• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan cross sectional study yakni data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei karena mengambil contoh dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun & Effendi 1995). Penelitian dilakukan di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berlokasi di Kampus IPB Darmaga. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa IPB merupakan salah satu perguruan tinggi terbesar di Indonesia dan mahasiswa IPB memiliki keinginan untuk mengikuti program dan kegiatan kewirausahaan. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2011.

Cara Pemilihan Contoh

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sarjana IPB semester empat sampai semester delapan tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 9.279 orang. Data tersebut diperoleh melalui Direktorat Administrasi Pendidikan IPB tahun 2010. Kerangka contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa sarjana IPB yang masih aktif, pernah mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan (pendidikan kewirausahaan secara formal), atau pernah mengikuti program atau kegiatan kewirausahaan yang ada di IPB (pendidikan kewirausahaan secara nonformal). Jumlah contoh yang akan diambil berdasarkan rumus Slovin, yaitu salah satu teknik penentuan jumlah contoh untuk penelitian sosial yang mana dalam penelitian ini menggunakan tingkat kesalahan 10%.

Menurut Umar (2003), untuk menentukan jumlah contoh yang diambil, digunakan rumus Slovin berikut:

N 9.279

n = = = 98,93 (1+Ne2) 1 + 9.279 (0,12)

Keterangan : n = jumlah mahasiswa contoh N = populasi mahasiswa IPB

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan yang bisa ditolerir yaitu 10 persen

(2)

Berdasarkan hasil perhitungan rumus Slovin maka penelitian ini menetapkan jumlah contoh 100 orang. Contoh dipilih secara purposive dengan dibagi menjadi dua yaitu 50 orang yang mengikuti pendidikan kewirausahaan secara formal (kelompok formal) dan 50 orang yang mengikuti pendidikan kewirausahaan secara nonformal (kelompok nonformal). Contoh pada kelompok formal dipilih dari peserta mata kuliah Kewirausahaan, Resiko Bisnis, serta Negosiasi dan Advokasi Bisnis. Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah teknik probability sampling berupa proportional random sampling untuk masing-masing kelompok. Jumlah contoh berdasarkan persentase jumlah mahasiswa peserta mata kuliah Kewirausahaan, Resiko Bisnis, serta Negosiasi dan Advokasi Bisnis dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah contoh berdasarkan persentase pendidikan kewirausahaan formal

No. Mata Kuliah Jumlah

Mahasiswa (N) Persentase (%) Jumlah contoh (n) 1. Kewirausahaan 396 49 24 2. Resiko Bisnis 164 20 10

3. Negosiasi dan Advokasi Bisnis 256 31 16

Total 816 100 50

Sementara itu, contoh pada kelompok nonformal dipilih dari keikutsertaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM), dan Unit Kegiatan Mahasiswa Center of Entrepreneurship Development for Youth (UKM Century). Jumlah contoh berdasarkan persentase jumlah mahasiswa yang mengikuti PKMK, PPKM, dan UKM Century dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Jumlah contoh berdasarkan persentase pendidikan kewirausahaan nonformal

No. Program Jumlah

Mahasiswa (N) Persentase (%) Jumlah contoh (n) 1. PKMK 1404 57 29 2. PPKM 932 38 19 3. UKM Century 120 5 2 Total 2456 100 50

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari responden yang merupakan mahasiswa sarjana semester empat sampai

(3)

semester delapan IPB yang mengikuti pendidikan kewirausahaan formal serta nonformal. Data primer yang diambil diantaranya adalah karakteristik individu (jenis kelamin, umur, suku (daerah), uang saku bulanan, dan Indeks Prestasi Kumulatif), karakteristik keluarga (pendidikan, pekerjaan orang tua), pendidikan kewirausahaan (formal dan nonformal), sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha.

Tabel 3 Variabel, skala, dan keterangan

No Variabel

Skala perta- nyaan pada kuesioner

Keterangan

1. Jenis kelamin Nominal 1. Laki-laki

2. Perempuan 2. Umur (tahun) (Hijriyah 2004) Rasio - 3 Suku (daerah) (Azzahra 2009)

Nominal 1. Minang 4.Sunda 7. lainnya

2. Batak 5.Jawa 3. Betawi 6. Makasar

4 Indeks Prestasi

Kumulatif

Interval Penelitian ini mengkategorikan IPK

menjadi:

1.Memuaskan (≤ 2,75)

2.Sangat memuaskan(2,76–3,50) 3.Cum laude (≥ 3.51)

5. Uang Saku Bulanan

(Rp/bulan)

