Nama
Nama : Elisa: Elisa Nim
Nim : 06121410009: 06121410009 Prodi
Prodi : : pendidikan pendidikan KimiaKimia
SENYAWA KARBON SENYAWA KARBON
A.
A. Senyawa karbonSenyawa karbon
Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam Karbon merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur yang terdapat dalam golongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan golongan IV A dan merupakan salah unsur terpenting dalam kehidupan sehari-hari karena terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon. hari karena terdapat lebih banyak senyawaan yang terbentuk dari unsur karbon.
Senyawa karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom Senyawa karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom karbon.dalam molekulnya senyawa karbon terjadi ikatan antara atom karbon karbon.dalam molekulnya senyawa karbon terjadi ikatan antara atom karbon sehingga sehingga terjadi rantai karbon. senyawa karbon disebut senyawa organik sehingga sehingga terjadi rantai karbon. senyawa karbon disebut senyawa organik karena dahulu orang menganggap bahwa senyawa organik hanya di buat dalam karena dahulu orang menganggap bahwa senyawa organik hanya di buat dalam tubuh organisme hidup
tubuh organisme hidup Misal :
Misal :
Gula pasir dari batang tebuGula pasir dari batang tebu
Madu pada bunga/lebahMadu pada bunga/lebah
Minyak padatumbuhan kelapa,jagung dan sebagainyaMinyak padatumbuhan kelapa,jagung dan sebagainya
Tetapi sejak Fredrick Wohler (1828) mensintesa urea dengan jalan Tetapi sejak Fredrick Wohler (1828) mensintesa urea dengan jalan memanaskan senyawa organik amonium sianat menjasi ureum yaitu senyawa memanaskan senyawa organik amonium sianat menjasi ureum yaitu senyawa organik yang terdapat pada urine manusia/hewani mamalia,maka istilah senyawa organik yang terdapat pada urine manusia/hewani mamalia,maka istilah senyawa organik
organik jarang digunakan jarang digunakan sebagai gantinya sebagai gantinya adalah istilah senyawa adalah istilah senyawa karbon.karbon. Perbedaan senyawa karbon organik dan senyawa
Perbedaan Senyawa karbon organik Senyawa karbon anorganik
Kesetabilan terhadap pemanasan
Mudah terurai atau berubah struktur
Stabil pada pemanasan.
Kelarutan Umumnya sukar larut
dalam pelarut polar tetapi mudah larut dalam pelarut non polar
Mudah larut dalam pelarut polar.
Titik lebur dan titik didih Umumnya relatif rendah Ada ynag sangat tinggi tetapi ada yang sangat rendah.
Kereaktifan Kurang reaksif.( sukar bereaksi ) dan jika bereaksi cendrung lambat.
Reaktif dan umumnya berlangsung cepat.
Struktur Mempunyai rantai atom
karbon.
Tidak mempunyai rantai kabon.
Sumber senyawa karbon:
1. Senyawa karbon yang kompleks susunan molekulnya diperoleh dari tumbuhan dan hewa.misalnya : gula,amilum/protein,minyak hormon dan sebagainya merupakan hasil biosintesa dalam tubuh/sel tumbuhan dan hewan.
2. Sumber senyawa karbon sederhana susunan molekul/atom adalah batu bara ,minyak bumi dn gas alam
3. Zat yang dihasilkan pada peristiwa pembakaran adalah karbon atau a rang.
B. Klasifikasi senyawa karbon Klasifikasi senyawa hidrokarbon
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan bercabang. Berdasarkan jumlah ikatannya, senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik jenuh dan tidak jenuh.
a. Senyawa alifatik jenuh
Senyawa alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja. Golongan ini dinamakan alkana. Contoh
senyawa hidrokarbon alifatik jenuh.
b. Senyawa alifatik tak jenuh
Senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Jika memiliki rangkap dua dinamakan alkena dan memiliki rangkap tiga dinamakan al ku na . Contoh senyawa hidrokarbon alifatik tak jenuh
2. Senyawa hidrokarbon siklik
Senyawa hidrokarbon siklik adalah senyawa karbon yang rantai C nya melingkar dan lingkaran itu mungkin juga mengikat rantai samping. Golongan ini terbagi lagi menjadi senyawa alisiklik dan aromatik.
a. Senyawa alisiklik yaitu senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai tertutup
b. Senyawa aromatik yaitu senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
C. Gugus fungsi dalam senyawa karbon
Atom karbon, di samping memiliki kemampuan berikatan dengan atom karbon lain, juga dapat berikatan dengan atom unsur-unsur lain.. Atom atau gugus atom yang terikat pada senyawa hidrokarbon dapat menentukan sifat-sifat senyawa karbon. Atom atau gugus karbon tersebut lebih reaktif dari yang lainnya, dinamakan gugus fungsi.
