenai bangunan yang akan dirancang. Hal tersebut dimaksudkan agar sebuah perancangan dapat berfungsi optimal dengan baik. Penggunaan konsep arsitektur Betawi diterapkan dengan tujuan agar sebuah bangunan memiliki identitas khas yang mencirikan kearifan lokal daerah tersebut. Pendekatan kontemporer digunakan untuk memodifikasi arsitektur Betawi yang sudah ada agar mampu tampil kekinian dengan menerapkan motif ragam hias khas Betawi yang diterapkan pada fasad bangunan sehingga bangunan memiliki karakter kedaerahan.

5. DAFTAR PUSTAKA

Blandongan Betawi Ora. (t.thn.). Diambil kembali dari Kompasiana:

http://www.kompasiana.com/yudomahendro/blandongan-simbol-kota-tangsel-yang-terlupa_54f5fe4fa3331199158b45af

Denah Perpustakaan UI. (2016). Diambil kembali dari Humas UI: http://humas.ui.ac.id/sites/default/files/Denah.pdf

Gedung Perpustakaan UI. (2016). Diambil kembali dari Seputar Kampus: http://seputarkampus.com/wp-content/uploads/2014/03/Perpus-Pusat-UI-l-SeputarKampus.jpg

(17)

13

Hanifati, K. (2015). Orat Oret Art Space. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur, UNDIP.

Hardiningtyas, T. (2014). Perpustakaan dan Budaya Literer. Solo.

Kusumawardhani, R. A. (2012). Liyan Dalam Arsitektur Betawi, Studi Kasus pada Rumah Betawi Ora di Tangerang Selatan. Tesis Magister Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Natasya. (2006). Pengembangan Alur Sirkulasi, Sistem Display, dan Pencahayaan pada Bandung Contemporary Art Space. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa dan Desain.

Perpustakaan UI. (2016). Diambil kembali dari arifachan.files.wordpress: https://arifachan.files.wordpress.com/2012/02/2011-11-02-11-51-12.jpg

Puspitasari, E. (2010). Perpustakaan di Yogyakarta Dengan Penerapan Arsitektur Modern. Skripsi Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik, UNS.

Shadily, H. (2000). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Sutarno, N. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: CV. Sagung Seto. Swadarma, D. (2013). Rumah Etnik Betawi. Jakarta: Griya Kreasi.

Syarif, H. M. (2008). Contemporary Art Gallery di Yogyakarta. Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

Gambar

Gambar 3. 2 Konsep Gubahan Massa (Sumber: Dok. Pribadi, 2017)
Gambar 3. 3 Ragam Hias Gigi Balang dan Langkan (Sumber: Swadarma, 2013)

Referensi

Dokumen terkait

termasuk alat musik membranophone. Berdasarkan hasil analisis pada pola tabuhan permainan orang tua dan kaum muda Dayak Mualang dalam memainkan musik tradisional

Dukungan dari masyarakat ditunjukkan berupa dukungan dari Pengasuh dan Pengurus Pondok Pesantren serta Kepala Madrasah Pondok Pesantren Misbahul Ulum Sumbergayam

Dengan melihat latar belakang yang sudah dijabarkan maka penulis mengambil judul penelitian “Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah Untuk Menentukan Nilai Jual Objek Pajak

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai informasi, referensi dan bahan acuan dalam upaya meningkatkan keamanan pangan produk ikan asin kering yang dipasarkan di

tekanan selektif pada populasi bakteri yang mendukung pengembangan strain resisten yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan masyarakat, dalam hal ini udang dapat

Asumsikan bahwa setiap graf kaktus yang memiliki blok sikel ganjil sebanyak kurang dari

Anggota – anggota saluran distribusi juga merupakan sumber ide baru yang sangat baik karena kedekatan mereka dengan kebutuhan pasar.. Anggota – anggota saluran tidak hanya