• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang: Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandung"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah daya alam. Salah satu hasilnya adalah umbi-umbian, salah satunya adalah singkong yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Seperti yang singkong yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan. Seperti yang kita ketahui singkong merupakan salah satu sumber kalori pangan yang kita ketahui singkong merupakan salah satu sumber kalori pangan yang  paling

 paling murah murah di di dunia. dunia. Tanaman Tanaman ini ini dikonsumsi dikonsumsi sebagai sebagai tanaman tanaman pokokpokok oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab oleh kira-kira 400 juta orang di daerah-daerah tropik yang lembab (Damardjati,1990).

(Damardjati,1990). Singkong (

Singkong ( Manihot  Manihot utillisimautillisima) merupakan makanan pokok ketiga) merupakan makanan pokok ketiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tumbuh sepanjang tahun di daerah tropis dan memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan tinggi terhadap kondisi berbagai tanah. Tanaman ini memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong gizi yang cukup lengkap. Kandungan kimia dan zat gizi pada singkong adalahkarbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral adalahkarbohidrat, lemak, protein, serat makanan, vitamin (B1, C), mineral (Fe, F,Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu, umbi singkong mengandung (Fe, F,Ca), dan zat non gizi, air. Selain itu, umbi singkong mengandung senyawa non gizi tanin (Soenarso, 2004).

senyawa non gizi tanin (Soenarso, 2004).

Singkong yang juga disebut kaspe, dalam bahasa latin di sebut Singkong yang juga disebut kaspe, dalam bahasa latin di sebut  Manihot Esculenta Crantz,

 Manihot Esculenta Crantz, merupakan tanaman yang banyak mengandungmerupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu singkong dapat digunakan sebagai smber karbohidrat. Oleh karena itu singkong dapat digunakan sebagai smber karbohidrat disamping beras, selain dapat pula digunakan untuk keperluan karbohidrat disamping beras, selain dapat pula digunakan untuk keperluan  bahan

 bahan baku baku industri industri seperti seperti : : tepung tepung tapioka, tapioka, gaplek, gaplek, gula gula pasir, pasir, gasohol,gasohol,  protein, sel tunggal, dan as

 protein, sel tunggal, dan asam sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amiam sitrat. Tepung tapioka dengan kadar amilaselase yang rendah tetapi berkadar amilopektin yang tinggi merupakan sifat yang yang rendah tetapi berkadar amilopektin yang tinggi merupakan sifat yang khusus dari singkong yang tidak dimiliki oleh jenis tepung yang lain nya khusus dari singkong yang tidak dimiliki oleh jenis tepung yang lain nya (Rismayani, 2007).

(Rismayani, 2007).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa daun singkong yang Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa daun singkong yang mengandung rutin sangaat memiliki bbanyak manfaat bagi tubuh ,oleh mengandung rutin sangaat memiliki bbanyak manfaat bagi tubuh ,oleh karena itu penting dilakukan penelitian lebih lanjut agar isolasi rutin dari karena itu penting dilakukan penelitian lebih lanjut agar isolasi rutin dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz.) daat lebih dimaksimalkan lagi. daun singkong ( Manihot esculenta Cranz.) daat lebih dimaksimalkan lagi.

(2)

2.1 Tujuan

1. Mengetahui dan mempraktekan cara mengisolasi flavonoid 2. Mengetahui cara mengidentifikasi flavonoid

2.3 Manfaat

1. Menambah wawasan tentang bagaimana cara mengisolasi senyawa flavonoid dari tumbuhan

2. Memberikan informasi tentang manfaat senyawa flavonoid dari tumbuhan singkong.

(3)

BAB II ISI

Gambar 2.1 Manihot esculenta Cranz (Dalimartha,1999) 2.1 Taksonomi

Klasifikasi tumbuhan menurut Dalimartha adalah sebagai berikut : Kingdom : Tumbuhan Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledone Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Manihot

Species :  Manihot esculenta Cranz (Dalimartha,1999)

2.2 Morfologi a. Umbi

Umbi yang dihasilkan oleh tanaman singkong ini berbentuk panjang dengan berat umbinya sekitar 500 gram dan bahkan lebih. Umbi dari tanaman singkong berwarna coklat keputih-putihan dengan kulit yang sangat tipis. (Dalimartha,1999)

 b. Batang

Manihot utillissima atau yang lebih dikenal dengan nama singkong ini memiliki batang yang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, berkayu dan