Gugus Fungsional Senyawa Karbon
Gugus Fungsi Rumus
umum Nama R – X Haloalkana R – OH Alkohol R – O –R’ Eter R – CHO Aldehid R – CO –R’ Keton R – COOH Asam karboksilat
R – COO –
R’ Ester
RNH2 Amina
1. Alkohol
Alkohol adalah molekul organik di mana gugus hidroksilnya terikat pada karbon jenuh. Kelompok hidroksil terdiri dari oksigen terikat pada hidrogen. Karena polaritas ikatan oksigen-hidrogen, alkohol sering larut dalam air yang sangat polar.
Struktur kimia dari sebagian senyawa alkohol
Struktur Alkohol (R-OH). Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam senyawa alkohol maka alkohol dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
1.1. Pengelompokan Alkohol
a. Alkohol primer (1°) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil ( – OH) terikat pada atom karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom karbon lain.
b. Alkohol sekunder (2°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil ( – OH) terikat pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang
mengikat dua atom karbon lain.
c. Alkohol tersier (3°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil ( – OH) terikat pada atom karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon lain.
1.2. Tata Nama Alkohol
Ada dua cara penataan nama alkohol, yaitu cara trivial dan cara IUPAC. Pada cara trivial, alkohol disebut alkil alkohol sehingga dalam pemberian nama alkohol selalu diawali dengan nama alkil diikuti kata alkohol. Pada cara IUPAC, nama alkohol diturunkan dari nama alkana, dengan akhiran – a diganti oleh – ol. Contohnya:
CH3 – CH2 – OH
Trivial: etil alkohol dan IUPAC: etanol
Tata nama alkohol menurut IUPAC mirip dengan tata nama alkana.
Perbedaannya terletak pada penentuan rantai induk yang terpanjang. Pada alkohol, rantai induk terpanjang harus mencakup gugus hidroksil dengan nomor urut untuk gugus hidroksil terkecil.
Rumus Struktur Nama Trivial Nama IUPAC n – propil alkohol 1 – propanol Isopropil alkohol 2 – propanol sek – butil alkohol 2 – butanol Vinil alkohol 1 – etenol
1.3 Isomer pada Alkohol
Berdasarkan posisi gugus hidroksil, hampir semua alkohol memiliki isomer, yang disebut isomer posisi. Isomeri ini memengaruhi sifat-sifat fisika alkohol.
1.4 Sifat dan Kegunaan Alkohol
Alkohol merupakan zat yang memiliki titik didih relatif tinggi dibandingkan hidrokarbon yang jumlah atom karbonnya sama. Hal ini disebabkan adanya gaya antarmolekul dan adanya ikatan hidrogen antarmolekul alkohol akibat gugus hidroksil yang polar. Alkohol yang memiliki atom karbon kurang dari lima larut dalam air. Kelarutan ini disebabkan oleh adanya kemiripan struktur antara alkohol (R – OH) dan air (H – OH). Oleh karena itu, makin panjang rantai karbon dalam alkohol kelarutan dalam air makin berkurang.
1) Metanol (CH3 – OH)
Metanol dibuat secara besar-besaran melalui distilasi kayu keras menghasilkan sekitar 225 galon distilat yang mengandung 6% metanol. Saat ini, sekitar 95% metanol diproduksi melalui hidrogenasi CO dengan katalis (ZnO, Cr 2O3) dan dipanaskan secara bertingkat dengan tekanan tinggi agar terjadi reaksi berikut.
CO(g) + 2H2(g) →CH3OH(l )
Di industri, metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan formaldehid, sebagai cairan antibeku, dan pelarut, seperti vernish. Pada kendaraan bermotor, metanol digunakan untuk bahan bakar mobil formula.
