• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT (INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY) Oleh : Hj. Salmilah, S.Kom *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT (INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY) Oleh : Hj. Salmilah, S.Kom *"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

10

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF BERBASIS ICT (INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY)

Oleh : Hj. Salmilah, S.Kom*

Abstrak: Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen tersebut diantaranya siswa/mahasiswa, guru/dosen, kurikulum, metode, sarana fisik, pengalaman belajar dan media pembelajaran. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan belajar aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan, sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar dan mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan adalah dengan menggunakan perangkat ICT (Information Communication Technology). Model pembelajaran dengan ICT antara lain dengan menggunakan aplikasi microsoft office, pembelajaran berbasis internet (e-learning, digital library, wikipedia, video on demand, blog dan mobile learning). Model pembelajaran ini dapat memberikan manfaat efisiensi dan efektifitas pembelajaran bagi siswa/mahasiswa maupun guru/dosen.

Kata kunci : model pembelajaran, ICT, Internet A. Pendahuluan

Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa, dapat dilihat dari perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan sektor pendidikan akan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula sebaliknya kemajuan suatu bangsa berpengaruh yang cukup signifikan pula terhadap sektor pendidikannya.

*Hj. Salmilah, Dosen tetap STAIN Palopo dan staf pengajar di Jurusan

(2)

. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional yang berkompeten terungkap bahwa kualitas pendidikan bangsa Indonesia masih sangat jauh tertinggal, bahkan kita berada jauh di bawah Malaysia, dan Singapura, dan yang sangat mengagetkan kita justru berada di bawah Vietnam.

Terlepas dari kriteria-kriteria yang dijadikan acuan dari penelitian tersebut, yang jelas dari hasil penelitian itu, sudah menggambarkan kondisi pendidikan di negara kita saat ini. Hal ini tentunya akan menjadi pemicu bagi kita semua yang kerkecimpung dalam dunia pendidikan untuk lebih meningkatkan kinerja dan inovasi-inovasi dalam dunia pendidikan.

Salah satu inovasi yang perlu dilakukan adalah model dari pelaksanaan pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini di mana perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan. Eksistensi pembelajaran yang ada di sekolah saat ini kususnya di daerah pedesaan pada umumnya masih teacher sentris dan belum memanfaatkan media pembelajaran secara optimal, khususnya belum memanfaatkan media teknologi informasi.

Manusia abad ke-21 ini hidup dalam lingkungan yang berlumuran dengan teknologi dan media, yang ditandai dengan berlimpah-ruahnya informasi, perubahan alat teknologi yang amat cepat, dan kemampuan berkolaborasi dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Seseorang yang hidup di abad ke-21 ini, kalau mau efektif, dituntut untuk memperlihatkan serangkaian keterampilan fungsional dan berpikir kritis yang berteman dengan informasi, media dan teknologi (Fuad Abdul.H, 2008).

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga terwujudnya kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Komponen-komponen tersebut diantaranya siswa/mahasiswa, guru/dosen, kurikulum, metode, sarana fisik, pengalaman belajar dan media pembelajaran. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan belajar aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan, sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang berpusat kepada pembelajar pada akhirnya telah menuntut pendidik sebagai fasilitator untuk lebih kreatif

(3)

dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan kemajuan teknologi juga dituntut untuk memiliki kepekaan dan kemampuan mengadopsi perkembangan teknologi untuk kepentingan kegiatan pembelajaran di kelas. Jika siswa/mahasiswa merasa bosan di kelas, maka pencapaian kompetensi yang ingin dicapai pun akan terhambat. Kemampuan guru/dosen dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berbasis pada teknologi akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan siswa/mahasiswa mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

Perkembangan teknologi komputer secara signifikan telah merubah kehidupan masyarakat termasuk cara mereka memperoleh pengetahuan. Internet telah menawarkan lautan informasi bagi siswa/mahasiswa yang secara independen dapat mereka akses tanpa tergantung lagi pada guru/dosen di kelas. Jika guru/dosen masih menampilkan diri sebagai figur yang gagap teknologi, maka niscaya mereka akan ketinggalan oleh muridnya baik dari sisi penguasaan informasi maupun komunikasi. Kegiatan pembelajaran akan menjadi tidak menarik di mata siswa/mahasiswa jika mereka menemukan guru/dosennya sendiri tidak menguasai teknologi informasi.