Rasio Penelitian ini mengkategorikan uang

saku bulanan menjadi: 1.Rendah (<Rp.500.000)

2.Sedang(Rp500.000-Rp1.000.000) 3.Tinggi (>Rp.1.000.000)

6. Pendidikan orang tua

(lama pendidikan)

Rasio Penelitian ini mengkategorikan

pendidikan orang tua menjadi: 1. Tidak sekolah (< 6 tahun) 2. Tamat SD (6 tahun) 3. Tamat SMP (9 tahun) 4. Tamat SMU (12 tahun)

5. Tamat akademi/PT (> 12 tahun)

7. Pekerjaan orang tua

(Azzahra 2009)

Nominal 1. Wirausaha

2. Non wirausaha

8. Pendidikan kewira-

usahaan formal

Rasio Jumlah keikutsertaan mata kuliah

9. Pendidikan kewira-

usahaan nonformal

Rasio Jumlah keikutsertaan program, se-

minar, dan pelatihan kewirausahaan

10. Sikap (skor) Ordinal -

11. Norma subjektif (skor) Ordinal -

12. Kontrol perilaku (skor) Ordinal -

13. Intensi Berwirausaha (skor)

Ordinal -

Data sekunder diperoleh dari buku Panduan Program Sarjana tahun 2008 mengenai gambaran umum lokasi penelitian. Informasi mengenai jumlah mahasiswa diperoleh dari Direktorat Administrasi Pendidikan IPB, mengenai Program Kewirausahaan di Institut Pertanian Bogor seperti Program Kreativitas

(4)

Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) diperoleh dari Direktorat Kemahasiswaan dan mengenai Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) diperoleh dari Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA) atau Career Development and Alumni Affairs (CDA).

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Setiap responden diberikan satu paket kuesioner untuk diisi dengan menggunakan metode self-report. Skala yang digunakan adalah skala nominal, ordinal, rasio, dan interval dengan kategori yang telah disesuaikan dengan jenis variabel yang diukur.

Pengolahan dan Analisis Data

Instrumen yang dibuat harus diuji reliabilitasnya. Uji reliabilitas adalah uji keterandalan instrumen yang digunakan dalam penelitian yang akan mampu mengungkapkan informasi yang sebenarnya di lapangan. Instrumen yang diukur reliabilitasnya adalah sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha. Besarnya reliabilitas pada variabel sikap sebesar 0,955, norma subjektif sebesar 0,773, kontrol perilaku sebesar 0,725, dan intensi berwirausaha sebesar 0,866 (Lampiran 1).

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang dikumpulkan dari kuesioner diolah melalui proses editing, coding, scoring, dan entry data ke komputer, cleaning data, dan analize data. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan inferensia. Analisis data inferensia yang digunakan dalam penelitian ini mencakup uji korelasi dan uji regresi linear berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik contoh (jenis kelamin, umur, suku (daerah), uang saku bulanan, dan Indeks Prestasi Kumulatif), karakteristik keluarga (pendidikan dan pekerjaan orang tua), pendidikan kewirausahaan (secara formal dan nonformal), sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha.

Rumus untuk mengetahui sikap adalah sebagai berikut:

n AB = ∑ bi . ei

(5)

Keterangan : AB = sikap terhadap perilaku tertentu

b = kepercayaan terhadap perilaku tersebut yang mengarahkan pada konsekuensi atau hasil

i = hasil (outcome)

e = evaluasi seseorang terhadap hasil

n = jumlah kepercayaan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu

Rumus untuk mengetahui norma subjektif adalah sebagai berikut: n

SN = ∑ bi . mi i=1

Keterangan : SN = norma subjektif

bi = kepercayaan normatif

mi = motivasi untuk mengikuti sejumlah n referensi atau i

Rumus untuk mengetahui kontrol perilaku adalah sebagai berikut: PBC = ∑ Ci . Pi

Keterangan : PBC = kontrol perilaku

Ci = control beliefstrength (kekuatan keyakinan seseorang bahwa ia bisa berbuat sesuatu)

Pi = control belief power (keyakinan seseorang akan adanya hambatan atau dukungan untuk melakukan suatu perbuatan)

Pemberian skor ditujukan pada variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha. Skor pada variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku tersebut dikalikan antara dua komponennya lalu dijumlahkan sesuai dengan model TPB. Setelah didapat skor total lalu dikategorikan dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Sikap terdiri dari 14 pertanyaan yaitu masing-masing 7 pertanyaan kepercayaan dan 7 pertanyaan evaluasi dengan nilai skor minimal 7 dan nilai skor maksimal 175. Kategori pada variabel sikap terdiri dari rendah (7-63), sedang (64-119), dan tinggi (120-175). Norma subjektif terdiri dari 4 pertanyaan yaitu masing-masing 2 pertanyaan kepercayaan normatif dan 2 pertanyaan motivasi untuk memenuhi tuntunan lingkungan dengan nilai skor minimal 2 dan nilai skor maksimal 50. Kategori pada variabel norma subjektif terdiri dari rendah (2-18), sedang (19-34), dan tinggi (35-50).