2) Etanol (CH3 – CH2 – OH)
Etanol sudah dikenal dan digunakan sejak dulu, baik sebagai pelarut obat-obatan (tingtur); kosmetika; minuman, seperti bir, anggur, dan whiskey. Etanol dapat dibuat melalui teknik fermentasi, yaitu proses perubahan senyawa golongan polisakarida, seperti pati dihancurkan menjadi bentuk yang lebih sederhana dengan bantuan enzim (ragi). Produksi alkohol dari pati (jagung, beras, dan gandum) pertamatama melibatkan pengubahan pati secara enzimatik menjadi glukosa. Selanjutnya, diubah menjadi alkohol dengan bantuan zymase, yakni enzim yang diproduksi oleh jamur hidup.
(C6H10O5)x + xH2O →xC6H12O6 Pati Glukosa
C6H12O6 →2C2H5OH + 2CO2
3) Polialkohol
Senyawa alkohol yang mengandung dua atau lebih gugus hidroksil digolongkan sebagai poliol dan diberi nama dengan – diol, – triol, dan seterusnya. Glikol adalah nama trivial untuk 1,2 – diol. Etilen glikol merupakan hasil industri yang digunakan sebagai zat antibeku, dan dibuat secara komersial dari etena. Rumus kimianya:
HO – CH2 – CH2 – OH
IUPAC:1,2-etanadiol dan trivial: etilen glikol
Trihidroksi alkohol yang penting adalah gliserol, yaitu suatu turunan propana. Rumus kimianya:
Gliserol sebagai hasil samping pada pembuatan sabun dari lemak dan natrium hidroksida cair.
2. Eter
Eter adalah senyawa organik struktural yang berkaitan dengan alkohol. Atom oksigen dalam grup eter, bagaimanapun, tidak terikat pada karbon dan hidrogen, tetapi lebih untuk dua karbon. Etanol dan dimetil eter memiliki rumus kimia yang sama, C2H6O, tetapi sifat fisik mereka sangat berbeda. Etanol adalah cairan pada suhu kamar (titik didih 78 ° C) dan campuran cukup baik dengan air, sedangkan dimetil eter adalah gas pada suhu kamar (titik didih _25 ° C) dan jauh lebih sedikit larut dalam air.
2.1 Tata Nama Eter
Menurut trivial tata nama eter didasarkan pada nama gugus alkil atau aril yang terikat pada atom oksigen. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata – eter. Menurut sistem IUPAC, gugus – OR disebut gugus alkoksisehingga penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk. Beberapa contoh penamaan eter dapat dilihat pada tabel berikut.
Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC
CH3
⎯
O⎯
CH3 Dimetil eter Dimetil eterCH3
⎯
O⎯
CH2⎯
CH3 Etil metil eter Metoksi etanaCH3
Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga termasuk golongan epoksida. Oleh karena itu, nama senyawa epoksida sering diturunkan dari nama alkenanya sebelum dioksidasi menjadi eter, dan diberi akhiran – oksida atau dengan nama kedua alkil yang terikat pada oksirana dan diberi akhiran – oksirana.
b. Isomeri Fungsional. Seperti telah diuraikan di atas bahwa eter dan alkohol memiliki kemiripan dalam strukturnya. Rumus strukturnya adalah R – O – H (alkohol) R – O – R (eter)
2.2 sifat dan Kegunaan Eter
Tidak seperti alkohol, eter tidak memiliki ikatan hidrogen antarmolekul sehingga titik didih eter di bawah titik didih alkohol untuk jumlah atom karbon yang sama, misalnya etanol dan dimetil eter. Pada suhu kamar, dimetil eter berwujud gas, sedangkan etanol berwujud cair. Eter kurang larut di dalam pelarut
3. keton
Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil yang terikat oleh 2 atom karbon. Atom karbon yang diikat gugus karbonil dinamakan karbon α. Atom hidrogen yang diikat karbon α dinamakan hidrogen α. Dengan katalis asam, keton bertautomeri keto-enol.
1. Struktur
Keton merupakan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CO-R’, dimana:
R : Alkil
-CO- : gugus fungsi keton (karbonil)
2. Tatanama Keton a. IUPAC
Pemberian nama keton dilakukan dengan mengganti akhiran – a pada nama alkana dengan – on.
Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang
yang mengandung gugus karbonil.
Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
b. Trivial (Nama Umum)
Tentukan gugus-gugus alkil (substituen) yang mengikat gugus karbonil (-CO-). Tambahkan akhiran “keton” setelah nama-nama subtituen.