Dengan kata lain, guru/dosen harus mampu menciptakan kegiatan pembelajaran yang kreatif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan pembelajaran kreatif adalah suatu proses belajar yang diupayakan sekomunikatif mungkin sehingga situasi belajar menjadi menyenangkan.

B. Tinjauan Kondisi Pembelajaran Saat Ini

E. Mulyasa, 2005 menyatakan bahwa guru/dosen, kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Langkah untuk mendongkrak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.

Sumber belajar untuk kegiatan pembelajaran harus lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronika atau komputer. Hal ini tidak

(4)

terlepas dari minimnya penguasaan guru/dosen-guru/dosen di sekolah terhadap media ini, disebabkan pula karena adanya beberapa sekolah di tanah air kita yang belum memliliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana, tidak ada tenaga yang mampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu guru/dosen dan buku. Sebagai akibat dari kondisi ini siswa/mahasiswa akan belajar dengan situasi yang monoton dari hari ke hari.

Pada umumnya yang terjadi di lapangan saat ini yaitu bahwa pembelajaran terjadi dengan dominansi dari guru/dosen. Artinya pembelajaran berlangsung dengan peranan guru/dosen yang sangat dominan dan umumnya metode yang sering digunakan adalah metode ceramah. Dengan kondisi seperti ini pembelajaran berlangsung secara

teacher centris.

Istilah pembelajaran sendiri mengacu pada segala daya dan upaya yang sengaja dikondisikan untuk terjadinya proses belajar pada diri siswa/mahasiswa. Sedangkan istilah belajar sendiri memiliki pengertian suatu proses fisik dan psikis pada diri siswa/mahasiswa. Di mana seseorang yang mengalami peristiwa belajar akan berbeda keadaannya dengan kondisi sebelum dia mengalami belajar, seperti dia akan semakin memiliki banyak pengetahuan (kognitif), memiliki sikap yang semakin dewasa (afektif), dan memiliki beberapa keterampilan gerak, yang juga semakin bertambah (psikomotor).

Oemar Hamalik, 2001 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman belajar. Kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor: Tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metodelogi pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut akan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa/mahasiswa. Di dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pengajaran, sebagai alat bantu mengajar, di mana media pengajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan oleh guru/dosen.

Salah satu ciri dari pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas adalah dimanfaatkannya media pembelajaran dalam proses pembelajaran.

(5)

Di zaman yang serba canggih seperti kondisi saat ini di mana teknologi berkembang sedemikian pesatnya, komputer sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Dengan adanya media komputer sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah apabila di tiap-tiap sekolah dasar minimal memiliki satu unit komputer. Baik komputer sebagai sarana pengolah administrsi sekolah dan akan lebih baik lagi apabila komputer dapat berfungsi sebagai media pembelajaran bagi siswa/mahasiswa.

C. Pengertian Information Communication Technology (ICT)

Teknologi komputer dapat berfungsi sebagai teknologi informasi maupun sebagai teknologi komunikasi. Seorang guru/dosen dalam konteks ini sejatinya menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Istilah

Information and Communication Technology (ICT) dalam bahasa

Indonesia diterjemahkan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Istilah ICT dalam makalah ini sebagai segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran. Dalam konteks ini, ICT sebagai information and communication technology based learning dan multimedia learning.

Secara akademis, pengertian teknologi informasi dapat dibedakan dengan teknologi komunikasi, meskipun pada prakteknya teknologi informasi dan komunikasi ibarat dua sisi mata uang. Teknologi informasi memiliki pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, pengunaan komputer sebagai alat bantu, manipulasi dan pengolahan informasi. Sementara teknologi komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya. Dalam konteks pembelajaran, ICT meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru/dosen dan siswa/mahasiswa. (Iwan .S, 2008).

Pengembangan infrastruktur ICT pada lingkungan pendidikan di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1995, juga tumbuhnya ICT Center disetiap kabupaten/kota sejak tahun 2000, namun terlihat semakin pesat sejak tahun 2006 dengan dikembangkannya Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas).