Kontrol perilaku terdiri dari 12 pertanyaan yaitu masing-masing 6 pertanyaan control belief strength dan 6 pertanyaan control belief power dengan nilai skor minimal 6 dan nilai skor maksimal 150. Kategori pada variabel kontrol perilaku terdiri dari rendah (6-54), sedang (55-92), dan tinggi (93-150). Intensi berwirausaha terdiri dari 3 pertanyaan dengan nilai skor minimal 3 dan nilai skor

(6)

maksimal 15. Kategori pada variabel intensi berwirausaha terdiri dari rendah (3-7), sedang (8-11), dan tinggi (12-15). Interval kelas digunakan untuk mengkategorikan variabel sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi berwirausaha. Interval kelas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Keterangan : Pengelompokkan kategori adalah sebagai berikut:

Rendah = NR sampai (NR + I)

Sedang = (NR + I) + 1 sampai (NR + 2 I)

Tinggi = (NR + 2 I) + 1 sampai NT

Uji korelasi dilakukan untuk menganalisis adanya hubungan antara karakteristik individu, kerakteristik keluarga dan pendidikan kewirausahaan dengan sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, dan intensi kewirausahaan contoh. Selain itu juga, untuk menganalisis adanya hubungan antara sikap, norma subjektif, kontrol perilaku terhadap intensi berwirausaha.

Uji regresi linear berganda digunakan untuk memprediksi perilaku dari variabel dependen dengan menggunakan lebih dari dua independen. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi intensi berwirausaha berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB) adalah sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirumuskan sebagai berikut:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ε

Keterangan:

Y = intensi berwirausaha X2 = norma subjektif(skor)

a = unstandardrized coefficient β X3 = kontrol perilaku (skor)

b = konstanta ε = galat

X1 = sikap (skor)

Uji regresi linear berganda juga digunakan untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha dengan menggunakan variabel dalam Theory of Planned Behavior (TPB) yaitu sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku serta menambahkan pekerjaan ayah, jumlah pendidikan kewirausahaan formal, jumlah pendidikan kewirausahaan nonformal yang diikuti contoh.

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + ε

Keterangan:

Y = intensi berwirausaha

a = unstandardrized coefficient β

b = konstanta

X1 = pekerjaan ayah (0 = non wirausaha, 1 = wirausaha)

Skor Maksimum (NT) – Skor Minimum (NR) Interval Kelas (I) =

(7)

X2 = jumlah pendidikan kewirausahaan formal yang diikuti contoh (skor)

X3 = jumlah pendidikan kewirausahaan nonformal yang diikuti contoh (skor)

X4 = sikap (skor)

X5 = norma subjektif(skor)

X6 = kontrol perilaku (skor)

ε = galat

Pengelompokkan data pendidikan kewirausahaan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok pendidikan kewirausahaan formal, nonformal, serta kombinasi formal dan nonformal. Kelompok kombinasi formal dan nonformal adalah contoh yang mengikuti pendidikan kewirausahaan formal dan pendidikan kewirausahaan nonformal. Skor pada jumlah pendidikan kewirausahaan formal diperoleh dari jumlah mata kuliah yang berhubungan dengan kewirausahaan yang diikuti contoh. Sementara itu, skor pada jumlah pendidikan kewirausahaan nonformal diperoleh dari jumlah keikutsertaan contoh dalam program kewirausahaan (PKMK, PPKM, dan UKM Century), seminar kewirausahaan, dan pelatihan kewirausahaan baik yang diadakan oleh IPB maupun non IPB.