(4)

tumbuh dengan memanjang. Batang dari tanaman singkong ini dapat tumbuh 2 hingga 3 cm. Selain itu ukuran batang tanaman singkong berbeda-beda tergantung dari varietasnya, misalnya besar dan memiliki batang berwarna kecoklatan. (Dalimartha,1999)

c. Daun

Tanaman singkong memiliki daun yang berbentuk seperti 5 jari dan juga lonjong yang memiliki garis pada setiap daun dengan tepi yang rata.Sedangkan pada bagian ujung dari daun singkong tersebut terlihat seperti sangat tajam. Daun singkong memiliki warna hijau tua dan ada juga daun yang berwarna agak kekuningan.Singkong merupakan salah satu tanaman yang umbinya dapat dikonsumsi. Apabila dilihat dari kandungan yang ada di dalam singkong, tanaman ini memiliki gizi yang cukup tinggi.Dalam setiap satu gram singkong mengandung 121 kalori, 34 gram karbohidrat, 1,20 gram  protein, 30 mg vitamin C, 33 mg kalsium, 62,50 gram air, 40 gram fosfor,

0,70 mg besi, 0,30 gram lemak, dan 0,01 mg vitamin B1. (Dalimartha,1999) 2.3 Kandungan Kimia

Kandungan senyawa dalam daun singkong adalah flavonoid, triterpenoid, saponin, tannin dan vitamin C (Nurdiana, 2013). Menurut hasil  penelitian, daun singkong termasuk jenis sayuran yang banyak mengandung flavonoid. Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa (Shukla,2012).

Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-C6 (Redha, 2010). Menurut Harbone (1996), flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa yang merupakan golongan terbesar dari fenol ini dapat diekstraksi dengan etanol 70%. Flavonoid mampu menstimulasi  peningkatan  pengeluaran insulin dari sel β  pankreas. Flavonoid mampu menstimulasi  pengambilan glukosa pada  jaringan perifer, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang terlibat dalam  jalur metabolisme karbohidrat dan bertindak menyerupai insulin (insulinomimetic), dengan mempengaruhi insulin signaling (Gerriton et al ., 1995).

(5)

Gambar 2. Struktur Rutin (shukla,2012)

Rutin termasuk golongan flavonoid glikosida yang berbentuk  padat,berwarna kuning pucat dan biasanya larut dalam air ,mempunyai berat molekul sekitar,610,53 Dalton.Ritin mempunyai aktivitas sebagai anti inflamasi,antikarsinogenik,antitrombik,sitoprotektif dan aktivitas vasoprotective (Hariana,2006)

Rutin dapat berguna pada edem vea,dapat melindungi pembuluh darahdan melawan beberapa racun dan mempunyai efek anti inflamasi yang sebaik efek antikanker.rutin telah dibuktikan bisa mengobati hemoroid dan varieses  pembuluh darah vena.Rutin aman dan efektif untuk melancarkan sirkulassi arah,tekanan darah tinggi,varieses vena dan penyempitan pembuluh darah kapiler .penelitan terbaru meyatakan bahwa rutin merupakan antioksidan kuat yang melawan radikal bebas . Radikal bebas ini berperan dalam 90% dari penyakit  pada manusia seperti kanker,arterosklerosis dan strok (Sardjono,1989)

Manfaat

Daun singkong ( Manihot esculenta ) memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya flavonoid dan saponin dikenal sebagai senyawa di dalam dunia tumbuhan yang memiliki peran sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Kedua zat tersebut berperan dalam menghambat siklus aradang yaitu  siklooksigenase dan lipoksigenase

.

Vitamin C yang terkandung dalam daun singkong sebesar  275 mg setiap 100 gr daun singkong . Vitamin C dikenal sebagai nutrisi yang berguna untuk mengobati dan mencegah terjadinya penyakit sariawan atau kelainan mulut yang lainnya. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen, berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan kerja sistem imun tubuh dan sebagai pencegah kanker .

(6)

Selain vitamin C, terdapat kandungan Vitamin A sebesar 11.000 SI. Vitamin A  berperan dalam diferensiasi dan pergantian sel . Protein dalam daun singkong  berupa asam amino methionin yang nantinya akan menginduksi cystein. Cystein adalah faktor pertumbuhan yang berperan dalam sintesis kolagen. Adanya zat-zat diatas dapat memungkinkan daun singkong ( Manihot esculenta) dapat digunakan sebagai obat herbal yang dapat meningkatkan kecepatan regenerasi epitel  pada  penyembuhan luka (Mursyidi,1989).