Jejaring pendidikan nasional adalah Wide Area Network (WAN) yang menghubungkan seluruh kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, sekolah-sekolah dan perguru/dosenan tinggi. Jejaring ini dibuat untuk memperlancar dan mengoptimalkan arus komunikasi, data

(6)

dan informasi antar pelaksana pendidikan, sehingga data dan informasi menjadi lebih optimal, lancar, transparan, efektif dan efisien. Secara umum, Jardiknas dapat menjadi 3 zona, yaitu:

1. Zona Kantor Dinas Pendidikan / Institusi

Zona ini menghubungkan kantor-kantor dinas pendidikan propinsi, kabupaten/kota, PPPG, LPMP, Balai Bahasa, SKB dan institusi pendidikan lainnya. Jaringan pada zona ini diprioritaskan untuk implementasi transaksi on line Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pendidikan.

2. Zona Perguru/an Tinggi

Zona ini menghubungkan perguru tinggi yang ada pada 33 propinsi, dan disebut juga dengan Inherent (Indonesia Higher Education

Network). Jaringan ini diprioritaskan untuk pelaksanaan riset dan

pengembangan perguru/dosenan tinggi, sehingga menggunakan bandwidth yang cukup besar.

3. Zona Sekolah

Zona ini akan dikembangkan pada tahun 2007 dan menghubungkan 6500 sekolah dengan menggunakan teknologi ADSL. Zona ini dikembangkan dalam area yang terbatas oleh kemampuan layanan ADSL yang dapat dicapai oleh PT Telkom

(7)

D. Model Pembelajaran Berbasis ICT

Banyak siswa/mahasiswa merasa mudah memproses informasi yang berbentuk visual, sementara siswa/mahasiswa lainnya merasa mudah bila ada suara, tetapi ada pula sebagian siswa/mahasiswa yang merasa mudah apabila sumber informasi disajikan dalam bentuk

Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa/mahasiswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya. Gardner (1983) mengemukakan bahwa kemampuan memproses informasi itu dalam bentuk tujuh kecerdasan, yaitu (1) logis-matematis, (2) spasial, (3) linguistik, (4) kinestetik-keperagaan, (5) musik, (6) interpersonal, dan (7) intrapersonal. Media yang dapat mengakomodir persyaratan-persyaratan tersebut adalah komputer. Komputer mampu menyajikan informasi yang dapat berbentuk video, audio, teks, grafik dan animasi (simulasi).

Berikut beberapa model pembelajaran berbasis ICT yang berkembang saat ini :

1. Pemanfaatan Aplikasi Microsoft Office dalam Kegiatan Pembelajaran

a. Microsoft Word

Manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan aplikasi wicrosoft word dalam pembuatan perencanaan pembelajaran sangat banyak, diantaranya; pertama, guru/dosen dapat memiliki back-up data yang lengkap dan setiap saat dokumen perencanaan pembelajaran dapat direvisi dan di-up-date sesuai kebutuhan. Kedua, guru/dosen dapat mem-print-out dokumen tersebut untuk kepentingan pembelajaran dan supervisi dan dapat dengan seketika melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap dokumen tersebut. Hal ini sangat membantu guru/dosen dalam efisiensi waktu, tenaga dan pikiran. Ketiga, soal-soal ujian dapat terdokumentasikan dengan rapih dan dapat diakses kembali untuk kepentingan assessment berikutnya. Keempat, guru/dosen mendapatkan kemudahan dalam menyiapkan dokumen pembelajaran dan penilaian karena tidak harus memulai dari nol setiap kali harus membuat dokumen pembelajaran seperti ketika semua administrasi guru/dosen dan dokumen pembelajaran masih dibuat secara manual dan konvensional.

b. Microsoft Powerpoint

Microsoft Powerpoint merupakan aplikasi yang disiapkan oleh

(8)

yang terbatas. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur dan menu yang lengkap sehingga sebuah presentasi dapat dibuat semenarik dan seatraktif mungkin. Dalam prakteknya di kelas, pemanfaatan aplikasi powerpoint membutuhkan dukungan perangkat keras (hardware) yaitu satu unit komputer portable yaitu laptop dan in-focus yang berfungsi sebagai wide-screen Dengan tersedianya aplikasi ini di pasaran, guru/dosen dapat memanfaatkan aplikasi powerpoint untuk kepentingan presentasi di kelas.