Contoh yang belum pernah mengikuti kegiatan kewirausahaan nonformal masing-masing diberi skor 0 di setiap kegiatan. Skor pada setiap tahapan PKMK berbeda-beda yaitu contoh yang ikut sampai proposal diberi skor 1, didanai diberi skor 2, sampai pada tahap PIMNAS diberi skor 3, dan apabila menang di PIMNAS diberi skor 4. Sama halnya dengan PKMK, skor pada setiap tahapan PPKM juga berbeda-beda yaitu contoh yang ikut sampai pada tahap mendaftar diberi skor 0,5, Stadium General diberi skor 1, pelatihan diberi skor 2, psikotest diberi skor 3, menyusun rencana bisnis diberi skor 4, memperoleh modal kerja diberi skor 5, dan masih berwirausaha hingga penelitian diambil diberi skor 6. Contoh yang menjadi anggota Century diberi skor 2. Sementara itu, contoh yang mengikuti seminar kewirausahaan diberi skor 1 dan pelatihan kewirausahaan diberi skor 2.

Definisi Operasional

Jenis kelamin adalah perbedaan contoh antara kategori laki-laki dan perempuan.

Umur adalah usia yang dimiliki oleh contoh dinyatakan dalam tahun dan berkisar antara remaja akhir dan dewasa awal.

Suku (daerah) adalah suku asal keluarga yang diakui contoh.

Uang saku bulanan adalah jumlah uang yang diterima oleh contoh setiap bulannya.

(8)

Indeks Prestasi Kumulatif adalah nilai yang menunjukkan prestasi akademik atau kemajuan belajar contoh secara kumulatif yang dicapai mulai dari semester 1 sampai semester terakhir yang dilalui untuk semua mata kuliah yang ditempuh.

Pendidikan orang tua adalah lama pendidikan yang ditempuh orang tua contoh. Skor satu jika orang tua tidak bersekolah atau tidak tamat SD (< 6 tahun), skor dua jika pendidikan orang tua tamat SD (6 tahun), skor tiga jika pendidikan orang tua tamat Sekolah Menengah Pertama (9 tahun) atau sederajat, skor empat jika orang tua tamat Sekolah Menengah Atas (12 tahun). Terakhir, skor lima jika pendidikan orang tua mencapai akademi atau perguruan tinggi (>12 tahun).

Pekerjaan orang tua adalah usaha yang dilakukan orang tua contoh untuk memperoleh uang. Skor satu jika pekerjaan orang tua sebagai wirausaha, sedangkan skor dua jika pekerjaan orang tua bukan sebagai wirausaha. Pendidikan kewirausahaan formal adalah keikutsertaan contoh dalam mata

kuliah yang berhubungan dengan perilaku berwirausaha yaitu Kewirausahaan, Resiko Bisnis serta Negosiasi dan Advokasi Bisnis. Pendidikan kewirausahaan nonformal adalah keikutsertaan contoh dalam

kegiatan kewirausahaan nonformal yang ada di IPB, yang terdiri dari Program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa (PPKM) yang diadakan DPKHA tahun 2010 beserta tahapannya, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) yang diadakan oleh Dikti tahun 2010 beserta tahapannya, dan UKM Century kepengurusan 2008-2011. Selain itu, ditambahkan dari keikutsertaan contoh dalam seminar dan pelatihan kewirausahaan baik yang dilakukan oleh IPB maupun non IPB.

Sikap adalah suatu faktor yang ada dalam diri contoh yang dipelajari untuk memberikan respon dengan cara konsisten yaitu suka atau tidak suka pada penilaian terhadap suatu yang diberikan.

Norma subjektif adalah persepsi terhadap pikiran pihak-pihak yang dianggap berperan dan memiliki harapan kepada contoh untuk melakukan sesuatu dan sejauh mana keinginan untuk memenuhi harapan tersebut.

Kontrol perilaku adalah persepsi contoh tentang betapa mudah dan sulitnya untuk berperilaku tertentu.

Intensi berwirausaha adalah besarnya niat contoh yang akan ditampilkan dalam bentuk perilaku berwirausaha.

Gambar

Tabel 3 Variabel, skala, dan keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Desain penelitian sebagai rancangan atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan suatu penelitian.Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat

“Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara

Penelitian ini membuktikan bahwa ketika situs “ online store” dipercaya bahwa dengan menggunakan “ online store”, performa berbelanja akan meningkatkan,

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Bangunan ini berdasarkan pada struktur tata ruang tidak berbeda dengan struktur ruang tradisional Kudus, yaitu dalem sebagai pusat, jogosatru berada di depan dan

Garis pangkal demikian tidak boleh ditarik ked an dari elevasi surut, kecuali apabila di atasnya telah dibangun mercusuar atau instalasi serupa yang secara permanen berada di

Tujuan Jepang melakukan tanam paksa atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur Raya serta memenuhi kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas

Syarat lain yang juga diperlukan oleh Indonesia untuk memantapkan kedudukannya sebagai bangsa yang merdeka adalah memiliki wilayah teritorial yang jelas sebagai