(7)

BAB III

PROSEDUR KERJA 3.1 Alat

1. Boliler 8. Seperangkat alat rotary

2. Steamer 9. Corong

3. Kempa hidrolik 10. Kain penyaring

4. Wadah penampung 11. Alat tulis

5. Erlenmeyer 12. Chember

6. Botol 100 ml 13. Penotol

7. Pipet tetes 3.2 Bahan

1. Daun singkong segar 25 kg 6. Air

2. Metanol 7. n - heksan

3. Etil asetat 4. Kertas saring 5. Asam asetat 3.3 Cara kerja

1. Di rebus daun singkong segar 25 kg selama 1 jam

2. Dikempa, lalu air kempa ditampung dan didiamkan selama 3 hari 3. Disaring dan diambil endapannya lalu ditimbang

4. Endapannya diambil sebanyak 50 gram,dilarutkan dengan metanol 500 ml 5. Diupakan filtrat endapan daun singkong dengan alat rotary evaporator 6. Di rekristalisasi dengan etil dan n-heksan

7. Dicek KLT senyawa hasil isolasi dengan menggunakan fase diam silika gel 60 F250 fase gerak etil asetat: asam asetat:Air (4:1:5) .lihat dibawah

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

a. Organoleptis

- Bentuk : Serbuk

- Warna : kuning

- Bau : Aroma singkong

 b. Kelarutan : Larut dalam etil asetat c. Berat senyawa isolat :

- Berat vial kosong : 11,2774 g - Berat vial+ isolat : 12,2225 g - Berat isolat : 0,9451 g d. Rendemen : brat isoat

brat samp x 100% : 0,9541 

50   x 100%

: 1,8902 %

e. Profil KLT dan Rf

- Eluen : Etil asetat: asam asetat : Air (4:1:5) - Penampak noda :

-a. RF : jarak yag ditmph samp

jarak yag ditmpheluen

=2,2

4,5 = 0,489 cm

(9)

Gambar 4.1 isolat daun singkong Gambar4.2 KLT Daun singkong

(10)

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dengan isolasi senyawa falvonoid dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ) dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa metabolit sekunder yaitu rutin. Sampel daun singkong ini di ekstrakasi dengan metoda perebusan menggunakan air.hal ini dilakukan karena air mampu menarik senyawa  –   senyawa rutin yang ada pada daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ). Senyawa rutin merupakan senyawa flavonoid glikosida yang berifat polar sehingga dapat ditarik oleh air dalam  proses perebusan. Daun singkong yang digunakan adalah daun yang segar

karena jika sampel yang kita gunakan sampel yang kering maka kadar rutin yang kita dapat kan akan sedikit bahkan tidak ada.

Selanjutnya hasil rebusan dilakukan pengempaan dengan alat kempa hidrolik yang ada di KTO.kemudian air kempaan dan air rebusan dibiarkan selama 3 hari,namun setelah dibiarkan selama 3 hari endapan telah terbentuk akan tetapi dipenui oleh jamur,hal ini mungkin sampel kami kurang tertutup rapat sehingga mudah tekontaminasi oleh mikrorganisme lain.menurut aslab waktu itu jika sampel yang sudah tekontaminasi oleh jamur maka warna endapannya yang didapat sangat beragam seperti hijau tua ,hijau muda, hujau kekuningan .Oleh karena itu pada percobaan kami mencoba mengelompokan ke dalam beberapa botol isi 100 ml, dengan label endapan banyak  berjamur(hijau tua),endapan sedikit berjamur(hijau),dan endapan tidak  berjamur(hijau kekuningan).

Selanjutnya sampel dimeserasi dengan pelarut metanol yang merupakan  pelarut polar sehingga mampu menarik senyawa zat aktif (rutin) dari daun singkong ( Manihot esculenta Cranz ). Air juga merupakan pelarut polar tapi tidak kami gunakan untuk melarutkan sampel karena tidih air 100 C ,maka akan lama untuk menguapakannya pada saat merotary bila dibandingkan dengan titik didh metanol 78 C, sehingga proses penguapan akan lebih cepat.