Pemanfaatan aplikasi powerpoint sebagai technology based education dan multimedia learning secara bertahap sejatinya mulai diterapkan oleh guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Powerpoint sebagai software presentasi ternyata sangat membantu guru/dosen dalam memancing minat dan motivasi siswa/mahasiswa untuk belajar. Di samping itu, suasana kelas menjadi aktif dan siswa/mahasiswa merasa senang dengan presentasi yang ditampilkan guru/dosen. Dengan powerpoint guru/dosen menjadi leluasa untuk berimprovisasi merencanakan pembelajaran yang atraktif karena fasilitas yang ada pada aplikasi powerpoint sangat lengkap untuk membuat presentasi yang tidak membosankan. Di samping itu, guru/dosen memiliki banyak pilihan menampilkan kegiatan pembelajaran sekreatif mungkin untuk kepentingan belajar siswa/mahasiswa.

Di antara fitur yang tersedia dalam microsoft powerpoint yang dapat digunakan oleh guru/dosen dalam membuat presentasi pembelajaran adalah:

a) Variasi background;

b) Variasi teks, warna dan grafik; c) Menggabungkan file;

d) Hyperlink; e) Navigasi;

f) Insert picture, video dan audio; g) Variasi animasi;

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan ketika akan membuat presentasi pembelajaran dengan menggunakan microsoft powerpoint adalah:

a. Aspek Pembelajaran :

a) Substansi materi harus sesuai dengan konsep dan teori yang benar.

b) Pemilihan topik harus sesuai dengan kurikulum.

(9)

d) Aktualitas (sesuai dengan perkembangan mutakhir). e) Adanya kejelasan pesan yang membantu mempermudah

memahami konsep dan memperjelas pemahaman. f) Pemberian contoh untuk membantu penjelasan. b. Aspek Teknis:

a) Suara (audio) digunakan untuk memperjelas konsep dan mencairkan suasana kelas.

b) Tampilan layar presentasi seperti warna dan tata letak harus memperjelas ilustrasi.

c) Teks harus memperhatikan jenis font, ukuran dan warna agar lebih mudah dibaca.

d) Movie dan animasi untuk memperjelas pesan.

e) Navigasi perlu memperhatikan penempatan navigasi dan bentuknya yang mudah menarik perhatian.

c. Microsoft Excel

Tugas pokok guru/dosen yang tidak kalah penting dan rumit dari melaksanakan pembelajaran adalah melakukan penilaian

(assessment) terhadap hasil belajar siswa/mahasiswa dan

melakukan analisis hasil belajar untuk mendapatkan umpan balik

(feedback) sebagai bahan masukan bagi guru/dosen dan

siswa/mahasiswa dalam mengambil langkah selanjutnya.

Dengan memanfaatkan aplikasi microsoft excel guru/dosen dapat mengolah nilai siswa/mahasiswa dan menganalisis tingkat kesukaran soal sekaligus dalam waktu singkat, sehingga diperoleh data berapa siswa/mahasiswa yang perlu pengayaan dan berapa siswa/mahasiswa yang perlu remedial serta soal mana saja yang termasuk kategori mudah, sedang maupun sukar dan soal mana saja yang ditolak, perlu direvisi maupun diterima untuk dikoleksi dan disimpan di bank soal. Di samping itu, guru/dosen juga dapat membuat raport/nilai sementara secara otomatis menggunakan rumus sebagai laporan hasil belajar siswa/mahasiswa.

Dengan memanfaaatkkan microsoft office, seluruh dokumen pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan analisis hasil belajar serta data tentang perkembangan siswa/mahasiswa dan nilai siswa/mahasiswa semuanya didokumentasikan dengan rapih dan dapat diakses kapanpun. Guru/dosen akan terhindar dari masalah pengarsipan dokumen di kantor maupun di rumah karena semua dokumen tersebut telah dsimpan secara digital. Print-out dokumen dapat dipersiapkan

(10)

untuk kepentingan pembelajaran dan supervisi tanpa harus merasa khawatir hilang atau rusak karena guru/dosen memiliki back-up data di komputer.