Penulisan substituen alkil tidak harus menurut urutan abjad. 4. Pembuatan dan kegunaan
a. Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan katalis natrium bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan keton dan air.
b. Mengalirkan uap alkohol di atas tembaga panas.
Oksidasi uap alkohol sekunder dengan katalis tembaga panas akan menghasilkan keton dan gas hidrogen.contoh :
c. Memanaskan garam kalsium asam monokarboksilat Keton dapat diperoleh dari pemanasam garam kalsium asam monokarboksilat.
Contoh :
Kegunaan Keton
a. Aseton digunakan sebagai pelarut organik.
b. Keton siklik digunakan sebagai bahan untuk membuat parfum. c. Aseton digunakan untuk menghilangkan cat kuku.
d. Isobutil metil keton / hekson digunakan sebagai pelarut nitroselulosa dan getah.
4. Asam karboksilat
Asam karboksilat adalah molekul organik yang mengandung karbonil di mana karbon karbonil terikat pada gugus hidroksil. Seperti namanya, kelompok fungsional mampu menyumbangkan ion hidrogen, dan sebagai hasilnya molekul organik berisi karbonil yang bersifat asam. Contohnya adalah asam asetat, (C2H4O2), bahan utama dari cuka.
Seperti fenol, keasaman dari asam karboksilat sebagian dari kemampuan kelompok fungsional untuk mengakomodasi muatan negatif ion yang terbentuk setelah ion hidrogen telah disumbangkan. Asam karboksilat berubah pada ion karboksilat karena kehilangan ion hidrogen. Muatan negatif ion karboksilat
mampu melewati bolak-balik antara dua oksigen. Ini keluar menyebar membantu untuk mengakomodasi negativecharge tersebut.
5. Ester
Ester adalah senyawa yang dapat dianggap turunan dari asam karboksilat dengan mengganti ion hidrogen pada gugus hidroksil oleh radikal hidrokarbon. Beberapa contoh ester ditunjukkan berikut ini.
Berdasarkan contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa rumus umum ester adalah
Gugus – OH dari gugus karboksil diganti oleh gugus –OR’. Dalam ester, R dan R’ dapat sama atau berbeda.
4.1. Isomer Ester
Ester memiliki isomer struktural dan isomer fungsional dengan asam karboksilat.
Keenam rumus struktur di atas memiliki rumus molekul sama, yaitu C4H8O2, tetapi berbeda baik dari aspek struktur maupun fungsionalnya. Jadi, ester dan asam karboksilat berisomer fungsional satu dengan lainnya.
c. Pembuatan Ester (Esterifikasi)
Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan. Salah satu metode umum yang digunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat. Pada reaksi ini, asam sulfat ditambahkan sebagai pendehidrasi (katalis).
Gambar Pembuatan ester di laboratorium Reaksi keseluruhannya adalah
Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus – OH dan alkohol melepaskan gugus H yang dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi tersebut adalah reaksi kesetimbangan. Untuk memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang efisien dan tidak praktis sebab tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini relatif kecil (K c=3). Oleh karena tetapan kesetimbangan kecil, produk yang dihasilkan pun sedikit.
Di industri, ester disintesis dalam dua tahap. Pertama, asam karboksilat diklorinasi menggunakan tionil klorida menjadi asil klorida. Selanjutnya, asil klorida direaksikan dengan alkohol menjadi ester. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Basa menyerap HCl yang dihasilkan dari reaksi. Hal ini mendorong reaksi ke arah produk hingga sempurna.
d. Sifat dan Kegunaan Ester
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah
ester menjadi alkohol dan garam yang berasal dari turunannya. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida mengikat proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk kesetimbangan.
C2H5COOC2H5 + H2O
⎯
H2SO4→ C2H5COOH + C2H5OH C2H5COOC2H5 + NaOH⎯⎯
→C2H5COONa + C2H5OHSumber:
Sumber :
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/senyawa-hidrokarbon-klasifikasi-aromatik-identifikasi.html#ixzz2VV47z4fF
http: // perpustakaancyber.
blogspot.com/2013/01/senyawa-hidrokarbon-klasifikasi-aromatik-identifikasi.html
Hartini.2011.Modul SMA.klaten:cahaya jaya Syukri.1999.kimia dasar 3.bandung:ITB