Setelah dilakukan meserasi selanjutnya dilakukan pemisahan pelarut dengan cara menguapkan pelarutnya dengan menggunakan alat rotary evaporator sehingga didapatlah hasil berupa ekstark kental metanol.

(11)

Untuk mendapan kristal dari smapel daun singkong ini maka kami melakukan rekristalisasi.rekristalisasi adalah pemurinian senyawa dari campuran pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tesebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang cocok,atau di sebut juga istilah reaksi  pendesakan.

Kristal murni yang diperoleh adalah 0,9541 garam dari 50 gram dan 351 gram endapan dari sampel ,sehingga di peroleh persentasi rendemen sebesar berturut-turu adalah 1,8902 % dan 13,27 % ,sedangkan nilai Rf yang diperoleh adalah 0,489. Nilai tersebut hampir sesuai dengan literatur.dimana nilai rutin adalah 0,5 (Sukla,2012). Hal ini menunjukan bahwa senyawa rutin yang didapatkan hampir murni,harga Rf yang didapatkan sedikit berbeda dari harga rf yang seharusnya mungkin dikarenakan endapan yang didapatkan masih mengadung jamur selain itu juga mungkin karena eluen yang tidak sesuai pada saat KLT dimana pada proses pecobaan KLT eluen seharusnya menggunakan butanol namun pada saat praktikum kami menggunakan etil asetat yang tingkat kepolarannya berbeda dengan butanol.

Pada proses KLT (kromatografi Lempeng Tipis ) yang dilakukan seharusnya adalah menotolkan senyawa pembanding di samping sampel sehingga jika noda sampel yang tebentuk sejajar denga pemanding maka dapat disimpulkan bawah zat yang kita peroleh itu adalah zat murni.

(12)

BAB V

KEIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Pada daun singkong diperoleh kristal seberat 0,951 gram  Rendemen diperoleh sebesar 1,8902 %

 nilai Rf flavonoid dari sampel adalah 0,489cm

5.2 Saran

 Teliti dan cermat dalam bekerja

 Pahami teori dan prinsip dari metoda isolasi dengan seksama

 Hati- hati pada penotolan sampel pada plat KLT agar di dapati noda yang bagus, tidak merembes dan tidak terjadi tailing.

 Hati- hati dalam maserasi, pastikan pengocokan cukup hingga 1 jam sehingga senyawa terlarut sempurna dalam pelarut.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha,s 1999. Atlas tumbuhan obat indonesia jilid 1.jakarata:Trubus Agriwidya.

Hariana ,A.2006 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 1. Jakarta :Penebar Swadaya.

Kardinan , A. Kusuma F., R 2004.Meniran  penambah dan Tahan Tubuh  Alami.Jakarta :Agromedia Pustaka.

Mursyidi, A .1989.  Analisis metabolit sekunder .Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Shukla,Prabodh.2012. Isolation Of Rutin from Phylantus amarus.  International Journal Of Pharmaceutical Sciences And Research

5(3):71-76.

Gambar

Gambar 2.1 Manihot esculenta Cranz (Dalimartha,1999) 2.1  Taksonomi
Gambar 2. Struktur Rutin (shukla,2012)
Gambar 4.1 isolat daun singkong  Gambar4.2 KLT Daun singkong

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Estimasi Parameter Model Regresi

Peubah biologi yang diamati meliputi: 1) lama waktu perkembangan yang dibutuhkan sejak telur diletakkan oleh imago betina sampai menetas menjadi nimfa instar

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Hal ini menunjukan bahwa wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik tahun 2013 terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai untuk

Prioritas Penggunaan Dana Desa Dalam Pembangunan Gampong Rukoh tahun anggaran 2019 telah sesuai dengan pedoman Permendes PDTT Nomor 16 Tahun 2018, hal ini dapat

Development). Penelitian inidilakukan di SD Negeri di Pacitan, Jawa Timur.. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah sistem informasi inventaris barang ini dapat digunakan

Dalam kaitan dengan ini (Soeharto, 1999:232) mengungkapkan suatu pengendalian proyek/program yang efektif ditandai hal-hal berikut ini; 1) tepat waktu dan peka

Sayangnya jejak ini tidak dilakukan oleh 104 buruh konveksi yang ada di desa.. Jika ditelisik lebih jauh, kisaran volume sampah konveksi bisa