2. Pembelajaran berbasis Internet

Teknologi internet mengemuka sebagai media yang multirupa. Komunikasi melalui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara massa, dikenal one to many

communition (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir

secara real time audio visual seterti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference.

Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu mengadakan karakteristik yang khas, yaitu {1} sebagai media interpersonal dan massa; {2} bersifat interaktif; {3} memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun ansinkron {tunda}. Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media konfensional (Wahyu Purnomo : 2008)

Salah satu kendala yang dihadapi guru/dosen di lapangan ketika membuat persiapan pembelajaran adalah terbatasnya buku sumber materi pembelajaran. Keberadaan perpustakaan pun tidak dapat menjawab permasalahan kurangnya sumber belajar. Keterbatasan anggaran yang ada semakin melengkapi alasan kurangnya ketersediaan sumber bahan ajar.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dewasa ini telah memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru/dosen dalam mengatasi kesulitan sumber bahan ajar. Internet menyediakan solusi dalam membuat persiapan pembelajaran yang berbasis ICT. Guru/dosen tinggal mengakses dan berselancar di internet untuk mencari dan menemukan materi yang dibutuhkan sebagai bahan ajar di kelas.

Beberapa bentuk pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran adalah sebagai berikut :

a. E-Learning

Istilah e-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.

(11)

e-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,Intranet atau media jaringan komputer lain.

(Romy : 2001) fitur-fitur yang biasanya disediakan dalam sistem e-learning adalah seperti di bawah. Contoh di bawah belum tentu melingkupi seluruh kebutuhan pengguna. Demikian juga belum tentu sebuah sistem e-Learning harus memasukkan semua fitur-fitur di bawah. Kembangkan sistem berdasarkan kepada kebutuhan pengguna yang sebenarnya (user needs).

1. Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar

 Tujuan dan sasaran

 Silabus

 Metode pengajaran

 Jadwal kuliah

 Tugas

 Jadwal Ujian

 Daftar referensi atau bahan bacaan

 Profil dan kontak pengajar

2. Kemudahan akses ke sumber referensi

 Diktat dan catatan kuliah

 Bahan presentasi

 Contoh ujian yang lalu

 FAQ (frequently asked questions)

 Sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas

 Situs-situs bermanfaaat

 Artikel-artikel dalam jurnal online 3. Komunikasi dalam kelas

 Forum diskusi online

 Mailing list diskusi

 Papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,

 informasi tugas dan deadline-nya)

Sarana untuk melakukan kerja kelompok

 Sarana untuk sharing file dan direktori dalam kelompok

 Sarana diskusi untuk mengerjakan tugas daam kelompok 4. Sistem ujian online dan pengumpulan feedback

(12)

Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar berbasis TIK yang sifatnya tutorial adalah ketersediaan menu-menu yang dapat diakses dan adanya ikon tutorial yang akan membimbing pengguna bahan ajar berbasis TIK. Ikon-ikon tersebut sudah disediakan oleh program Learning Management System (LMS) seperti Web city, blackboard, moodle dan lain-lain.

Bahan ajar yang akan dimasukan (diupload) ke LMS bisa dibuat sendiri dengan macam-macam format file seperti word, ppt, pdf,

swf dll. tetapi bisa mengambil (download) dari alamat URL atau website yang berhubungan dengan bahan ajar tertentu. Program engine searching bisa membantu kita untuk menemukan materi

yang kita inginkan dengan cara browsing di internet. Program yang dapat digunakan untuk browsing seperti google.com, yahoo, altavista, Twigine, dan lain-lain.

Beberapa contoh aplikasi e-learning yang saat ini banyak digunakan antara lain : moodle sebuah aplikasi Learning Management System (LMS) berbasis open source [http://moodle.org], Atutor : Learning Content Management System (LCMS) berbasis opensource [http://atutor.ca], Cisco System, ilmukomputer.com, sistem elearning gratis berbasis aktifitas komunitas [http://ilmukomputer.com].

b. Digital Library

Digital Library menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses resource-resource elektronik dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Pengguna tidak lagi tertarik terhadap operasional secara fisik jam perpustakaan dan tidak dapat berkunjung keperpustakaan secara fisik untuk mengakses resource-resourcenya. Disinilah Digital Library sebagai alat untuk memfasilitasi dan memecahkan keterbatasan tersebut.

Digital Library belum didefinisikan secara jelas untuk dapat dijadikan standar atau acuan dalam dunia pendidikan, berdasarkan beberapa definisi maka dapat secara umum perbedaan-perbedaan definisi tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut :

- Digital Library memerlukan teknologi untuk menghubungkan banyak resource, perpustakaan dan pelayanan informasi. Hubungan beberapa Digital Library dan pelayanan informasi adalah transparan kepada pengguna akhir.

(13)

- Tujuannya adalah akses secara universal dan pelayanan informasi.

- Koleksi Digital Library adalah tidak terbatas terhadap dokumen, tetapi berkembang pada digital artifacts yang tidak dapat disajikan atau distribusikan dalam format tercetak. c. Video on Demand

Video on Demand menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk mengakses resource-resource digital berupa video dengan alat yang menyenangkan pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Video ini biasanya berupa video pembelajaran, yang dapat diakses sesuai kebutuhan, dan didistribusikan secara streaming melalui jaringan komputer. Selain itu tersedia juga dalam bentuk CD tutorial yang dapat membantu siswa/mahasiswa untuk belajar dengan media visual.

d. Wikipedia

Wikipedia menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk berkolaborasi

menyusun ensiklopedia. Dengan wikipedia pengguna dapat membangun naskah secara kolaboratif, hingga dapat menjadi ensiklopedia di Internet.

e. Blog

Blog menawarkan kemudahan bagi para pengguna untuk membuat tulisan, baik formal maupun informal, seperti buku harian. Blog adalah catatan seseorang yang dibuat untuk konsumsi publik. Dengan blog ini kita bisa sharing ilmu pengetahuan.

f. Mobile Learning

Mobile Learning merupakan perwujudan elearning dalam perangkat bergerak, seperti handpone/telepon genggam. Dengan mobile learning kita bisa belajar melalui handpone kita. Materi dituangkan dalam modul untuk handpone.

D. Keuntungan dan Kelemahan Pemanfaatan ICT 1. Keuntungan bagi siswa:

a) Interaksi siswa dengan guru melalui e-mail b) Interaksi siswa dengan siswa melalui milis

c) Interaksi siswa dan siswa dengan guru bersama-sama d) Interaksi siswa dengan pelajaran

(14)

e) Mendapat sumber belajar alternatif yang tersedia secara luas. 2. Keuntungan bagi guru:

a) Efisien dan efektif

b) Memperkecil kesalahan persepsi c) Mengatasi masalah kekurangan alat

d) Mengembangkan kompetensi guru di bidang ICT.

e) Mengembangkan ICT dengan belajar mandiri, berinisiatif, kreatif dan inovatif.

f) Berkomunikasi dengan sesama guru secara nasional maupun internasional

g) Memperoleh materi ajar secara cepat dan murah berbasis ICT 3. Kelemahan pemanfaatan ICT:

a) Penggunaan internet memerlukan infrastruktur yang memadai b) Penggunaan internet mahal

c) Komunikasi melalui internet sering kali lamban.

E. Tantangan yang dihadapi di lapangan

Terdapat beberapa tantangan yang menghadang pendidik dituntut untuk memanfaatkan ICT dalam kegiatan pembelajaran. Tantangan tersebut bukan saja di tingkat pendidik, melainkan juga di sekolah, masyarakat dan pemerintah sendiri. Tantangan ini perlu dihadapi dan diatasi secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat. Di antara tantangan-tantangan tersebut adalah:

1. Terdapat kesenjangan infrastruktur antar daerah yang maju dan tertinggal. Di satu sisi terdapat daerah yang sekolahnya telah memiliki akses internet sementara di daerah lain terdapat sekolah yang belum masuk listrik.

2. Terdapat kesenjangan kualitas pendidik baik antar institusi pendidikan maupun antar daerah. Tidak semua pendidik menguasai teknologi informasi dan komunikasi, sehingga sangat sulit untuk menuntut mereka menyelenggarakan pembelajaran berbasis ICT meskipun institusi mereka telah mengakses internet. Sementara di sisi lain terdapat pendidik yang cukup menguasai teknologi informasi dan komunikasi namun di institusi mereka belum mengakses internet atau bahkan belum mempunyai komputer. 3. Keterbatasan anggaran yang dimiliki institusi dan pemerintah untuk

(15)

institusi untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran berbasis ICT.

4. Adanya resistensi dari kalangan masyarakat tertentu dengan dalih agama dan pelestarian nilai-nilai moralitas di masyarakat.

5. Adanya sikap merasa puas dengan apa yang telah ada di kalangan sementara pendidik dan kemudian bersikap resisten terhadap perubahan.

Penutup

Berdasarkan uraian pada tulisan ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga terwujudnya kegiatan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Interaksi berbagai komponen tersebut sejatinya melahirkan kegiatan pembelajaran yang bermuara pada kegiatan belajar aktif, kreatif, efektif dan tentu saja, menyenangkan, sehingga siswa/mahasiswa merasa betah di kelas dan merasa senang terlibat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Model pembelajaran berbasis ICT (Information Communication

Technology) merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

yang dewasa ini banyak digunakan di sekolah maupun di perguruan tinggi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik dan mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan.

3. Model pembelajaran berbasis ICT antara lain dengan menggunakan aplikasi microsoft office, aplikasi e-learning, digital library, video on demand, wikipedia, media blog dan mobile learning.

A. Saran

1. Kepada institusi pendidikan mulai dari tingkat sekolah sampai perguruan tinggi yang belum mempunyai infrastruktur untuk melakukan pembelajaran berbasis ICT agar supaya mulai mempersiapkan segala sumber daya yang dibutuhkan termasuk perangkat keras, perangkat lunak maupun SDM.

2. Bagi institusi yang telah mempunyai perangkat pendukung dan SDM, agar memaksimalkan penggunaannya dan meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan workshop pembelajaran berbasis ICT.

(16)

Daftar Rujukan

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru/dosen Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. http://en.wikipedia.org/wiki/ E-learning.

Fuad Abdul Hamied, Prof. Ph.D., (Deputi Menko Kesra & Guru Besar UPI), makalah : Seminar Nasional Model Pembelajaran Inovatif, Purwokerto, 27 November 2008.

Gardner .H, 1983. Frames of mind-The theory of multiple intelegences, New York: Basic Books Inc.

Hamalik Oemar, 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Iwan Setiawan, Penerapan ICT dalam proses Pembelajaran,

www.teknologipendidikan.com, 2008, diakses tanggal 8 desember 2009

Romi Satrio Wahono, Pengantar E-Learning dan Pengembangannya, www.ilmukomputer.com, 2005, diakses tanggal 27 November 2009.

Wahyu Purnomo, Pembelajaran Berbasis ICT, makalah : (disampaikan pada “Workshop Pembelajaran Berbasis ICT” di Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan, 11-14 Agustus 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Research and development (R&D) (Airasian, 2012 : 17-18)Mengemukakan Penelitian dan pengembangan (R&D) adalah proses

- Distribusi: terdistribusi dengan baik dalam cairan- cairan tubuh dan cepat mencapai konsentrasi terapeutik di CSS, yang mendekati 60% dari konsentrasinya di

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek pembangunan Mall (Manado Town Square III) yaitu Kekurangan bahan

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan gulma air yang pertumbuhan dan penyebarannya yang sangat cepat. Pertumbuhan eceng gondok dipengaruhi oleh kandungan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui waktu matahari terbit, waktu matahari berkulminasi, dan waktu matahari terbenam di Masjid Fatimatuzzahra, kecamatan

Sakit, merah, dan bengkak adalah gejala utamanya. Intensitas sakit mencerminkan hebatnya pembengkakan palpebra. 1 Kalau menunduk, rasa sakit bertambah. Pada pemeriksaan terlihat